Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Strategi pengelolaan kelas dalam Sekolah Inklusi.................................6
B. Komponen Pengelolaan Kelas dan Lingkungan Dalam Sekolah Inklusi................7
C. Strategi Khusus Pengelolaan Kelas dan Lingkungan Belajar dalam Sekolah
Inklusi....................................................................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya, karena pendidikan
merupakan usaha agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran
yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Seperti halnya yang tercantum pada Undang
Undang Dasar 1945 (UUD 1945) tercantum cita-cita bangsa, salah satunya adalah ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 menyatakan “Tiap
warga negara berhak mendapat pengajaran". Undang Undang Nomor 4 tahun 1997
pasal 5 menyebutkan “setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang
sama dalamaspek kehidupan dan penghidupan”. Kebijakan tersebut telah
menimbulkan perubahan mendasar dalam dunia pendidikan termasuk dunia
pendidikan luar biasa atau pendidikan khusus yaitu dengan lahirnya inklusi dalam
pendidikan (pendidikan inklusif).
Lahirnya paradigma pendidkan inklusif sejalan dengan semakin luasnya
tuntutan masyarakat akan peningkatan kua tes dan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan berkualitas. Paradigma pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan danpenegakan hak-hak asasi manusia. Inti dalamparadigma pendidikan
inklusif yaitu sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan, dan
falsafahnya yaitu menghargaiperbedaan semua anak. Implikasi penting dari
paradigma tersebut adalah adanyapengakuan dan penghargaan akan adanya
keberagaman dan perbedaan kebutuhan setiap orang.
Munculnya konsep pendidikan inklusif telah membawa perubahan yang mendasar
dari special education menjadi special need education. Perubahan tersebut bermakna
daripendidikan yang berfokus pada pendidikannya yang khusus bergeser pada
pendidikan yang mengandung semangat inklusi yang berfokus pada anak
(Supriadi:2003).
Dengan demikian pendidikan inklusi memandang anak sebagai individu yang
memilikikeragaman, keunikan, kemampuan dan kebutuhan yang berbeda. Sehingga
proses layananpendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Pendidikan
inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan
semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus belajar bersama di sekolah reguler
yang terdekat dengan tempattinggalnya. Semua anak belajar bersamasama, baik di
kelas/sekolah yang berada di tempattinggalnya yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan masing-masing anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi pengelolaan kelas dalam sekolah inklusi?
2. Apa strategi khusus pengelolaan kelas dalam sekolah inklusi?
3. Apa komponen pengelolaan kelas dan lingkungan dalam sekolah inklusi?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari strategi pengelolaan kelas dalam sekolah
inklusi?
b. Untuk mengetahui strategi khusus pengelolaan kelas dalam sekolah inklusi?
c. Untuk mengetahui komponen pengelolaan kelas dan lingkungan dalam
sekolah inklusi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi pengelolaan kelas dalam Sekolah Inklusi
Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris di istilahkan sebagai Classroom Management,
itu berarti istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian Pengelolaan atau
manajemen pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan penilaian.
Pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah
laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak
diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang
positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan
produktif. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Istilah maupun penjelasan mengenai
anak berkebutuhan khusus mengalami perkembangan seiring dengan pemahaman
ilmu pengetahuan dan kesadaran masyarakat serta budaya masyarakat. Istilah dan
konsep anak dengan pendidikan berkebutuhan khusus (children with special needs
education), yang berkembang dalam paradigma baru pendidikan yaitu dalam
pendidikan inklusi. Istilah anak berkebutuhan khusus tersebut bukan berarti
menggantikan istilah anak penyandang cacat atau anak luar biasa tetapi kebutuhan
khusus
yang dimaksud dalam hal ini adalah kebutuhan yang ada kaitannya dengan
pendidikan
1. Prinsip Pengelolaan Kelas Inklusif menurut dajamarah terdiri:
a) Hangat dan Antusias: Hangat antusias sangat di perlukan dalam kegiatan belajar
mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada peserta didik selalu menunjukkan
antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b) Tantangan: Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja. Atau bahan-bahan yang,
menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c) Bervariasi: Penggunaan alat atau media, gaya mengajar, guru, pola interaksi antara
guru dan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan
perhatian peserta didik, kevariasian merupakan kunci untuk tercapainya
pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d) Keluwesan: Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta didik serta
menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat
mencegah munculnya gangguan seperti keributan peserta didik, tidak ada perhatian,
tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e) Penekanan hal yang positif: Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru
harus menekankan pada hal hal positif dan menghindari kepemusatan perhatian
pada hal hal yang negatif. Penekanan hal hal yang positif yaitu penekanan yang di
lakukan guru terhadap tingkah laku peserta didik yang positif dari pada
mengomentari tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat di lakukan dengan
melakukan pemberian penguatan yang positif dan kesaaran guru untuk menghindari
kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Pengelolaan atau Manajemen pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan dan penilaian. Pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau
meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan
interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif serta mengembangkan dan
mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.
B. Saran
Pendidikan inklusi diharapkan mampu melayani kebutuhan anak-anak
berkebutuhan khusus dalam hal pendidikan yang selama ini termarginalkan.
Dengan pendidikan inklusi mereka diberi kesempatan untuk menikmati
pendidikan yang sama dengan anak normal lainnya yang disesuaikan dengan
kondisi kekhususan mereka. Menurut (Stubbs 2002) menegaskan meski
pendidikan inklusi pada integrasi dan penempatan kelas reguler namun yang
berbeda. Konsep pendidikan inklusi memiliki gagasan bahwa sekolah harus
menyediakan pendidikan yang dibutuhkan anak dalam komunitas tersebut apapun
tingkat dan kemampuan mereka. Dalam konteks pendidikan inklusi semua anak
dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi, kultural dan emosional baik fisik
dan nonfisik dapat belajar bersama-sama sesuai kebutuhan mereka sesuai dengan
kebutuhan mereka masing-masing. Smith (2012) mempertegas bahwa inklusi
adalah penerimaan anak-anak yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum
lingkungan, interaksi sosial dan konsep diri atau visi-misi sekolah.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/vividwiavianita/60937d878ede4803fa11b9b2/
strategi-pengelolaan-kelas-dan-lingkungan-belajar-yang-ramah-di-sekolah-
inklusi?page=all#section2
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK/article/download/3548/2629