Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“MENGENAL AUTISME ”

Makalah ini disusun untuk memenuhi


tugas Pendidikan Inklusi

Disusun oleh :

Dosen Pengampu :

Galuh Kartika M.Pd

Disusun Oleh :

Tanti Fitria Yusnita( 2086206046 )


Cindy Kusumawati( 20862060022 )
Galang Bagus Prasetyo( 2086206043)
Melati Aina Sukmaning Prasetyo( 2086206034 )

PRODI S1 PGSD STKIP PGRI SIDOARJO


2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami ucapkan puji
syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Galuh Kartika
Dewi, M.Pd selaku Dosen Pengampu.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih ada
kekurangan baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Sidoarjo, 22 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

MAKALAH....................................................................................................................................1

“MENGENAL AUTISME ”...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................1

C. Tujuan................................................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.............................................................................................................................2

A. Anak Autis...............................................................................................................................2

B. Penyebab Autis........................................................................................................................2

C. Karakteristik Autis...................................................................................................................3

D. Pendidikan Untuk Anak Autis.................................................................................................4

BAB III...........................................................................................................................................5

PENUTUP.......................................................................................................................................5
A. Kesimpulan........................................................................................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya, karena pendidikan
merupakan usaha agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran
yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Seperti halnya yang tercantum pada
Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) tercantum cita-cita bangsa, salah satunya
adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, dan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 menyatakan
“Tiap warga negara berhak mendapat pengajaran". Undang Undang Nomor 4 tahun 1997
pasal 5 menyebutkan “setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang
sama dalam aspek kehidupan dan penghidupan”. Kebijakan tersebut telah menimbulkan
perubahan mendasar dalam dunia pendidikan termasuk dunia pendidikan luar biasa atau
pendidikan khusus yaitu dengan lahirnya inklusi dalam pendidikan (pendidikan inklusif).
Lahirnya paradigma pendidkan inklusif sejalan dengan semakin luasnya tuntutan
masyarakat akan peningkatan kua tes dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
berkualitas. Paradigma pendidikan inklusif sarat dengan muatan kemanusiaan dan
penegakan hak-hak asasi manusia. Inti dalam paradigma pendidikan inklusif yaitu sistem
pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan, dan falsafahnya yaitu menghargai
perbedaan semua anak. Implikasi penting dari paradigma tersebut adalah adanya
pengakuan dan penghargaan akan adanya keberagaman dan perbedaan kebutuhan setiap
orang.
Munculnya konsep pendidikan inklusif telah membawa perubahan yang mendasar
dari special education menjadi special need education. Perubahan tersebut bermakna dari
pendidikan yang berfokus pada pendidikannya yang khusus bergeser pada pendidikan yang
mengandung semangat inklusi yang berfokus pada anak (Supriadi:2003).
Dengan demikian pendidikan inklusi memandang anak sebagai individu yang
memiliki keragaman, keunikan, kemampuan dan kebutuhan yang berbeda. Sehingga proses
layanan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Pendidikan inklusif
dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan semua anak
termasuk anak berkebutuhan khusus belajar bersama di sekolah reguler yang terdekat
dengan tempat tinggalnya. Semua anak belajar bersamasama, baik di kelas/sekolah yang
berada di tempat tinggalnya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu anak autis?
2. Apa saja penyebab anak autis?
3. Apa saja karakteristik anak autis?
4. Apa saja pendidikan untuk anak autis?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari anak autis
b. Untuk mengetahui penyebab anak autis
c. Untuk mengetahui karakteristik anak autis
d. Untuk mengetahui pendidikan untuk anak autis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anak Autis
Autis dari kata auto, yang berarti sendiri, dengan demikian dapat diartikan seorang
anak yang hidup dalam dunianya. Anak autis cenderung mengalami hambatan dalam
interaksi, komunikasi, perilaku sosial. Autistic Spectrum Dysorders merupakan gangguan
perkembangan yang mempengaruhi komunikasi verbal, nonverbal dan interaksi sosial,
pada umumnya terjadi sebelum umur 3 tahun yang mempengaruhi performance anak.
Tingkat keparahan autis berbeda-beda antara satu individu dengan yang lain. Istilah
spektrum digunakan untuk mendeskripsikan tingkat keparahan tersebut. Karakteristik yang
sering dihubungkan dengan autis adalah pengulangan gerakan dan aktifitas, resisten
terhadap perubahan lingkungan atau perubahan dalam aktifitas rutin dan selalu tidak
merespon pengalaman sensori. Sementara individu yang mengalami Asperger memiliki
intelektual dan kemampuan komunikasi yang lebih tinggi dibanding autis namun memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan individu autis dengan memiliki hambatan yang
utama daam hal interaksi sosial.

B. Penyebab Autis
Meningkatnya gangguan autis menyebabkan penelitian diarahkan
pada mencari penyebab gangguan tersebut. Mayoritas gangguan autism disebabkan karena
abnormalitas di otak. Hans Asperger (dalam Hallahan, 2009) menyebutkan bahwa
penyebab autis adalah kurangnya perhatian dari orangtua, Bettelheim (dalam Hallahan,
2009) menegaskan bahwa ibu yang dingin dan tidak responsive terhadap anak
menyebabkan anak menjadi autis. Bell dan Harper. (2007, dalam Hallahan, 2009) juga
menyatakan bahwa orangtua yang tidak merespon bayinya maka menyebabkan anak
menunjukkan perilaku yang cuek dan menjaga jarak. Penyebab lain adalah factor genetik
dan adanya gangguan neurologi di otaknya yang menyebabkan anak autis kesulitan untuk
merespon. Sementara Hockstra (dalam Hallahan, 2009) menyatakan herediter menjadi
penyebab utama. Hasil penelitian membuktikan bahwa ketika dalam keluarga ada yang
mengalami autis maka anak akan mengalami hal yang sama. (Volkmar dan Pauls dalam
Hallahan & Kaufmann, 2009) individu autis memiliki kecenderungan tinggi mengalami
brain seizures dan defisit kognitif. Ukuran otak dan kepala individu autis lebih besar
dari ukuran normal, pada saat lahir otaknya
2
berukuran rata-rata atau lebih kecil dari rata-rata, 2 tahun pertama kehidupan otaknya
tumbuh tiba-tiba dan cepat, pertumbuhan otak mengalami kelambatan pertumbuhan saat
usia 4-5 tahun. Setelah 5 tahuan ukuran otak mengecil dan berukuran sama dengan yang
mengalami kelainan saat dewasa

C. Karakteristik Autis
Diagnosa autis menggunakan parameter Triad of Impairment yaitu 3 area kesulitan
belajar dan berkomunikasi yang tampak dalam perkembangan anak:
1. Kesulitan bahasa dan komunikasi.
2. Kesulitan dalam interaksi sosial dan pemahaman terhadap sekitarnya.
3. Kurangnya fleksibelitas dalam berfikir dan bertingkah laku.
Karakteristik umum dari gangguan autis adalah gangguan dalam kognisi sosial (kurang
mampu mempertimbangkan persepktif orang lain, keterampilan sosial dan interaksi sosial,
menyendiri dan membentuk kelekatan emosional yang lemah atau bahkan sama sekali tidak
mampu melakukan kelekatan dengan orang lain dan munculnya perilaku repetitif, perilaku
yang aneh dan jarang ditemui diantara anak-anak seusianya (Ormrod, 2009).
Menurut American Psychiatric Association tingkat keparahan kondisi siswa Autisme
berbeda-beda, pada tingkat yang ringan mereka memiliki keterampilan bahasa yang normal
dan intelegensi rata-rata atau bahkan diatas rata-rata, dalam tingkat yang parah siswa
mengalami keterlambatan yang menonjol dalam perkembangan kognitif dan bahasa serta
menampilkan perilaku aneh (mengulang kata-kata yang diucapkan orang, menggaruk atau
mengayun-ayunkan tangan secara konstan dan tertarik pada objek tertentu. Mereka
memiliki kesadaran yang luar biasa akan detil-detil pada sebuah objek atau tampilan visual,
kontak mata yang minim dengan teman-teman sebaya, kurang atau tidak berminat sama
sekali mencari hiburan dari orang lain ketika sedang terluka atau merasa gelisah, dan sikap
badan atau Gerakan yang abnormal, terkadang memperlihatkan sindrom savant yaitu
memiliki kemampuan yang luar biasa dalam seni atau music yang sangat kontas dengan
aspek-aspek lain dari fungsi mentalnya (Hobson; Treffert & Wallace; Winner, dalam
Ormrod, 2009).
Banyak sekali variasi gejala yang diperlihatkan oleh anak autis. Selain gejalanya yang
bervariasi tetapi tingkat keparahan dari gejalanya juga sangat bervariasi juga. Ciri-ciri anak
autis, yaitu:
1. Mengalami hambatan di dalam bahasa.
2. Kesulitan dalam mengenal dan merespon emosi dengan isyarat sosial.
3
3. Kekakuan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan.
4. Kurang memiliki perasaan dan empati.
5. Sering berperilaku di luar kontrol dan meledak-ledak.
6. Secara menyeluruh mengalami masalah dalam perilaku.
7. Kurang memahami akan keberadaan dirinya sendiri.
8. Keterbatasan dalam mengekspresikan diri.
9. Berperilaku monoton dan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan
lingkungan

D. Pendidikan Untuk Anak Autis


Ada tiga model pendidikan bagi anak autisme, yakni sekolah umum, inklusi dan
khusus. Untuk sekolah umum, anak autisme mendapat pendidikan setara dengan anak
lainnya dan tanpa bimbingan pengajar khusus autisme. Di sekolah inklusi, anak mendapat
pendidikan setara seperti anak lain, namun dengan bimbingan pengajar khusus. Sementara
untuk sekolah khusus, memang ditujukan untuk anak-anak autisme.
Kebutuhan Pembelajaran Anak Autis. Anak autis membutuhkan pembelajaran khusus
antara lain sebagai berikut:
1. Diperlukan adanya pengembangan strategi untuk belajar dalam seting kelompok.
2. Perlu menggunakan beberapa teknik, di dalam menghilangkan perilaku- perilaku
negatif yang muncul dan mengganggu kelangsungan proses
belajar secara keseluruhan (stereotip).
3. Guru perlu mengembangkan ekspresi dirinya secara verbal dengan berbagai
bantuan.
4. Guru terampil mengubah lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan
bagi anak, sehingga tingkah laku anak dapat dikendalikan pada hal yang
diharapkan

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Autis dari kata auto, yang berarti sendiri, dengan demikian dapat diartikan seorang anak yang
hidup dalam dunianya. Anak autis cenderung mengalami hambatan dalam interaksi, komunikasi,
perilaku sosial. Autistic Spectrum Dysorders merupakan gangguan perkembangan yang
mempengaruhi komunikasi verbal, nonverbal dan interaksi sosial, pada umumnya terjadi sebelum
umur 3 tahun yang mempengaruhi performance anak. Tingkat keparahan autis berbeda-beda antara
satu individu dengan yang lain.
gangguan autism disebabkan karena abnormalitas di otak, kurangnya perhatian dari
orangtua, ibu yang dingin dan tidak responsive terhadap anak,genetik ,dan lain sebagianya.
Ciri-ciri anak autis, yaitu:
1. Mengalami hambatan di dalam bahasa.
2. Kesulitan dalam mengenal dan merespon emosi dengan isyarat sosial.
3. Kekakuan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan.
4. Kurang memiliki perasaan dan empati.
5. Sering berperilaku di luar kontrol dan meledak-ledak.
6. Secara menyeluruh mengalami masalah dalam perilaku.
7. Kurang memahami akan keberadaan dirinya sendiri.
8. Keterbatasan dalam mengekspresikan diri.
9. Berperilaku monoton dan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan
lingkungan
Anak autis membutuhkan pembelajaran khusus antara lain sebagai berikut:
1. Diperlukan adanya pengembangan strategi untuk belajar dalam seting kelompok.
2. Perlu menggunakan beberapa teknik, di dalam menghilangkan perilaku- perilaku
negatif yang muncul dan mengganggu kelangsungan proses
belajar secara keseluruhan (stereotip).
3. Guru perlu mengembangkan ekspresi dirinya secara verbal dengan berbagai
bantuan.
4. Guru terampil mengubah lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan
bagi anak, sehingga tingkah laku anak dapat dikendalikan pada hal yang
diharapkan

5
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/1956/2/BAB%20II.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132313276/pendidikan/PEMBELAJARAN+ANAK+AUTIS.pdf

Anda mungkin juga menyukai