Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


”Ceerdas istimewa,berbakat istimewa”

Dosen pengampuh:
Nova Estu Harsiwi, M.Pd

Oleh Kelompok 9 :
1. Chika adhani suid (003)
2. Sukma Pandia (039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “cerdas istimewa,berbakat
istimewa” dengan tepat waktu. Sholawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan anak
berkebutuhan khusus. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nova Estu Harsiwi, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan anak berkebutuhan khusus yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan serta wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan dan
informasi lebih kepada pembaca. kami juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh sebab itu, dengan lapang dada kami mempersilahkan pembaca
yang ingin memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya.

Gorontalo, 5 September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
ii
SAMPUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian dari anak cerdas istimewa / berbakat istimewa................................ 2
2.2 ciri-ciri anak cerdas istimewa / berbakat istimewa............................................ 3
2.3 penyebab anak memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa......................... 7
2.4 jenis anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa / berbakat istimewa............... 7
2.5 cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa..........11
2.6 bimbingan kkepada orang tua.............................................................................11

BAB III PENUTUP


1.1 Simpulan............................................................................................................. 13
1.2 Saran.................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


2 Kesulitan belajar merupakan suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu
gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung
maupun tidak langsung.Kesulitan belajar anak tentu saja tidak boleh di diamkan begitu
saja karena hal ini akan sangat menghambat  anak dalam memperoleh prestasi  selain itu
apabila hal ini di diamkan ini akan lebih menghambat anak untuk belajar ke depannya.
3 Kesulitan dalam belajar dapat di sebabkan karena beberapa faktor.Bisa dari faktor internal
( diri anak ) dan juga faktor eksternal ( dari luar anak ) .Faktor internal ini bisa di
sebabkan karena anak mempunyai perbedaan dengan anak yang lainnya dan sering juga
di sebut anak dengan kebutuhan khusus . Dalam hal ini kebutuhan khusus bukan berarti
anak mempunyai kekurangan . Anak Cerdas Istimewa / Berbakat Istimewa juga termasuk
anak yang berkebutuhan khusus atau sering di sebut dengan anak Gifted atau anak
Superior.

3.1 Rumusan Masalah


1.       Apa pengertian dari anak cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?
2.       Apa ciri-ciri anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?
3.       Apa penyebab anak memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?
4.         Apa jenis anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?
5.   Bagaimana cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa
(gifted) ?
6.      Bagaimana memberi bimbingan kepada orang tua yang memiliki anak cerdas istimewa /
berbakat istimewa (gifted) ?

3.2 Tujuan Penulisan


Dengan membuat makalah ini diharapkan pembaca :
1.      Mengetahui pengertian dari anak cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted).
2.     Mengetahui ciri-ciri anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted).
3.   Mengetahui penyebab anak memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted).
4.      Mengetahui jenis anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa / berbakat istimewa
(gifted).

1
5.      Mengetahui bagaiman cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat
istimewa (gifted).
6.      Mengetahui bagaimana memberi bimbingan kepada orang tua yang memiliki anak cerdas
istimewa / berbakat istimewa (gifted).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian anak cerdas istimewa berbakat istimewa


Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa (gifted) adalah anak
yang secara significant memiliki mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-rata dalam
bidang kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas, kepemimpinan, seni dan/atau
olahraga. Anak berkebutuhan khusus atau gifted (Heward) adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Menurut definisi yang dikemukakan Renzuli, anak berbakat (gifted) memiliki
pengertian, "Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang
menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata-
rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas dan kreativitas yang tinggi. Anak berbakat
(gifted) ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat
ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu
mewujudkan ketiga sifat itu di masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas
dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing,
1985).
Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi
unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-
anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada
manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.
Keunggulan lain yang telah disepakati oleh para ahli ialah anak-anak gifted
mempunyai superioritas dalam bidang akademik. Kiranya hal itu tidak sulit untuk dimengerti,

2
sebab salah satu syarat penting untuk meraih prestasi akademik tertentu ialah persyaratan
intelegensi.
Kepribadian memang merupakan salah satu sumbangan yang dapat diberikan oleh
anak atau orang-orang gifted. Dengan dasar kepribadian yang baik maka akan dilahirkan pula
karya-karya yang baik pula, sehingga maslahat (manfaat) yang diberikan menjadi lebih besar
dibandingkan mudharatnya. Seperti kita ketahui bahwa sebuah karya yang besar tentu saja
akan memberikan pengaruh yang besar pula kepada hidup dan kehidupan manusia.
Penggunaan istilah potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berkait erat dengan
latar belakang teoritis yang digunakan. Potensi kecerdasan berhubungan dengan kemampuan
intelektual, sedangkan bakat tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual. Proses
mengidentifikasi anak cerdas istimewa dilakukan dengan menggunakan pendekatan multi
dimensional. Artinya kriteria yang digunakan lebih dari satu (bukan sekedar intelegensi).
Batasan yang digunakan adalah anak yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf
cerdas ditetapkan skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala wechsler.

2.2 Ciri-ciri anak cerdas istimewa berbakat istimewa


Karakteristik Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa
Karakteristik anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan
fisik/kesehatan.
1.      Karakteristik Akademik
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak berbakat, diantaranya:
a.       Memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang benar,
b.      Keranjinan membaca,
c.       Menikmati sekolah dan belajar.
d.      Memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus,
e.       Memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi dari
bidang akademik khusus,
f.       Mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus  yang dipelajari pada
aktivitas-aktivitas bidang lain,
g.      Kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk mencapai standar yang
lebih tinggi dalam suatu bidang akademik,
h.      Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik dan  motivasi yang tinggi
untuk berbuat yang terbaik, dan
i.        Belajar dengan cepat dalam suatu bidang akademik khusus.
3
j.        Mudah menyerap pelajaran.
Salah satu contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986) bahwa  seorang anak berbakat
berusia 10 tahun, ia memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak
normal usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11 tahun, anak ini memiliki
keberbakatan dalam membaca. 
2.      Karakteristik Sosial
Ada beberapa ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, yaitu:
a.       Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa,
b.      Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan sosial, mereka memberikan sumbangan positif
dan konstruktif,
c.       Kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan pengambil
kebijakan oleh teman sebayanya,
d.      Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur,
e.       Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa,
f.       Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan
dengan  situasi,
g.      Mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang dewasa,
h.      Mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain, dan
i.        Memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, dan
humor.
Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa anak yang berbakat dalam hal social dan emosi,
bahwa seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan kemampuan penyesuaian sosial dan
emosi (sikap periang, bersemangat, kooperatif, bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya
dengan baik, membantu temannya yang kurang mampu dan akrab dalam bermain). Sikap-
sikap yang diperlihatkannya itu sama dengan sikap anak normal usia 16 tahun.   
3.      Karakteristik Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
a.       memiliki penampilan yang menarik dan rapi,
b.      kesehatannya berada lebih baik  atau di atas rata-rata, (studi longitudinal Terman dalam
Samuel A. Kirk, 1986).Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa seorang anak berbakat usia 10
tahun memiliki tinggi dan berat badan sama dengan usianya. Yang  menunjukkan perbedaan
adalah koordinasi geraknya sama dengan anak normal usia 12 tahun. Mereka juga
memperlihatkan sifat rapi.

4
Karakteristik anak berbakat secara umum, seperti yang dikemukakan oleh Renzulli,
1981 (dalam Sisk,  1987) menyatakan bahwa keberbakatan (giftedness) menunjukkan
keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu (a) kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-
rata, (b) kreativitas tinggi dan (c) tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task
commitment). Masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan.
Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai inteligensia tinggi.
Sedangkan kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara
unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal
inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai
rintangan dan hambatan  karena  ia  telah mengikatkan  diri  pada  tugas  atas  kehendaknya
sendiri.
1.      Karakteristik Intelektual-Kognitif
a.       Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim,
pikiran-pikiran kreatif.
b.      Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang
utuh.
c.       Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
d.      Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan
mudah dipahami.
e.       Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
f.       Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
g. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya
dengan baik.
h.      Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
i.        Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
j.        Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
k.      Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
l.        Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
m.    Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
n.      Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
o.      Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan
dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.

5
2.      Karakteristik Persepsi/Emosi
a.       Sangat peka perasaannya.
b.      Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam
menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
c.       Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak
dirasakan oleh orang-orang lain).
d.      Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
e.       Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
f.       Pada umumnya introvert.
g.      Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
h.      Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
i.        Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.

3.      Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup


a.       Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
b.      Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
c.       Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
d.      Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah
atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
e.       Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
f.       Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.
g.      Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap
“nyerempet-nyerempet bahaya” .
h.      Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
i.        Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.

4.      Karakteristik Aktifitas
a.       Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain
tanpa terlihat lelah.
b.      Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak
normal.
c.       Sangat waspada.
d.      Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu
yang sangat lama.
6
e.       Tekun, gigih, pantang menyerah.
f.       Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-
hal baru untuk dilakukan.
g.      Spontanitas yang tinggi.

2.3 penyebab dan faktor

Faktor yang menyebabkan Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa


(gifted)
1.      Hereditas
Hereditas adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif
produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang
telah ditentukan adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga
berbeda setiap orangnya. Namun U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan secara
tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika mempunyai andil yang
besar terhadap kemampuan mental seseorang.
2.      Lingkungan
Lingkungan, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari
segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang
sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak
mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian
dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia
menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan
keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun memaksimalkan bakatnya
tersebut.

2.4 Jenis anak cerdas istimewa berbakat istimewa


Anak berbakat atau anak cerdas istimewa / bakat istimewa atau CIBI atau anak gifted
termasuk dalam kategori jenis anak berkebutuhan permanen dalam kesulitan belajar. Anak
berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah anak yang
memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas
(task commitment) diatas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan
potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

7
Adapun tipe ini disampaikan pada Seminar Nasional Potensi Luar Biasa Sejuta Anak Cerdas
Istimewa, pada tanggal 23 Februari 2010 di Jakarta.

1. Tipe I (The Succesful)


Dalam dunia pendidikan, menurut Betts dan Neihart, anak-anak gifted yang terindentifikasi
sebanyak 90 persen adalah dari kelompok tipe ini. Mereka adalah anak-anak yang mampu
meraih yang sangat baik, dan dapat mengikuti sistem pendidikan konvensional dengan baik.
Mereka mendengarkan dan mempelajari dengan baik apa yang diajarkan baik di sekolah
maupun di rumah. Dalam berbagai tes atau ujian mereka juga meraih skor yang tinggi,
disamping itu mereka dapat terpilih dan mendapatkan tempat dalam program pendidikan
anak gifted.
Terhadapnya, lingkungan baik pihak sekolah maupun orang tua sangat percaya bahwa dirinya
dapat meraih prestasi sebaik-baiknya. Ia sangat disenangi oleh sekolah, orang tua dan
diterima dengan baik oleh teman-teman sebanyanya. Ia juga tidak mengalami masalah dalam
pergaulan. Perkembangan sosial emosionalnya sangat baik. Terhadap anak-anak ini pula,
orang disekitarnya tidak melihat apa kekurangannya. Namun sebetulnya ia kurang bisa
belajar secara mandiri. Ia mendapatkan prestasi karena dukungan dan bimbingan. Bukan
karena mengembangkan minatnya secara mandiri. Kelihatannya ia memiliki konsep diri yang
positif, sebagai bentukan karena ia mempunyai prestasi yang baik dan lingkungan yang dapat
menerima dirinya dengan baik. Mereka memang menyabet nilai kompetensi yang tinggi saat
sekolah. Namun sebetulnya mereka tidak bisa mengembangkan talentanya secara mandiri.

2. Tipe II (The Challenging)


Tipe ini sering tidak teridentifikasi oleh sekolah atau orang tua karena mereka tidak
menunjukkan prestasi yang baik. Mereka biasa melakukan segala sesuatu secara spontan dan
seringkali spontanitas itu dianggap kegiatan yang mengacaukan, tidak teratur dan tidak patuh.
Anak kelompok ini biasanya memiliki tingkat kreatifitas yang sangat tinggi, namun tidak
belajar untuk memanfaatkan kebolehannya. Anak ini lebih banyak frustasi karena sistem
pendidikan tidak memberikan keleluasan dan perhatian kepada mereka baik kreatifitasnya
maupun talentanya.
Kelompok gifted ini adalah kelompok anak yang beresiko tinggi, karena luput dari perhatian
dan tidak ditangani dengan baik dan berakibat pada putus sekolah, perilaku bermasalah dan
masuk ke dalam sirkuit kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat terlarang.

8
3.      Tipe III (The Underground)
Kelompok ini adalah kelompok yang menyembunyikan talenta dan kemampuannya.
Umumnya terjadi pada kelompok gifted perempuan diusia sekolah lanjutan pertama. Mereka
cenderung menyembunyikan kemampuannya untuk bisa diterima oleh teman sebayanya.
Pada lelaki biasanya terjadi ketika masa usia SMA karena mereka meresppon perkembangan
sosial yang terjadi disekelilingnya. Ciri mereka biasanya diawal tahun pelajaran cenderung
mampu memaksimalkan kemampuannnya, namun ketika menjelang akhir mereka mengalami
penurunan yang drastis dan bahkan menolak kelebihan yang ada pada dirinya.
Anak seperti ini adalah kelompok anak yang merasa tidak nyaman, tidak aman dan merasa
cemas. Bahkan tekanan tidak hanya muncul dari dirinya sendiri, namun juga dari lingkungan.
Teman sebayanya menekan kemampuan mereka untuk bisa menerima kelebihan mereka.
Tidak hanya itu bahkan orang tua dan guru sekalipun memberikan tekanan yang tidak kalah
beratnya kepada mereka.

4.      Tipe IV (The Dropouts)


Kelompok ini memiliki potensi yang tinggi namun tidak mendapatkan dukungan yang baik
dari sekolah dan orang tua. Mereka cenderung tidak bisa memunculkan prestasinya dengan
harapan dan kemampuannya sendiri. Sistem pendidikan di sekolah menyebabkan ke-frustasi-
an dan pada akhirnya membawanya pada penarikan diri dan kondisi depresi.
Tipe ini merupakan dampak dari tidak adanya penanganan yang baik untuk anak kelompok II
atau The Chalanging yang berlanjut kepada frustasi dan depresi. Frustasi dan depresi ini bisa
muncul di sekolah tingkat lanjut namun pada dasarnya telah dimulai sejak pendidikan dasar.
Droupout bukan saja dalam bentuk prestasi sekolah yang menurun namun juga secara mental
dan emosional.
Kelompok ini memang merupakan kelompok anak gifted yang terlambat diidentifikasi. Di
sekolah dasar ia tidak terdekteksi sebagai anak gifted. Akhirnya anak seperti ini tidak
memiliki mitivasi internal yang sangat lemah. Kelompok ini membutuhkan kerjasama dengan
yang baik dengan orang yang dewasa yang memang dipercayai. Orang tua juga memerlukan
bimbingan khusus agar dapat menghadapinya dengan baik. Kepada anak ini perlu dilakukan
tes untuk melihat dibagian apa kekuatannya.

5.      Tipe V (The Double Labeled)


Merupakan kelompok gifted yang memiliki gangguan secara fisik, emosional tatupun
gangguan belajar (learning disabilities). Anak kelompok ini memerlukan program khusus
9
untuk modifikasi program yang sesuai dengan kondisinya. Seringkali ia tidak menunjukkan
prestasi sebagaimana anak gifted pada umumnya karena mereka lebih sering dilihat dari sisi
lemahnya, bukan kekuatannya. Misalnya tulisan yang jelek disebabkan karena motorik
halusnya terganggu atau perilakunya yang kacau sehingga tidak dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
Anak-anak ini juga seringkali kesulitan menyelesaikan tugas-tugasnya karena
ketidakbiasaannya sebagai akibat gangguan yang memang kasat mata.
Bila sekolah dan orang tua tidak mampu menemukan sumber kekurangannya lalu berlanjut
secara terus menerus maka akan memunculkan kefrustasian, merasa tidak dihargai, tak
dibantu dan merasa terasing. Bahkan si anak sendiri mungkin tidak mengakui dan menyadari
sumber masalahnya sendiri secara spesifik.
Sekolah dan orang tua sering tidak mengakui bahwa sesungguhnya anak itu luar biasa karena
memang secara fisik dan tampilam, mereka tidak mampu memperlihatkannya secara baik.
Karena tidak teridentifikasi, pihak sekolah hanya melihat dan menangani kekurangannya saja
namun faktpr kelebihannya tidak terkelola dengan baik.

6.      Tipe VI (The Outonomous Learner)


Anak gifted yang sangat mandiri dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang sangat kuat. Ia
dapat mengembangkan diri secara kreatif dan mampu memanfaatkan segala sesuatu yang
ditawarkan dalam pendidikan. Apa yang didapatkan dari sekolah dapat ia kembangkan
sendiri sebagai sesutau yang baru. Ia tidak tergantung kepada orang lain dan sangat
independen. Ia dapat menentukan sendiri apa yang ingin dicapainya, mempunyai sikap diri
yang positif. Ia juga mampu mengekspresikan perasaan, tujuan dan cita-citanya dengan baik
dan bebas. Ia sangat disayangi oleh lingkungan dan mendapatkan dukungan positif. Biasanya
ia terpilih menjadi pemimpin dalam kelompoknya, baik di sekolah maupun d masyarakat.

2.5 Kegiatan belajar mengajar

Kurikulum berdiferensiasi bagi siswa Gifted didefinisikan sebagai bentuk proses


pembelajaran yang disusun khusus untuk memenuhi kebutuhan siswa CIBI dengan
10
karakteristik yang berbeda atau memiliki kebutuhan khusus. Kurikulum
berdiferensiasi ini meliputi:
1. Penyusunan target belajar yang lebih tinggi, dalam konten, proses maupun
pemberian konsep teori yang diberikan (advanced curriccula).
2. Penerapan metode belajar yang mampu menstimulasi higher level of thinking,
seperti inqurydiscovery, probelm based learning dan metode-metode lain yang sesuai
dengan advanced curricula.
3. Pemilihan materi-materi yang menantang dan menarik yang dapat menstimulasi
perkembangan higher level of thinking pada siswa CIBI
4. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa CIBI, dalam kurikulum berdifensiasi ini
harus bersifat menantang dan menstimulasi pemikiran kreatif siswa.
Bentuk tugas sebaiknya diberikan dalam bentuk group work, bentuk tugas haruslah
merupakan hal-hal yang menantang dan memungkinkan mereka menemukan suatu
hal baru. Hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas (project)
kepada siswa CIBI yaitu memberikan kebebesan kepada siswa untuk
mengekspresikan diri dan memberikan alternatif-alternatif yang memungkinkan siswa
mengembangkan ide-idenya secara kreatif.

2.6 BIMBINGAN PADA ORANG TUA


Untuk  anak berkebutuhan khusus, guru bisa memberikan bimbingan kepada orang
tua bagaimana cara yang seharusnya dilakukan untuk mendampingi anak mereka yang
memiliki kebutuhan khusus. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua :
1.      Persiapkan diri. Ada beberapa fase yang akan dilakukan orang tua, seperti menyangkal,
menyalahkan, hingga menerima keadaan anak. Menurut Prof. Frieda, “Akan lebih mudah jika
orang tua mempunyai komunikasi dengan berbagai pihak, seperti support group (misalnya,
Parent Support Group), dokter yang sangat informatif, dll. Dengan begitu, Anda bisa
mendapat dukungan dan informasi yang akurat tentang masalah yang dihadapi anak.”
2.      Membuka diri. Secara bertahap, menerima keadaan anak dan tidak menyerah begitu saja.
Setiap anak pasti mempunyai kemampuan atau bakat, sehingga orang tua perlu membantu
anak untuk melalui masa-masa ini.
3.      Selalu pantaulah. Ketika anak tidak berkembang sesuai usianya, coba amati apa yang terjadi
dengannya. Bila mencurigai sesuatu, segera ke dokter anak. Dari ini, Mama bisa mendapat
solusi apakah anak cukup ditangani dokter anak, atau haruskah ke psikolog, terapis, dll.
11
4.      Dampingi anak. Anak perlu mendapat bantuan. Nah, orang tua harus selalu
mendampinginya. Secara bertahap, kurangi ketergantungan anak pada Anda. Dari
pendampingan sepenuhnya, sedikit demikian sedikit dikurangi, hingga akhirnya anak
mandiri.” Anak memang harus dilatih keterampilan helf help, terutama sebelum anak mulai
sekolah. Misalnya, toiletering, makan/minum sendiri, atau bisa mengatur dirinya sendiri
(yakni mengetahui barang miliknya),” ujar Prof. Frieda. 
5.      Banyak-banyaklah menstimulasi. Dari lahir sampai 5 tahun adalah masanya untuk
menstimulasi anak dengan cara mengajak bermain, bernyanyi, mengobrol, bercerita, dll.
“Sayangnya, begitu melihat ada yang tidak beres, anak langsung diterapi atau dimasukkan ke
sekolah oleh orang tuanya. Orang tua tidak melihat bagaimana pola pengasuhannya di rumah,
yakni ia lebih asyik dengan dirinya sendiri, anak lebih banyak ditangani babysitter,” kata dr.
Handryastuti. Jadi, luangkan waktu untuk menstimulasi anak.
6.      Bekerja sama dengan sekolah. Kerja sama antara orang tua dan sekolah harus intens dan
bersinergi. Komunikasi yang baik antara keduanya akan membuat anak lebih mudah
beradaptasi di sekolah. Selain itu, pada saat ini, pemerintah telah menyediakan sekolah
inklusi, yakni sekolah regular (biasa) yang menerima anak berkebutuhan khusus ini dan
menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa
kebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus.
Biasanya, diadaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya.
“Di sekolah inklusi biasanya ada GPK (Guru Pembimbing Khusus) yang memang terlatih
untuk menangani anak-anak ini. Ia akan member remedial teaching, datang ke kelas untuk
mengamati anak, atau menarik akan secara bergantian ke kelas khusus untuk diterapi. Bila
mampu, orang tua bisa menyediakan shadow teacher alias guru bantu atau guru pendamping
untuk si kecil,” kata Prof. Frieda.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
12
Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa (gifted) adalah anak
yang secara significant memiliki mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-
rata. Anak berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreatifitas, dan tanggung
jawab terhadap tugas (task commitment) diatas anak-anak seusianya (anak normal),
sehingga untuk mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
Yang memiliki karakteristik dari segi karakteristik akademik, sosial, dan fisik/kesehatan
serta dapat pula dilihat dari segi karakteristik intelektual-kognitif, persepsi/emosi, motivasi
dan nilai-nilai hidup serta aktifitas. Factor penyebabnya berasal dari hereditas ataupun dari
lingkungan. Jenis anak CI/BI (gifted) termasuk anak berkrbutuhan khusus permanen  di
dalam kesulitan belajar.Dalam hal penanganan pun anak berkebutuhan khusus cibi harus
mendapatkan penanganan yang berbeda dalam belajar guru dan orang tua harus bekerja
sama agar dapat memaksimalkan kemampuan istimewa yang anak miliki.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini , kami berharap agar pembaca yang tentunya akan
menjadi calon guru dapat memahami apa pengertian, karakteristis, jenis, penyebab,
melakukan pembelajaran serta mengetahui bagaimana cara mengahdapi anak yang
memiliki keterbnatasan khusus cerdas istimewa atau bakat istimewa (gifted). Dan dapat
mengaplikasikannya jika menghadapi anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa atau
bakat istimewa (gifted). Semoga makalah mengenai anak berkebutuhan khusus cerdas
istimewa atau bakat istimewa (gifted) ini dapat membantu calon guru dalam kegiatan
proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Supriasi. (1996). Perspektif Psikologi dan Sosial Pendidikan Anak-anak Berbakat.
Bandung: Mizan Media Utama.
Semiawan, C. (2001). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
https://media.neliti.com/media/publications/167194-ID-peran-pemahaman-
karakteristik-siswa-cerd.pdf
13
Jurnal Pendidikan Khusus Vol 5 No. 2 Nopember 2009
http://meidiana-rahayu.blogspot.com/2013/11/cerdas-istimewa-dan-bakat-istimewa.html

14

Anda mungkin juga menyukai