MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Inklusi di SD
Yang diampu oleh Bapak Drs. Rochani, S.Pd, M.Pd.
Oleh :
Offering J6
“Tiada Gading yang Tak Retak”, demikian kata pepatah. Oleh karena itu,
tegur sapa yang bersifat membangun sangat dinantikan demi perbaikan
penyusunan makalah yang akan datang. Akhirnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat umumnya bagi para pembaca.
Penulis
ii
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 20
B.Saan ............................................................................... 21
Lampiran
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam jenis usaha apapun, inklusi pendidikan, sumber daya manusia telah
diakui dan diterima sebagai salah satu faktor determinan untuk mewujudkan
tujuan tersebut Berdasarkan pernyataan di atas akan berdampak pada kebutuhan
tenaga kependidikan sebagai sumber daya manusia, yang telah diakui sebagai
salah satu komponen sentaral dalam sistem pendidikan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Anak Berkebutuhn Khusus (ABK) dan pendidikanya?
2. Bagaimana sikap masyarakat terhadap Anak Berkebutuhn Khusus (ABK)?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk memahami definnisi Anak Berkebutuhn Khusus (ABK) dan
pendidikanya.
2. Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap Anak Berkebutuhn Khusus
(ABK).
3. Untuk mengetahui perkembangan Anak Berkebutuhn Khusus (ABK) di
Indonesia Indonesia.
4. Untuk mengetahui perkembangan lembaga pendidikan calon guru Anak
Berkebutuhn Khusus (ABK).
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
1. Penakut, seperti takut pada binatang, takut pada gelap, kilatan petir dan
suara gemuruh yang menyertainya, takut pada orang asing dan atau rasa
takut yang muncul dalam benak anak berdasarkan fantasi yang dibuatnya
sendiri;
2. Perilaku agresif, yang tampak pada tindakan-tindakan anak yang
cenderung melukai anak lain, seperti menggigit, mencakar atau memukul.
Biasanya perilaku seperti ini muncul sejak usia 2,5-3 tahun, selanjutnya
5
yang diduga hidup pada 4.500 tahun yang lalu, terdapat tanda beberapa
kecacatan, seperti kebutaan, cacat tangan kanan, pundak, tengkorak, dan
persendian. Melihat keadaan kuburan dan sesaji yang ada di sekitarnya,
orang ini termasuk orang yang dianggap terhormat oleh sukunya.
antara mereka yang sebenarnya pemusik yang hebat, tetapi profesi mereka
lebih disebabkan oleh kecacatannya daripada bakat musiknya.
penyandang cacat sejak abad XVI, pendidikan formal bagi ALB baru
muncul pertama kali pada abad XVIII.
Pada pertengahan abad XX, ada dua isu pokok yang berkaitan
dengan PLB, yaitu isu mengenai penggunaan label dan isu tentang
pendidikan terpisah (kelas khusus atau sekolah khusus) bagi anak cacat.
Penggunaan label bagi anak cacat seperti tuna netra, tuna rungu, tuna
grahita dsb, memang mempermudah komunikasi antar tenaga profesi,
berguna dalam mencari dana, dan mendorong toleransi atas kekurangan
yang disandang oleh penyandang cacat. Di lain pihak, penggunaan label
membawa dampak negatif pada anak (stigma, stereotipe), menimbulkan
anggapan bahwa penyandang jenis kecacatan yang sama mempunyai
karakteristik yang sama pula, banyak anak yang tidak dapat dimasukkan
secara tepat dalam salah satu kategori, dan tidak menggambarkan secara
tepat kebutuhan akan layanan khusus setiap individu.
anak normal dengan anak luar biasa. Inilah yang dikenal dengan inclusion
yang memungkinkan setiap anak memperoleh perlakuan secara individual.
Indonesia sendiri memang belum punya data yang akurat dan spesifik
tentang berapa banyak jumlah anak berkebutuhan khusus. Menurut Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, jumlah anak berkebutuhan
khusus yang berhasil didata ada sekitar 1,5 juta jiwa.
Secara uji multivariat, bahan organik pada ibu hamil yang bekerja di
pabrik menunjukkan adanya pengaruh kurang baik terhadap perkembangan
motorik, tingkah laku, perhatian dan hiperaktivitas. Demikian halnya ibu yang
mengalami depresi dalam periode satu tahun pertama dapat mengakibatkan
gangguan perkembangan kognitif sampai umur 18 bulan gangguan tingkah laku,
gangguan perkembangan sosial dan perilaku terutama pada anak laki-laki usia
balita.
Dalam satu unit SLB biasanya terdapat berbagai jenjang pendidikan mulai
dari SD, SMP, hingga lanjutan.
a. Provinsi NAD, SLB Banda aceh jl. Sekolah, Labui Ateuk Pahlawan,
Baiturrahman, Banda Aceh 2349 Nangroe Aceh Darussalam
b. Provinsi Sumatra Utara, SLB-C Karya Tulus Yayasan Setia Jl. Palang
Merah no 15 Medan Sumatra Utara
c. Provinsi Sumatra Barat, SLB Negeri II Padang kec. Koto tengah,
Padang Sarai, Padang, Sumatra barat
15
(1) SLB-C Pembina Tingkat Nasional Jl. Dr Cipto Gg VIII /32 Lawang
Malang Jatim
(2) SLB-BC Negeri Gendangan Jl. Sadate Km 2, Gendangan, Sidoarjo
Jatim
o. Provinsi DIY
(1) SLB-C Pembina Tingkat Provinsi Jl. Imogiri 224, Mendungan,
Umbulharjo, DIY
(2) SLB-A Yaketunis Jl. Parangtritis no 46 DIY
p. Provinsi Kalimantan Barat, SLB-C Dharma Asih Jl.Komdor Yos
Sudarso, Pontianak, Kalbar
q. Provinsi Kalimantan Selatan, SLB-C Pembina Tingkat Provinsi Jl. A
Yani Km 20 Landasan Ulin. Kotib. Banjar baru Kalsel
r. Provinsi Kalimantan Tengah
(1) SLB-C Negeri Jl. Rta Milono km 2,5 Lamhkai, Pahandut,
Palangkaraya, Kalteng
(2) SLB-A Buntok Jln.Pahlawan no 105 Rt 37 Buntok, Kota dusun
Selatan, Kalteng
s. Provinsi Kalimantan Timur, SLB Pembina Tingkat Provinsi Jl. Padat
karya, Sempija, Samarinda, Kaltim
t. Provinsi Sulawesi Utara, SLB Khatolik St.Anna Tomohon Palatan Ii Jl.
Raya Tomohon,Minahasa KP.95362 Manado, Sulut
u. Provinsi Gorontalo, SDLB Gorontalo Jl. Kenangan, Wumialo, Kota
Utara Gorontalo KP. 961128
v. Provinsi Sulawesi Tengah, SLB Negeri Marawola Jl. Anggerek no 25,
Marawola, Palu, Sulteg
w. Provinsi Sulawesi Selatan, SLB Pembina Tingkat Provinsi Jl. Daeng
Tata, Parang Tambung, Makassar, Sulsel
x. Provinsi Sulawesi Tenggara
(1) SLB-C YPLB. Jl. Babalia Waku, Raha Kotabu, Muna KP. 93614
Sulteng
(2) SLB-ABCD Raha Jl. Bata Laiwuro, Muna, Sulteng
17
y. Provinsi Maluku, SLB Kota Ambon Jl. Sedap Malam Nani Atas, Nania,
Teluk Ambon 97232, Maluku
z. Provinsi Maluku Utara, SDLB Negeri Ternate. Jl. Rambutan, Makassar,
Ternate Utara, Maluku 97224 Maluku Utara
aa. Provinsi Bali
(1) SLN-CYayasan Kerta Wiweka Jl. A.Yani Lumuntang Dauh, Puri
Karya, Denpasar Bali
(2) SDLB Gianjar Jl. Erlangga
bb. Provinsi Nusa Tenggara Barat
(1) SLB Negeri Pembina Jl. Sonokeling, Narmada, Mataram, NTB
(2) SLB-A YPTN Mataram Jl. Peternakan, Salagalas, Mataram, NTB
cc. Provinsi Nusa Tenggara Timur
(1) SDLB Kab.Kupang Jl. Tim-tim no 17-18 Kelapa Lima, Kupang Utara
(2) SLB-A Karya Murni, Cabang Ruteng. Jl. Pelita Tromo pos 801 NTT
dd. Provinsi Papua /Irian Jaya, SLB Negeri Pembina, Waena, Abepura,
Jayapura, Papua
Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau PKh adalah jurusan kuliah yang di
dalamnya belajar untuk mengajar kesembilan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Jurusan kuliah ini teman-teman akan mengenal Sembilan macam Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) dan belajar bagaimana mengajar mereka dengan
kekhususan yang mereka punya.
18
9. Anak Berbakat, anak dalam kategori ini adalah anak yang memiliki
kemampuan akademis atau nonakademis melebihi anak pada umumnya,
biasanya anak-anak ini memiliki IQ di atas 130.
Calon guru ABK juga harus memilih kekhususan yang akan teman-teman
geluti. Misalnya jika ingin konsen dan mendalami pendidikan untuk anak
kesulitan belajar, maka di semester IV atau semester VI (tergantung dari
kampusnya) teman-teman akan memilih kekhususan ini dan konsen memperlajari
tentang anak kesulitan belajar. Di kampus saya, kekhususan ini diambil di
semester VI dan saya memilih konsen dikekhususan anak dengan autisme dan
ADHD.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
21
B. Saran
22
Lampiran Soal
4. Sekolah untuk anak berkebutuhan khusus yang dapat menerima siswa tuna
netra, tuna rungu, tuna daksa maupun down syndrom dalam satu sekolah
adalah?
A. SLB
B. SDIT
C. SDLB
D. SD /MI