Kelas C
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Strategi Pembelajaran
Melalui Bermain" dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bermain dan Permainan Anak.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu kami yaitu:
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan sebuah makalah sebagai sarana belajar dan bagi yang lain untuk
menambah wawasan. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................3
3.2 Saran.................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sering kita mendengar dari para ahli bahwa bermain itu sangat penting bagi anak bahkan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kita berbicara tentang anak, pastinya kita akan
selalu mengaitkannya dengan permainan-permainan dan permainan seperti apa yang bisa kita
cocokkan dan disesuaikan dengan usia anak. Seiring dengan perkembangan zaman permainan
pun sudah sangat banyak, baik itu modelnya, bentuknya, dan juga warnanya. Disini dapat kita
lihat betapa pentingnya arti bermain bagi anak-anak usia dini karena bermain bagi mereka
adalah belajar.
Dari bermainlah anak dapat mengembangkan segala kemampuannya karena dari setiap
permainan itu segala aspek dapat muncul seperti aspek sosial emosional, kognitif, bahasa,
dan motoriknya (kasar dan halus).
Tidak kalah pentingnya kita dapat memunculkan permainan-permainan tradisional yang
lebih atraktif yang cenderung hampir sudah mulai dilupakan dengan munculnya permainan
yang lebih canggih sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, dampaknya bagi anak
kurang begitu memunculkan kebersamaan gotong royong dan kerjasama karena itu kita
sebagai guru dan para orang tua haruslah lebih berhati-hati dalam memilih mainan yang
cocok bagi anak dan tentunya lebih bermanfaat.
1. Bermain Aktif
Dalam permaina aktif kesenagan yang timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah
dalam bentuk kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilin atau cat. Anak-anak
kurang melakukan kegiatan bermain secara aktif ketika mendekati masa remaja dan
mempunyai tanggung jawab dirumah dan di sekolah serta kurang bertenaga karena
pertumbuhan pesat dan perubahan tubuh.
2. Hiburan
Dalam bermain pasif atau hiburan kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Permainan
sedikit menghabiskan energy anak yang menikmati temannya ketika bermain memandang
orang atau hewan di televisi, menonton adegan lucu atau membaca buku adalah bermain
tanpa mengeluarkan banyak tenaga tetapi kesenangan hampir dengan anak yang
menghabiskan sejumalah besar tenaganya di tempat olah raga atau tempat bermain.
Selain jenis bermain terdapat pula jenis permainan yang dikemukakan oleh beberapa ahli
yang telah dirangkum oleh Mutiah dalam bukunya yaitu;
1) Permainan sensorimotor, permaianan yang dilakuakan untuk memperoleh kenikmatan
untuk melatih perkembangan sensorimotor
2) Permainan praktis yaitu melibatkan pengulangan perilaku keterampilan-keterampilan
baru yang sedang dipelajari
3) Permainan pura-pura yaitu terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan
fisik ke dalam suatu simbol
4) Permainan sosial yaitu permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman
sebaya
5) Permainan fungsional permainan yang dilakukan anak secara berulang-ulang dengan
menemukan kesenangan dalam bermain dengan lingkungannya
6) Permainan konstruktif yaitu ketika anak melibatkan diri dalam suatu kreasi
7) Game yaitu kegiatankegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan yang
melibatkan aturan.
Jenis permainan–permainan tersebut berdasar pada pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli sebelumnya dalam tahap perkembangan anak dimana permainan tersebut dilakukan
untuk memperoleh kenikmatan, mengulangi keterampilan yang baru dipelajari, menggunakan
simbol, berinteraksi sosial, menemukan kesenangan, berkreasi dan menerapkan aturan dalam
kegiatan permainan tersebut.
a. Kegiatan pra-bermain
Pada kegiatan pra-bermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
1) Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain.
Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : (1) guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain
kepada para siswa, (2) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan
bermain, (3) guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana,
membuat, menara, dan seterusnya, dan (4) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh
setiap anak dalam melakukan tugasnya.
2) Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan
bermain.
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir,
ember, bendera kecil, dsb.
b. Kegiatan bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan akhir
kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis
permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
c. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada
kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan
dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan
memecahkan masalah dan sebagainya.
Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang
keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Solehuddin (2000:89) terdapat dua cara yang dapat ditempuh dalam
mengimplementasikan bermain, yaitu :
a. Langsung
Bermain sebagai metode pembelajaran bagi anak. Guru menyajikan permainan yang
bertujuan mengembangkan perilaku tertentu yang diharapkan dan telah ditetapkan
sebelumnya.
b. Tidak langsung
Melengkapi ruang bermain (play center) dengan alat-alat permainan pendidikan. Anak
diberi keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain sesuai dengan alat-alat permainan yang
dirancang oleh guru.
Berikut ini beberapa bentuk permainan yaitu; Puzzle, Balok, Kuartet, Bowling, Halma,
dan lain-lain. Selain permainan tersebut di atas terdapat beberapa permainan yang dapat
dilakukan oleh anak-anak di antaranya yaitu :
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rancangan kegiatan bermain meliputi
penentuan tujuan dan tema kegiatan bermain, macam kegiatan bermain, tempat dan ruang
bermain, bahan dan peralatan bermain, dan urutan langkah bermain. Menentukan jenis
kegiatan bermain yang akan dipilih sangat tergantung kepada tujuan dan tema yang telah
ditetapkan sebelumya. Penentuan jenis kegiatan bermain diikuti dengan jumlah peserta
kegiatan bermain. Selanjutya ditentukan tempat dan ruang bermain yang akan digunakan,
apakah didalam ruangan atau di luar ruangan, hal ini sepenuhnya tergantung oleh jenis
permainan yang dipilih.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dunia anak adalah dunia bermain anak biasanya cenderung lebih banyak menghabiskan
waktunya melalui bermain hal ini dapat kita amati dalam kehidupan seharihari. Bermain
merupakan hak dan kebutuhan setiap anak. Sehingga, sudah semestinya sebagai guru atau
orangtua kita memfasilitasi kebutuhan bermain anak- anak dengan baik. Berdasarkan uraian
mengenai bermain dan manfaat bermain bagi perkembangan anak usia dini, disimpulkan
bahwa dengan bermain anak akan mendapatkan manfaat besar dalam pengembangan aspek
moral, motorik, kognitif, bahasa, serta sosial. Tentu dengan diketahuinya manfaat bermain
akan menambah referensi bagi stakeholder dikalangan PAUD untuk menyisipkan unsur
edukasi dalam setiap kegiatan bermain anak.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti
menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan mampu dan terampil dalam merancang
pembelajaran yang aktif dan inovatif untuk melatih kemandirian anak. Salah satu cara
yang dapat di lakukan yaitu dengan metode bermain peran dengan cerita yang menarik
sehingga dapat berkembang kemandirian anak.
2. Bagi kepala sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengikuti lokarya yang
berhubungan dengan perbaikan proses pembelajaran.
3. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya yang melakukan
penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
4. Bagi pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA