PEMBAHASAN
A. Teori Behavioristik
1. Pengertian Teori Behavioristik
Menurut Gunarsa (2009) mengatakan bahwa behaviorisme berasal dari kata Behavior
yang artinya tingkah laku. Jadi behaviorisme adalah aliran dalam psikologi yang hanya
mempelajari tingkah laku- tingkah laku yang nyata, yang terbuka, yang dapat diukur secara
obyektif.
Menurut Lefudin (2014) mengatakan teori behavioristik adalah teori yang menerapkan
penguatan stimulus respon. Maksudnya adalah penguatan yang terbentuk melalui ikatan
stimulus respon akan semakin kuat apabila diberi penguatan. Penguatan tersebut terdiri dari
penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif sebagai stimulus dapat dapat
meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat
mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.
Menurut Darmadi (2017) teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respon (Tanggapan). Dengan
kata lain, belajar merupakan perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil antara stimulus dan respon. Seseorang di
anggap belajar apabila ia dapat menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya.
Teori belajar operant conditioning ini juga tunduk pada dua hukum operant yang
berbeda lainnya, yaitu law operant conditioning dan law extinction. Menurut hukum operant
conditioning, jika suatu tingkah diriingi oleh sebuah penguat (reinforcement), maka tingkah
laku tersebut meningkat. Sedangkan menurut hukum law extinction, jika suatu tingkah laku
yang diperkuat dengan stimulus penguat dalam kondisioning, tidak diiringi stimulus penguat,
maka tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah. Kedua hukum ini pada
dasarnya juga memiliki kesamaan dengan hukum pembiasaan klasik (classical conditioning).
B. Kecerdasan Majemuk
1. Pengertian Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences adalah berbagai keterampilan dan
bakat yang dimiliki peserta didik untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam
pembelajaran. teori multiple intelligences ini berdasarkan pakar psikologi Harvard, Howard
Gardner yang menggungkapkan bahwa kecerdasan merupakan kapasitas seseorang (Bodmin
Cornwall, 2006 :82)
a. Domain Interaktif
Domain ini terdiri atas kecerdasan verbal, interpersonal dan kinestetik. Peserta didik
menggunakan kecerdasan ini untuk mengekspresikan diri dan mengeksplorasi lingkungan.
Kecerdasan interaktif diperoleh melalui proses sosial yang terbentuk secara alamiah.
b. Domain Analitik
Domain Analitik terdiri atas kecerdasan musik, logis dan kecerdasan naturalistik yang
digunakan oleh siswa dalam menganalisis data dan pengetahuan. Kecerdasan ini pada
dasarnya merupakan proses heuristis alamiah.
c. Domain Introspektif
Domain Introspektif terdiri atas kecerdasan eksistensial, intrapersonal dan visual.
Kecerdasan ini memiliki komponen afektif. Kecerdasan introspektif memerlukan keterlibatan
peserta didik untuk melihat sesuatu lebih dalam dari sekedar memandang melainkan harus
mampu membuat hubungan emosional antara yang dipelajari dengan masa lalu. Kecerdasan
introspektif dapat dicapai melalui proses afektif secara alamiah.
a. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan Verbal linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa-bahasa
termasuk bahasa ibu dan bahasa asing untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran
dan untuk memahami orang lain yang meliputi mekanisme yang berkaitan dengan fonologi,
sintaksis, sematik dan pragmatik. Mereka yang memiliki kecerdasan tersebut, mempunyai
kecakapan tinggi dalam merespon dan belajar dengan suara dan makna dari bahasa yang
digunakan.
b. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan matametik adalah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan,
mengenai pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan untuk
mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan hubungan dengan memanipulasi obyek atau
simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur. Kecerdasan
matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran kerena merupakan dasar dalam
memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau
dapat memanipulasi bilangan, kuantitas, dan operasi. Kecerdasan yang mendasakan diri pada
kemampuan penggunaan penalaran, logika dan angka-angka matematis. Pola pikir yang
berkembang melalui kecerdasan ini adalah kemampuan konseptual dalam kerangka logika dan
angka yang digunakan untuk membuat hubungan antara berbagai informasi, secara bermakna.
c. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan yang mempunyai korelasi dengan bakat seni, khususnya seni lukis dan seni
arsitektur, kecerdasan visual-spasial atau kecerdasan gambar adalah kemampuan mempersepsi
dunia visual-spasial secara akurat serta mentransformasikan persepsi visual-spasial ke dalam
berbagai bentuk. Kemampuan berfikir visual-spasial merupakan kemampuan berfikir dalam
bentuk visualisasi, gambar dan bentuk tiga dimensi.
d. Kecerdasan Jamaniah-Kinetetik
Kecerdasan Jamaniah-Kinetetik adalah kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh
dalam mengekspresikan ide, perasaan dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau
mentransformasikan sesuatu. Kecerdasan ini mencangkup keterampilan khusus seperti
koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan. Kecerdasan ini
juga meliputi keterampilan untuk mengontrol gerakan-gerakan tubuh dan kemampuan untuk
memanipulasi objek.
Menurut Gardner (2008) Kecerdasan kinestetik itu merupakan kemampuan untuk
menggunakan seluruh bagian badan secara fisik, seperti menggunakan jari, tanggan, lengan
dan berbagai kegiatan fisik lain dalam menyelesaikan masalah, membuat sesuatu atau
menghasilkan berbagai macam produk.
e. Kecerdasan musikal
Kecerdasan yang dimiliki oleh orang yang peka terhadap nada serta memungkinkan
individu menciptakan, mengkomunikasikan dan memahami makna yang dihasilkan oleh suara.
f. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertindak
berdasarkan pemahaman. Kecerdasan intrapersonal tergantung pada proses dasar yang
memungkinkan individu untuk mengklarifikasi dengan tepat perasaan-perasaan mereka.
g. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan dalam berhubungan dan memahami
orang lain diluar dirinya. Kecerdasan tersebut menuntun individu untuk melihat berbagai
fenomena dari sudut pandang orang lai, agar dapat memahami bagaimana mereka melihat dan
merasakan. Sehingga terbentuk kemampuan yang bagus dalam mengorganisasikan orang,
menjalin kerjasama dengan orang lain ataupun menjaga kesatuan suatu kelompok.
Kemampuan tersebut ditunjang dengan bahasa verbal dan non-verbal untuk membuka saluran
komunikasi dengan orang lain.
h. Kecerdasan naturalistik
Kecerdasan naturalistik adalah kemampuan dalam melakukan kategorisasi dan membuat
herarki terhadap keadaan organisme seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan alam. Salah satu
ciri yang ada pada anak-anak yang kuat dalam kecerdasan naturalistik adalah kesenangan
mereka pada alam dan hewan, misalnya anak berani memegang, mendekati, mengelus bahkan
memiliki naluri untuk memelihara.
i. Kecerdasan Eksistensi-Spiritual
Segala sesuatu harus selalu diolah dan diputuskan melalui pertimbangan yang dalam
yang terbentuk dengan menghadirkan pertimbangan hati nurani.
b. Kecerdasan Logis-Matematis
Kemampuan siswa PAUD untuk mengeksplorasi pola-pola pada gambar-gambar yang
telah dihubungkan dengan garis, pengenalan angka melalui media gambar warna-warni,
pengenalan huruf melalui pengunaan media susun kata atau puzzel, pengenalan bilangan
melalui bermain atau game, pengenalan gambar berupa simbol-simbol, pengenalan pola.
Kegiatan-kegiatan baik pengenalan dan percobaan pada siswa tersebut dilakukan secara
terkontrol dan teratur.
Tujuannya agar siswa PAUD mampu mengasah kecerdasan matematika yang disebut
kecerdasan logis dan melakukan percobaan-percobaan melalui penalaran sehingga siswa
mampu mengeksplor dan belajar memecahkan masalah melalui pemahaman yang dimiliki,
baik melalui bimbingan guru maupun orang sekitar.
c. Kecerdasan Visual-Spasial
Kemampuan siswa PAUD berupa bakat seni, khususnya seni lukis (mengambar) dan
seni arsitektur (pengenalan gambar rumah, gambar bangunan, gambar sekolah), setiap harinya
perlu diasah melalui pengenalan warna-warna, pengenalan tata cara mengambar yang baik dan
benar dan hal-hal yang bisa digambar sesuai dengan tahapan usianya.
Tujuannya siswa mampu mengeksplor bakat seni yang ada dalam diri siswa sejak usia
dini serta dukungan keluarga yang dapat menunjang keberlangsungan penyaluran bakat siswa
yang bersangkutan.
d. Kecerdasan Jamaniah-Kinetetik
Kemampuan siswa untuk menggunakan seluruh bagian badan secara fisik, seperti
menggunakan jari, tanggan, lengan dan berbagai kegiatan fisik lain. Misalnya pengenalan
pembelajaran olah raga untuk siswa PAUD, seperti senam, bermain bola.
Tujuannya melatih keseimbangan dan kelincahan tubuh, membantu perkembangan
motorik anak.
e. Kecerdasan musikal
Pada siswa PAUD diperkenalkan lagu-lagu anak, lagu kebangsaan dan doa-doa yang
dipanjatkan dicontohkan oleh guru dengan nada lagu. Tahap ini siswa diminta menirukan apa
yang diucapkan guru secara bertahap, gunanya agar siswa mampu menyerap dan menghafal
secara lebih mudah dan gembira.
f. Kecerdasan intrapersonal
Kemampuan siswa untuk memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan
pemahaman. Kecerdasan intrapersonal tergantung pada proses dasar yang memungkinkan
individu untuk mengklarifikasi dengan tepat perasaan-perasaan mereka. Misalnya
membedakan sakit dan senang dan bertingkah laku tepat sesuai pembedaan tersebut.
g. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan dalam berhubungan dan memahami orang lain diluar dirinya. Kecerdasan
tersebut menuntun individu untuk melihat berbagai fenomena dari sudut pandang orang lain,
agar dapat memahami bagaimana mereka melihat dan merasakan. Pada siswa PAUD
diperkenalkan tugas kelompok atau kerja kelompok tujuannya agar siswa mampu beradaptasi
terhadap teman sebaya (menjalin kerjasama dengan orang lain), mengorganisasikan orang
dalam tim atau kelompoknya, ataupun menjaga kesatuan suatu kelompok.
h. Kecerdasan naturalistik
Kemampuan siswa mengenali alam dan hewan yang mana siswa mampu membedakan
anggota-anggota spesies , mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara
beberapa spesies baik secara formal maupun informal. Kemampuan ini ditandai dengan
kesenangan siswa PAUD pada alam dan hewan, misalnya siswa mampu membedakan hewan
buas dan tidak, siswa mampu membedakan tumbuhan yang dapat ditanam didalam rumah
ataupun diluar rumah, siswa berani memegang, mendekati, mengelus bahkan memiliki naluri
untuk memelihara hewan maupun tumbuhan yang ada disekitarnya.
i. Kecerdasan Eksistensi-Spiritual
Siswa PAUD diajarkan mengenali dan memilih apa yang mereka sukai ataupun mereka
ingginkan sesuai dengan pertimbangan hati nurani masing-masing siswa. Contoh : siswa
diminta memilih mengikuti salah satu lomba yang diadakan di sekolah sesuai bakat ataupun
keingginan.