Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam pancasila dan pembukaan undang-undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 (UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN
2009 TENTANG KESEHATAN, 2009). Oleh karena itu, diperlukan upaya preventif
dan promotif melalui pemberdayaan Perilaku Hidup Besih dan Sehat untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan setiap orang untuk dapat
berperilaku hidup sehat guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (Kemenkes RI, 2017).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masih menjadi perhatian khusus bagi
pemerintah. Hal ini dapat dilihat bahwa pemerintah menjadikan PHBS sebagai salah
satu tolak ukur dalam pencapaian untuk meningkatkan cakupan kesehatan pada
program Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2015- 2030. Pada SDGs,
PHBS menjadi salah satu bentuk upaya pencegahan dengan dampak jangka pendek
bagi peningkatan kesehatan dalam tiga tatanan tempat antara lain, pada lingkup
anggota keluarga, masyarakat umum, serta sekolah (Kemenkes,2015).
Islam, melalui ayat-ayat Al-Qur’an telah menjelaskan tentang pentingnya
melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, seperti yang disebutkan dalam Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 222 sebagai berikut:
(٢٢٢) ْال ُمتَطَه ِِّرين َويُ ِحبُّ التَّوَّابِينَ يُ ِحبُّ هّللا َ ِإ َّن
Artinya :
“SesungguhNya Allah mengasihi orang-orang yang banyak bertaubat, dan mengasihi
orang-orang yang sentiasa mensucikan diri.”
Islam sangat mencintai kebersihan, keimanan seseorang akan menjadi lengkap
apabila seseorang senantiasa menjaga kebersihannya.
Menurut Kementrian Sosial Republik Indonesia (2020), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) menjadi salah satu upaya dalam pencegahan penularan Covid 19. PHBS diharapkan
dapat diterapkan pada semua golongan masyarakat. Salah satu tatanan PHBS yang utama
adalah PHBS rumah tangga yang bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga
untuk tahu, mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta
memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari
tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat. Berbagai
indikator yang menjadi himbauan dari pemerintah untuk mencegah penyakit menular infeksi
diantaranya, menggunakan air bersih, cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan benar, makan
makanan yang sehat dan bergizi, serta melakukan aktivitas fisik setiap hari (Kemsos, 2020).
PHBS ialah upaya yang dilakukan masyarakat agar lebih mendahulukan kesehatan
agar mampu mewujudkan hidup yang lebih berkualitas dan perilaku ini harus dipraktikan
setiap hari agar membentuk suatu kebiasaan. PHBS memiliki berbagai indikator yang
menjadi himbauan dari pemerintah untuk mencegah penyakit menular infeksi diantaranya,
menggunakan air bersih, cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan benar, makan makanan
yang sehat dan bergizi, serta melakukan aktivitas fisik setiap hari (Kemsos, 2020)., sehingga
seluruh masyarakat mau tidak mau harus bisa beradaptasi.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diharapkan dapat diterapkan pada semua
golongan masyarakat. Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah
tangga yang bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu,
mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta
memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari
tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat.
Terdapat 10 indikator PHBS pada tatanan rumah tangga salah satu diantaranya yaitu
cuci tangan dengan sabun dan air besih (Kemenkes,2016).
Islam, melalui ayat-ayat Al-Qur’an telah menjelaskan tentang pentingnya
melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, seperti yang disebutkan dalam Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 222 sebagai berikut:
(٢٢٢) ْال ُمتَطَه ِِّرين َويُ ِحبُّ التَّوَّابِينَ يُ ِحبُّ هّللا َ إِ َّن
Artinya :
“SesungguhNya Allah mengasihi orang-orang yang banyak bertaubat, dan mengasihi
orang-orang yang sentiasa mensucikan diri.”
. Secara Global, jumlah kasus infeksi virus Covid-19 per tanggal 30 Maret 2021 pukul
05:26 WIB, mencapai 127.755.460 kasus (CSSE, 2021). Di Indonesia, jumlah kasus Covid-
19 masih tergolong cukup tinggi. Hingga tanggal 28 maret 2021, kasusnya mencapai
1.505.775 kasus dengan provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi tertinggi dengan jumlah kasus
379.691 (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021).
Menurut Kementrian Sosial Republik Indonesia (2020), Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) menjadi salah satu upaya dalam pencegahan penularan Covid 19. PHBS ialah
upaya yang dilakukan masyarakat agar lebih mendahulukan kesehatan agar mampu
mewujudkan hidup yang lebih berkualitas dan perilaku ini harus dipraktikan setiap hari agar
membentuk suatu kebiasaan. PHBS memiliki berbagai indikator yang menjadi himbauan dari
pemerintah untuk mencegah penyakit menular infeksi diantaranya, menggunakan air bersih,
cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan benar, makan makanan yang sehat dan bergizi, serta
melakukan aktivitas fisik setiap hari (Kemsos, 2020)., sehingga seluruh masyarakat mau tidak
mau harus bisa beradaptasi.
Program pembinaan PHBS yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan cukup lama.
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan bahwa rumah tangga di
Indonesia yang menerapkan PHBS baru mencapai 55,6% sedangkan capaian ini masih jauh
bila dibandingkan dengan target tahun 2013 yaitu sebesar 65%. Berdasarkan data profil
kesehatan DKI Jakarta Tahun 2017 didapatkan hasil bahwa Rumah Tangga Berprilaku Hidup
Bersih dan Sehat di DKI Jakarta menunjukkan presentase yang cukup baik yakni sebesar
69,3%. Adapun presentase dari masing-masig wilayah DKI Jakarta yaitu 71,3% untuk Jakarta
Pusat, 69,6% Jakarta Utara, 66,9% Jakarta Barat,70,7% Jakarta Selatan, 33,9% Jakarta Timur
dan 52,0% pada Kepulauan Seribu(Dinkes DKI Jakarta, 2017) .
Jika menilik ke belakang, Coronavirus Disease 19 atau Covid-19 yang menjadi cikal bakal
pandemi ini pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. Penyebabnya
adalah virus corona jenis baru yang disebut SARS Cov-2. Virus ini menyerang saluran
pernapasan dan menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan.
Pandemi Covid-19 sudah berjalan selama delapan bulan di Indonesia, terhitung sejak
Presiden Jokowi bersama jajarannya mengumumkan kasus pertama positif COVID-19 di
Indonesia pada 2 Maret 2020. Hanya butuh waktu 38 hari untuk COVID-19 menginfeksi
seluruh provinsi di Indonesia, yakni pada 9 April 2020.
Provinsi terakhir yang mengumumkan adanya kasus COVID-19 adalah Gorontalo. Gubernur
Rusli Habibie mengumumkan kasus positif COVID-19 pertama di wilayahnya.
Delapan bulan lalu, tepatnya 2 Maret 2020, Presiden Jokowi bersama jajarannya
mengumumkan kasus pertama positif COVID-19 di Indonesia. Disebutkan, ada dua orang
WNI yang terinfeksi virus Corona, yakni seorang ibu (64) dan anak (31) di Depok, Jawa
Barat.
Dilaporkan, mereka tertular COVID-19 dari seorang warga negara Jepang yang sempat ke
Indonesia pada Februari 2020.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Bulan Pandemi Covid-19: Catatan
tentang PSBB dan Penerapan Protokol Kesehatan...", Klik untuk
baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/09/03/09002161/6-bulan-pandemi-covid-19-
catatan-tentang-psbb-dan-penerapan-protokol?page=all.
Penulis : Sania Mashabi
Editor : Bayu Galih
Novel Corona Virus atau yang kita kenal sebagai Covid-19 menjadi perhatian di berbagai
belahan dunia termasuk Indonesia. Penyebarannya yang begitu cepat menjadi perhatian di
berbagai belahan dunia termasuk Indonesia
Novel Corona Virus atau yang kita kenal sebagai Covid-19 telah ada dalam populasi manusia
selama lebih dari satu tahun, menyebabkan penyakit parah pada beberapa orang dan
mengakibatkan berbagai dampak bagi masyarakat
Coronavirus Disease 2019 atau yang sering disebut COVID-19 saat ini telah menjadi
perbincangan di seluruh penjuru dunia.
Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019 merupakan wabah penyakit yang menyebar luas
hingga ke seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus bernama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini menyerang bagian
pernafasan bagi para penderitanya. Penularan penyakit ini dapat terjadi dengan berbagai cara,
seperti melalui percikan saat orang batuk, bersin, atau berbicara, melalui kontak langsung,
dan juga melalui benda di sekitar kita. Orangorang yang telah tertular virus ini biasanya
mengalami beberapa gejala, seperti batuk dan nyeri tenggorokan, demam dengan suhu tinggi
( > 38°C), sesak napas, dan flu yang disertai hidung tersumbat (corona.jakarta.go.id)
Novel Corona Virus atau yang kita kenal sebagai Covid-19 menjadi perhatian di berbagai
belahan dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang
diberi nama SARS-Cov-2. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok pada Bulan Desember tahun 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi
oleh World Health Organization WHO) pada 11 maret 2020 1 . Secara Global, jumlah kasus
infeksi virus Covid-19 hingga tanggal 17 Juli 2020 pukul 03:34, mencapai 13.818.963 kasus2
. Di Indonesia, jumlah kasus Covid-19 kian meningkat dari hari kehari. Hingga tanggal 16
Juli 2020, kasusnya mencapai 83.130 kasus dengan provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi
kedua tertinggi yaitu mencapai 15,638 kasus 3