“SKIZOFRENIA”
OLEH KELOMPOK I :
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…...........................................................................................................i
DAFTAR ISI….........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah….....................................................................................
C. Tujuan….......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
a. Kajian teori
1. Definisi…………………………………………………………………
2. Tipe-tipe skizofrenia :…………………………………………………
a. Skizofrenia Tipe Paranoid
b. Skizofrenia Tipe Disorganized
c. Skizofrenia Tipe Katatonik
d. Skizofrenia tipe undifferentiated
e. Skizofrenia tipe residual
D. Etiologi :……………………………………………………………………
a. Genetic
b. Perkembangan dan Faktor Lingkungan
c. Faktor Biokimia
d. Faktor Risiko
E. Manifestasi klinis :…………………………………………………………
a. Gejala positif skizofrenia
b. Gejala negative skizofrenia
F. Patofisiologi………………………………………………………………..:
a. Abnomarlitas anatomi
b. Abnormalitas neutransmitter
PEMBAHASAN
A. KAJIAN TEORI
A. DEFINISI SKIZOFRENIA
Schizophrenia atau dikenal juga sebagai skizofrenia adalah penyakit kejiwaan umum
yang dapat mempengaruhi pikiran, emosi dan perilaku seseorang. Seseorang dengan
penyakit ini akan sulit untuk memahami kenyataan yang ada di sekitar mereka. Mereka
dapat mendengar suara yang tidak didengar oleh orang sekitarnya. Mereka memiliki
pikiran dan kecurigaan seperti percaya bahwa orang lain dapat membaca pikiran dan
mengancam mereka. Hal ini mengakibatkan seseorang yang mengalami hal ini akan
merasakan ketakutan dan sangat gelisah. Umumnya terjadi pada usia remaja dan dewasa
muda.
Skizofrenia adalah salah satu bentuk gangguan psikosis yang menunjukkan beberapa
gejala psikotik, ditambah dengan cerita lain seperti jangka waktu, konsekuensi dari
gangguan tersebut dan tidak tumpang tindih dengan gangguan lain yang mirip. Pasien
psikotik tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak dengan realitas. Beberapa
gejala psikotik adalah delusi, halusinasi, pembicaraan kacau, tingkah laku kacau (Arif,
2006).
Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten serius yang mengakibatkan perilaku
psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan
interpersonal, serta memecahkan masalah (Stuart, 2002).
B. TIPE-TIPE SKIZOFRENIA
a) Skizofrenia Tipe Paranoid
Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah adanya waham yang mencolok atau
halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan efek yang relatif
masih terjaga. Wahamnya biasanya adalah waham kebesaran, atau keduanya, tetapi
waham dengan tema lain misalnya waham kecemburuan, keagamaan mungkin juga
muncul (Arif , 2006).
Kriteria diagnostik untuk skizofrenia tipe paranoid :
1) Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau sering mengalami halusinasi auditorik.
2) Tidak ada ciri berikut yang mencolok : bicara kacau, motorik kacau atau katatonik,
efek yang tak sesuai atau datar.
b) Skizofrenia Tipe Disorganized
Ciri utama disorganized adalah pembicaraan kacau, tingkah laku kacau dan afek
yang datar. Pembicaraan yang kacau dapat disertai kekonyolan dan tertawa yang tidak
berkaitan dengan isi pembicaraan. Disorganisasi tingkah laku misalnya : kurangnya
orientasi pada tujuan dapat membawa pada gangguan yang serius pada berbagai
aktivitas hidup seharihari (Arif , 2006).
Kriteria diagnostik skizofrenia tipe disorganized:
a) Gejala ini cukup menonjol : Pembicaraan kacau, tingkah laku kacau.
b) Tidak memenuhi untuk tipe katatonik.
c) Skizofrenia Tipe Katatonik
Ciri utama pada skizofrenia tipe katatonik adalah gangguan pada psikomotor yang
dapat meliputi ketidak-bergerakan motorik, aktivitas motor yang berlebihan, sama sekali
tidak mau bicara dan berkomunikasi, gerakan gerakan yang tidak terkendali, mengulang
ucapan orang lain atau mengikuti tingkah laku orang lain (Arif , 2006).
Kriteria diagnostik skizofrenia tipe katatonik :
1) Aktivitas motor yang berlebihan.
2) Negativisme yang ekstrim (tanpa motivasi yang jelas, bersikap sangat menolak pada
segala instruksi atau mempertahankan postur yang kaku untuk menolak
dipindahkan) atau sama sekali diam.
3) Gerakan-gerakan yang khas dan tidak terkendali.
4) Menirukan kata-kata orang lain atau menirukan tingkah laku orang lain (Arif ,
2006).
d) Skizofrenia tipe undifferentiated
Skizofrenia jenis ini gejalanya sulit untuk digolongkan pada tipe skizofrenia tertentu
(Arif.2006).
e) Skizofrenia tipe residual
Diagnosa skizofrenia tipe residual diberikan bilamana pernah ada paling tidak satu
kali episode skizofrenia, tetapi gambaran klinis saat ini tanpa simtom positif yang
menonjol. Terdapat bukti bahwa gangguan masih ada sebagaimana ditandai oleh adanya
negatif simtom atau simtom positif yang lebih halus. Kriteria diagnostik untuk
skizofrenia tipe residual :
1) Tidak ada yang menonjol dalam hal delusi, halusinasi, pembicaraan kacau, tingkah
laku kacau atau tingkah laku katatonik
2) Terdapat bukti keberlanjutan gangguan ini, sebagaimana ditandai oleh adanya
simtom-simtom negatif atau dua atau lebih simtom yang
3) terdaftar di kriteria A untuk skizofrenia, dalam bentuk yang lebih ringan (Arif , 2006).
C. ETIOLOGI SKIZOFRENIA
Etiologi pasti schizophrenia (skizofrenia) tidak diketahui secara pasti, tetapi
berhubungan dengan faktor genetik, perkembangan, dan faktor lingkungan.
1. Genetik
Studi yang mempelajari antara orang normal dengan keluarga yang memiliki riwayat
schizophrenia didapatkan bahwa setidaknya ada dua pengaruh yang diwariskan dalam
schizophrenia baik itu gejala positif, negatif maupun kognitif. Frekuensi gangguan kepribadian
yang berhubungan dengan schizophrenia dan gejala psikosis lebih tinggi pada kelompok dengan
riwayat schizophrenia dibandingkan dengan kelompok normal.
D. PATOFISIOLOGIS
a) Abnormalitas Anatomi
Studi neuroimaging menunjukkan adanya perbedaan otak pada orang normal dengan
pasien schizophrenia. Hal ini dapat terlihat pada gambaran ventrikel yang membesar,
penurunan volume otak di daerah temporal, medial dan area hippocampus. Studi lainnya
menggunakan MRI menunjukkan kelainan anatomi pada jaringan neokortikal dan area
limbik serta area white-matter. Studi meta-analisis menemukan bahwa area white-matter
berkurang pada schizophrenia.
Studi oleh Edinburgh dengan otak menunjukkan adanya pengurangan volume
seluruh otak dan volume lobus prefrontal dan temporal kiri dan kanan pada 17 dari 146
orang yang memiliki risiko genetik tinggi mengalami schizophrenia. Perubahan pada
lobus prefrontal dikaitkan dengan peningkatan keparahan gejala psikotik yang akan
ditunjukkan oleh pasien.
Dalam studi meta-analisis lainnya dari 27 studi MRI secara longitudinal yang
membandingkan pasien schizophrenia dalam kelompok kontrol menemukan adanya
kelainan struktural otak yang berkembang seiring berjalannya waktu. Kelainan struktural
ini termasuk hilangnya volume seluruh otak pada white and gray-matter dan peningkatan
volume ventrikel lateral.
b) Abnormalitas Neurotransmiter
Aktifitas abnormal pada reseptor dopamin diduga berperan besar pada kejadian
schizophrenia. Empat jalur dopaminergik juga ikut terlibat :
Jalur nigrostriatal berasal dari substansia nigra dan berakhir pada nukleus kaudatus.
Tingkat dopamin yang rendah dalam jalur ini mempengaruhi sistem ekstrapiramidal
yang mengarah ke gejala motorik
Jalur mesolimbik berasal dari area ventral tegmental (VTA) ke area limbik dan
berperan dalam gejala ‘positif’ schizophrenia
Jalur mesokortikal berlanjut dari VTA ke area korteks. Gejala negatif schizophrenia
dan defisit kognitif diduga disebabkan oleh tingkat dopamin yang rendah pada jalur
ini
Fungsi sistem imun mengalami gangguan pada schizophrenia. Aktivitas sistem imun
yang berlebih dapat menyebabkan ekspresi berlebih dari sitokin inflamasi serta
perubahan struktur dan fungsi otak. Resistensi insulin dan gangguan metabolisme
lainnya dikaitkan dengan proses inflamasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gejala yang timbul akibat skizofrenia adalah : Delusi atau Waham, Halusinansi,
Kekacauan alam pikir, Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara
dengan semangat dan gembira berlebihan, Merasa dirinya “Orang Besar”, merasa serba
mampu, serba hebat dan sejenisny, Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-
akan ada ancaman terhadap dirinya, serta Menyimpan rasa permusuhan (Hawari, 2007),
Menarik diri atau mengasingkan diri.