Disusun Oleh
Kelompok 9 (Kelas A)
1. Ainaiyah Faatihah Amril NIM : K3117005
2. Gustin Cahya Prasiwi NIM : K3117031
3. Lis Mona Inas Agesti NIM : K3117045
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan yang berjudul Analisis Anak Berkebutuhan Khusus “Tunadaksa” ini
dengan tepat waktu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang. Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca.
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK
antara lain: tunanetra, tunarungu wicara, tunagrahita, tunadaksa, kesulitan
belajar, slow learner, ADHD, tuna laras, dan CIBI (Cerdas Istimewa Bakat
Istimewa).
Belum semua penyebab anak berkebutuhan khusus dapat diketahui,
namun sudah banyak faktor penyebab yang dapat kita ketahui. Berdasarkan
waktu terjadinya, ada beberapa penyebab anak berkebutuhan khusus.
Penyebab pertama terjasi pada masaprenatal, yaitu penyebab yang terjadi
sebelum kelahiran. Artinya, pada saat janin masih berada dalam kandungan,
sang ibu terkena virus, mengalami trauma atau salah minum obat. Penyebab
kedua pada masa prenatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat proses
kelahiran, seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, dan
proses kelahiran dengan penyedotan (di-vacuum). Penyebab ketiga pada
masa postnatal, yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya
kecelakaan jatuh atau terkena penyakit tertentu.
Sejalan dengan gencarnya gerakan Hak Asasi Manusia muncul
pandangan baru bahwa semua anak berkebtuhan khusus harus dididik
bersama-sama dengan anak normal di tempat yang sama. Dengan maksud
anak luar biasa tidak boleh ditolak untuk belajar sekolah umum yang mereka
inginkan. Pendidikan Inklusif dapat diartikan sebagai model penyelenggaraan
pendidikan dimana anak yang memiliki kelainan dan yang normal dapat
belajar bersama-sama disekolah umum. Bagi mereka yang memiliki kesulitan
sesuai kecacatannya disediakan bantuan khusus. Hal ini mengandung makna
bahwa setiap anak mempunyai kebutuhan khusus baik yang permanen atau
tidak permanen.
Oleh karena itu, di dalam laporan ini, memuat tentang karakter dan
pembelajaran anak berkebutuhan khusus, terkhusus ABK untuk anak tuna
daksa dalam sekolah inklusi. Sehingga dapat diketahui perbedaan untuk anak
berkebutuhan khusus tuna daksa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Anak Berkebutuhan Khusus?
2. Apa pengertian Anak Tunadaksa?
3. Bagaimanakah karakteristik Anak Tunadaksa?
4. Apa sajakah faktor-faktor penyebab Ketunadaksaan?
5. Apa sajakah dampak Ketunadaksaan?
6. Bagaimanakah upaya penanganan Ketunadaksaan?
C. TUJUAN
1. Untuk megetahui pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
2. Untuk mengetahui pengertian Anak Tunadaksa
3. Untuk mengetahui karakteristik Anak Tunadaksa
4. Untuk mengeathui faktor-faktor penyebab Ketunadaksaan
5. Untuk mengetahui dampak Ketunadaksaan
6. Untuk mengetahui upaya penanganan Ketunadaksaan
D. MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Konsep anak berkebutuhan khusus memiliki arti yang lebih luas
dibandingkan dengan pengertian anak luar biasa. Anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang
spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus
mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan. Oleh sebab itu
mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
belajar masing-masing anak.
Secara umum rentangan anak berkebutuhan khusus meliputi dua
kategori yaitu: anak yang memiliki kebutuhan khusus yang bersifat
permanen, yaitu akibat dari kelainan tertentu, dan anak berkebutuhan
khusus yang bersifat temporer, yaitu mereka yang mengalami hambatan
belajar dan perkembangan yang disebabkan kondisi dan situasi
lingkungan. Misalnya, anak yang mengalami kesuitan dalam
menyesuaikan diri akibat kerusuhan dan bencana alam, atau tidak bisa
membaca karena kekeliruan guru mengajar, anak yang megalami
kedwibahasaan (perbedaan bahasa di rumah dan di sekolah), anak yang
mengalami hambatan belajar dan perkembangan karena isolasi budaya
dank arena kemiskinan dsb. Anak berkebutuhan khusus temporer, apabila
tidak mendapatkan intervensi yang tepat dan sesuai dengan hambatan
belajarnya bisa menjadi permanen.
Setiap anak berkebutuhan khusus, baik yang bersifat permanen maupun
yang temporer, memiliki perkembangan hambatan belajar dan kebutuhan
belajar yang berbeda-beda. Hambatan belajar yang dialami oleh setiap
anak, disebabkan oleh tiga hal, yaitu:
a. Faktor lingkungan
b. Faktor dalam anak sendiri
c. Kombinasi antara faktor lingkungan dan faktor dalam diri anak
2. SECARA EMPIRIS
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. IMPLIKASI
C. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Choiri, Abdul Salim, Munawir Yusuf. 2009. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Secara Inklusif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Karyana, Asep, Sri Widati. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa.
Jakarta: Luxima.