mempelajari Ilmu ilmiah dalam Instruksional Khusus adalah agar dapat menjelaskan
perkembangan naluri kehidupan manusia, dapat menjelaskan perkembangan alam pikir manusia
dalam memenuhi kebutuhan terhadap “rahasia ingin tahu” nya, serta dapat memberi alasan yang
diterima mitos dalam kehidupan masyarakat.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
3. Ketika peneliti ingin mengetahui pengaruh perlakuan/ tindakan/ treatmen terhadap satu hal
tertentu. Contohnya pengaruh budaya membaca terhadap peningkatan prestasi non akademik
siswa. Berarti peneliti ingin mengetahui apa benar budaya membaca bisa mempengaruhi prestasi
yang dicapai oleh siswa?
Ketika peneliti hendak mengujicoba sebuah hipotesis tertentu. Hipotesa yang diuji bisa
berbentuk assosiatif, deskriptif ataupun komparatif.
4. Ketika peneliti ingin memperoleh data yang super akurat. Contohnya peneliti ingin
mengetahui berat badan siswa sekolah tertentu, maka peneliti akan melakukan pegukuran beart
badan siswa – siswa di sekolah teesebut.
5. Ketika seorang peneliti hendak menyelidiki kebenaran terhadap validitas teori, konsep
kelilmuan atau pun produk yang kebenarannya masih simpang siur/ diragukan.
Setiap penelitian harus bersumber dari adanya masalah. Seperti penjelasan di atas tentang
desain penelitian dengan metode kuantitatif. Maka penelitian dengan metode kuantitatif memiliki
maslah yang jelas.
3. Merumuskan Hipotesis
Dari rumusan masalah tersebut, peneliti mencoba menjawab (memberikan solusi) yang
diperoleh dari pencarian teori-teori yang relevan. Jawaban yang diperoleh selanjutnya disebut
dengan jawaban sementara atau hipotesis.
4. Melakukan pengumpulan data
Sebelum melakukan pengumpulan data, seorang peneliti harus terlebih dahulu:
6. Menyimpulkan
Setelah melakukan analisis data, maka tahap terakhir adalah menyimpulkan. Kesimpulan
adalah hasil dari pengujian hipotesis apakah diterima atau hipotesis di tolek. Kesimpulan di tulis
dengan singkat, padat dan jelas.Demikian penjelasan tentang langkah-langkah penelitian
kuantitatif. Semoga memeberikan manfaat kepada pembaca, jika dirasa ada pertanyaan silahkan
sampaikan pada kolom komentar dibawah ini.
A.Pengukuran
Pengukuran merupakan tahapan paling penting dalam penelitian kuantitatif. Alasannya adalah
karena alat analisis kuantitatif tidak dapat membedakan data yang dimasukkan benar atau salah.
Alat analisis kuantitatif adalah statistic yang mengenal prinsip “garbage in garbage out” atau
masuk sampah keluar juga sampah, sehingga peneliti harus memastikan bahwa data yang
dimasukkan adalah benar baik.
B.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Dengan demikian
imliah instrument yang akan digunakan untuk penelitian tergangung pada jumlah variable yang
ditelti. Jika variablenya lima maka instrumennya lima.Karena instrumen penelitian akan
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang
akurat, maka setiap instrument harus mempunyai skala (Sugiyono, 2012:92).
Ada tiga kriteria pokok yang harus dipenuhi oleh suatu instrument penelitian agar dapat
dinyatakan memiliki kualitas yang baik. Kriteria tersebut adalah:
(1) validitas, (2) reliabilitas, (3) praktikabilitas (Gronlund & Linn, 1997:47). Dua kriteria yang
disebutkan pertama perlu mendapatkan perhatian yang seksama dalam pengembangan
instrument penelitian. Seperti yang dinyatakan oleh Kerlinger (1973:442), “Apabila seorang
peneliti tidak mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang digunakannya, maka sedikit
keyakinan yang dapat diberikannya kepada data yang diperoleh dan kesimpulan yang diambil
dari data tersebut”.ValiditasSuatu instrument dikatakan telah memiliki validitas
(kesahihan/ketepatan) yang baik ‘ jika instrument tersebut benar – benar mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur”. (Nunnally, 1978:86).Ketepatan beberapa alat ukur relative mudah
ditetapkan, seperti penggaris untuk mengukur panjang dan timbangan untuk mengukur berat.
Validitas instrument lebih tepat diartikan sebagai derajat kedekatan hasil pengukuran dengan
keadaan yang sebenarnya (kebenaran), bukan masalah sama sekali benar atau seluruhnya salah.
Validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari data yang dihasilkan oleh suatu
instrument dalam hubungannya dengan suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh, sebuah tes yang
dipakai untuk keperluan seleksi mahasiswa baru mungkin valid untuk tujuan tersebut, namun
kurang atau tidak valid untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran di
SMTA.
Berkenaan dengan hal tersebut, validitas instrument dibedakan menjadi tiga bagian besar yang
dikenal dengan nama validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk(Gronlund & linn,
1990; Anastasi, 1988; Kerlinger, 1973)
Validitas isi yang sering juga disebut dengan validitas kurikuler, validitas intrinsik atau validitas
kerevrentatipan, diartikan sebagai derajat keterwakilan aspek kemampuan yang hendak diukur di
dalam butir – butir instrument. Untuk mengetahui validitas isi suatu instrument ialah dengan
jalan membandingkan butir – butir instrument dengan spesifikasi (kisi – kisi) instrument yang
merupakan deskripsi dari aspek yang hendak diukur.
Validitas kriteria menunjuk pada seberapa baik suatu instrument mampu memprediksi
penampilan di masa datang atau mengestimasi penampilan di masa sekarang. Misalnya, untuk
mengetahui validitas prediktif dari tes masuk perguruan tinggi digunakan kriteria prestasi belajar
yang dicapai oleh mahasiswa. Dengan demikian, prosedur yang ditempuh untuk mengetahui
validitas kriteria ini ialah dengan jalan membandingkan hasil pengukuran dari instrument yang
mau diuji validitasnya dengan hasil pengukuran instrumen lain pada tanggal yang kemudian
(untuk validitas prediksi) atau dengan hasil pengukuran instrument lain pada masa sekarang
untuk validitas konkuren).
Validitas konstruk merupakan hal yang paling sulit untuk diketahui, karena hal ini menunjuk
pada seberapa jauh suatu instrument mampu mengukur secara akurat hal – hal yang berdimensi
psikologis. Untuk keperluan ini biasanya digunakan analisis faktor, suatu jenis teknik analisis
statistik yang tergolong dalam statistik lanjut.
Pengertian sampling atau metode pengambilan sampel menurut penafsiran beberapa ahli .
Beberapa diantarnya adalah sebagai berikut;
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004)
Tujuan Pengambilan Sampel;
Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan
dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.
Tahapan Pengambilan Sample diantaranya;
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana” dan “lysis“. Ana artinya
atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Secara difinitif ialah: ”Analysis is
a process of resolving data into its constituent components to reveal its characteristic elements
and structure” Ian Dey (1995: 30). Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus dipecah
dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau struktur), kemudian
menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru. Analisa data merupakan
proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam
analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan
kaidah ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan kemampuan intelektual yang
tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan. Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data.
Sebab data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak
bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu,
analisis data di sini berfungsi untuk mamberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data
itu (M. Kasiram, 2006: 274).
2. Tujuan Analisis Data Kuantitatif
Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di balik semua data tersebut,
mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti, serta
menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut.
1. Dalam analisis data kuantitatif, apa yang dimaksud dengan mudah dimengerti dan pola
umum itu terwakili dalam bentuk simbol-simbol statistik, yang dikenal dengan istilah notasi,
variasi, dan koefisien.