Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KARAKTERISTIK ANAK BERKELAINAN FISIK, PENGEMBANGAN KOGNITIF


DAN KREATIVITAS ANAK BERKELAINAN FISIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi


Dosen Pengampu : Dra. Kurniana Bektiningsih, M. Pd.

Disusun oleh :
1. Dwi Astuti (1401420203)
2. Mikaelisa Aditya Rehdaya (1401420213)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah
mata kuliah Pendidikan Inklusi yang membahas tentang “Karakteristik Anak
Berkelainan Fisik,Pengembangan Kognitif dan Kreativitas Anak Berkelainan Fisik”
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Kurniana Bektiningsih, M. Pd.
Selaku dosen mata kuliah Pendidikan Inklusi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Semarang, 15 Maret 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
1. Karakteristik Anak Berkelainan Fisik.............................................................................2
2. Pengembangan Kognitif dan Kreativitas Anak Berkelainan Fisik.................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
A. Simpulan.........................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap anak yang lahir di dunia ini adalah anugerah yang terindah dari Tuhan Yang
Maha Esa  kepada setiap orang tua. Adapun anak yang terlahir sempurna ataupun
terlahir secara istimewa harus memerlukan perhatian yang istimewa dari orang tua
maupun lingkungannya. Setiap anak yang berkelainan pasti memiliki masalah. Baik
masalah dalam bidang emosi, masalah bagi orang tua dan masyarakat, masalah sosial
dan masalah kognitif. Dari segala masalah ataupun hambatan yang dimiliki anak
berkebutuhan khusus pasti membutuhkan penanganan. Penanganan yang diberikan harus
sesuai dengan gangguan atau hambatan yang dialami anak tersebut. Agar anak tetap bisa
berkembang dan menjalani kehidupannya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Anak-anak dengan kelainan fisik memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari
anak-anak lainnya. Mereka dapat mengalami keterbatasan dalam gerakan, persepsi, dan
fungsi tubuh lainnya. Namun, anak-anak dengan kelainan fisik masih dapat berkembang
secara kognitif dan kreatif seperti anak-anak lainnya. Oleh karena itu, penting bagi orang
tua, guru, dan masyarakat untuk memahami karakteristik, pengembangan kognitif, dan
kreativitas anak-anak dengan kelainan fisik agar dapat membantu mereka mencapai
potensi penuh mereka.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik anak berkelainan fisik?


2. Bagaimana pengembangan kognitif dan kreativitas anak berkelainan fisik?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui karakteristik anak berkelainan fisik.
2. Untuk mengetahui pengembangan kognitif dan kreativitas anak berkelainan fisik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Anak Berkelainan Fisik


Anak berkelainan fisik adalah anak yang memiliki kelainan pada tubuh atau organ
tubuhnya. Kelainan fisik ini dapat bersifat bawaan atau didapat akibat penyakit atau
kecelakaan. Karakteristik anak berkelainan fisik dapat berbeda-beda tergantung pada
jenis kelainan yang dialaminya. Beberapa karakteristik umum pada anak berkelainan
fisik antara lain:
1. Keterbatasan fisik dalam melakukan aktivitas sehari-hari
2. Memerlukan bantuan dari orang lain untuk melakukan aktivitas tertentu
3. Merasa minder dan kurang percaya diri
4. Cenderung kurang aktif fisik dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah
5. Mempunyai motivasi tinggi untuk meraih prestasi dan keberhasilan

Macam-Macam kelainan fisik


1. Tunarungu
Tunarungu adalah seseorang yang memiliki hambatan dengan pendengarannya baik
permanen maupun tidak permanen. Hal ini disebabkan karena organ pendengaran
anak tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jika dilihat secara fisik, anak tuna rungu
tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya. Orang yang mengetahui bahwa ia
penyandang ketunarungunan pada saat ia berkomunikasi, khususnya jika dituntut
untuk berbicara. Karena mereka berbicara tanpa suara atau dengan suara yang
kurang atau tidak jelas artikulasinya atau bahkan tidak berbicara sama sekali. Mereka
hanya berisyarat. Ketunarungunan berdampak pada masalah kognisi anak dan
bahasa. Adapun karakteristiknya diantaranya adalah;
 Anak tunarungu dari segi fisik berjalannya kaku, agak membungkuk,
bernafasnya pendek, tidak teratur dan cara melihatnya agak beringas.
 Anak tunarungubahasanya miskin akan kosa kata, sulit mengartikan kata-kata
yang mengandung ungkapan dan tata bahasanya kurang teratur.

8
 Anak tunarungu intelektualnya normal, namun akibatnya dari keterbatasannya
dalam berkomunikasi dan berbahasa makan perkembangannya menjadi lamban.
Hal ini mengakibatkan perkembangan akademiknya mengalami keterlambatan.
 Anak tunarungu dalam hubungan sosialnya denga orang lain sering merasa
curiga, bersikap agresif. Hal ini terjadi karena mereka tidak dapat memahami
apa yang dibicarakan orang lain akibat dari kelainan pada fungsi
pendengarannya.
2. Tunanetra
Tunanetra merupakan sebutan bagi individu yang mengalami gangguan pada indera
penglihatan. Secara fisik anak-anak tunanetra nampak sekali adanya kelainan pada
organ matanya yang secara nyata dapat dibedakan dengan anak-anak normal pada
umumnya, hal ini terlihat dalam aktivitas mobilitas dan respon motorik yang
merupakan umpan balik dari stimuli visual. Beberapa karakteristik anak-anak
tunanetra adalah :
 Dilihat dari segi motorik anak tunanetra kurang mampu melakukan orientasi
lingkungan sehingga mereka harus belajar bagaimana berjalan dengan anak dan
efisien dalam suatu lingkungan dengan berbagai keterampilan orientasi dan
mobilitas.
 Anak tunanetra sering menunjukkan perilaku stereotip, sehingga menunjukkan
perilaku yang tidak semestinya, misalnya sering menekan matanya, membuat
suara dengan jarinya, menggoyang-goyangkan kepala dan badan atau berputar-
putar.
 Pada dasarnya anak-anak tunanetra kemampuan akademiknya seperti anak
normal pada umumnya hanya saja pengaruhnya pada perkembangan
keterampilan akademis, khususnya dalam bidang membaca dan menulis.
Dengan kondisi yang demikian maka tunanetra mempergunakan berbagai
alternatif media atau alat untuk membaca dan menulis sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing. Misalnya menggunakan huruf braille atau huruf
cetak dengan berbagai alternatif ukuran. Dengan penilaian dan pembelajaran
yang sesuai, tunanetra dapat mengembangkan kemampuan membaca dan
menulisnya seperti anak-anak lain yang dapat melihat.

8
 Anak tunanetra sering mempunyai kesulitan dalam melakukan perilaku sosial
yang benar. Hal ini akibatnya dari ketunanetraannya yang berpengaruh terhadap
keterampilan sosial.

3. Tunadaksa
Anak tunadaksa adalah anak-anak yang mengalami kelainan fisik atau cacat tubuh,
yang mencakup kelainan anggota tubuh maupun yang mengalami kelainan anggota
gerak dan kelumpuhan yang disebabkan karena kelaianan yang ada di syaraf pusat
atau otak. Kelaianan seperti ini disebut dengan cerebral palacsy (CP), dengan
karakteristik sebagai berikut:
 Gangguan motorik meliputi motorik halus dan kasar yang meliputi
kekakuan, kelumpuhan, gerakan-gerakan yang tidak dapat dikendalikan,
gerakan ritmis dan gangguan keseimbangan.
 Gangguan sensoriknya berupa gangguan pada penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman, dan perasa. Hal ini terjadi karena katidak seimbangan
otat-otat mata sebagai akibat kerusakan otak.
 Tingkat kecerdasan pada anak cerebral palcsy bervariasi mulai dari tingkat
yang paling rendah sampai giffed. Sekitar 45% mengalami keterbelakangan
mental, dan 35% lagi mempunyai tingkat kecerdasan normal dan di atas rata-
rata sedangkan sisanya cenderung dibawah rata-rata.
 Anak cerebral palcsy mengalami gangguan wicara yanf disebabkan oleh
kelainan motorik otot-otot wicara terutama pada organ artikulasi seperti
lidah, bibir, dan rahang bawah, ada pula yang disebabkan karena kurang
terjadi proses interaksi dengan lingkungan. Dengan kondisi seperti itu maka
anak-anak cerebral palcsy berbicara kurang jelas dan sulit diterima oleh
orang lain.
 Emosi anak cerebral palcsy secara umum tidak jauh berbeda dengan anak-
anak normal pada umumnya, hal saja jika ada kebutuhan yang tidak
terpenuhi dapat menyebabkanemosinya tidak terkendali. Selain itu
dipengaruhi juga oleh sikap masyarakat terhadap anak-anak yang kurang
beruntung tersebut dapat menimbulkan anak rendah diri, mudah tersinggung,
menyendiri, kepercayaan dirinya kurang, kurang dapat menyesuaikan diri
dan kurang dapat bergaul dengan lingkungannya.

8
4. Tunawicara
Tunawicara adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara yang disebabkan
oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, mulut, dan lidah.
Menurut Heri Purwanto (Ortopedagogik umum ,1998) yangmerupakan karakterisktik
anak tunawicara adalah :
 Karakteristik bahasa dan wicara, Pada umumnya anak tunawicara  memiliki
kelambatan dalam perkembangan bahasa wicara bila dibandingkan dengan
perkembangan bicara anak-anak normal.
 Kemampuan intelegensi, Kemamapuan intelegensi (IQ) tidak berbeda dengan
anak-anak normal, hanya pada skor IQ verbalnya akan lebih rendah dari IQ
performanya
 Penyesuaian emosi,sosial dan perilaku
Dalam melakukan interaksi sosial di masyarakat banyak mengandalkan
komunikasi verbal, hal ini yang menyebabkan tuna wicara mengalami kesulitan
dalam penyesuaian sosialnya.Sehingga anak tunawicara terkesan agak eksklusif
atau terisolasi dari kehidupan masyarakat normal.
 Sedangkan yang  merupakan ciri-ciri fisik dan psikis anak tunawicara adalah:
Berbicara keras dan tidak jelas, Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh
teman bicaranya, Telinga mengeluarkan cairan, Biasanya Menggunakan alat
bantu dengar, Bibir sumbing, Suka melakukan gerakan tubuh,  Cenderung
pendiam, Suara sengau, Cadel.

2. Pengembangan Kognitif dan Kreativitas Anak Berkelainan Fisik


Anak berkelainan fisik memiliki keterbatasan fisik yang mempengaruhi kemampuan
fisiknya, namun bukan berarti keterbatasan tersebut mempengaruhi kemampuan kognitif
dan kreativitasnya. Anak berkelainan fisik tetap memiliki kemampuan untuk
berkembang secara kognitif dan memiliki kreativitas yang tinggi.

Pengembangan Kognitif pada Anak Berkelainan Fisik Pengembangan kognitif pada


anak berkelainan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Stimulasi dan latihan fisik

8
Stimulasi dan latihan fisik dapat membantu merangsang otak anak. Latihan fisik
yang tepat juga dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik dan koordinasi
anak.
2. Terapi wicara
Terapi wicara dapat membantu anak berkelainan fisik untuk mengembangkan
kemampuan berbicara dan berkomunikasi. Dalam terapi wicara, biasanya digunakan
teknik-teknik seperti menirukan suara, mengucapkan kata-kata sederhana, dan
sebagainya.
3. Pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif dapat membantu anak berkelainan fisik untuk berkembang
secara kognitif. Dalam pendidikan inklusif, anak berkelainan fisik akan diajarkan
bersama dengan anak-anak normal, sehingga anak berkelainan fisik dapat belajar
dari interaksi dengan teman sebayanya.
4. Penggunaan teknologi
Penggunaan teknologi seperti komputer, tablet, atau smartphone dapat membantu
mengembangkan kognitif anak berkelainan fisik. Dengan teknologi ini, anak dapat
belajar dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.

Pengembangan Kreativitas pada Anak Berkelainan Fisik Pengembangan kreativitas pada


anak berkelainan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan untuk berkreasi
Memberikan kesempatan untuk berkreasi dapat membantu anak berkelainan fisik
untuk mengembangkan kreativitasnya. Orang tua atau guru dapat memberikan
berbagai bahan dan alat untuk membuat berbagai karya seperti gambar, lukisan, atau
kerajinan tangan.
2. Memberikan tantangan baru
Memberikan tantangan baru dapat membantu anak berkelainan fisik untuk
mengembangkan kreativitasnya. Tantangan baru ini dapat berupa berbagai
permainan atau aktivitas baru yang menantang anak untuk berpikir kreatif.
3. Memberikan penghargaan
Memberikan penghargaan atau pujian dapat membantu meningkatkan motivasi anak
berkelainan fisik untuk terus berkreasi dan mengembangkan kreativitasnya.

8
Dalam mengembangkan kognitif dan kreativitas anak berkelainan fisik, perlu adanya
dukungan dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar. Dengan dukungan yang cukup
diharapkan anak berkelainan fisik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Anak berkelainan fisik adalah anak yang memiliki kelainan pada tubuh atau organ
tubuhnya. Kelainan fisik ini dapat bersifat bawaan atau didapat akibat penyakit atau
kecelakaan. . Namun walaupun begitu anak-anak dengan kelainan fisik masih dapat
berkembang secara kognitif dan kreatif seperti anak-anak lainnya. Oleh karena itu,
penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk memahami karakteristik,
pengembangan kognitif, dan kreativitas anak-anak dengan kelainan fisik agar dapat
membantu mereka mencapai potensi penuh mereka.

B. Saran
Sebagai seorang guru harus memahami karakteristik anak berkelainan fisik beserta
pengembangan kognitif dan kreatifnya agar dapat membantu mereka mencapai
potensi penuh yang dimilik

8
DAFTAR PUSTAKA

Irawati, A., Nani Dewi, S., Zainur, F., & Bertha, N. (2019, February). KEMAMPUAN
KOGNITIF ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DALAM PROSES
PEMBELAJARAN PADA PROGRAM STUDI JEPANG (S1) DI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA. In Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Semester Ganjil 2018/2019 (Vol. 7, No. 1, pp. 28-32). Unsada.
Purwanto, H. (2007). Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus. Modul Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus, 7-8.
https://www.academia.edu/8779108/Karakteristik_Peserta_Didik_Berkebutuhan_Khusus
(Diakses pada 15 Maret 2023)
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318126/pengabdian/11materi-sosialisasi-p2m.pdf
(Diakses pada 15 Maret 2023)
http://mylifeiscounselor.blogspot.com/2015/03/klasifikasi-dan-karakteristik-abk-anak.html
(Diakses pada 15 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai