Anda di halaman 1dari 7

RANCANGAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN (RPP)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodik Khusus

Dosen Pembimbing : Dr. H. Ma’maun Sutisna, Drs,. S.Sos., M.Pd


Dosen Penanggung Jawab : Aticeh SST., M.Keb

Disusun Oleh:

Tengku Farah Zahrani Baharudin

P3.73.24.1.19.070

PRODI PROFESI BIDAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

2022/2023
Nama Kampus : Politeknik Kesehatan Jakarta III
Mata Kuliah : Ilmu Gizi
Semester/Kelas : III/2B
Program : Sarjana Terapan Kebdianan
Alokasi Waktu : 1 x 60 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep stunting pada anak
Kompetensi Dasar : Melakukan pengkajian penyebab stunting disuatu
daerah dan cara penanganannya
Indikator Pencapaian Kompetensi : Melakukan pengkajian ciri-ciri, penyebab dan cara
penanganan stunting pada anak.

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan proses pembelajaran mahasiswa dapat :
a. Tanpa melihat catatan mahasiswa dapat menjelaskan pengertian stunting
b. Tanpa melihat catatan mahasiswa dapat menyebutkan ciri-ciri stunting
c. Tanpa melihat catatan mahasiswa dapat menjelaskan etiologi terjadinya stunting
d. Tanpa melihat catatan mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi terjadinya stunting
e. Tanpa diberitahu mahasiswa dapat menjelaskan pencegahan/penanganan stunting

2. Materi ajar/Pemebelajaran
a. Pengertian
Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dari anak
seusianya atau dibawah standar. (Andi Elis, 2021)
Stunting atau gagal tumbuh adalah suatu kondisi yang menggambrkan status
gizi kurang yang memiliki sifat kronis pada masa pertumbuhan dan perkembangan
anak sejak awal masa kehidupan yang di lihat dengan menggunakan nilai z-score
tinggi badan menurut umur kurang dari minus dua standar deviasi berdasarkan standar
pertumbuhan menurut WHO. Dan kondisi stunting ini dapat dilihat sejak anak berusia
2 tahun. (Dwining Handayani, 2022)
Stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami hambatan pertumbuhan
dikarenakan adanya faktor pencetusnya karena tidak tercukupinya asupan nutrisi yang
didapatkan oleh anak.
Stunting adalah tinggi badan seorang anak yang kurang normal apabila
dibandingkan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Pemeriksaan tinggi badan
merupakan salah satu pemeriksaan antropometri untuk mengetahui status gizi anak.
stunting ini terjadi pada anak yang mengalami status gizi yang kurang atau malnutrisi
dalam jangka waktu yang lama (kronis). Diagnose stunting diberikan dengan
membandingkan nilai z skor tinggi badan per usia berdasarkan standar baku.
Indonesia negara tertinggi kedua di Asia tenggara dalam kasus tertinggi stunting.
b. Ciri-ciri
Stunting ditandai dengan indeks Panjang badan/umur atau tinggi badan/umur
dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak. (Andi Elis, 2021)
Ciri-ciri fisik :
a. Pendek dan kurus
Anak yang mengalami mengalami tubuh yang lebih pendek dari teman
sebayanya dan akan terlihat mulai dari usia dua tahun, hal ini dikarenakan
tulangnya tidak bisa tumbuh secara optimal. Kurangnya nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan tulang serta otot.
Perbedaan tinggi tubuh pada anak yang stunting akan terlihat secara signifikan.
b. Gangguan perkembangan pada anak
Ketika asupan tidak tercukup maka kognitif tidak akan berkembang dan tidak
mampu menyerap rangsangan dengan baik. Stunting juga dapat menyebabkan
kecerdasan menjadi menurun, kesulitan berbicara, kesulitan belajar shingga tidak
mampu berprestasi di sekolah.
c. Kekebalan tubuh rendah
Anak-anak yang stunting cenderung lebih rentan terhadap penyakit, terutama
penyakit infeksi (diare, kecacingan, radang malaria dan gangguan pernapasan).
Selain itu, akan berdampak ketika anak sakit maka akan menjadi sulit unutk
sembuh dibandingkan dengan anak yang tidak stunting.
d. Tanda pubertas terlambat
e. Pertumbuhan gigi terlambat
f. Usia 8-10 tahuan anak menjadi lebih pendiam serta tidak banyak melakukan
kontak mata
g. Pertumbuhan tinggi melambat
h. Wajah tampak lebih muda dari usianya
Anak yang mengalami kekurangan gizi kronis pada usia 1000 HPK akan
memiliki resiko penyakit degenerative

c. Etiologi
Stunting terjadi mulai dari prakonsepsi/sebelum masa kehamilan yaitu ketika
seorang remaja menjadi ibu yang kurang gizi dan anemia. Remaja putri di Indonesia
usia 15019 tahun kondisinya berisiko KEK sebanyak 24,2%. Dan akan semakin
parah ketika menjadi seorang ibu. (Saadah, 2020)
Salah satu penyebab dari stunting adalah asupan makanan. Asupan makann
yang dimaksud bukan hanya asupan makanan sianak saja. Melainkan asupan
makanan sejak anak masih di dalam kandungan ibu. Karena asupan makanan sangat
berpengaruh unutk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan sang anak
kedepannya. Bukan hanya perkembangan fisik anak, mental dan psikispun akan
mengalami gangguan dikarenakan masalah kesehatan stunting. (Siska, 2020)
Penyebab :
a. Asupan makan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air)
b. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR)
c. Riwayat penyakit
Penyebab stunting adalah multi faktor atau multi dimensi dan tidak hanya
disebabkan oleh faktor gizi buruk selama hamil maupun anak balita. Faktor penyebab
stunting dibagi menjadi 3 faktor :
a. Faktor orangtua, meliputi masa neonatal dan status gizi ibu pada 1000 HPK,
perbedaan sosial ekonomi, tingkat pendidikkan ibu, pekerjaan orang tua dan ibu
yang memiliki tubuh dengan postur pendek.
b. Faktor anak, meliputi kecukupan nutrisi atau zat gizi, terjadinya infeksi pada
anak, proses penyapihan anak dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan atau lebih,
jenis kelamin dan usia anak.
c. Faktor lingkungan, seperti sumber air bersih, penggunaan toilet bersama dan
pengaruh lingkungan pada kehidupan janin.

d. Patofisiologi
Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, kelenjar endokrin yang
berperan penting adalah kelenjar hipofisis, yang terletak dibawah dan sedikit
didepan hypothalamus. Hipofisis memiliki lobus anterior dan posterior. Lobus
interior atau adenohipofisis akan melepaskan hormone utama yang mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu hormone pertumbuhan (Growth
Hormone/GH), Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH),
Prolaktin, Gonadotropin (Luteizing dan hormone perangsang folikel), dan
hormone adrenocorticotropik (ACTH).
Pertumbuhan yang normal tidak hanya bergantung pada hormone saja, tetapi
merupakan hasil yang kompleks antara system saraf dan system endokrin.
Hormone jarang bertindak sendiri tetapi membutuhkan kolaborasi atau intervensi
hormone lain untuk mencapai efek penuh. Hormon pertumbuhan menyebabkan
pelepasan faktor pertumbuhan mirip insulin (insulin Like Growth Factir I (IGF-1))
dari hati. IGF-1 secara langsung akan mempengaruhi serat otot rangka dan sel-sel
tulang rawan ditulang Panjang untuk meningkatkan tingkat penyerapan asam
amino dan memasukkannya kedalam protein baru, sehingga akan berkontribusi
terhadap pertumbuhan linear selama amsa bayi dan masa kecil. Pada masa remaja,
percepatan pertumbuhan remaja terjadi karena kolaborasi dengan hormone gonad
yaitu testosterone pada anak laki-laki dan estrogen pada anak perempuan. (Candra,
2020)
e. Penanganan/pencegahan
Menurut (Kemenkes,2019) jumlah stunting pada anak dapat dilakukan pencegahan
atau penaganan dengan beberapa cara berikut :
1) Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
Lembaga kesehatan Milenium Challenge Account Indonesia
menyarankan agar ibu yang sedang hamil untuk mengkonsumsi makanan
sehat dan berigizi dan juga mengkonsumsi suplemen atas anjuran bidan atau
dokter kandungan. Selain itu, ibu yang seddang hamil di wajibkan untuk
control kehamilan minimal 6 kali ke fasilitas kesehatan dengan frekuensi
pertemuan dengan dokter minimal sebanyak 2 kali selama masa kehamilan.
2) Memberikan ASI Eksklusif sampai bayi
Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa pemberian ASI dapat
mengurangi potensi stunting pada anak karena gizi makro dan mikro yang
terdapat didalam ASI. Oleh karena itu, ibu di sarankan untuk memberikan ASI
Eksklusif selama 6 bulan kepada anaknya. Protein Whey dan kolostrum yang
terdapat dalam ASI dinilai mampu meningkatkan system kekebalan tubuh bayi
yang terbilang rentan.
3) Pemdampingan ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
Ketika bayi sudah memsuki usia 6 bulan ke atas maka ibu wajib
memberikan makanan pendamping ASI. Dalam hal ini makanan yang pilih
adalah makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi gizi makro dan
mikro yang sebelumnya didapatkan dari pemeberian ASI.
4) Memantau tumbuh kembang anak
Orang tua harus secara rutin memantau tumbuh kembang anak,
terutama dari tinggi dan berat badan anak. lakukan pemeriksaan rutin di
posyandu maupun klinik. Dengan begitu, orang tua akan lebih mudah
mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
5) Selalu jaga kebersihan lingkungan
Faktor lingkungan menjadi sebuah faktor pendukung terbesar dalam
terjadi penyakit pada anak. terutama pada usia anak -anak ini lebih rentan
terkena penyakit terutama jika lingkungan sekitar mereka kotor.
Beberapa upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan stunting di
Indoensia yaitu dengan intervensi gizi spesifik unutk mengatasi penyebab langsung
dan intervensi gizi sensitive untuk mengatasi penyebab tidak langsung agar
tercapai target angka kejadian stunting sebesar 14% pada tahun 2024.

3. Metode Pembelajaran
Model :
a. Ceramah
b. Pemeparan Power Point
c. Diskusi
4. Kegiatan Pembelajaran
Pembukaan :
a. Get Attention
1. Memberikan salam dan doa sebagai impelementasi nilai religious.
2. Menanyakan kabar
b. Link with Previous Session
Apakah dari kalian ada yang pernah mendengar istilah malnutrisi? Ya, malnutrisi
merupkan istilah untuk kurangnya asupan nutrisi/ gizi sehari-hari. Lalu apakah ada
efek dari malnutrisi tersebut? Karena dalam hal ini bidan memiliki peranan penting
dalam memantau gizi seorang ada.
c. Objective Session
Setelah pertemuan ini diharapkan kalian dapat memenuhi tujuand ari pembelajaran
kita yitu : (menyebutkan tujuan pembelajaran yang ada di PPT)
d. Structure
Materi yang akan kita bahas ada stunting, dimana referensi yang saya gunakan adalah
sebagai berikut (Menampilkan referensi pembelajaran), selama proses pembelajaran
ini kalian boleh menggunakan hp jika saya memberikan arahan untuk kalian
menggunakannya.
e. Stimulate
Materi ini akan sangat berguna untuk kalian sebagai seorang bidan, karena bidan
bukan hanya seseorang yang menolong persalinan saja, tetapi bidan adalah seseorang
yang memnatau tumbuh dan kembang anak. karena tugas bidan adalah sebagai
pendamping sepanjang siklus kehidupan Wanita.

Pemaparan Materi
a. Explanation
Pemaparan materi
b. Activities
Ajukan pertanyaan/ajukan sesi untuk mahasiswa menjawab
c. Summary
Tunjuk salah satu mahasiswa untuk membacakan kesimpulan menurut dia
Penutup
a. Menyimpulkan pembelajaran
Baik semuanya, pembelajaran kita hari ini sudah selesai. Sebelum kita menutup
pertemuan kita pada hari ini adakah yang ingin memberikan kesimpulan terkait materi
yang sduah di paparan mengeani stunting ini? (menunjuk mahasiswa)
b. Lakukan evaluasi (Tugas)
Sesuai dengan pemberitahuan saya diawal, setelah pembelajaran ini selesai kita aka
nada tugas untuk bisa kalian kerjakan. Tugasnya yaitu melakukan pengkajian
mengenai kasus stunting yang dapat kalian cari di internet. Lakukan pengkajian
mengapa stunting terjadi di daerah tersebut dan bagaimana penanganan pemerintah
setempat dalam menangani kasus tersebut.
c. Lakukan penutupan pertemuan
Saya harapkan setelah selesainya sesi pembelajaran ini, kalian bisa tetap
melakukan mendalaman materi dengan membaca buku, menonton youtube, televisi
atau media lain. Guna menambahakn referensi pengetahuan bagi kalian sebagai bekal
ketika kalian turun dinas ataupun saat sudah bekerja nantinya.
Pertemuan yang akan datang kita akan membahas mengenai pemenuhan gizi
pada masa kehamilan.
Demikian pertemuan kita pada hari ini, tetap bersemangat dan bekerja keras
untuk menggapai impian anda. Selamat siang. (salam)

5. Referensi

1. Andi Elis, A. M. (2021). Edukasi Kesehatan Pada Kelompok Ibu Nifas Tentang ASI
Eksklusif dan Perawatan Payudara Dalam Upaya Pencegahan Stunting. Jurnal
Masyarakat Mandiri, 1142-1149.
2. Candra, A. (2020). PAtosiologi Stunting. JNH (Jurnal of Nutrition and Health).

3. Dwining Handayani, E. K. (2022). Pemanfaatan Kawasan Rumah Pangan Lestari


(KPRL) Dalam Mengurangi Kejadian Stunting yang Berwawasan Agronursing di
Kawasan Pesisir Desa Watuprapat Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Jurnal
Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 1164-1171.
4. Saadah, N. (2020). Modul Deteksi Dini Pencegahan dan Penanganan Stunting.
Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
5. Siska. (2020). elatihan Pengukuran Status Gizi Balita Sebagai Upaya Pencegahan
Stunting Sejak Dini Pada Ibu Di Dusun Randugunting, Sleman, Diy. Jurnal Pengabdian
Pada
6. Masyarakat.Pencegahan Stunting Pada Anak (kemkes.go.id)

Anda mungkin juga menyukai