Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Keluarga ABK

Dosen Pengampu :

Mirnawati, M.Pd

Etna Anjani Trunoyudho, M.Psi. Psikolog

Disusun Oleh :

Kelompok 8 A02

Amanah 2110127120014

Annisa’ Adelia 2110127320019

Syahwina Novitasari 2110127120019

Raudatul Jannah 2110127120003

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah berjudul “Pengembangan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan
Khusus” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap asistifan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, 13 September 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Hakekat Anak Berkebutuhan Khusus ........................................................................... 3
B. Hakekat Minat dan Bakat .............................................................................................. 4
C. Perbedaan Pengembangan Bakat dan Minat ABK dengan tidak ABK ......................... 7
D. Pengembangan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan Khusus ................................... 10
E. Masalah dalam Mengembangkan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan Khusus ...... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 16
B. SARAN ....................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai generasi penerus bangsa tentunya kita harus menjadi generasi


cerdas yang dapat mewujudkan asa dan cita- cita orang tua, tidak terkecuali bagi
mereka yang memiliki keterbasan, karena sudah seyogya nya harapan tidak
memiliki batasan. Bagaimana cara mereka yang memiliki keterbatasan dalam
mewujudkan mimpi dan harapan orang tua?. Seperti istilah yang sering kita
dengar “ Ada banyak Jalan Menuju Roma”, hal ini yang lantas menjadi motivasi
serta inspirasi bagi anak berkebutuhan khusus untuk tetap dapat memiliki cita-
cita serta mewujudkan harapan orang tua. Bercerita tentang mimpi ada salah satu
kisah inspiratif dari penyandang Down Syndrom yakni, Stephanie Handojo,
perempuan yang lahir pada 5 November 1991 ini merupakan anak penderita down
syndrome yang berhasil memecahkan rekor MURI sebagai pemain piano yang
mampu membawakan 23 lagu berturut-turut dalam sebuah acara musik di
Semarang Jawa Tengah. Stephanie juga menjadi perwakilan yang pembawa obor
Olimpiade London tahun 2012. Ia mendapatkan penghargaan seperti juara I di
bidang renang gaya dada 50 meter Pekan Olahraga Nasional Special Olympic
Indonesia 2010, dan gaya dada 50 meter Specual Olympics World Summer
Games 2011 Athena. Stephanie sejak kecil memang sudah mulai mengikuti
berbagai macam kegiatan, khususnya di bidang olahraga seperti berenang dan
bulutangkis. Bahkan, saat menginjak usia 12 tahun, ia berhasil meraih juara 1
pada kejuaraan Porcada.

Lantas mengapa kemudian kisah inspiratif dari anak berkebutuhan khusus


dituliskan dalam makalah ini?. Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya topik
yang akan kita bahasa dalam makalah ini adalah mengenai “ Pengembangan
Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan Khusus”. Kisah inspiratif diatas tidak

1
terlepas dari bakat dan minat anak berkebutuhan khusus yang berhasil
dikembangkan dengan baik, oleh anak dengan bantuan serta dukungan dari orang
tua serta lingkungan yang ada disekitar nya.

Pengembangan bakat dan minat untuk anak berkebutuhan khusus tentunya


berbeda dengan pengembangan bakat dan minat anak dengan tidak berkebutuhan
khusus, mengapa demikian?, didasarkan dengan perbedaan ini lah yang
memunculkan opini yang akan kita bahas lebih lanjut dalam makalah dengan
topik “ Pengembangan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan Khusus”.

B. Rumusan Masalah

a. Hakekat Anak Berkebutuhan Khusus


b. Hakekat Minat dan Bakat
c. Perbedaan Pengembangan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan Khusus
dengan Tidak Berkebutuhan Khusus
d. Pengembangan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan Khusus
e. Masalah dalam Mengembangkan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan
Khusus

C. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan , maka adapun tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu :
1. Agar pembaca dapat memahami dan mengerti mengenai pengembangan bakat
dan minat anak berkebutuhan khusus dan apa saja yang berkaitan dengan hal
tersebut
2. Menambah wawasan penulis terkait pengembangan bakat dan minat bagi anak
berkebutuhan khusus serta apa saja yang berkaitan dengan hal tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah orang yang mempunyai


kelainan atau kelainan yang nyata dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain pada umur yang sama
baik dari segi kesehatan jasmani, sosial, emosional, mental dan jasmani. layanan
pendidikan khusus (Garnida, M.Pd, 2016)

Anak berkebutuhan khusus dapat digolongkan menjadi beberapa


kelompok, antara lain: keterbelakangan mental (gangguan mental-intelektual),
ketidakmampuan belajar, tuli (kerusakan pendengaran), tunanetra (tuna
penglihatan), quadriplegia (kelainan pada bagian tubuh), cacat mental, gangguan
fisik (gangguan sosial-emosional), anak dengan gangguan kesehatan dan berbakat
anak-anak (Atika Setiawati & Nai’mah, 2020). Selain itu, Dinie menambahkan
jenis ABK lainnya yaitu autisme, hiperaktif, dan eksim

Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan khusus dalam


kehidupan sehari-harinya untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya, karena
kemampuan dan potensi setiap anak berbeda-beda dan unik. Sebagai manusia,
ABK mempunyai hak yang sama dengan anak normal lainnya dalam hal
pendidikan untuk tumbuh dan berkembang dalam keluarga, masyarakat dan
negara (Ratrie Desningrum, 2007)

Mendidik anak yang mempunyai ciri-ciri fisik, mental, dan perilaku sosial
tidak sama dengan mendidik anak normal, karena selain memerlukan pendekatan
tertentu juga memerlukan strategi khusus. Hal ini hanya karena didasarkan pada
keadaan anak penyandang disabilitas. Oleh karena itu, melalui metode dan

3
strategi khusus dalam mendidik anak penyandang disabilitas, Anak-anak
penyandang disabilitas diharapkan untuk:

1) Dapat menerima keadaannya


2) Mempunyai kemampuan berintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat
3) Mempunyai kemampuan berjuang sesuai dengan kemampuannya
4) Mempunyai keterampilan yang benar-benar diperlukan, dan
5) Menyadari diri sebagai seorang warga negara, anggota masyarakat.

Tujuan lainnya adalah agar upaya adaptasi dan rehabilitasi anak


penyandang disabilitas dapat membuahkan hasil yang efektif dan sesuai.

B. Hakekat Minat dan Bakat

Bakat merupakan talenta untuk membangun kekuatan pribadi anak dimasa


mendatang. Seseorang disebut mempunyai bakat ketika ia merasakan kenikmatan
serta apabila gembira mengerjakannya dan membicarakannya, juga ketika ia
berusaha atas dasar keinginannya untuk menampakkan seluruh tenaganya guna
mencapai hal itu. Pengalaman mengenai bakat dan minat didapat melalui belajar,
baik berhubungan dengan mapel, permainan, pikiran dalam menjawab teka-teki
(Anggraini et al., 2020a)

Bakat adalah kemampuan bawaan atau potensi istimewa yang perlu


dikembangkan dan dilatih. Pada dasarnya, terdapat bakat yang dimiliki setiap
manusia dengan kualitas yang berbeda-beda dalam bidang tertentu. Bakat yang
dimiliki ini memungkinkan individu mampu mencapai prestasi pada bidang
tertentu (Yuniatari & Na’imah, 2021)

Bakat adalah kemampuan bawaan atau potensi istimewa yang perlu


dikembangkan dan dilatih. Bakat yang dimiliki setiap manusia berbeda-beda
dalam bidang tertentu. Bakat yang dimiliki ini memungkinkan individu mampu

4
mencapai prestasi pada bidang tertentu. Hal ini memerlukan adanya pemberian
pengetahuan, latihan, dorongan moral dari lingkungan terdekat. Setiap anak
memiliki bakat yang berbeda-beda, dapat bersifat akademik dan non akademik.
Bakat yang bersifat akademik berhubungan dengan pelajaran, sedangkan bakat
bersifat non akademik berhubungan dengan bidang seni, sosial, olahraga, dan
kepemimpinan (Jahja, 2011)

Minat merupakan perasaan yang menunjukkan rasa suka yang lebih atau
merasa tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada paksaan dari siapapun atau
dari luar diri (Drs.slameto, 2013). Minat berhubungan dengan sesuatu yang
memberikan rasa kepuasan pada diri individu. Kesenangan ini bersifat sementara
maupun bersifat tetap. Minat bisa bersifat tetap apabila terdapat unsur dalam
memenuhi kebutuhan individu dan memberi kepuasan. Apabila minat sering
diekspresikan, maka semakin kuat minat tersebut. Dan sebaliknya minat akan
menjadi pupus apabila tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya (Jahja,
2011)

Terdapat berbagai macam minat dan bakat berbeda disetiap individu,


seperti :
 Bakat
1. Bakat akademik khusus (berkaitan dengan angka, logika, bahasa, dan
sejenisnya)
2. Bakat seni (berkaitan dengan seni, contoh bakat seni musik mampu
memainkan menciptakan lagu, dan sebagainya)
3. Bakat kreatif-produktif (berkaitan dengan aktivitas menciptakan sesuatu
yang inovatifdan dapat dimanfaatkan)
4. Bakat kinestetik atau psikomotor (berkaitan dengan aktivitas gerak seperti
olahraga)
5. Bakat sosial (berkaitan dengan hubungan sosial di masyarakat)

5
 Minat
1. Minat terhadap alam sekitar (tumbuhan, binatang, dan alam)
2. Minat hitung-hitungann
3. Minat terhadap ilmu pengetahuan (berkaitan dengan aktivitas
memecahkan permasalahan)
4. Minat terhadap mekanis (mesin dan alat-alat mekanik)
5. Minat terhadap persuasif (aktivitas yang mampu mempengaruhi orang
lain)
6. Minat seni (kerajinan tangan)
7. Minat musik (menyanyi dan memainkan alat-alat musik)
8. Minat klerikal (berkaitan dengan kegiatan administratif)
9. Minat laterer ( berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis sebyah
karangan)
10. Minat layanan sosial (menyukai aktivitas membantu orang lain)

Setiap anak yang lahir di dunia memiliki potensi yang berbeda, mereka
memiliki kecerdasan dan bakat yang berbeda antara anak satu dan anak lainnya.
Sudah seharusnya sebagai orang tua atau masyarakat tidak menyamaratakan dan
membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan yang lainnnya.
Sebaliknya orang tua harus mengerti kekurangan, keterbatasan dan keistimewaan
yang dimiliki anak sejak dini, baik dari segi fisik maupun psikis. Keterbatasan
pada anak tersebut menyebabkan orangtua kurang mengerti dengan potensi yang
dimiliki anak, hampir semua orang tua menginginkan anaknya sempurna baik dari
segi fisik psikis dan akademiknya (Sugiarto, 2021)

Agar potensi yang dimiliki anak ini dapat dimaksimalkan sejak dini, maka
orang tua dapat mempercayakan anaknya yang berkebutuhan khusus untuk
dimasukkan dalam lembaga PAUD. Dalam mengembangkan minat dan bakat

6
anak usia dini yang memiliki kebutuhan khusus, terdapat beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh lembaga PAUD. Upaya pengembangan minat dan bakat ini
merupakan upaya-upaya umum yang dapat diterapkan untuk semua jenis ABK
yang ada di PAUD. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga PAUD
dalam mengembangkan minat dan bakat anak usia dini berkebutuhan khusus,
seperti sebagai berikut:

a) Identifikasi Minat dan Bakat Anak


b) Membangun Kerjasama dengan Orang Tua
c) Perhatikan Kecerdasan Anak.
d) Amati Tingkah Laku Anak dan Berikan Stimulus
e) Beri Dukungan Positif pada Anak.

Pengembangan minat dan bakat ABK sejak usia dini sangat penting
dilakukan oleh sekolah dan orangtua agar potensi yang dimiliki anak dapat
dimaksimalkan sehingga hal ini dapat berguna bagi keberhasilan hidup ABK di
masa yang akan datang. Beragam minat dan bakat yang dimiliki anak antara satu
dengan yang lainnya akan berbeda, sehingga sekolah dapat mengembangkan
minat dan bakat sesuai kehendak anak.

C. Perbedaan Pengembangan Bakat dan Minat ABK dengan tidak ABK

Dalam upaya pengembangan bakat dan minat untuk anak berkebutuhan


khusus tentunya memiliki perbedaan dengan anak yang tidak berkebutuhan
khusus, seperti yang kita ketehaui bahwasannya pengembangan adalah adalah
suatu proses yang mengupayakan peningkatan kemampuan dan keterampilan
SDM guna menghadapi perubahan lingkungan internal maupun eksternal melalui
pendidikan,keterampilan. Sumber lain meyebutkan bahwa pengembangan
merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,

7
konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan.
Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan
sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan
dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi
peserta didik (Kuddus, 2019)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannaya dalam


melakukan upaya pengembangan terdapat hal yang harus diperhatikan, salah satu-
nya adalah potensi dan kompetensi peserta didik, dengan demikian muncul lah
opini mengenai perbedaan pengembangan bagi anak berkebutuhan khusus dan
tidak berkebutuhan khusus, berikut mengenai perbedaan yang harus diperhatikan
dalam upaya pengembangan bakat dan minat anak berkebutuhan khusus dan tidak
berkebutuhan khusus dalam kata lain anak- anak reguler

1. Penyesuaian Kurikulum:
Anak-anak berkebutuhan khusus: Untuk anak-anak dengan kebutuhan
khusus, seringkali diperlukan penyesuaian kurikulum yang lebih besar.
Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan khusus mereka, seperti penggunaan metode pengajaran yang
lebih individual, materi yang disesuaikan, atau bantuan dari pendidik
khusus.
Anak-anak reguler: Kurikulum yang digunakan untuk anak-anak reguler
cenderung lebih umum dan tidak memerlukan penyesuaian yang sama
secara signifikan.
2. Pendekatan Pengajaran:
Anak-anak berkebutuhan khusus: Pengajaran untuk anak-anak
berkebutuhan khusus seringkali memerlukan pendekatan yang lebih
khusus dan terfokus pada kebutuhan mereka. Guru dan pendidik khusus
mungkin harus menggunakan metode pengajaran yang berbeda atau alat
bantu khusus.

8
Anak-anak reguler: Anak-anak reguler dapat diajar dengan pendekatan
pengajaran yang lebih umum, meskipun ada variasi dalam gaya belajar
mereka.
3. Pengawasan dan Evaluasi:
Anak-anak berkebutuhan khusus: Dibutuhkan pemantauan dan evaluasi
yang lebih cermat terhadap perkembangan anak-anak berkebutuhan
khusus. Ini mungkin melibatkan penggunaan penilaian khusus dan
pencatatan kemajuan yang lebih terperinci.
Anak-anak reguler: Evaluasi perkembangan anak-anak reguler juga
penting, tetapi pendekatan pengawasan dan pengukuran mungkin tidak
seketat pada anak-anak berkebutuhan khusus.
4. Dukungan dan Sumber Daya:
Anak-anak berkebutuhan khusus: Memerlukan lebih banyak dukungan
ekstra, termasuk dukungan dari guru pendidikan khusus, terapis, dan
sumber daya lainnya yang dapat membantu mereka mengembangkan
bakat dan minat mereka.
Anak-anak reguler: Meskipun anak-anak reguler juga dapat menerima
dukungan tambahan, biasanya jumlah dan jenis dukungan yang
dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan anak-anak berkebutuhan
khusus.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak, baik berkebutuhan khusus


maupun reguler, adalah individu yang unik dengan bakat, minat, dan
kebutuhan mereka sendiri. Pengembangan bakat dan minat harus selalu
berdasarkan pada pemahaman mendalam tentang anak tersebut, dan upaya
harus dilakukan untuk mendukung perkembangan positif mereka sesuai
dengankebutuhan masing-masing.

9
D. Pengembangan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan Khusus

Upaya Mengembangkan Minat dan Bakat Anak Usia Dini Berkebutuhan


Khusus Setiap anak yang lahir didunia memiliki potensi yang berbeda-beda,
mereka akan memiliki kecerdasan dan bakat yang berbeda antara anak satu dan
anak lainnya. Sudahseharusnya sebagai orang tua atau masyarakat tidak
menyamaratakan dan membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan
yang lainnnya. Sebaliknya kita sebagaai orang tua harus mengerti kekurangan,
keterbatasan dan keistimewaan yang dimiliki anak sejak dini,baik dari segi fisik
maupun psikis.
Keterbatasan pada anak tersebut menyebabkan orangtua kurang mengerti
dengan potensi yang dimiliki anak, hampir semua orang tua menginginkan
anaknya sempurna baik dari segi fisik psikis dan akademiknya (Sugiarto, 2021).
Agar potensi yang dimiliki anak ini dapat dimaksimalkan sejak dini, maka orang
tua dapat mempercayakan anaknya yang berkebutuhan khusus untuk
dimasukkan dalam lembaga PAUD. Dalam mengembangkan minat dan bakat
anak usia dini yang memiliki kebutuhan khusus, terdapat beberapa upaya
yang dapat dilakukan oleh lembaga PAUD. Upaya pengembangan minat dan
bakat ini merupakan upaya-upaya umum yang dapat diterapkan untuk semua
jenis ABK yang ada di PAUD.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga PAUD dalam
mengembangkan minat dan bakat anak usia dini berkebutuhan khusus,
sepertisebagai berikut:
1) Identifikasi Minat dan Bakat Anak.
Hal penting yang perlu dilakukan terkait minat dan bakat anak adalah
melakukan proses identifikasi. Proses identifikasi minat dan bakat anak
sangat penting dilakukan sejak usia dini. Guru dapat memberikan
bimbingan dan intervensi secara khusus jika anak telah mengetahui

10
potensi minat dan bakat yang dimiliki anak sejak dini (Jaya et al.,
2018). Proses identifikasi ini dapat dilakukan dengan melakukan
asesmen pada anak. Sekolah dapat meminta bantuan ahli seperti
psikolog atau dokter anak untuk dapat memberikan tes minat
bakat kepada anak. Selain itu, sekolah juga dapat melakukan asesmen
dengan mengunjungi rumah anak. Dalam hal ini, sekolah dapat
mengutus guru pendamping khusus untuk mengunjungi rumah anak
dengan melakukan wawancara kepada orang tua dan keluarga yang tinggal
bersama ABK terkait minat dan bakat yang sudah ditemukan oleh orang
tua. Guru juga bisa bertanya tentang aktivitas sehari-hari yang sering
dilakukan anak dan media belajar yang tersedia di rumah (Wahyuni et al.,
2020)
2) Membangun Kerjasama dengan Orang Tua.
Anak berkebutuhan khusus yang telah teridentifikasi sejak kecil
dan orang tuanya sudah memiliki kesadaran dalam melakukan
pendampingan khusus pada anaknya, maka kekhususan yang dimiliki
anak ini dapat ditanggulangi sejak dini. Dalam hal ini, peran orang
tua dalam menerima dan mendampingi anak sangat dibuthkan.
Sekolah hanya sebagai media yang dipilih orang tua untuk membantu
anak dalam mengembangkan potensinya dan orang tualah sebagai
penentu keputusan apakah anak perlu diberi pembinaan atau tidak.
Orang tua yang memahami bahwa ABK harus mendapatkan layanan
pendidikan dan memilih sekolah yang menyediakan layanan
khusus merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
pengembangan minat dan bakat anak. Selain itu, orang tua yang
memahami bahwa anaknya membutuhkan pendampingan khusus akan
memberikan kesempatan pada anak agar minat dan bakatnya yang telah
teridentifikasi dapat dikembangkan oleh sekolah secara maksimal
(Wahyuni et al., 2020). Keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran

11
anak mempunyai peranan penting sebagai motivasi dan anak akan
merasa didukung oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua
tidakboleh memaksakan kehendak kepada anak terkait dengan minat dan
bakat yang tidak dimiliki anak (Graha, 2020) dalam (Anggraini et al.,
2020b). Anak hanya perlu mendapatkan dorongan sesuai dengan minat
dan bakatnya. Dalam mengembangkan minat dan bakat anak, guru harus
mampu memeberikan stimulasi yang sesuai dengan minat dan bakat yang
telah teridentifikasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal tanpa adanya paksaan (Anggraini et al., 2020b)
3) Ketiga, Perhatikan Kecerdasan Anak.
Pola pikir perlu ditanamkan kepada setiap orang bahwa semua anak
adalah cerdas, tidak ada anak yang tidak cerdas, meskipun anak
tersebut merupakan anak berkebutuhan khusus. Setidaknya ada delapan
kecerdasan yang dimiliki anak yang bisa kita sebut sebagai kecerdasan
majemuk (multiple intelligence). Kecerdasan majemuk ini dipelopori
oleh Howard Gardner. Howard memandang kecerdasan tidak bersifat
mono, misalnya kerdasan kognitif saja, tetapi lebih kepada membagi
kecerdasan menjadi beberapa bagian. Sangat penting bagi lembaga
PAUD untuk menyadari bahwa minat dan bakat yang dimiliki setiap
anak berbeda antara dengan yang lainnya. Oleh karena itu, lembaga
PAUD wajib bertugas dalam mengakomodir setiap kebutuhan ABK sesuai
minat dan bakat yang dimilikinya.
Delapan jenis kecerdasan ini, yaitu: kecerdasan linguistik, kecerdasan
matematis-logis, kecerdasan kinestetik, kecerdasan spasial, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan musikalis, dan
kecerdasan naturalis menurut (Amstrong, 2003) dalam (Anggraini et al.,
2020b).
Teori kecerdasan majemuk ini dapat dijadikan acuan bagi lembaga
PAUD untuk mengembangkan minat dan bakat anak. Bisa saja ada

12
seorang anak tidak pandai dalam aktivitas menghitung, tetapi sangat
lincah dan handal dalam aktivitas kinestetik dan olah tubuhnya, sehingga
dapat teridentifikasi bahwa anak ini sangat berbakat di bidang olahraga
(Harususilo, 2018) dalam (Anggraini et al., 2020b). Contoh lainnya, bisa
saja ada seorang ABK yang pandai menyanyi dan menyukai musik, maka
bisa dikatakan ia berbakat di bidang musikalis.
4) Amati Tingkah Laku Anak dan Berikan Stimulus.
Lembaga PAUD perlu mengamati tingkah laku anak dari berbagai
jenis kegiatan yang telah dijalankan anak. Dari kegiatan itu, guru dapat
melihat aktivitas apa saja yang membuat anak senang, merasa tertarik, dan
ingin melakukan kegiatan berulang kali sehingga anak selalu ingin tahu
lebih banyak hal. Guru juga dapat memberikan stimulus pada anak
agar mereka lebih mampu bereksplorasi terhadap diri dan lingkungan.
Lembaga PAUD dapat memberi kesempatan pada amak dalam
mengenal berbagai bentuk kegiatan, seperti olahraga, musik, dan
berbagai aktivitas lain yang bisa dilakukan di sekolah (Harususilo,
2018) dalam (Anggraini et al., 2020b). Sebagai contoh, guru dapat
mengajak anak untuk senam bersama, menari, bernyanyi, dan
mengenal lingkungan sekitar. Selain itu untuk mengembangkan minat
dan bakat anak, guru juga dapat meminta anak untuk berani unjuk
diri di depan kelastanpa harus merasa minder dengan teman lainnya.
5) Beri Dukungan Positif pada Anak.
Sekolah harus mampu menghargai setiap usaha yang telah di
lakukan anak. Baik sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar
memiliki peran yang besar dalam mengembangkan minat dan bakat
ABK sejak usia dini. Dukungan positif sangat dibutuhkan anak agar
potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan secara maksimaldan
optimal. Bentuk dukungan positif ini bukan hanya dihitung dari sekedar
materi, tetapi adanya perhatian dan waktu yang diberikan oleh

13
sekolah dan guru. Beri pujian dan apresiasikan setiap aktivitas
kegiatan yang telah berhasil dilakukan anak. Hal ini sangat
berpengaruhdalam meberikan dukungan kepadaanak agar mereka dapat
mengembangkan minat dan bakatnyadengan perasaan senang (Harususilo,
2018) dalam (Anggraini et al., 2020b)

E. Masalah dalam Mengembangkan Bakat dan Minat Anak Berkebutuhan


Khusus

Masalah dalam mengembangkan bakat dan minat anak bisa dari


lingkungan nya, Masyarakat sering mengira ABK hanyalah orang bodoh yang
tidak dapat melakukan apa-apa. Anak yang memiliki keterbatasan akan dipandang
sebelah mata oleh masyarakat, akan dianggap tidak mempunyai kemampuan,
kecerdasan dan potensi lemah atau pendapat lainnya, anak akan semakin
kurang memiliki masa depan yang cerah, lebih parah lagi anak akan
dianggap sebagai anak yang hanya bisa merepotkan kedepannya (Sugiarto, 2021).

Berdasakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ankarlina, dkk.,


mengungkapkan bahwa rata-rata orang tua ABK menyekolahkan anaknya
karena tuntuntan lingkungan tempat tinggalnya, dimana anak-anak pada
lingkungan tempatnya tinggal merupakan anak yang mengenyam pendidikan
dengan pergi ke sekolah. Terlepas dari adanya harapan, cita-cita dan tujuan yang
ingin dicapai, mereka mengakui bahwa mereka menyekolahkan anaknya
yang berkebutuhan khusus agar label “anak bodoh”, “anak tidak sekolah” tidak
melekat pada diri anak mereka.

Rata-rata orang tua ABK melakukan hal itu agar mendapat pengakuan
dari lingkungannya bahwa meskipun anaknya berkebutuhan khusus namun
anak tersebut tetapharusmengenyam Pendidikan (Primadata et al., 2018).
Namun, pada kenyataanya dengan minat dan bakat yang ada pada ABK bisa

14
menjadikan mereka sebagai sosok yang luar biasa danmampu menarik
perhatian dunia. Bukti lain datang dari Indonesia melalui pengalaman Munib
Chatib. Ia mempunyai anak yang mengalami discalculiaatau hambatan dalam
menghitung. Meskipun anaknya sulit menghitung, namun Chatib berhasil
membuat anaknya mahir dalam menciptakan berbagai puisi (Chatib, 2014) dalam
(Jalil, 2019).

Kisah lain yang membanggakan nama Indonesia datang dari ABK yang
berhasil memenangkan 13 perak, 15 medali emas, dan 11 perunggu melalui
Olimpiade Tunagrahita di Athena pada Juli 2011 (Wulandari et al., 2019) Dari
berbagai data tersebut menunjukkan bahwa ABK dengan hambatan yang
dimilikinya juga mempunyai potensi bakatnya masing-masing dan mereka
akan mampu mencapai tingkat kesuksesan apabila potensi tersebut
dimaksimalkan, baik penanganan dari orang tua, guru, sekolah, dan masyarakat.
Seperti yang diungkapkan Dinie R. D, supaya ABK dapat berkembang secara
optimal, maka mereka membutuhkan sosok orang tua atau caregiveryang
penyayang dan tangguh (Desiningrum, 2016) dalam (Heng, 2021). Dalam
mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki ABK, maka sangat penting
adanya penangan yang tepat pada ABK. Dalam penelitiannya Ahmad Atabik
mengungkapkan bahwa tujuan dari pengembangan minat dan bakat yang dimiliki
anak supaya anak bisa belajar dan pada masa mendatangia dapat bekerja di
bidang yang diminatinya sesuai dengan kemampuan anak (Atabik, 2018) dalam
(heng, 2021).

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Anak berkebutuhan khusus


(ABK) adalah orang dengan karakteristik khusus yang berbeda yang mempunyai
kelainan, mengalami keterbatasan dan keluarbiasaan yang nyata dalam proses
tumbuh kembangnya baik dari segi fisik kesehatan jasmani, mental-intelektual,
sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan dibandingkan dengan anak-anak lain yang
seusianya.
Setiap anak yang lahir di dunia memiliki potensi yang berbeda beda, mereka
memiliki kecerdasan dan bakat yang berbeda antara anak satu dan anak lainnya.
Setiap anak juga memiliki minat/perasaan yang menunjukkan rasa suka yang
lebih atau merasa tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada paksaan dari
siapapun atau dari luar diri. Penting sekali bagi sekolah dan orang tua untuk
mengembangkan minat dan bakat ABK sejak dini agar potensi yang dimiliki anak
dapat maksimal sehingga dapat membantu keberhasilan kehidupan ABK dimasa
yang akan datang.
Dalam melakukan upaya pengembangan minat dan bakat ABK terdapat hal
yang harus diperhatikan mengenai perbedaan pengembangan bagi anak
berkebutuhan khusus dan tidak berkebutuhan khusus yaitu penyesuaian
kurikulum, pendekatan pengajaran, pengawasan dan evaluasi serta dukungan dan
sumber daya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik dalam
mengembangkan minat dan bakat anak berkebutuhan khusus yaitu Proses
identifikasi dan asesmen, membangun kerjasama antar guru dengan orang tua,
perhatikan kecerdasan anak, amati tingkah laku anak/berikan stimulus, dan beri
dukungan positif pada anak.

16
B. SARAN

Sudah seharusnya sebagai orang tua atau keluarga dan masyarakat tidak
menyamaratakan dan membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan
yang lainnnya, sebagaai orang tua harus mengerti kekurangan, keterbatasan dan
keistimewaan yang dimiliki anak sejak dini baik dari segi fisik maupun psikis
anak. Upaya orang tua mengoptimalkan perkembangan anak diwujudkan dengan
memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang yang optimal, memberikan asupan
gizi dan nutrisi yang baik, memilih lembaga pendidikan yang berkualitas,
memberikan motivasi, menyalurkan minat dan bakat anak melalui kegiatan, baik
di sekolah maupun du luar sekolah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, I. A., Utami, W. D., & Rahma, S. B. (2020a). Analisis Minat dan Bakat
Peserta didik terhadap Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Dasar, 7(1), 23–28.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/index%0ATerampil:

Anggraini, I. A., Utami, W. D., & Rahma, S. B. (2020b). Mengidentifikasi Minat


Bakat Siswa Sejak Usia Dini di SD Adiwiyata. ISLAMIKA, 2(1).
https://doi.org/10.36088/islamika.v2i1.570

Atika Setiawati, F., & Nai’mah. (2020). SELING Jurnal Program Studi PGRA
MENGENAL KONSEP-KONSEP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DALAM PAUD. Program Studi PGRA, 6(2), 193–208.
file:///C:/Users/Coco/Downloads/635-Article Text-1336-1-10-20200728.pdf

Drs.slameto. (2013). Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. In Belajar.

Garnida, M.Pd, D. D. (2016). Modul Guru Pembelajar SLB TUNAGRAHITA.


Pppptk Tk Dan Plb Bandung, 1–165.

Heng, P. H. (2021). PSIKOEDUKASI SMART PARENTING TENTANG


KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK. Madani :
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(1).
https://doi.org/10.53834/mdn.v7i1.3032

Jahja, Y. (2011). psikologi perkembangan. In Kencana.

Jalil, M. (2019). PARADIGMA BARU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


BERDASARKAN KARYA MUNIF CHATIB “ORANGTUANYA
MANUSIA.” ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 7(1).
https://doi.org/10.21043/thufula.v7i1.4907

Jaya, H., Haryoko, S., Saharuddin, Suhaeb, S., Sabran, & Mantasia. (2018). Life

18
Skills Education for Children with Special Needs in order to Facilitate
Vocational Skills. Journal of Physics: Conference Series, 1028(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1028/1/012078

Kuddus, M. (2019). PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT SISWA


BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB C DAN C1 YAKUT PURWOKERTO.

Primadata, A. P., Soemanto, R., & Haryono, B. (2018). TINDAKAN ORANGTUA


DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA
LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1
TANJUNG KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KOTA
PURWOKERTO. Jurnal Analisa Sosiologi, 4(1).
https://doi.org/10.20961/jas.v4i1.17402

Ratrie Desningrum, D. (2007). Psikologi anak berkebutuhan khusus. Depdiknas.

Sugiarto. (2021). Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). BPPAUD Dan


Dikmas Kalbar.

Wahyuni, F. S., Hufad, A., & Supriatna, S. (2020). Program unjuk bakat bagi siswa
berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Proceeding SENDIU 2020, 766–773.

Wulandari, L. M., Susilawati, S. Y., & Kustiawan, U. (2019). Pelaksanaan Program


Bina Diri bagi Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi. Jurnal
ORTOPEDAGOGIA, 5(1). https://doi.org/10.17977/um031v4i12018p044

Yuniatari, Y., & Na’imah, N. (2021). Pengembangan Minat dan Bakat Anak Usia
Dini Berkebutuhan Khusus. Aulad: Journal on Early Childhood, 4(2), 136–143.
https://doi.org/10.31004/aulad.v4i2.117

19

Anda mungkin juga menyukai