Anda di halaman 1dari 12

PENGAJARAN KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN SOSIAL

ANAK DENGAN HAMBATAN MAJEMUK DILINGKUNGAN


MASYARAKAT

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran anak dengan
Hambatan Majemuk
Dosen Pengampu : Reza Febri Abadi, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelmpok 11
Siti Hidayati Nur 2287160000
Aisyah Safira Pratiwi 2287160000
Dina Yuli Rismonica 2287160041

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

`Assalaualaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah swt. Salawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah saw. Berkat rahmatNya, Makalah ini dapat terselesaikan dalam keadaan penulis
yang sehat guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran anak denga hambatan
majemuk.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang strategi
pembelajaran sains bagi ABK. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan yang lebih luas. kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, bapak Reza Febri Abadi, M.Pd, selaku dosen pengampu
mata kuliah ini, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di
kesempatan selanjutnya dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Serang, Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………….………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 pengajaran ................................................................................................
2.2 Komunikasi ..............................................................................................
2.3 Keterampilan Sosial .................................................................................
2.4 Lingkungan Masyarakat.................................................................................

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Komunikasi anak dengan hambatan majmuk ........... .........................
3.2 keterampilan Sosial anak dengan hambatan majemuk ........................

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................
4.2 Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….......
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan komponen terpenting bagi setiap organism untuk
melangsungkan kehidupan mereka. Urgensi komunikasi bersifat menyeluruh melingkupi
kebutuhan semua individu yang dapat teridentifikasi dari beragam cara mereka dalam
melakukan interaksi. Dalam dinamika kehidupan manusia maupun organism yang lain,
eksistensi komunikasi menjadi prasyarat mutlak untuk dapat melakukan adaptasi. Ketika
kemampuan komunikasi tidak dapat dimiliki individu maka akan menghambat dirinya
untuk survive terlebih untuk melakukan aktualisasi diri. Dalam dinamika komunikasi
antar individu, tentu keberagaman kondisi individu dapat menjadi kontribusi dari efektif
tidaknya suatu komunikasi terbangun.
Syarat mutlak berjalannya komunikasi secara efektif yang diantaranya kondisi
komunikan dan komunikator yang memenuhi kesempurnaan pada reseptornya (indera)
menjadi penentu berjalannya komunikasi yang baik. Namun yang menjadi persoalan
bahwa tidak semua individu memiliki kesempurnaan perkembangan dalam aspek fisik
maupun psikisnya. Pada anak-anak yang memiliki keterbatasan kemampuan komunikasi
yang disebabkan hambatan perkembangan psikis maupun fisik tentu menyebabkan
perbedaan gaya komunikasi bagi mereka. Dalam kehidupan di sekitar kita, tentu tidak
jarang kita menjumpai anak yang menagalami hambatan dalam komunikasi baik yang di
derita sejak lahir maupun yang terjadi di dalam perjalanan aspek perkembangannya.
Tanggapan dan opini umum berpendapat bahwasannya komunikasi secara lisan adalah
media utama dan cara termudah untuk mempelajari dan menguasai bahasa.
Berkomunikasi melalui berbicara adalah cara yang terbaik.
Maka menjadi permasalahan yang sangat mendasar ketika ternyata anak dalam
perkembangannya tidak mampu melakukan kegiatan komunikasi verbal secara normal.
Kondisi tersebut menjadi sulit manakala orang tua tidak memiliki upaya yang keras untuk
mencari solusi bagaimana agar si anak mampu menjalani hidup secara layak dengan
keterbatasan kemampuan komunikasinya
A. Rumusan Masalah

Bagaimana pengajaran komunikasi dan keterampilan sosial anak dengan


hambatan majemuk di lingkungan masyarakat?
B. Tujuan

Untuk mengetahui pengajaran komunikasi dan keterampilan sosial anak dengan


hambatan majemuk di lingkunganmasyarakat.
C. Manfaat

Dapat mengetahui pengajaran komunikasi dan keterampilan sosial anak dengan


hambatan majemuk di lingkungan masyarakat.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengajaran
a. Pengertian Pengajaran
Nasution (1986) Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknyadan menghubungkannya dengan anak,
sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan di ruang ini tidak hanyaruang kelas
(ruangbelajar), tetapi juga meliputi guru, alatperaga, perpustakaan, laboratorium,
dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.

B. Komunikasi
C. Keterampilan Sosial
a. Pengertian Keterampilan Sosial
Menurut combs & Slaby (Ramdani, 2005), keterampilan sosial merupakan
kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan
cara-cara khusus yang dapat diterima oleh lingkungan dan pada saat bersamaan
dapat menguntungkan individu, atau bersifat saling menguntungkan antar
individu. Keterampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk
mengungkapkan perasaan, baik perasaan positif maupun perasaan negatif dalam
hubungannya dengan orang lain tanpa kehilangan penguatan sosial dan berbagai
bentuk hubungan dengan orang lain yang mencakup respon verbal ataupun non
verbal.

b. Ciri-Ciri Keterampilan Sosial


Menurut Stein dan Book (2002: 162) keterampilan sosial dapat diketahui dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kemampuan saling memberi dan saling menerima.
b. Keinginan untuk membina hubungan dengan orang lain.
c. Merasa tenang dan nyaman ketika berada dalam interaksi sosial.
d. Memiliki harapan positif mengenai interaksi sosial.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Menurut Bloom (1990) faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial
adalah sebagai berikut:
a. Faktor personal, yang meliputi perubahan fisik badan, perkembangan struktur
kognitif, perkembangan struktur afektif dan perubahan perilaku kebiasaan;
b. Faktor interpersonal, meliputi perubahan relasi dalam keluarga, perubahan
relasi dalam teman sebaya;
c. Relasi sosial, meliputi suku, jenis kelamin, kelas sosial ekonomi, agama dan
prasangka;
d. Perubahan interbudaya, meliputi perubahan permainan (permainan tradisioanal
menjadi permainan modern);

D. Lingkungan Masyarakat
Menurut St. Munajat Danusaputra Lingkungan merupakan kondisi yang didalam
nya terdapat manusia dan aktivitas nya. Lingkungan masyarakat mempengaruhi
kesejahteraan manusia dan tingkah laku manusia yang tinggal didalamnya.
Paul B. Horton Dalam lingkungan masyarakat terdapat manusia-manusia yang
terbaling mandiri,sudah tinggal bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup
lama,berdiam pada satu wilayah dan memiliki kesamaan budaya.
Menurut Soerjono Soekanto Ciri – ciri lingkungan masyarakat adalah:
1. Jumlah manusia yang hidup bersama sebanyak dua orang atau lebih
2. Tinggal berasama dalam waktu yang cukup lama
3. Menyadari bahwa mereka adalah kesatuan
4. Memiliki sistem untuk hidup bersama karena merasa terkait antara satu sama lain

E. Kajian Anak Berkebutuhan Khusus Tunaganda


a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Hallahan dan Kaufman dalam Danimartianda (2008), Kania menyatakan
bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang berbeda dari kebanyakan anak
lain karena diantara mereka memiliki kekukangan, seperti keterbelakangan
mental, kesulitan belajar, gangguan emosional, keterbatasan fisik, gangguan
bicara dan bahasa, kerusakan pendengaran, kerusakan penglihatan ataupun
memiliki keterbatasan khusus. Mereka memerlukan pendidikan khusus dan
layanan khusus untuk pengembangan keterampilan yang optimal.

b. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus


Berdasarkan klasifikasi anak berkebutuhan khusus ini, terdapat beberapa
atau bahkan sebagian dari mereka yang menyandang ketunaan lebih dari satu
yang disebut anak tunaganda atau multiple disabilities. Menurut Heward dan
Orlansky dalam Dinas Pendidikan Luar Biasa, Departemen Pendidikan Amerika
Serikat memberikan pengertian mengenai anak-anak yang tergolong tunaganda
adalah anak-anak yang karena mempunyai masalahmasalah jasmani, mental atau
emosional yang sangat berat atau kombinasi dari beberapa masalah tersebut,
sehingga agar potensi mereka dapat berkembang secara maksimal memerlukan
pelayanan kebutuhan yang melebihi pelayanan program pendidikan luar biasa
secara umum, terutama dalam hal kemampuan komunikasinya.
Dollar dan Brooks dalam Snell (1983) dalam Danimartianda, Kania (2008)
mengidentifikasi anak tunaganda atau tunamajemuk sebagai berikut :
1. Mereka memiliki ketunaan yang berat dan parah
2. Mereka membutuhkan program pendidikan dengan sumber yang lebih besar
daripada program biasa
3. Mereka membutuhkan program yang terfokus pada keterampilan dalam fungsi
kemandirian dan pemenuhan diri.
Berdasarkan identifikasi anak tunaganda, Hosni, Irman menyatakan bahwa
kondisi kelainan yang umum disandang oleh anak dengan kelainan majemuk adalah
buta-tuli (deaf-blind), tunagrahita (mental retardation)-cerebral palsy, mental
retardation–hearing impaired (tunagrahita-tunarungu), dan mental retardation-
visually impaired (tunagrahita-tunanetra).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Komunikasi
Perkembangan komunikasi erat kaitannya dengan perkembangan kognisi,
keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Perkembangan kognisi anak yang
mengalami hambatan, karenanya perkembangan bahasa atau komunikasinya juga
akan terhambat. (Sutjihati, T. 2012). Sehingga anak tunaganda mengalami
keterlambatan bicara.
Anak tunaganda pada umumnya tidak bisa menggunakan kalimat majemuk,
dalam percakapan sehari-hari banyak menggunakan kalimat tunggal. Selain itu, anak
tunaganda mengalami gangguan artikulasi, kualitas suara, dan ritme. Akibatnya sulit
mengungkapkan pikiran dan keinginan serta kehendaknya.Mereka mudah tersinggung
merasa terasing dari keluarga dan teman-temannya.

B. Keterampilan Sosial
Hargie memberikan pengertian keterampilan sosial sebagai kemampuan
individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal
maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu,
dimana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. Menurut Combs &
Slaby, keterampilan sosial adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain
dalam konteks sosial dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial
maupun nilai-nilai dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain (dalam
Cartledge & Milburn, 1995).

.
Keterampilan sosial yang rendah menurut Pellegrini dan Glickman (dalam Kim,
2003) akan menjadi prediksi buruk bagi perkembangan anak di masa dewasa nanti,
seperti memiliki kepribadian antisosial, masalah sosial, kepribadian neurotic, atau
masalah internalnya. Hasil penelitian Darwish, dkk (dalam Kim, 2003)
menemukan bahwa anak-anak yang memiliki keterampilan sosial rendah ternyata
memiliki kemampuan mengendalikan diri yang rendah dan lebih banyak memiliki
perilaku bermasalah.
Mengembangkan Keterampilan Sosial pada Anak Berkebutuhan Khusus
Menurut Cartledge dan Milburn (1995), dalam mengajarkan keterampilan sosial
pada anak perlu disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, dan kondisi
mereka. Mercer (1997) menjelaskan bahwa individu yang mengalami hambatan
yang bersifat fisik maupun psikis memiliki 4 area keterampilan sosial yang
perlu diajarkan, yaitu kemampuan berkomunikasi, membina persahabatan,
kemampuan dalam situasi yang sulit, dan kemampuan memecahkan masalah.

C. Komponen Dasar dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial

Komponen-komponen yang mendasari kompetensi sosial meliputi:


1. Pengetahuan: tentang tujuan sosial dan strategi yang tepat untuk interaksi
Per-group,
2. Kemampuan: (untuk menerjemahkan persepsi seseorang dan pengetahuan ke
dalam perilaku terampil
3. Kemampuan untuk "membaca" situasi sosial dan isyarat-isyarat sosial secara
akurat.
D. Teknik Pembelajaran Komunikasi

Berdasarkan aspek perkembangan komunikasi anak tunagada, maka pengembangan


keterampilan komunikasi anak tunaganda ini yaitu dengan melakukan asesmen
kemampuan berkomunikasi terlebih dahulu, dengan teknik berikut ini:
1. Non tes (observasi)
2. Tes
Selanjutnya, melakukan strategi pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen :
1. Individual
2. Kelompok
3. Menjalin kerjasama dengan keluarga, orang tua untuk komitmen.
Misalnya : Komunikasi dengan siswa yang tidak dapat berbicara dengan jelas

B. Setrategi Pembelajaran
Strategi yang digunakan yaitu :
1. Augmentative Communication
AC adalah komunikasi dengan orang lain tanpa bicara yaitu melalui gerak
tubuh (gestures), ekspresi muka (facial expression), tulisan, gambar, dsb untuk
menyampaikan pesan (transfer a massage).
2. Alternative Augmentative Communication (AAC).
a. Dengan alat bantu (aided communication).
b. Tanpa alat bantu (unaided communication).

Adapun rencana pembelajaran bahasa (komunikasi)


1. Pembelajaran Terpadu
Pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa konsep baik dari satu
bidang studi maupun beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna
pada anak. Memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema
2. Model jaring laba-laba (webbed)
Menggunakan pendekatan tematik.

Anda mungkin juga menyukai