Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah :

Anak Berkebutuhan khusus

Dosen Pembimbing :

Mutia Sari ,S.pd.I.,M.pd.

Disusun oleh :

Siti Maysarah Nim: (202225040 )

FAKULTAS TABIAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
Pemilihan Topik Karangan Ilmiah Yang Baik.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan


dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu
bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada


kita sekalian.

Lhokseumawe, 14 Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. 2

BAB II

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus.................................................... 3


2.2 Jenis – jenis Anak Berkebutuhan Khusus ................................................. 4
2.3 Sebab – sebab Anak Berkebutuhan Khusus ............................................. 5
2.4 Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus ........................................ 7
2.5 Model Anak Layanan Anak Berkebutuhan Khusus ............................... 8
2.6 Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus .................................................. 11
2.7 Program Pendidikan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus.................. 14
2.8 Kurikulum Pendidikan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus.............. 15

BAB III

PENUTUP ............................................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 17


3.2 Saran ........................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 19

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

Tidak setiap anak yang dilahirkan di dunia ini selalu mengalami


perkembangan normal.Banyak di antara mereka yang dalam
perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau
memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan
optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah
yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus atau anak luar
biasa.
Dalam memahami anak berkebutuhan khusus atau anak luara biasa,
sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai jenis-jenis kecacatan (anak
berkebutuhan khusus) dan akibat-akibat yang terjadi pada penderita. Anak
berkebutuhan khusus disebut sebagai anak yang cacat dikarenakan mereka
termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami
penyimpangan atau kelainan, baik dari segi fisik, mental, emosi, serta
sosialnya bila dibandingkan dengan nak yang normal.
Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya
berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik
tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorik motor, kognitif,
kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan
berinteraksi social, serta kreatifitasnya.Adanya perbedaan karakteristik
setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan kemampuan
khusus guru. Guru dituntut memiliki kemampuan beraitan dengan cara
mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar,
berbicara, dan cara besosialisasikan. Hal-hal tersebut diarahkan pada
keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku
kearah pendewasaan.

1
1.2Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) ?


2. Apa saja faktor-faktor penyebab Anak Berkebutuhan Khusus ?
3. Bagaimana layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus ?
4. Bagaimana cara menangani Anak Berkebutuhan Khusus ?

1.3Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari anak berkebutuhan khusus


2. Mengetahui jenis-jenis anak berkebutuhan khusus
3. Mengetahui sebab-sebab terjadinya anak berkebutuhan khusus
4. Mengetahui cara menangani anak berkebutuhan khusus

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus


yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan
pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik. Anak berkebutuhan
khusus yang berkaitan dengan kekhususannya. Di Indonesia, istilah yang
terlebih dahulu populer untuk mengacu pada anak berkebutuhan khusus
berkaitan dengan istilah anak luar biasa.

Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau
sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai
kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami oleh orang normal pada
umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka yang
disebut luar biasa dapat berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosisal,
dan moral.

Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang
tidak memiliki sebelah kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya.
Kelainan dari segi psikis atau aspek kejiwaan (psikologis), misalnya orang
yang menderita keterbelakangan mental akibat dari inteligensi yang
dimiliki dibawah normal. Kelainan dari segi sosial, misalnya orang yang
tidak dapat melakukan interaksi atau komunikasi sosial, sehingga mereka
tidak dapat diterima secara sosial oleh masyarakat sekitarnya yang
menyebabkan mereka kurang pergaulan dan merasa rendah diri yang
berlebihan, dan kelainan dari segi moral emosi dan hati nuraninya
sehingga orang tersebut berbuat amoral ditengah masyarakatnya. Contoh

3
golongan orang yang menderita kelainan moral ialaha mereka yang
menyandang sebagia anak yang tunalaras.

2.2Jenis – jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam dunia pendididkan, anak berkebutuhan khusus di


klasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan
anak. Berikut ini beberapa jenis anak yang berkelainan khusus :

1. Tunanetra

Tunanetra adalah orang yang memiliki ketajaman penglihatan


20/200 atau kurangpada mata yang baik, walaupun dengan memakai
kacamata, atau yang daerah penglihatannya sempit sedimikian kecil
sehingga yang terbesar jarak sudutnya tidak lebih dari 20 derajat.

2. Tunarungu
Penderita tuna runggu adalah mereka yang memiliki hambatan
perkembangan indara pendengar. Tunarunggu tidak dapat mendengar
suara atau bunyi. Dikarenakan tidak mampu mendengar suara atau
bunyi, kemampuan berbicara pun kadang terganggu. Sebagaimana kita
ketahui, keterampilan berbicara sering kali tentukan oleh seberapa
sering seseorang mendengar orang lain berbicara. Akibatnya anak-anak
tunarunggu sekaligus memiliki hambatan bicara dan menjadi
bisu.untuk berkomunikasi dengan orang lain, mereka menggunakan
bahasa bibir atau bahasa isyarat. Sebagaimana anak tunanetra, mereka
memiliki potensi perkembangan yang sama dengan anak lain yang tidak
mengalami hambatan perkembangan apa pun.

3. Tunadaksa
Tunadaksa adalah penderita kelainan fisik, khususnya anggota badan,
seperti tangan, kaki, atau bentuk tubuh . penyimpangan perkembangan
terjadi pada ukuran, bentuk, atau kondisi lainnya. Sebenarnya, secara

4
umum mereka memiliki peluang yang sama untuk melakukan
aktualisasi diri. Namun, karena lingkungan kurang mempercayai
kemampuannya, terlalu menaruh rasa iba, maka anak-anak tundaksa
sedikit memiliki hambatan psikologis, seperti tidak percaya diri dan
tergantung pada orang lain. Akibatnya, penampilan dan keberadaan
mereka dikehidupan umum kurang diperhitungkan.

4. Tunagrahita
Tungrahita adalah kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum
dibawah rata-rata, yaitau IQ 84 kebawah berdasarkan tes dan muncul
sebelum usia 16 tahun. Tunagrahita juga bias diartikan sebagai
lambannya fungsi intelektual, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes
inteligensibaku dan terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara
masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

5. Tunalaras
Tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.
Secara fisik, penderita tunalaras tidak mempunyai perbedaan yang
mencolok daripada anak yang normal. Umumnya, anak tunalaras
berperilaku aneh.

6. Autis
Autis adalah sindrom yang sering disalahpahami oleh kebanyakan
orang. Anak-anak penyandang autis sering kali dianggap tidak waras,
gila, dan berbahaya. Sungguh suatu pemahaman yang sangat tragis dan
menakutkan. Dengan persepsi masyarakat yang sedemikian rupa, maka
perkembangan dan keberadaan anak autis menjadi tidak diperhatikan.
Jangankan untuk sekolah, untuk berinteraksi saja anak autis sering
tidak mendapatkan tempat.

2.3Sebab - sebab Anak Berkebutuhan Khusus

5
Ada tiga faktor yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus yaitu:

A.      Peristiwa Pra Natal (dalam kandungan)


Berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada janin
saat ibu hamil diantaranya adalah:
a. Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat
menyebabkan janin tidak memperoleh oksigen secara maksimal,
sehingga mempengaruhi syaraf-syaraf otak yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada
bayi.

b. Infeksi karena penyakit kotor (penyakit kelamin / spilis yang


diderita ayah atau ibu), toxoplasmosis (dari virus binatang seperti
bulu kucing), trachma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak
yang berhubungan pada indera penglihatan akibatnya kerusakan
pada bola mata dan pendengaran akibatnya kerusakan dalam
selaput gendang telinga.

c. Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi sehingga ibu


keracunan yang mengakibatkan kelainan pada janin yang
menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada otak
sehingga menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal
komunikasi, kerusakan pada organ telinga sehingga hilangnya
fungsi pendengaran.

B.      Natal (saat kelahiran)


Pada saat terjadinya kelahiran yang mungkin hanya memakan waktu
yang cukup singkat akan tetapi jika penanganan yang tidak tepat akan
mengancam perkembangan bayinya. Diantara nya adalah:
1)   Lahir prematur
2)   Kelahiran yang dipaksa dengan menggunakan vacum
3)   Proses kelahiran bayi sungsang.

6
C.      Post Natal (setelah kelahiran)
Berbagai peristiwa yang dialami dalamkehidupannya seringkali dapat
mengakibatkan seseorang kehilangan salah satu fungsi organ tubuh atau
fungsi otot dan syaraf. Bahkan dapat pula kehilangan organ itu sendiri.
Penyebab ketunaan yang terjadi setelah kelahiran diantaranya:
1)      Terjadi insident
2)      Kekurangan vitamin atau gizi
3)      Penyakit panas tinggi dan kejang-kejang.

2.4Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus

Tidak dapat dipungkiri, pengasuhan anak berkebutuhan khusus (ABK)


memerlukan tambahan energi, pemikiran, serta biaya yang lebih tinggi
dibanding mengasuh anak-anak pada umumnya. Berikut ini akan dijelaskan
langkah-langkah dalam menangani anak berkebutuhan khusus di antaranya
adalah sebagai berikut:

A. Penguatankondisi mental orang tua

Strategi ini membutuhkan peran aktif orang tua dalam melakukan


pengasuhan anak berkebutuhan khusus. Beberapa strategi yang dibutuhkan
oleh orang tua anak berkebutuhan khusus diantaranya perlu menyediakan
waktu untuk dirinya sendiri, bekerjasama dalam pengasuhan dengan
pasangan, dan aktif dalam mencari informasi mengenai anak berkebutuhan
khusus. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri, sebagai
bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang sudah menyediakan waktu
ekstra dan tenaga sehari-hari untuk mengasuh anak berkebutuhan khusus.

B. Dukungan soaial yang memadai

Dukungan sosial memegang peranan luar biasa bagi keberlangsungan


pengasuhan anak berkebutuhan khusus. Dukungan social dapat berupa
dorongan moral, yang menguatkan dari masyarakat sekitar maupun

7
keluarga terdekat. Melalui dukungan sosial, diharapkan orang tua anak
berkebutuhan khusus dapat berbagi pengalaman tentang pola asuh anak
berkebutuhan khusus.Hal ini belum banyak terlihat di lingkungan
masyarakat kita, mengingat masih kuatnya kepercayaan bahwa memiliki
anak berkebutuhan khusus merupakan “karma” dari tuhan. Sehingga,
kecenderungan yang ada keluarga dengan anak berkebutuhan khusus
cenderung “dikucilkan” masyarakat. Untuk menghapus kecenderungan ini,
perlu peran pemerintah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat
umum tentang anak berkebutuhan khusus. Edukasi ini dapat disampaikan
melalui jalur media atau pos-pos pelayanan masyarakat untuk menyentuh
masyarakat di area pinggiran atau pedesaan.

C. Peran aktif pemerintah

Peran aktif pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dan


konsultasi yang dapat dijangkau masyarakat. Hal ini merupakan faktor yang
sangat vital bagi masyarakat umum, terutama bagi mereka yang
beradapadakelas social menengahkebawah. Tidak dapat dipungkiri,
pelayanan konsultasi dan kesehatan masih merupakan sesuatu hal yang
mahal.

Dengan menyediakan konsultasi anak berkebutuhan khusus yang


mudah dijangkau masyarakat, diharapkan anak berkebutuhan khusus
mendapat pelayanan konsultasi yang mudah dan murah. Pemerintah pun,
harus menyediakan fasilitas penanganan anak berkebutuhan khusus secara
terpadu. Saat ini, pemerintah sudah memberikan perhatian kepada anak
berkebutuhan khusus melalui pembentukan direktorat pembinaan sekolah
luarbiasa (PSLB) di bawah koordinasi departemen pendidikan dan
kebudayaan

2.5 Model Anak Layanan Anak Berkebutuhan Khusus

8
Manusia diciptkan dengan hak dan kewajiban yang sama olehTuhan
yang Maha Esa Allah SWT. Dengan kelebihan dan kekuranganyang ia miliki
tidak menyebabkan berbeda dalam mendapatkan hak danmenunaikan
kewajiban. Kita sebagagai manusia jelas memiliki kewajibandi dunia ini
untuk beribadah kepada Allah SWT. Serta mencari ilmusupaya dapat
mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Oleh sebabitu manusia yang
memiliki kebutuhan khusus dalam hidupnya jugamemiliki kewajiban yang
sama untuk mencari ilmu serta mengamalkanyasupaya bisa mendapat
derajat orang-orang yang bertaqwa disisi Allah SWT.

Dengan begitu manusia mencari motode atau cara supaya


merekayang memiliki kebutuhan khusus dalam menempuh proses
pendidikandapat merasakan pendidikan seperti layaknya orang yang tidak
memilikikebutuhan khusus. Karena apa dengan mengunakan motede-
metodetertentu tersebut diharapkan dapat mempermudahkan peserta
didiknya juga pengajarnya untuk menyampaikan ilmu atau menerima ilmu
denganmudah. Diantara metode atau cara yang sudah ada sebagai berikut:

1. Model Segregrasi
Model ini adalah model pendidikan yang dapat
dikategorikansudah klasik. Model ini mencoba memberikan layanan
pendidikan secarakhusus dan terpisah dari jenis anak normal maupun
anak berkebutuhankhusus lainya. Jadi model ini adalah model yang
mengkhususkan dalam pengajaranya sesuai kebutuhan yang
dibutuhkan peserta didiknya dengansatu jenis kebutuhan atau satu
kelompok ABK yang memiliki kebutuhanyang sama.

Kelebihanya peserta didik dapat merasakan


nasibsepenangunangan sehinga rasa mender, dan rasa rendah diri
bagi merekaakan hilang. Sedangkan kekurangnya pagi peserta didik
seolah masih ada batasan antara dia dengan orang yang tidak
berkebutuhan khusu

9
2. Model Kelas Khusus
Model ini adalah model yang tidak berdiri sendiri layaknya
(SLB),melainkan keberadaanya ada di sekolah umum/regular. Dan
keberadaankelas khusu ini sifatnya tidak permanen. Melainkan
didasarkan ada atautidak adanya anak yang memerlukan pendidikan
khusus ini. Dan kelaskhusus ini anak akan dibimbing secara personal
oleh guru yang memangkhusus untuk mengajarinya.
Kelebihnaya peserta didik akan merasa diperhatikan dan
mendapat pelayanan yang lebih. Sedangkan kekurangnya peserta
didik masihmerasakan batasan-batasan sosial diantara yang tidak
mendapat layanankhusu sehinga akan terjadi minder dan sebagainya.

3. Model Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)


Model ini adalah model yang diperuntuhkan untuk
menampung peserta didik berkebutuhan khusus usia sekolah dasar
dari berbagai jenisdan tingkat kekhususan yang dialaminya. Mereka
belajar di kelas masing-masing sesuai kebuthan khusus yang dialami.
Tetapi mereka dapat bersosialisasi dengan ABK yang tidak sejenis
denganya di luar ruang kelas.
Kelebihanya anak berada dalam dunia yang lebih luas, tidak
hanya berada pada jenis kebutuhan khusus tertentu. Tetapi
kekurangnya anakmasih merasakan batasan sosial antara mereka dan
anak yang tidakmemiliki kebutuhan ksusus seperti mereka.

4. Model Guru Kunjung


Model ini difungsikan untuk mereka yang membutuhkan
pendidikan di daerah terpencil, daerah perairan, daerah kepulauan
atautempat-tempat yang sulit dijangkau oleh layanan khusus yang
telah ada.Ditempat tersebut dibentuk sanggar atau kelompo-
kelompok belajartempat anak-anak memperoleh layanan pendidikan.
Kelebihan model ini adalah anak dapat dengan mudah
memperolehlayanan pendidikan dan anak dapat saling berkomunikasi

10
diantara merekadengan mudah. Sedangkan kekurangnya tenaga
pengajar yang menangani khusus pada model ini karena memang hal
tersebut memerlukan banyakkerjasama dair berbagai pihak.

5. Sekolah Terpadu
Sekolah terpadu pada hakikatnya seperti sekolah normal
padaumumnya. Tetapi menerima anak berkebutuhan khusus untuk
bisa belajar bersama di dalamnya. Mereka belajar bersama-sama
tanpa dipisah olehdinding-dinding kelas. Dalam belajar mereka diajar
oleh guru-guru umumsedangkan materi yang memiliki sifat
kekhususan diberikan guru pendamping yang telah ditunjuk.
Kelebihanya anak merasa dihargai harkat dan martabatnya.
Darisegi perkembangan sosial anak lebih mudah berinteraksi dan
berkomunikasi secara luas. Sedangkan kekurangnya kadang-kadang
anakmerasa rendah diri dihadapan mereka. Dan dalam kondisi
tertentu kadanganak dijadikan bahan olokan oleh teman-temanya.

6. Pendidikan Inklusi
Inklusi berarti terbuka. Jadi pendidikan inklusi adalah
pendidikanyang terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar di
dalamnya. Yang tanpadibatasi oleh sesuatu apapun. Dan memperoleh
hak dan kewajiban yangsama dalam proses pendidikan.
Kelebihan dari pendidikan inklusi ini adalah peserta didik
akanmemperoleh layanan yang sama dengan anak normal lainya. Dan
anakakan merasakan adanya perlakuan dan persamaan hak.
Sedangkankekuranganya dalam kondisi tertentu anak masih memiliki
problem sosial.

2.5Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

11
Sering kali orang tua dipusingkan soal pedidikan anak berkebutuhan
khusus. Di satu sisi, banyak orang tua yang menginginkan anaknya
bersekolah di sekolah umum demi pengembangan kepribadian dan
intelektualnya. Namun di sisi lain, banyak sekolah umum yang tidak
menerima anak berkebutuhan khusus ini sebagai siswanya. Ini cukup
beralasan mengingat disekolah umum tidak menyediakan fasilitas yang
mendukung untuk kegiatan belajar-mengajar anak yang berkebutuhan
khusus. Sebagian guru yang mengajar di sekolah umum juga belum meliki
kemampuan dan pengalaman yang mumpuni untuk mengajarr anak
berkebutuhan khusus. Beragam pertimbangan yang ada menjadikan jumlah
siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah umum dibatasi.

Beberapa sekolah telah dibuka bagi anak anak yang berkebutuhan


khusus ini. Sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan siswa
menjadi salah satu keunggulan yang ditawarkan sekolah-sekolah ini. Jadi,
Anda tak perlu khawatir dengan masa depan anak Anda karena sekolah ini
juga membekali anak untuk bias hidup mandiri dalam hidupnya dengan
segala kekurangan dan kelebihannya.

A. Sekolah Luar Biasa (SLB)


Selama ini pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus disediakan
dalam 3 macam lembaga pendidikan, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB), dan Pendidikan Terpadu. Banyak orang yang
menganggap SLB adalah sekolah untuk anak-anak yang mengalami
keterbelakangan mental sehingga menemui hambatan dalam kehidupan
akademik maupun sosial. Tak jarang ini menjadi bahan ejekan maupun
cemoohan dalam kehidupan masyarakat. Mungkin Anda pun tak asing lagi
dengan guyonan anak-anak kecil yang kadang memanggil teman sebayanya
yang normal dengan sebutan idiot sebagai bahan olok-olokan. Meskipun SLB
memang mengurusi anak-anak denga kekurangan mental, namun tidak
semua anggapan negatif masyarakat tentang sekolah ini benar.

12
B. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)

Sebagaimana SLB, SDLB juga merupakan layanan pendidikan bagi


anak berkebutuhan khusus. Bedanya, SDLB menampung berbagai jenis anak
berkelainan. Dengan demikian , dalam satu sekolah mungkin terdapat anak
tunanetra, tunadaksa, tunagrahita dan lain-lainya. Biasanya guru yang
mengajar tidak hanya guru lulusan pendidikan luar biasa namun juga ada
guru formal untuk menunjang proses pembelajaran.

Bidang keterampilan yang diajarkan meliputi keterampilan


membordir, pembuatan kapur tulis, menyulam, dan lain lain yang
selanjutnya, para siswa akan disalurkan sesuai dengan bakat, kemampuan,
dan minatnya masing-masing. Contoh SDLB adalah SDLBN Kota Bengkulu
yang memiliki misi unggul dalam bidang keterampilan berolahraga.

C. Pendidikan Terpadu

Pendidikan terpadu adalah model pelayanan pendidikan


berkebutuhan khusus yang diselenggarakan bersama sama dengan anak
normal dalam satuan pendidikan yang bersangkutan disekolah reguler (SD,
SMP, SMA dan SMK). Kurikulum yang digunakan adalah yang berlaku di
lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dalam pendidikan terpadu ini
biasanya disiapkan guru pembimbing khusus ( Guru PLB ) dan ruangan
khusus yang dilengkapi dengan alat pendidikan bagi anak yang
berkebutuhan khusus.

Ruanganya pun dibuat agar anak yang mengalami kesulitan di dalam


kelas bisa mendapatkan pelayanan dan bimbingan oleh guru pembimbing.
Bantuan tersebut dapat berupa bantuan pemahaman dan penguasaan alat
peraga. Selain itu, juga dapat berupa pengayaan agar saat ABK belajar dikelas
dengan anak lainya sudah siap menerima materi pelajaran. Dapat juga

13
berupa rehabilitasi sosial bagi ABK yang mengalami kesulitan dalam bergaul
dengan teman sebayanya.

D. Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif merupakan layanan pendidikan yang


mengikutsertakan anak-anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan
anak-anak sebayanya di sekolah reguler. Dengan begitu sekolah model
seperti ini dituntut untuk menyesuaikan kurikulum, sarana dan prasarana,
maupun sistem pembelajaran yang diterapkan dengan kondisi peserta didik.
Pendidikan ini belum banyak diketahui orang. Dengan adanya sekolah ini
maka potensi anak yang normal maupun berkebutuhan khusus dapat
dioptimalkan sehingga mampu dan siap kelak di dalam masyarakat.

E. Layanan Pendidikan Lain

Anak berkebutihan khusus bukan tidak memiliki potensi yang


menonjol. Kalau toh selama ini banyak diantara mereka yang dianggap
sebagai beban, mungkin potensi yang dapat mengarahkan mereka mandiri
belum dikembangkan. Banyak lembaga yang memfasilitasi hal tersebut
sehingga kemampuan anak yang berkebutuhan khusus mampu
dikembangkan dengan baik.

2.6Program Pendidikan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Kata program berasal dari Bahasa Inggris, yaitu Programe yang


mengandung arti rencana atau rencana kegiatan. Dengan mengacu pada arti
kata program yang berarti rencana, maka program pendidikan untuk
berkebutuhan khusus dalam tulisan ini diartikan sebagai rencana kegiatan
pendidikan yang akan diberikan kepada anak yang berkebutuhan khusus di
sekolah-sekolah khusus dan di sekolah-sekolah reguler yang menerapkan
sistem pendidikan inklusi.

14
Untuk anak yang berkebutuhan khusus yang mencakup berbagai jenis
kelainan, yaitu anak dengan gangguan pengelihatan, bahsa dan wicara,
emosional, anak dengan ketidakmampuan belajar, ketidakmampuan fisik,
dan anak berbakat yang telah dijelaskan satu persatu pada uraian dahulu
membutuhkan program pendidikan yang sesuai dengan status mereka
sebagai anak yang berkebutuhan khusus. Program pendidikan yang cocok
dan sesuai dengan kebutuhan mereka ialah program pendidikan individual
yang biasa disngkat “ PPI ”

Program Pengembangan Pendidikan Individual ( PPI ) untuk anak


yang berkebutuhan khusus dikembangkan dengan melalui berbagai proses
atau tahap-tahap pengembangan dan pelaksanaan program pengembangan
pendidikan individual, yaitu mencakup tahap: penjaringan dan identifikasi
peserta didik yang berkelainan dan/ atau memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa, melakukan rujukan ke tim pendidikan khusus, melakukan
pertemuan tim, melakukan asesmen, melakukan pertemuan tim asesmen,
menyusun program pendidikan individual ( PPI ), melaksanakan serta
evaluasi. Kesemua tahap itu mencakup pelaksananya yaitu kepala sekolah,
staff , guru bahkan walimurid serta anak yang berkebutuhan khusus itu
sendiri.

2.7Kurikulum Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam Undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan


Nasional ( UUSPN ) pada pasal 1 butir 19 disebutkan bahwa kurikulum
adalah : (1) Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
(2) bahan pelajaran, serta (3) cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

Setiap satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan bagi


peserta didiknya harus berpegangan pada kurikulum terbaru yang berlaku,
seperti sekarang ini di tahun 2004 kurikulum yang berlaku adalah

15
kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ). Oleh karena itu, dalam
penyelenggaraan pendidikan khusus untuk anak yang berkebutuhan khusus
dewasa ini adalah juga harus mengacu kepada kurikulum yang berbasis
kompetensi yang disebut sebagai “ Kurikulum 2004 ”.

Dalam penyelenggaraan pendidikan khusus yang berdasar kepada


kurikulum berbasis kompetensi tersebut hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan dan karakteristik dari masing- masing jenis peserta didik yang
berkebutuhan khusus. Selain itu, faktor pembelajaran, fasilitas atau media
pembelajaran, dan hal lain yang terkait dengan pembelajaran disekolah oleh
pihak guru, haruslah bermuara pada pencapaian target kurikulum yang
berbasis kompetensi tersebut.

Satuan pendidikan tertentu yang menyelenggarakan pendidikan


inklusif sebagai sistem pendidikan khusus yang akan diberlakukan secara
nasional juga akan menggunakan kurikulum yang berbasis kompetensi.
Namun perlu diingat bahwa pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang
berbasis kompetensi. Namun perlu diingat bahwa pelaksanaan atau
penerapan kurikulum yang berbasis kompetensi tersebut harus disesuaikan
dengan kemampuan dan kebutuhan khusus berbagai jenjang pendidikan,
yaitu mulai dari jenjang pendidikan taman kanak kanak luar biasa, Sekolah
Dasar Luar Biasa ( SDLB ), Sekolah-sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa ( SPMLB ), dan Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMALB).

16
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Anak berkebutuhan khusus  (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di


definisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus
untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna.
Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan
pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai
jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
Klasifikasi anak-anak berkebutuhan khusus, yang mengalami kelainan
fisik mencakup anak-anak yang mengalami kelainan penglihatan (tunanetra),
kelainan fungsi pendengaran (tunarungu), dan anak-anak yang mengalami
kelainan tubuh (tunadaksa). Derajat kelainan masing-masing jenis ketunaan
tersebut sangat beragam, dari kategori ringan sampai yang berat, namun
secara umum dapat dilihat klasifikasi secara umum maupun klasifikasi
secara khusus.
Klafifikasi anak-anak berkebutuhan khusus, yang mengalami kelainan
mental intelektual dan emosional mencakup anak-anak yang mengalami
kelainan keterbelakangan mental (tunagrahita), dan anak-anak yang
mengalami kelainan perilaku sosial (tunalaras). Derajat kelainan masing-
masing jenis ketunaan tersebut juga sangat beragam, dari kategori ringan
sampai yang berat, namun secara umum dapat dilihat klasifikasi secara
umum maupun klasifikasi secara khusus.
Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, terdapat tiga hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya yaitu penguatan kondisi mental orang tua
yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dukungan sosial yang kuat dari

17
tetangga dan lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus tersebut, dan
yang terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam menjadikan pelayanan
kesehatan dan konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.

3.2Saran

Setelah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal yang


berhubungan dengan anak berkebutuhan khusus, sangat diharapkan bagi
masyarakat indonesia terutama bagi para pendidik dalam menyikapi dan
mendidik anak yang menyandang berkebutuhan khusus dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan. Karena pada dasarnya anak seperti itu
bukan malah dijauhi akan tetapi didekati dan diperlakukan sama dengan
manusia normal lainnya akan tetapi caranya yang berbeda.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hadis, Abdul. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus-Autistik. Bandung:


Penerbit Alfabeta
Geniofam. 2010. Mengasuh & Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus.
Jogjakarta: Gerailmu
Kewley, Geoff. 2008. 100 Ide Membimbing Anak ADHD. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Nurjannah. (2015, 04 Oktober). Makalah Tentang Anak Berkebutuhan
Khusus . Diakses 29 November 2017, dari
http://httpnurjannah.blogspot.co.id/2015/02/v-
behaviorurldefaultvmlo.html

19

Anda mungkin juga menyukai