Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCOBAAN

BUNUH DIRI PADA REMAJA DI WILAYAH TANGERANG SELATAN

Fidiya Sukawuni Puteri1, Mutia Ika Setyawati2

1
Departemen Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Jakarta
2
Departemen Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Jakarta

Email Korespondensi : fidiya0805@gmail.com,

ABSTRAK

Pendahuluan : Bunuh diri bukanlah fenomena yang tabu lagi di masyarakat. Secara global, bunuh
diri merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dengan kecenderungan peningkatan pada
kelompok anak remaja. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tindakan tersebut seperti
status perkawinan orang tua, keharmonisan keluarga, perilaku bullying, konsumsi alkohol dan
penyalahgunaan Napza. Tujaan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan percobaan bunuh diri pada remaja di Wilayah Tangerang Selatan.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data primer. Pengambilan data dilakukan kepada 387 responden yang
terdiri dari beberapa sekolah di wilayah Tangerang Selatan seperti SMP Islam At Taqwa, MtsN II
Tangerang Selatan, SMAN 10 Tangerang Selatan dan SMA Triguna Utama yang dipilih dengan teknik
Simple Random Sampling.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
status perkawinan orang tua dengan percobaan bunuh diri dengan hasil p value 0.014, keharmonisan
keluarga p value = 0,006, perilaku bullying p value = 0,0005, konsumsi alkohol p value = 0,0005 dan
penyaalahgunaan Napza p value = 0,0005 pada remaja di Wilayah Tangerang Selatan.

Kesimpulan : Percobaan Bunuh diri pada remaja di wilayah Tangerang Selatan mencapai 35
responden (9,0%) dengan kecenderungan terjadi pada remaja laki-laki di bangku SMA/Sederajat yaitu
sebanyak 19 responden. Faktor keutuhan keluarga, keharmonisan keluarga, perilaku bullying,
konsumsi alkohol, penyalahgunaan Napza dan prestasi belajar merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap prilaku percobaan bunuh diri pada remaja di Wilayah Tangerang Selatan.

Kata Kunci : Bunuh Diri, Remaja, Tangerang Selatan


ABSTRACT

Introduction : Suicide is no longer a taboo phenomenon in society. Globally, suicide is the


third leading cause of death in the world with an increasing trend in adolescents. There are various
factors that can influence this action, such as the marital status of parents, family harmony, bullying
behavior, alcohol consumption and drug abuse. The purpose of this study was to determine the factors
associated with attempted suicide among adolescents in South Tangerang Region.

Methods : This study used a cross sectional study design. The data used in this study
are primary data. Data were collected from 387 respondents consisting of several schools in the South
Tangerang area such as At Taqwa Islamic Junior High School, MtsN II South Tangerang, South
Tangerang 10 High School and Triguna Utama Senior High School which were selected using the
Simple Random Sampling technique.

Result : The results showed that there was a significant relationship between the
marital status of parents and attempted suicide with the result of p value 0.014, family harmony p
value = 0.006, bullying behavior p value = 0.0005, alcohol consumption p value = 0.0005 and drug
abuse. p value = 0.0005 for adolescents in South Tangerang Region

Conclution : Suicide trials in adolescents in the South Tangerang area reached 35


respondents (9.0%) with a tendency to occur in male adolescents in high school / equivalent, namely
as many as 19 respondents. The factors of family integrity, family harmony, bullying behavior, alcohol
consumption, drug abuse and learning achievement are factors that are very influential on suicide
attempt behavior among adolescents in South Tangerang Region.

Keywords: Suicide, Adolescents, South Tangerang


1. PENDAHULUAN dalam menjalani dan menghadapi persoalan
yang ada. Kerapuhan tersebut jika dibiarkan
Bunuh diri bukanlah kejadian yang
maka dapat berpotensi kearah yang lebih
tabu lagi di masyarakat dan merupakan
parah yakni melakukan tindakan yang tidak
fenomena yang tak terelakkan. Fenomena
diinginkan salah satunya adalah munculnya
sosial ini merupakan permasalahan kesehatan
upaya bunuh diri. Berdasarkan hasil Global
masyarakat yang serius dan menjadi perhatian
School Based Student Health Survey (GSHS)
global. Berdasarkan World Health
pada tahun 2015, didapatkan data keinginan
Organization (WHO), estimasi jumlah kematian
untuk bunuh diri pada masa SLTP dan SLTA
akibat bunuh diri di seluruh dunia adalah
sebesar 4,3% pada remaja laki-laki dan 5,9%
sejumlah 10,5 kematian per 100.000 penduduk
pada remaja perempuan 2.
atau 1 kematian per 30 detik. Secara global,
mayoritas kematian akibat bunuh diri terjadi di Dilansir dari beberapa berita terdapat
negara berpenghasilan rendah dan menengah kejadian bunuh diri yang dilakukan pada
(79%). Mengenai usia, lebih dari setengah remaja di Wilayah Tangerang Selatan salah
(52,1%) dari bunuh diri global terjadi sebelum satunya dilansir dari liputan6.com tahun 2016
usia 45 tahun. Sebagian besar remaja yang dimana ditemukan seorang remaja berusia 17
meninggal karena bunuh diri (90%) berasal tahun tewas bunuh diri di loteng rumahnya,
dari negara-negara berpenghasilan menengah Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan
1
dan rendah . (Tangsel), Banten2. Pada tahun yang sama
pula ditemukan mahasiswa semester pertama
Pusat Data dan Informasi Kementerian
gantung diri di kamar kos, Ruko Newton Barat
Kesehatan RI (2019) menyebutkan, jumlah
nomor 31, Gading Serpong, Kabupaten
kasus kematian di Indonesia yang dilaporkan
Tangerang selatan3. Pada tahun 2020, terjadi
ke kepolisian pada tahun 2016, sebesar 875
hal serupa pada remaja berinisial RR berusia
kasus, dan tahun 2017, sebesar 789 kasus.
15 tahun yang ditemukan gantung diri di
Idealnya, data kematian, termasuk kematian
Kecamatan Cipodoh, Kota Tangerang
yang disebabkan akibat bunuh diri didapatkan
melalui sistem pencatatan sipil dan statistic Selatan4.

hayati (Civil Registrasion and Vital Statistics,


Berdasarkan fenomena tersebut
CRVS)1. Sayangnya, pencatatan kematian dan
penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor
penyebab kematian di Indonesia belum yang berhubungan dengan percobaan bunuh
tercatat dengan baik, sehingga data yang diri pada remaja di wilayah Tangerang Selatan
dapat ditampilakan bersumber dari WHO tahun 2020.
Global Health Estimates dan Sample
Registration System (SRS) . 2
2. METODE

Masa remaja merupakan masa transisi 2.1. Desain Penelitian


dari kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa Penelitian ini menggunakan desain
ini faktor-faktor internal maupun ekternal dapat studi cross sectional untuk menganalisis
dengan mudahnya mempengaruhi individu faktor-faktor yang berhubungan dengan
remaja salah satunya dalam pengendalian
emosi. Remaja masih mengalami kerapuhan
percobaan bunuh diri pada remaja di wilayah kuesioner dilakukan oleh responden secara
Tangerang Selatan. mandiri (self-administrated).

2.2. Tempat dan Waktu Penelitian 2.5. Analisis Data


Penelitian ini dilakukan terhadap Untuk melakukan pengujian hipotesis,
pelajar di beberapa sekolah Wilayah teknik analisis data dalam penelitian ini
Tangerang Selatan yakni SMP Islam At dilakukan melalui analisis univariat dan
Taqwa, MTsN II Tangerang Selatan, SMAN 10 bivariat. Analisis univariat dilakukan
Tangerang Selatan dan SMA Triguna Utama. berdasarkan karakteristik responden
Penelitian dilakukan dari bulan Mei 2019 sedangkan variabel yang diteliti secara bivariat
hingga Januari 2020, mulai dari penyusunan adalah faktor yang mempengaruhi remaja
proposal sampai pengolahan hasil. Lama dalam upaya percobaan bunuh diri yakni
waktu pengambilan data dari responden tidak keutuhan keluarga, keharmonisan keluarga,
ditentukan hingga mendapat hasil atau data perilaku bullying, konsumsi alkohol,
yang valid. penyalahgunaan Napza dan prestasi belajar.
Data akan disajikan dalam bentuk tabel
2.3. Populasi dan Sampel Penelitian distribusi frekuensi. Sofware yang digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah dalam analisi data ialah SPSS.
seluruh pelajar Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 3. HASIL DAN PEMBAHASAAN
yang berdomisili di wilayah Tangerang
Selatan. Sampel dalam penelitian ini dipilih 3.1 Hasil dan Pembahasan Analisis
dengan teknik Simple Random Sampling. Univariat
Sebanyak 457 populasi dihitung nilai standar
Karakteristik subjek dalam penelitian ini
deviasi dengan standar error 0,02 sehingga
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin
didapatkan sebanyak 387 sampel responden
dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki
yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi
sebanyak 210 responden dengan persentase
dalam penelitian ini terdiri dari : 1) Bersedia
(54,3%) sedangkan untuk tingkat pendidikan
menjadi responden penelitian, 2) Berusia
mayoritas responden dengan pendidikan
antara 13-19 tahun, 3) Merupakan pelajar di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak
Wilayah Tangerang Selatan dibuktikan dengan
195 responden dengan persentase (50,4%)
kartu pelajar.
Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dan tingkat pendidikan dapat dilihat
2.4. Teknik Pengumpulan Data
pada Tabel 1. Berikut :
Pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan data primer dari responden.
Tabel. 1 Distribusi Proporsi Berdasarkan
Penulis menggunakan teknik pengumpulan
Karekteristik Responden
data melalui wawancara , angket, dan
observasi kemudian disebarkan kepada Variabel f %
pelajar di SMP Islam At Taqwa, MTsN II
Jenis kelamin
Tangerang Selatan, SMAN 10 Tangerang
Selatan dan SMA Triguna Utama. Pengisian Laki-laki 210 54,3
Perempuan 177 45,7 Pendidikan

SMP 195 50,4

SMA 192 49,6

Jumlah 387 100,0

Pada tabel 1. dapat diketahui bahwa


proporsi tertinggi yakni 38,5% responden
berada pada kelompok usia 16 tahun dan
1,3% responden berada pada kelompok usia
13 tahun dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 54,3% dan perempuan sebanyak
45,7%. Sedangkan dari tingkat pendidikan,
Responden dengan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) sebanyak 50,4%
dan Sekolah Menengah Atas sebanyak (SMA)
49,6%.

Tabel. 2 Distribusi Proporsi Responden


Berkenaan Bunuh Diri

Variabel f %

Berfikir Bunuh Diri

Pernah 51 13,2

Tidak pernah 335 86,8

Usaha Bunuh diri

Pernah 43 11,1

Tidak pernah 344 88,9

Mencoba Bunuh Diri

Pernah 35 9,0

Tidak pernah 352 91,1

Jumlah 387 100,0

Berdasarkan Tabel.2 hasil penelitian


menunjukan percobaan bunuh diri yang
dilakukan oleh responden tergolong dalam tiga
jenis yaitu: hanya berfikir untuk bunuh diri 51 dilakukan dengan analisis bivariat
responden atau 13,2%, keinginan untuk mati menggunakan Uji chi-square. Berdasarkan
disertai usaha bunuh diri 43 responden atau Tabel. 3 menujukkan bahwa kecenderungan
11,1%, serta pernah mencoba bunuh diri 35 percobaan bunuh diri terjadi pada jenis
responden atau 9,0%. Ketika seseorang sudah kelamin laki-laki sebanyak 19 responden
mencoba melakukan bunuh diri maka secara (9,0%), remaja yang tengah duduk di bangku
tidak langsung seseorang telah berfikir dan SMA/Sederajat yaitu sebanyak 19 responden
berusaha untuk bunuh diri, untuk itu variabel atau 9,9%, status keluarga tidak lengkap
dependen yang diteliti yakni percobaan bunuh sebanyak 16,4%, keluarga yang tidak
diri pada remaja di Tangerang Selatan tahun harmonis dengan persentase (12,6%),
2020. mendapatkan perilaku bullying sebanyak 34
responden (16,5%), penyaalahgunaan Napza
3.2 Hasil dan Pembahasan Analisis Bivariat
sebanyak 19 responden (24.7%) dan prestasi
belajar yang rendah sebanyak 30 responden
Hubungan faktor-faktor perilaku pada
(20,1%).
remaja dengan pernah mencoba bunuh diri

Tabel. 3 Hubungan Jenis Kelamin dengan Mencoba Bunuh Diri

Mencoba Bunuh Diri


Total OR (95% CI) P Value
Variabel Ya Tidak

n % n % n %

Jenis kelamin

Laki-laki 19 9,0 191 91,0 210 100,0


- 0,998
Perempuan 16 9,0 161 91,0 177 100,0

Pendidikan

SMA 19 9,9 173 90,1 192 100,0


- 0,562
SMP 16 8,2 179 91,8 195 100,0

Status
Perkawinan ortu

Tidak lengkap 9 16,4 46 83,6 55 100,0 0,434 (0,191-


0,041
Lengkap 26 7,8 306 92,2 332 100,0 0,985)

Keharmonisan
Keluarga

Tidak harmonis 27 12,6 186 87,4 214 100,0 0,336 (0,148- 0,006
Harmonis 8 4,6 165 95,4 173 100,0 0,760)

Bullying

Ya 34 16,5 172 83,5 206 100,0 35,581 (4,818-


0,0005
Tidak 1 0,6 180 99,4 181 100,0 262,050)

Alkohol

Ya 14 21,5 51 78,5 65 100,0 3,935 (1,88-


0,0005
Tidak 21 6,5 301 93,5 322 100,0 8,23)

Penyalahgunaan
Napza

Ya 19 24,7 58 75,3 77 100,0 6,019 (2,924- 0,0005

Tidak 16 5,2 294 94,8 310 100,0 12,394)

Prestasi belajar

Rendah 30 20,1 119 79,9 149 100,0 0,085 (0,32-


0,0005
Tinggi 5 2,1 233 97,9 238 100,0 0,225)

Jumlah 35 9,0 352 91,0 387 100,0

3.2.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan tersebut menunjukkan bahwa membicarakan


Percobaan Bunuh Diri masalah atau kejadian yang membuatnya
stres dapat membantu dalam melepaskan
Hasil analisis data pada Tabel 3.
kecemasan dan menenangkan diri3 sehingga
Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test,
penelitian-penelitian tersebut mendukung
diperoleh nilai p value = 0,998 > α= 0,05
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
Berarti Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat
antara laki-laki dan perempuan dengan
hubungan antara jenis kelamin dengan
terjadinya bunuh diri dalam hal ini asfiksia
percobaan bunuh diri pada remaja di Wilayah
gantung diri. Sementara penelitian lain
Tangerang Selatan pada tahun 2020. Hasil
menyebutkan bahwa perempuan memiliki
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
risiko lebih tinggi untuk melakukan percobaan
dilakukan oleh Ermawati, Moediarso, &
bunuh diri 4.
Soedarsono (2016), hasil penelitian dengan
nilai p value 1 > α= 0,05 yang artinya Ha 3.2.2 Hubungan Tingkat Pendidikan
ditolak atau tidak ada hubungan jenis kelamin dengan Perecobaan Bunuh Diri
3
dengan kejadian ganung diri (bunuh diri) .
Hasil analisis data pada Tabel 3.
Berdasarkan penelitian Lestarianita dalam
Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test,
Ermawati, Moediarso, & Soedarsono (2016),
diperoleh nilai p value = 0,562 > α= 0,05
tidak ada perbedaan coping stress antara laki-
Berarti Ha ditolak. Maka hipotesis tersebut
laki dan perempuan. Berdasarkan penelitian
dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara Hasil analisis data pada Tabel 3.
tingkat pendidikan dengan percobaan bunuh Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test,
diri di Wilayah Tangerang Selatan pada tahun diperoleh nilai p value = 0,041 < α= 0,05
2020. Hal ini dikarenakan Setiap individu Berarti Ha diterima. Maka hipotesis
manusia memiliki beban yang berbeda-beda, menyatakan bahwa ada hubungan status
baik beban mental atau beban fisik tidak perkawinan orang tua dengan mencoba bunuh
memandang apakah ia lebih tua ataupun lebih diri pada remaja di Wilayah Tangerang Selatan
muda karena hal ini bergantung pada kondisi pada tahun 2020. Hasil analisis diperoleh nilai
individu masing-masing, baik berupa kondisi Odds Ratio (OR) sebesar 0,434. Artinya
internal maupun kondisi eksternal individu. bahwa status perkawinan orang tua yang
lengkap cenderung mengurangi risiko bunuh
Menurut Perwitasari, dkk (2015), Semakin
diri 0,434 kali dibandingkan status perkawinan
tinggi pendidikan seseorang maka semakin
orang tua yang tidak lengkap. Menurut
banyak pengetahuan yang didapatkan
penelitian yang dilakukan oleh Sutinah &
sehingga mereka akan lebih mampu
Maulani pada tahun 2017 menyatakan bahwa
mengatasi stres yang terjadi dalam dirinya
ada hubungan signifikan antara dengan bunuh
dibandingkan dengan mereka yang
diri dengan hasil p value 0.014, sebagian
5
pendidikannya lebih rendah . Hal ini sejalan besar keutuhan keluarga tidak lengkap
dengan penelitian Sunarti (2012), yang sebanyak 70,8% 7. Kelengkapan keluarga bisa
menyebutkan bahwa responden dengan mempengaruhi kondisi psikologi anak dimana
tingkat pendidikan rendah memiliki ide bunuh keluarga merupakan tempat para anak belajar,
diri yang tinggi 50%. Sebaliknya, responden mendapatkan pengalaman serta pembentukan
dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung jati diri sehingga anak yang merasa tidak
memiliki ide bunuh diri yang lebih rendah mendapatkan dukungan untuk menghadapi
6
16,7% . masalah yang diihadapinya akan mengalami
kehilangan jati diri dan arah dan bisa berujung
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
pada percobaan bunuh diri.
oleh Pratiwi (2014), bahwa suicide ideation
lebih banyak terjadi pada remaja yang tengah 3.2.4 Hubungan Keharmonisan Keluarga
duduk di bangku SMA/Sederajat yaitu dengan Mencoba Bunuh Diri
sebanyak 54 responden atau 40,60 % dan di
Perguruan Tinggi sebanyak 57 responden atau Hasil analisis data pada Tabel 3.

42,86 %. Suicide ideation lebih banyak terjadi Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test,

pada remaja SMA/Sederajat dan Perguruan diperoleh nilai p value = 0,006 < α= 0,05 maka

Tinggi diduga dikarenakan beban masalah dapat disimpulkan ada hubungan yang

yang dialami remaja yang lebih tua jauh lebih signifikan antara keharmonisan keluarga

besar dibanding mereka yang lebih muda dengan percobaan bunuh diri pada remaja di

(remaja awal) 4. Wilayah Tangerang Selatan pada tahun 2020.


Hasil analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR)
3.2.3 Hubungan Status Perkawinan Orang sebesar 0,336 yang artinya bahwa remaja
Tua dengan Mencoba Bunuh Diri yang memiliki keluarga keluarga yang
harmonis cenderung mengurangi risiko bunuh
diri 0,336 kali dibandingkan dengan Keluarga
yang tidak harmonis. Mengalami 3.2.6 Hubungan Konsumsi Alkohol dengan
permasalahan akan berdampak pada sifat dan Mencoba Bunuh Diri
karakter anak sehingga perkembangan pada
Hasil analisis data pada Tabel 3.
kepribadiannya akan bermasalah ketika anak
Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test,
tersebut sudah beranjak remaja dengan
diperoleh nilai p value = 0,0005 < α= 0,05
pengaruh dalam menyelesaikan permasalahan
Berarti Ha diterima. Maka hipotesis
yang dialami anak remaja. Indikator keluarga
menyatakan bahwa ada hubungan signifikan
bermasalah paling banyak mempengaruhi
antara konsumsi alkohol dengan mencoba
mencoba untuk bunuh diri yaitu faktor
bunuh diri pada remaja di Wilayah Tangerang
komunikasi dan hubungan orang tua dan
Selatan pada tahun 2020. Hasil analisis
anaknya 8.
diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3,935
3.2.5 Hubungan Bullying dengan Mencoba yang artinya bahwa remaja yang
Bunuh Diri mengkonsumsi alkohol lebih berisiko 3,935 kali
untuk mencoba bunuh diri dibandingkan
Hasil analisis data pada Tabel 3.
dengan remaja yang tidak mengkonsumsi
Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test,
alkohol. Menurut penelitian yang dilakukan
diperoleh nilai p value = 0,0005 < α= 0,05
Risma, (2012) dengan nilai p value = 0,001
Berarti Ha diterima. Maka hipotesis
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
menyatakan bahwa ada hubungan signifikan
yang positif antara alkoholisme dengan harga
antara perilaku bullying dengan mencoba
diri dengan dimana harga diri yang rendah
bunuh diri pada remaja di Wilayah Tangerang 11
dapat memicu terjadinya depresi . Harga diri
Selatan pada tahun 2020. Hasil analisis
yang rendah seperti merasa malu, merasa
diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar
kurang berguna, iri atas kebahagiaan orang
35,581 yang artinya bahwa remaja yang
lain, merasa bodoh dan lain-lain dapat memicu
mendapatkan bullying lebih berpeluang 35,581
terjadinya perlaku bunuh diri4.
kali untuk mencoba bunuh diri dibandingkan
dengan remaja yang tidak mengalami 3.2.7 Hubungan Penyalahgunaan Napza
pembullyan. Menurut penelitian yang dilakukan dengan Mencoba Bunuh Diri
oleh Ramadhani dan Retnowati (2013),
Hasil analisis data pada Tabel 3.
terdapat hubungan positif antara mengalami
Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test,
bullying dengan depresi pada remaja. Dapat
diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 6,019
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
yang artinya bahwa remaja yang melakukan
signifikan antara mengalami bullying dengan
9 penyalahgunaan Napza lebih berisiko 6,019
depresi pada remaja . Depresi tersebut
kali untuk mencoba bunuh diri dibandingkan
memicu adanya ide untuk mencoba bunuh diri
dengan remaja yang tidak menggunakan
pada remaja sekolah menengah yang merasa
Napza. Hal ini Sejalan dengan penelitian yang
hidupnya menderita untuk mengakhiri
dilakukan oleh Elkindi (2016) yang
masalahnya dan merasa bahwa bunuh diri
menyatakan bahwa faktor penyalahgunaan
adalah jalan akhir untuk menyelesaikan
Napza saling berkaitan dengan kesehatan
masalahnya10 .
mental. Emosional, spiritual dan bisa memicu
untuk bunuh diri12 .
3.2.8 Hubungan Prestasi Belajar dengan status perkawinan orangtua ( p value 0.014),
Mencoba Bunuh Diri keharmonisan keluarga ( p value = 0,006),
perilaku bullying ( p value = 0,0005), konsumsi
Hasil analisis data pada Tabel 3.
alkohol ( p value = 0,0005) dan
Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test,
penyaalahgunaan Napza ( p value = 0,0005)
diperoleh nilai p value = 0,0005 < α= 0,05
dengan percobaan bunuh diri pada remaja di
Berarti Ha diterima. Maka hipotesis
wilayah Tangerang Selatan.
menyatakan bahwa ada hubungan signifikan
antara prestasi belajar dengan mencoba SARAN
bunuh diri pada remaja di Wilayah Tangerang
Kasus Percobaan bunuh diri yang
Selatan pada tahun 2020.
terjadi pada remaja sangat mengkhawatirkan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Hal ini akan berdampak baik bagi individu
dilakukan oleh Ayudanto (2018) dengan nilai p remaja, keluarga serta bangsa Indonesia. Oleh
value = 0,002 dapat disimpulkan bahwa karena itu, diperlukannya peranan serta
terdapat hubungan positif antara stress komitmen orang tua dan pihak sekolah dalam
akademis dengan ide bunuh diri, yang artinya membimbing, memberikan kesejahteraan dan
semakin tinggi stress akademisnya semakin melindungi anak untuk tidak melakukan hal -
memicu terjadinya ide bunuh diri, sebaliknya hal yang menyimpang seperti pengunaan
semakin rendah stress akademisnya maka napza, merokok dll. yang bisa mendorong
maka semakin rendah untuk ide bunuh anak untuk melakukan tindakan bunuh diri
13
dirinya . Kebanyakan anak remaja yang serta agar terbentuknya generasi muda yang
merasa bahwa nilai akademisnya rendah akan bahagia, tangguh dan sehat jiwanya sehingga
mengalami stress karena takut dimarahi orang dapat menghadapi dan menjalanin
tua ataupun bisa tidak naik kelas. Hal ini dapat permasalahan yang dihadapi serta turut andil
berdampak pada psikis anak sehingga bisa dalam perubahan dunia. Selain itu, dibutuhkan
memicu terjadinya stress akademik dan pula penelitian lanjutan terkait dengan
muncul ide bunuh diri. percobaan bunuh diri pada remaja sehingga
selanjutnya dapat dirumuskan strategi yang
KESIMPULAN
tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Percobaan Bunuh diri pada remaja


UCAPAN TERIMAKASIH
SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat di wilayah
Tangerang Selatan tergolong tinggi yakni Puji syukur penulis panjatkan ke
mencapai 35 responden (9,0%). Sedangkan hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya.
dari tingkat pendidikan, percobaan bunuh diri Penulis juga mengucapkan terimakasih
lebih banyak terjadi pada remaja yang tengah kepada para responden yakni siswa/siswi di
duduk di bangku SMA/Sederajat yaitu SMP Islam At Taqwa, MtsN II Tangerang
sebanyak 19 responden atau 9,9% dengan Selatan, SMAN 10 Tangerang Selatan dan
proporsi remaja putri cenderung lebih tinggi SMA Triguna Utama yang telah bersedia
yakni 19 responden (9,0%). menjadi subjek penelitian kami, serta semua
pihak yang telah mendukung penyusunan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karya tulis ilmiah.
terdapat hubungan yang signifikan antara
DAFTAR PUSTAKA Perkawinan Dengan Depresi Pada
Lansia. J Endur. 2017;2(2):209.
1. World Health Organization. Suicide in
doi:10.22216/jen.v2i2.1931
the world: Global Health Estimates.
World Heal Organ. Published online 8. Gamayanti W. Usaha Bunuh Diri
2019:1-33. Berdasarkan Teori Ekologi
Bronfenbrenner. Psympathic J Ilm
2. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Psikol. 2016;1(2):204-230.
Kesehatan Republik Indonesia.
doi:10.15575/psy.v1i2.478
infodatin-Situasi-dan-Pencegahan-
Bunuh-Diri.pdf. Published online 2019. 9. Aprilia Ramadhani, Sofia Retnowati.
Depresi Pada Remaja Korban Bullying.
3. Siti Ermawati, Bendrong Moediarso,
J Psikol UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Soedarsono. HUBUNGAN JENIS
2013;9(Desember):73-79.
KELAMIN, USIA DAN PEKERJAAN
DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA 10. Pramana RD, Wayan N, Puspitadewi S.
GANTUNG DIRI DI RSUD DR Hubungan antara Kecerdasan Emosi
SOETOMO TAHUN 2013-2016 Siti dan Tingkat Depresi dengan Ide Bunuh
Ermawati,. Published online 2018. Diri. Character. 2014;02:1-6.

4. Pratiwi J, Undarwati A. Suicide Ideation 11. WIJAYA 2009 AYU ARIYANI. Diare
pada Remaja di Kota Semarang. Dev Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah
Clin Psychol. 2014;3(1):24-34. Sakit Umum Daerah Kabupaten
doi:ISSN : 2252-6358 Karanganyar Tahun 2009 Skripsi.
Published online 2010.
5. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan
Dan Perilaku Kesehatan.; 2012. 12. Elkindi HM. FAKTOR PENYEBAB DAN
doi:10.1017/CBO9781107415324.004 DAMPAK PENYALAHGUNAAN
NAPZA. 2016;8(3):6-10.
6. Sunarti N. Tipe Kepribadian, Tingkat
Pendidikan, Status Sosial, Ekonomi 13. Ayudanto KC. HUBUNGAN ANTARA
dan Ide Bunuh Diri. Published online STRESS AKADEMS DAN IDE BUNUH
2012. DIRI PADA MAHASISWA. Published
doi:10.1017/CBO9781107415324.004 online 2018.

7. Sutinah S, Maulani M. Hubungan


Pendidikan, Jenis Kelamin Dan Status

Anda mungkin juga menyukai