Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FAKTOR PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DAN


DAMPAKNYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah :

Dasar-dasar Anak Berkebutuhan Khusus

Dosen Pengampu :

Mia Angelina Sukmayanti E1E02310133

Putri Alifia Hoolyan E1E02310149

Leonardus Miagoni E1E02310315

Neta Sabila E1E22320014

Rahmat Hidayat E1E22320017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun Makalah
Dasar-dasar Anak Berkebutuhan Khusus, makalah ini berisi mengenai materi yang
akan dibahas yaitu tentang Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
dan dampaknya.

Penyusunan makalah ini dibuat tidak hanya dikarenakan kepentingan


memenuhi tugas yang diberikan, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan agar
bermanfaat dikemudian hari. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan Makalah Dasar-dasar
Anak Berkebutuhan Khusus.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sebenarnya bahwa masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima segala
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. kami
harap makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

Mataram, 01 Maret 2024

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan ............................................................................................................1
BAB 2 ......................................................................................................................2
PEMBAHASAN ......................................................................................................2
2.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus ........................................................2
2.2 Prevalensi Anak Kebutuhan Khusus ..............................................................3
2.3 Faktor Penyebab Berkebutuhan Khusus ........................................................3
2.4 Dampak Anak Berkebutuhan Khusus ............................................................4
BAB 3 ......................................................................................................................6

PENUTUP ................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................6
3.2 Saran ...............................................................................................................6
EVALUASI ..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak ada satupun orang yang menginginkan untuk menjadi cacat, namun
bukan berarti penyandang cacat tidak bisa berbuat apa-apa. Banyak individu yang
meskipun dia memilki kecacatan bisa menjadi penerang hidup bagi teman-teman
yang berkebutuhan khusus.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan kelompok yang memerlukan
perhatian dan dukungan tambahan dalam hal pendidikan dan perkembangannya
karena memiliki kebutuhan yang tidak sama dengan khalayak masyarakat pada
umumnya. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai potensi dan bakat yang
unik, namun seringkali menghadapi tantangan dalam mengakses pendidikan sesuai
dengan kebutuhannya.
Dengan memenuhi kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus,
diharapkan mereka dapat belajar secara mandiri, serta dapat mengurangi
ketergantungan pada orang lain. Ketika anak-anak berkebutuhan khusus diterina
dan didukung di lembaga pendidikan, setidaknya sebagian dari kebutuhan mereka
dapat terpenuhi. Harapannya, melalui pendidikan yang diterima, mereka dapat
mengembangkan perspektif hidup yang lebih luas dan menjadi individu yang dapat
berpikir secara kreatif, inovatif dan produktif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja Faktor-faktor penyebab Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ?
2. Bagaimana dampak anak berkebutuhan khusus terhadap individu dan lingkungan
mereka ?

1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan anak
berkebutuhan khusus (ABK)
2. Agar dapat mengetahui dampak anak berkebutuhan khusus terhadap individu dan
lingkungan mereka

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus


Anak Berkebutuhan Khusus adalah Anak dengan gangguan perkembangan
atau kelainan yang membutuhkan perawatan khusus. Menurut Psikologi Anak
Berkebutuhan Khusus: Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki salah
satu atau beberapa keterbatasan, seperti keterbatasan fisik seperti tunanetra atau
tunarungu, atau keterbatasan psikologis seperti autisme dan ADHD. Pengertian lain
berkaitan dengan istilah pertumbuhan normal dan abnormal; pada anak dengan
kebutuhan khusus, pertumbuhannya abnormal, yaitu terjadi penundaan
pertumbuhan yang biasanya terlihat di usia balita seperti baru bisa berjalan di usia
tiga tahun.
Faktor lain yang menjadi indikator anak memiliki kebutuhan khusus adalah
ketidakmunculan sesuai dengan usianya, misalnya ketika anak belum dapat
mengucapkan sepatah kata pun, pada usia 3 tahun, atau menunjukkan pola
perkembangan yang tidak biasa seperti ecolalia atau membeok pada anak yang
mengalami autisme. Pemahaman terhadap anaj yang berkebutuhan khusus
melibabkan berbagai konteks, baik yang bersifat biologis, psikologis, maupun
sosio-kultural. Dari segi biologis nya, kelainan genetik seperti brain injury dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang pengelompokkan anak berkebutuhan
khusus. Sementara itu, dalam perspektif skilogisnya, anak-anak dengan kebutuhan
khusus dapat dikenali melalui pola sikap dan perilaku yang menunjukkan gangguan
dalam berbagai aspek seperti kemampuan belajar (seperti pada anak dengan
gangguan belajar), kemampuan emosional dan interaksi sosial (pada anak dengan
autisme), serta gangguab kemampuan berbicara (pada anak dengan autisme dan
ADHD).
Anak luar biasa dan anak cacat adalah istilah lain untuk anak berkebutuhan
khusus. Anak dengan kebutuhan khusus, atau anak dengan kebutuhan khusus, dapat
didefinisikan sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan
(retarded), yang memiliki kesulitan besar untuk berhasil di sekolah seperti anak-
anak pada umumnya. Anak-anak berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan
pendidikan yang berbeda dari anak-anak biasa.
Banyak istilah digunakan untuk menggambarkan kebutuhan khusus, seperti
keterbatasan, impairment, dan handicap. World Health Organization (WHO)
mendefinisikan istilah-istilah sebagai berikut: Disability adalah keterbatasan atau
kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dari impairment) untuk melakukan
aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam batas normal, biasanya
digunakan pada tingkat individu. Impairment adalah kehilangan atau
ketidaknormalan dalam hal psikologis, struktur atau fungsi tubuh, biasanya

2
digunakan pada tingkat organ. Handicap adalah kehilangan atau ketidaknormalan
dalam hal fisik atau fungsinya, biasanya digunakan pada tingkat organ.

2.2 Prevalensi Anak Berkebutuhan Khusus


Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia terus meningkat setiap
tahun. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, paling sedikit sepuluh persen anak
usia sekolah memiliki kebutuhan khusus. Jumlah anak usia sekolah di Indonesia
sebanyak 42,8 juta, atau antara 5 dan 14 tahun, dan diperkirakan ada lebih dari 4,2
juta anak yang memiliki kebutuhan khusus. Data resmi belum dirilis oleh
pemerintah Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah anak berkebutuhan
khusus di Indonesia mencapai 1.544.184 anak, dengan 330.764 anak, atau 21,42
persen, berada dalam rentang usia 5–18 tahun. Dari jumlah anak-anak ini, hanya
85.737 di antaranya yang bersekolah. Artinya, masih ada 245.027 anak
berkebutuhan khusus yang belum masuk ke sekolah, baik sekolah khusus maupun
umum.

2.3 Faktor Penyebab Berkebutuhan Khusus


Pada Anak Ada tiga faktor penyebab berkebutuhan khusus pada anak, yaitu :
a. Kejadian Pralahir (Intrauterine)
Berbagai jenis penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada janin pada saat
ibu hamil antara lain :
1) Wanita hamil Sepsis (toksania) dapat menyebabkan janin menderita gejala
yang paling parah. Oksigen yang diterimanya dapat mempengaruhi saraf di otak
sehingga menyebabkan gangguan dan kelainan saraf pada bayi.
2) Penyakit menular yang disebabkan oleh penyakit najis (penyakit
kelamin/sifilis pada ayah atau ibu), toksoplasmosis (akibat virus hewan seperti
bulu kucing), beruang macan, tumor. Tumor yang berhubungan dengan
penglihatan yang menyebabkan kerusakan bola mata dan tumor yang
menyebabkan kerusakan pada membran gendang telinga dapat terjadi di otak.
3) Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi dapat meracuni ibu,
menyebabkan kelainan pada janin, dan menimbulkan gangguan pada mata.
Selain itu, kerusakan pada otak menyebabkan terganggunya fungsi berpikir dan
komunikasi verbal, serta kerusakan pada organ telinga menyebabkan hilangnya
fungsi pendengaran.

b. Natal (saat lahir) Saat lahir hanya berlangsung sebentar, namun jika salah
penanganan dapat membahayakan tumbuh kembang bayi.
1. Persalinan prematur
2. Persalinan paksa dengan vakum
3. Proses kelahiran sungsang

c. Pasca persalinan (setelah lahir) Akibat berbagai peristiwa dalam hidup,


seseorang sering kehilangan fungsi salah satu organ tubuh, otot, atau saraf.

3
Terkadang organ itu sendiri bisa hilang. Penyebab kelainan yang timbul setela
lahir antara lain :
a. Prolaps
b. Kekurangan vitamin atau zat gizi
c. Demam tinggi dan kejang

2.4 Dampak Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus (ABK) mempunyai dampak yang besar terhadap
manusia dan lingkungannya. Dari sudut pandang individu, ABK mengalami
keterbatasan dan kecacatan dalam berbagai aspek, baik fisik, intelektual, spiritual,
dan sensorik. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan, termasuk aspek kognitif,
emosional, dan sosial. Dari sudut pandang ekologi, ABK mempengaruhi praktik
pengasuhan orang tua. Orang tua mungkin awalnya bereaksi emosional ketika
mengetahui bahwa mereka memiliki anak berkebutuhan khusus, seperti optimisme
atau kebahagiaan. Hal ini dapat mempengaruhi cara orang tua dalam mengasuh
anaknya
Memilih pengobatan dan pendidikan yang sesuai serta memperhatikan
kebutuhan khusus anak. Selain itu, ABK juga dapat berdampak pada lingkungan
sekolah. Sekolah yang mendukung anak berkebutuhan khusus dapat membantu
anak mengembangkan keterampilannya dan mengubah pendekatan pendidikan
mereka. Hal ini dapat berdampak pada lingkungan sekolah, termasuk pengajaran,
pengasuhan dan penciptaan lingkungan yang sesuai.
Tantangan dalam membimbing penyandang kebutuhan khusus
mencerminkan kendala yang dihadapi oleh penyandang kebutuhan khusus.
Gangguan ini merupakan internalisasi rangsangan lingkungan sehingga
mengakibatkan anak berkebutuhan khusus tidak mampu memenuhi tuntutan
lingkungannya secara fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Anak berkebutuhan
khusus mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan lingkungannya karena
situasi berkebutuhan khusus yang dimilikinya, hal ini disebabkan oleh keadaan
sosial dan psikologis anak berkebutuhan khusus, hal ini juga berdampak pada hal-
hal berikut dan akan dijelaskan secara rinci di bawah ini.
1. Dampak fisiologis
Dampak fisiologis terutama pada anak yang menderita cacat
fisik, termasuk gangguan sensorimotorik, bahkan pada penyakit
berat dan sangat berat, memerlukan dukungan khusus dengan
kesulitan dalam koordinasi gerak, hal ini tercermin pada kondisi
fisik yang membutuhkan 5 tahun atau tidak sama sekali. Tanda-
tanda kondisi fisik pada orang berkebutuhan khusus yang
mengalami penurunan kemampuan koordinasi gerak antara lain:
Kurangnya kemampuan mengkoordinasikan gerakan kinestetik,
melakukan gerakan tepat dan terarah, serta menjaga kesehatan.
2. Efek Psikologis

4
Efek psikologis terjadi bersamaan dengan kemampuan
mental lainnya karena keadaan mental yang tidak stabil
menghambat proses mental yang merespons tuntutan lingkungan.
Kurangnya adaptasi diri karena ketidaksempurnaan pribadi karena
rendahnya “harga diri” dan kemungkinan kesalahan pengendalian
diri.
3. Pengaruh Sosiologis
Pengaruh sosiologis timbul dari hubungan dengan kelompok
atau individu sekitar, terutama dengan keluarga dan kerabat.
Memiliki anak berkebutuhan khusus dalam keluarga membawa
banyak perubahan dalam keluarga. Keluarga sebagai unit sosial
dalam masyarakat yang memiliki anak berkebutuhan khusus
merupakan sebuah bencana, kesedihan, dan beban yang berat.
Kondisi ini diwujudkan dalam berbagai reaksi, termasuk
kekecewaan, keterkejutan, kemarahan, depresi, rasa bersalah, dan
kebingungan. Reaksi yang berbeda-beda ini mempengaruhi
hubungan antar anggota keluarga dan mungkin tidak akan pernah
sama lagi. Ibu biasanya mengalami trauma paling parah dan peran
mereka dibatasi oleh kehadiran anak berkebutuhan khusus.

Merawat anak berkebutuhan khusus membutuhkan banyak waktu dan


menyita banyak tugas lainnya. Seiring bertambahnya usia anak berkebutuhan
khusus, muncul dilema bagi para ibu yang tugasnya berperan sebagai wali atau
pengasuh dan mendorong kemandirian anak. Segala permasalahan dalam keluarga
merupakan dampak sosiologis dan harus ditanggung oleh keluarga. Anak
berkebutuhan khusus yang kurang mampu beradaptasi terhadap tuntutan
lingkungan sosialnya dapat menimbulkan reaksi negatif di lingkungan sosial anak
berkebutuhan khusus.
Akibatnya anak dijauhi atau ditolak oleh lingkungan sosialnya sehingga
menimbulkan kesenjangan komunikasi antara anak berkebutuhan khusus dengan
orang disekitarnya. Kesenjangan komunikasi dapat berkembang ketika orang-orang
di sekitar mereka menyampaikan pesan-pesan verbal yang tidak sesuai dengan
kemampuan dan pemahaman anak berkebutuhan khusus. “Kesenjangan
komunikasi” ini merupakan dampak yang dapat menimbulkan ketidaksesuaian
pada anak berkebutuhan khusus.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-
faktor anak berkebutuhan khusus dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut
sejak kelainan tersebut terjadi. Pranatal, perinatal, pascakelahiran. Kecacatan yang
dialami seorang anak dapat menimbulkan berbagai dampak baik terhadap keluarga
maupun terhadap anak itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan oleh kehadiran anak
berkebutuhan khusus dapat dikategorikan sebagai berikut: Efek fisiologis,
psikologis, dan sosiologi.

3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca makalah ini dapat lebih peduli dan menanamkan
rasa empati yang tinggi kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Kami
sangat berharap kepada pembaca untuk mengkritik dan saran yang membangun
mengenai makalah yang kami buat.

6
EVALUASI

1. Identifikasi dan jelaskan setidaknya tiga faktor genetik yang dapat


menyebabkan anak memiliki kebutuhan khusus. Berikan contoh kondisi atau
gangguan yang terkait dengan faktor genetik tersebut.

2. Bagaimana faktor prenatal dapat mempengaruhi perkembangan anak dan


menyebabkan kebutuhan khusus? Jelaskan dengan memberikan contoh situasi
atau kondisi yang dapat memengaruhi perkembangan prenatal anak.

3. Apa yang dimaksud dengan faktor perinatal dalam konteks anak


berkebutuhan khusus? Berikan contoh komplikasi perinatal yang dapat
menyebabkan anak memiliki kebutuhan khusus.

4. Jelaskan bagaimana faktor lingkungan dapat memainkan peran dalam


mempengaruhi kebutuhan khusus anak. Sertakan contoh lingkungan yang tidak
mendukung perkembangan anak dengan baik.

5. Analisis bagaimana kebutuhan khusus anak dapat memengaruhi dinamika


keluarga. Jelaskan bagaimana peran anggota keluarga dalam memberikan
dukungan dan menangani tantangan yang terkait dengan kebutuhan khusus
anak.

6. Bagaimana anak berkebutuhan khusus berinteraksi dengan lingkungan


sekolah mereka? Jelaskan tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam
lingkungan pendidikan dan dampaknya terhadap pengalaman belajar mereka.

7
DAFTAR PUSTAKA

Desiningrum, D. R. (2017). Psikologi anak berkebutuhan khusus.

Dr. Yopi Kusmiati, M. d. (n.d.). Komunikasi Pendidikan Anak Berkebutuhan


Khusus (ABK) di Madrasah Wilayah Bogor. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Ni Wayan Sri Devi Anggreni, N. d. (2017). Faktor Penyebab Kelainan dan


Dampak Kelainan . Mataram.

Praptono, S. S. (2017). Anak Berkebutuhan Khusus Spirit Mengutamakan


Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta Selatan: Direktorat
Pembinaan PKLK Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Satiningsih, M. S. (2021). Optimisme Orang Tua Terhadap Pola Pengasuhan


Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Penelitian Psikologi.

Ulfa, R. M. (2021). Layanan Informasi Terhadap Orang Tua Untuk Memahami


Masalah Anak Berkebutuhan Khusus Pada SLB Al-Fansury Kab. Aceh
Singkil. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai