Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIMBINGAN BAGI ANAK CERDAS DAN BERBAKAT

NAMA KELOMPOK 7

1. HAFIDH ARRAHMMAN (E1E022248)


2. HUSNUL KHOTIMAH (E1E022252)
3. ELSA SALSABILA (
4. HIJRATUL AINI (

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena

atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Makalah ini dengan judul Bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat. Makalah ini

dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman

belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam Bimbingan bagi anak cerdas dan

berbakat.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam

mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan Makalah ini. Segala

upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan Makalah ini, namun tidak mustahil

apabila dalam Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh

karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam

penyempurnaan Makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah

pengetahuan dan wawasan tentang Bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat, Aamiin.

Mataram, 8 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................4

C. Tujuan Penulisan.............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian anak cerdas dan berbakat...............................................6

B. Layanan bimbingan anak cerdas dan berbakat…………………… 6

C. Identifikasi anak cerdas berbaka………………………………......11

D. Tehnik bimbingan bagi anak cerdas berbakat……………………..12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………...............16

Saran…………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bimbingan  dan konseling di Sekolah Dasar adalah bimbingan bagi
anak cerdas berbakat. Pelaksana bimbingan anak cerdas berbakat merupakan
amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU nomor 2 Tahun 1998
tentang sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang siapa
anak cerdas berbakat hendaknya multidimensional dan hendaknya menyeluruh.
Bimbingan bagi anak cerdas hendaknya mengacu pada karakteristik dan
kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik anak
cerdas berbakat merupakan fondasi bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi
anak cerdas berbakat. Berbagai bentuk program pengembangan murid cerdas dan
berbakat, salah satu diantaranya dapat didekati dari bimbingan dan konseling.
Tehnik bimbingan merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan kemampuan anak cerdas berbakat. Penyelengara kelas unggulan
di Sekolah Dasar yang telah dirintis sejak tahun ajaran 1996/1997 merupakan
salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan anak cerdas berbakat,
khususnya bakat akademik.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian anak cerdas berbakat

2. Karakteristik anak cerdas berbakat

3. Identifikasi anak cerdas berbakat

4. Tehnik bimbingan bagi anak cerdas berbakat

4
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui anak cerdas berbakat

2. Untuk mengetahui karakteristik anak cerdas berbakat

3. Untuk mengetahui indentifikasi anak cerdas berbakat

4. Untuk mengetahui tehnik bimbingan anak cerdas berbakat

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian anak cerdas berbakat


Anak cerdas dan berbakat adalah anak yang memiliki taraf intelegensi
sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan
adegan kemampuannya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam
pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus
yang terencana selain dari program umumnya, biasanya di laksanakan di sekolah
untuk pengembangan kemampuannya.

B. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Cerdas Berbakat

Perbedaan program pendidikan anak cerdas berbakat dengan anak biasa


lainnya bukan sekadar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda.
Perbedaan kualitatif ini mutlak perlu karena anak cerdas berbakat memiliki
karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dari peserta didik
biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta didik anak
cerdas berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan
pendidikan peserta didik anak cerdas berbakat.

Anak cerdas berbakat pada umumnya memiliki karakteristik seperti berikut :

1. Membaca pada usia lebih muda

2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak

3. Memiliki perbendaharaan yang luas

4. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat

5. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa

6. Mempunyai inisiatif dan cepat berkerja sendiri

7. Menunjukan keasliannya dalam ungkapan variabel

6
8. Memberikan jawaban-jawaban yang baik

9. Dapat memberikan banyak gagasan

10. Luwes dalam berfikir

11. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan

12. Mempunyai pengamatan yang tajam

13. Dapat berkonsentrasi untuk waktu jangka panjang, terutama terhadap tugas
atau bidang yang diminati

14. Berfikir kritis, juga terhadap diri sendiri

15. Senang mencoba hal-hal yang baru

16. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintetis yang tinggi

17. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah

18. Cepat menangkap hubungan sebab-akibat

19. Berperilaku terarah pada tujuan

20. Mempunyai daya imajinasi yang kuat

21. Mempunya banyak kegemaran

22. Mempunyai daya ingat yang kuat

23. Tidak cepat puas dengan prestasinya

24. Peka serta menggunakan firasat

25. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.

Clark mengemukakan secara kualitatif anak cerdas berbakat menunjukan


karakteristik yang berbeda dari anak normal lainnya dalam aspek kognitif, afektif,
sensasi fisik, intuisi, dan kemasyarakatan. Dalam upaya pengembangan model
program pendidikan yang kondusif bagi anak cerdas berbakat perlu dilakukan

7
analisis kebutuhan dan permasalahan perkembangan yang mungkin muncul dari
aspek yang disebutkan diatas serta implikasinya bagi pengembangan program
pendidikan.

1. Perkembangan Fisik

Selama usia sekolah anak berbakat sangat mungkin mengalami kesenjangan


antara perkembangan fisik, intelektual dan sekolah secara tidak sengaja mungkin
mengambat aktifitas mereka. Apabila perkembangan intelektualnya lebih cepat
daripada perkembangan fisik maka anak akan merasa tidak kuat secara fisik.
Sementara itu jika tuntutan sensasi fisik kurang menantang akan menjadikan anak
berbakat kurang tertarik dan tidak memperoleh kepuasan melakukan kompetisi di
dalam kelompok sebaya. Melihat karakteristik dan kebutuhan fisik anak berbakat,
maka program pendidikan bagi mereka sepatutnya mempertimbangkan
kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang memungkinkan terjadinya interaksi
dan asimilasi dan sensorik, apresiasi kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik
yang menimbulkan kesenangan. Kepuasan, menjelajahi aktifitas fisik yang
mengarah kepada keterpaduan antara pikiran dan badan.

2. Perkembangan Kognitif

Para ahli dengan hasil penelitiannya (thompson, berger, berry, dan mac.
Lean) menunjukan secara biologis memang ada perbedaan struktur otak antara
anak berbakat dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua belahan otak
kiri dan kanan sebagai alat berfikir dan seluruh fungsi-fungsi lain. Secara
terintegritas sehingga mewujudkan perilaku kreatif.

Berbagai karakteristik perkembangan kognitif anak berbakat menjunjukan


kemudahan yang dimilikinya dalam belajar. Namun hendaknya ciri itu tidak
menjadikan kita berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah untuk menjadi
peserta didik terpandai di kelasnya. Apabila karakteristik tersebut tidak
tersalurkan dengan sebagaimana mestinya maka tidak mustahil muncul masalah-
masalah perkembangan.

8
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan
intuitif yang akan mengarahkan kepada permunculan perilaku kreatif. Kreatif
adalah ekspresi tertinggi dari keberbakatan. Kaitan intuisi anak berbakat ditandai
dengan kecenderungan untuk terlibat dan peduli terhadap pengetahuan intuitif
dan fenomena-fenomena metafisik, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman
metafisi, dan menunjukan perilaku kreatif dalam banyak hal. Karena kekuatan
imajinatif yang luar biasa sehingga bisa menimbulkan cemoohan sesamanya atau
tidak mendapatkan tanggapan serius dari orang lain yang lebih tua usianya karena
di pandang berperilaku aneh, menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat
kekacauan.

3. Perkembangan Emosi

Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat dan


kepekaannya terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat memiliki
akumulasi informasi yang banyak, apabila dengan fungsi kognitif dia mampu
mengolah informasi dan menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya akan
menjadikan anak berbakat menunjukan perkembangan emosi yang lebih matang
dan stabil. Kesadaran yang tinggi ini akan disertai dengan perasaan yang berbeda
dari murid yang lain. Di sisi lain karakteristik kognitif yang tinggi belum tentu
disertai dengan terjadinya perkembangan emosi yang tinggi pula. Akumulasi
informasi yang terjadi pada anak berbakat karena sensitifitas atau kepekaannya
terhadap dunia sekitar mungkin tidak mencuat ke kesadaran. Anak cerdas
berbakat seringkali menunjukan harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun
orang lain. Karena harapan ini tidak selalu disertai dengan kesadaran diri, maka
tidak jarang membawa dirinya, orang lain maupun situasi.

Karakteristik kehidupan emosi murid berbakat seperti itu menghendaki


keseimbangan dengan pengembangan fungsi kognitif yang ada pada dirinya
untuk mengembangkan kesadaran akan dunianya. Jika tidak, maka perilaku
bermasalah mungkin muncul adalah rawan terhadap kritikan orang lain,
kebutuhan untuk diakui yang berlebihan, bersikap sinis dalam mengkritik orang
lain yang akan menimbulkan gangguan antar pribadi. Motivasi dan daya saing

9
yang kuat, hasrat ingin tahu yang besar dan minat ekplorasi yang tiada terunjang
pada anak berbakat mungkin dapat menimbulkan keirian mereka terhadap
gurunya. Karena gurunya dirasakan tidak memahami kebutuhannya. Akibatnya
mereka memiliki gambaran diri yang terlalu tinggi, selalu menganggap benar
pendapat sendiri yang dapat menumbuhkan kesan bersikap angkuh dan sombong.

4. Perkembangan Sosial

Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat temuan dan generalisasi


sering kali menunjukan karakteristik populasi yang selalu tidak dapat diterapkan
secara individual. Kecenderungan menunjukan bahwa perkembangan sosial anak
berbakat memang lebih baik dari pada anak yang normal pada umumya. Clark
menghimpun dan menyimpulkan berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli
tentang perkembangan sosial dan emosional anak berbakat sebagai berikut :

a. Anak berbakat, jika dibandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih


senang dan puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar pribadi.

b. Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas terhadap


pendapat sebayanya lebih dominan, lebih mampu mengendalikan lingkungan dan
lebih kompeptitif.

c. Anak berbakat menunjukan kecakapan kepemimpinan dan menjadi terlibat


dalam kegiatan dan kepedulian sosial.

d. Anak berbakat lebih cenderung memilih teman yang memiliki kesebayaan usia
intelektual dari pada memilih teman yang secara kronologis berada pada usia
yang sama.

Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di atas


dapat menimbulkan perilaku bermasalah, seperti frustasi atau perasaan-perasaan
yang tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin
tidak memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah
secara cepat tanpa memperhitungkan kompleksitas masalah.

10
C. Identifikasi Siswa Cerdas dan Berbakat

Ciri-ciri tertentu pada individu cerdas dan berbakat yang justru mungkin
dapat menimbulkan masalah tertentu antara lain;

a. Mudah muncul sifat skeptis karena kemampuannya dalam berfikir kritis baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain

b. Cepat bosan atau tidak senang terhadap halhal yang monoton dan rutin, karena
karena ia memiliki kemampuan kreatif dan minat yang tinggi untuk melakukan
hal-hal baru

c. Sering melakukan pemaksaan kehendak atau pendapat sebagaimana dimiliki


individu genius karena merasa pendapatnya lebih benar. Disamping kelebihannya
yaitu memiliki perilaku ulet dan terarah pada tujuan

d. Kurang sabar atau kurang toleran jika tidak ada kegiatan, atau kurang tampak
kemajuan dalam suatu kegiatan, hal ini diakibatkan semangat tinggi serta
kesiagaan mental

e. Mudah tersinggung serta peka terhadap kritik dari orang lain, karena individu
genius ini mempunnyai kepekaan tinggi

f. Mempunyai kemampuan dan minat yang beraneka ragam sehingga membuat


individu ini memerlukan fleksibilitas serta dukungan untuk menjajagi serta
mengembangkan minat - minatnya

g. Mandirian dalam belajar dan bekerja, disisi lain kebutuhannya akan kebebasan
dapat menimbulkan konflik, karena individu ini tidak mudah konform (tunduk)
terhadap tekanan-tekanan dari pihak luar. Ia juga dapat merasa tidak ditolerir atau
kurang dimengerti oleh lingkungannya.

Pengidentifikasian murid cerdas dan berbakat dapat dilakukan melalui tiga


pendekatan, yaitu; (1) melalui tes, (2) melalui studi kasus, dan (3) melalui
penggabungan keduanya. Pelaksanaan identifikasi di sekolah, dapat dilakukan

11
melalui dua tahap, yaitu; (1) tahap penjaringan (Screening), dan (2) tahap seleksi
(identification).

(1) Tahap Penjaringan (Screening)

Tahap ini biasa dilakukan dengan menganalisis data prestasi belajar. Dasar
pemikiran kegiatan ini adalah biarpun anak/individu yang memiliki prestasi
belajar tinggi tidak selalu konklusif memiliki kecerdasan dan keberbakatan yang
tinggi, namun mereka tetap digolongkan termasuk anak cerdas dan berbakat.
Pertimbangan lain (dalam menetapkan anak cerdas dan berbakat) adalah aturan
dalam penyelenggaraan kelas unggulan yang menetapkan persyaratan murid
harus memiliki nilai rata-rata 8 (delapan). Disamping berdasar data prestasi
belajar, kegiatan penjaringan juga dapat dilakukan dengan menganalisis usia
kronologis, serta nominasi oleh teman sekelas, orangtua, dan guru.

Usia kronologis juga menjadi acuandengan asumsi bahwa walaupun


individu cerdas dan berbakat memiliki usia lebih muda, namun ia memiliki usia
mental yang lebih tinggi disbanding teman sebayanya. Keadaan demikian
membuat ia mampu bersaing dengan teman-temannya yang memiliki usia
kronologis yang lebih tua.

Penjaringan murid cerdas dan berbakat dimungkinkan pula berdasarkan


nominasi dari orangtua, guru serta teman sekelas. Asumsi berdasarkan nominasi
ini dipakai karena orang-orang yang terdekat biasanya mempunyai waktu
pengamatan relatif lebih lama dan intensif, sehingga dianggap mengetahui lebih
banyak mengenai kemampuan individu cerdas dan berbakat tersebut.

(2) Tahap Seleksi (identification).

Individu yang sudah lulus tahap penjaringan ini selanjutnnya diseleksi


menggunakan perangkat tes. Untuk tahap seleksi ini biasa menggunakan tes
antara lain; Colour Progressive Matrice (CPM), Wechler , Intelligence Scale for
Children (WISC). Sebagai contoh, siswa berbakat adalah siswa yang memiliki IQ
diatas 125

12
D. Program dan Teknik Bimbingan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Program dan Teknik Bimbingan bagi Siswa Cerdas Dan Berbakat.
1. Program Bimbingan
Program bimbingan bagi siswa cerdas dan berbakat dapat digolongkan ke dalam
bentuk sebagai berikut;
a. Pengayaan (Enrichment)
Enrichment merupakan bimbingan bagi siswa dengan jalan menyediakan
kesempatan serta fasilitas belajar tambahan yang bersifat vertikal (pendalaman)
dan horizontal (perluasan) setelah siswa menyelesaikan semua tugas yang
diprogramkan terhadap siswa pada umumnya termasuk siswa yang bersangkutan.
Bentuk tugas ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas mencari materi di
perpustakaan, belajar mandiri (independent study), proyek penelitian, studi kasus,
dan sebagainya.
b. Percepatan (Acceleration)
Pembinaan siswa berbakat dilakukan dengan memperbolehkan siswa naik
kelas secara melompat atau menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu
yang lebih cepat. Bentuk percepatan seperti masuk kelas lebih awal, naik kelas
sebelum waktunya, mempercepat pelajaran, dan sebagainya.
c. Pengelompokan khusus (Segregation)
Program Segregation ini dapat dilakukan secara penuh atau sebagian. Kegiatan
ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan siswa-siswa yang
mempunyai kemampuan luarbiasa (cerdas dan berbakat) dan diberi kesempatan
untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan
potensinya. Pelaksanaannya dapat diselenggarakan seminggu sekali atau tiap hari
dalam satu semester penuh. Bentuk Segregation antara lain; homogeneus
grouping, cluster grouping, subgrouping dan cross grouping.
2. Teknik Bimbingan Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat
Program Layanan Bimbingan dan Konseling yang dikembangkan bagi siswa
cerdas dan berbakat mengacu pada keadaan individu sebagai manusia seutuhnya
sehingga menyentuh semua dimensi perkembangan pribadinya. Teknik untuk
menangani siswa tersebut mengarah pada unsur-unsur yang berhubungan dengan:
a. Pengembangan ranah kognitif/intelektual

13
Guru pada pengembangan ini diharapkan menyediakan rentangan pengalaman
belajar yang luas serta dapat diakselerasikan dan mengakselerasi perkembangan
kognitif siswa berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar dilakukan secara
khusus yang mendasarka pada kurikulum yang ada sehingga dapat memberikan
layanan optimal bagi siswa cerdas dan berbakat.
b. Pengembangan ranah afektif
Pembimbing diharapkan memahami pikiran dan harapan anak berbakat
dengan sikap terbuka, serta membantu anak memahami pikiran dan harapan yang
ada pada dirinya dana kemungkinan pemenuhannya di dalam kehidupan
berkelompok.
Pemahaman sikap, pemikiran dan harapan terhadap orang lain (dalam hal ini
khususnya individu cerdas dan berbakat) tidak mungkin dilakukan oleh seseorang
yang berfikir negatif terhadap dia, namun oleh orang yang mempunyai pemikiran
“bersih”, dengan bertanya langsung kepada yang bersangkutan “dari tangan
pertama”dan bukan berdasarkan berita “bukan dari tangan orang lain”. Data atau
informasi dari orang lain tanpa adanya cross check terhadap yang bersangkutan
bisa jadi akan menjadi fitnah yang akan merugikan semua pihak. Mengapa
demikian, karena penanganan yang keliru terhadap mereka bisa berakibat aset
bangsa yang sangat berharga akan tidak termanfaatkan secara optimal. Dan tentu
saja tidak ada bangsa yang bodoh serta tidak ingin maju kecuali mereka yang
mensia-siakan aset yang sangat berharga ini. Mudah-mudahan bangsa kita tidak
termasuk yang demikian.
Pemahaman atas sikap, pemikiran dan harapan terhadap individu cerdas dan
berbakat tergantung kepada keterbukaan dua belah pihak yang dilandasi oleh
kepercayaan dan penerimaan diri. Ini merupakan dasar dari pengembangan ranah
afektif, mengingat individu cerdas dan berbakat agak sedikit “rumit”. Rumitnya
individu ini karena ia mempunyai variasi pemikiran dengan jangkauan yang
sangat luas dan mendalam, sehingga untuk Pembimbing yang kurang mempunyai
wawasan dan “sedang-sedang saja” akan cenderung pada terlalu cepatnya
memberikan vonis dan atribusi kepada individu cerdas dan berbakat dengan
sesuatu yang kurang baik. Jika demikian ketidaksuksesan penanganan dengan

14
teknik ini justru karena kesalahan pembimbing berkait dengan
ketidakmampuannya atau keterbatasan kemampuannya.
c. Pengembangan ranah fisik
Pembimbing diharapkan memberikan layanan yang dapat memberikan
kemungkinan siswa memperoleh pengalaman memadukan pola perkembangan
berfikir dengan perkembangan fisik. Layanan Bimbingan yang dapat diberikan
adalah membantu siswa memilih kegiatan fisik yang sesuai dengan
perkembangannya dan memberikan peran-peran yang sesuai di dalam
kelompoknya.
d. Pengembangan ranah intuitif
Fungsi intuitif merupakan fungsi yang terlibat di dalam pemunculan wawasan
dan tindakan yang kreatif. Mengingat fungsinya yang demikian itu, maka layanan
bagi siswa berbakat perlu mempedulikan pengembangan pengalaman yang
mendorong individu untuk berimajinasi dan berkreasi. Pengembangan lingkungan
belajar yang merangsang stimulus baru sebagai daya imajinasi dan kreativitas
individu, dapat dirancang sebagai bentuk layanannya. Hal ini dapat dilakukan
melalui penyajian stimulus yang mendorong siswa mencari informasi baru
sebagai alternatif pemecahannnya.
e. Pengembangan ranah masyarakat
Pemberian layanan dapat dilakukan dengan membantu siswa memperoleh
pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok, serta mampu
berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan
kelompok menjadi anggota keanggotaan masyarakat, memperluas identifikasi diri
dari masyarakat terbatas kearah identifikasi terhadap masyarakat luas.
Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan merancang kegiatan-kegiatan kelompok
khusus.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Siswa cerdas dan berbakat merupakan siswa yang mempunyai kemampuan
diatas ratarata siswa pada umumnya. Kemampuan siswa tersebut merujuk pada
kemampuan mental yang lebih tinggi dari usia kronologisnya. Siswa ini
mempunyai kebutuhan dan karakteristik khusus yang tidak sama dengan teman-
temannya yang normal, dimana hal ini diperkuat dengan ciri - cinya.
Pengidentifikasian murid cerdas dan berbakat dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, yaitu; (1) melalui tes, (2) melalui studi kasus, dan (3) melalui
penggabungan keduanya. Pelaksanaan identifikasi di sekolah, dapat dilakukan
melalui dua tahap, yaitu; (1) tahap penjaringan (Screening), dan (2) tahap seleksi
(identification).

Siswa cerdas dan berbakat diberikan program dan teknik khusus sehingga dia
dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada padad drinya secara optimal.
Program bimbingan dibedakan dalam beberapa golongan, yaitu; a. pengayaan, b.
percepatan, c. pengelompokan khusus. Sedangkan teknik bimbingan diarahkan
pada unsur-unsur yang berhubungan dengan pengembangan ranah
kognitif/intelektual, pengembangan ranah afektif, pengembangan ranah fisik,
pengembangan ranah intuitif, dan pengembangan ranah masyarakat.

Saran

16
Orang tua sebaiknya merasa perlu menambah wawasan tentang tumbuh
kembang anak, hal ini mencakup tahap-tahap perkambangan anak, pola asuh dan
pola didik anak. Dengan mengetahui informasi tentang tahap perkembangan
anak, maka orangtua bisa secara dini mengenali hal-hak yang tidak biasa yang
ada pada diri anak.

DAFTAR PUSTAKA

Jusmawati dan Fitriana HS, Eka. 2019. Manajemen Kelas. Serang-Banten: CV.
AARIZKY

Jusmawati, Satriawati dan Irman R. 2018. Strategi Belajar Mengajar. Jalan

Kesatuan 3: Rizky Artha Mulia

http://kumpulansd14a5.blogspot.com/2017/02/layanan-bimbingan-bagi-anak-
cerdas-dan.html

http://umcsd14a4.blogspot.com/2017/01/makalah-bimbingan-bagi-anak-cerdas-
dan.html?m=1

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/lp3m/article/download/18987/15916

17

Anda mungkin juga menyukai