Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah konseling berkebutuhan khusus
Dosen Pengampu :
Di susun oleh :
Murniah (191520124)
FAKULTAS DAKWAH
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
lah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah Konseling Berkebutuhan Khusus, dengan
judul “ INDIVIDUAL BERBAKAT (GIFTED )". Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan referensi. Dengan membuat tugas ini kami mengharapkan mampu memahami
Individual berbakat ( Gifted ).
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini
masih banyak kekurangannya, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran, guna penulisan
makalah yang selanjutnya lebih baik lagi. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Harapan kami, semoga makalah yang dibuat secara sederhana ini dapat memberi manfaat tersendiri untuk
pembuat dan pembacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap anak memilki anugrah tersendiri yang diberikan dari sang maha pencipta kepadanya
melalui berbagai cara salah satunya adalah sperti anak yang berbakat. Anugrah yang diberikan
bukan hanya saja berupa keblebihan namun erkadang kekuranganpun termasuk anugrah dari
tuhan yang diberikan kepada umatnya. Setiap kelebihan dan kekurangan pada manusia pada
dasarnya harus di syukuri dan cara yang mensyukuri yang paling baik adalah dengan
mengembangkan kekurangan menjadi suatu kelebihan dan menjadikan kelebihan sebagai sebagai
perantara untuk membantu orang lain dalam hal kebaikan.
Dalam makalah ini akan dibahasa bagaimana cara menangani anak yang berbakat, oleh karena
itu mengapa anak berbakat masuk kedalam kategori anak berkebutuhan khusus karena pada
dasarnya anak berbakat itu anak yang memilki perbedaan dengan anak yang lainnya sehingga
perlu mendapatkan penanganan atau wadah untuk menampung anak berbakat tersebut.
Keberbakatan hingga kini masih menjadi wacana yang sangat menarik, baik bagi yang terlibat
langsung dengan persoalan keberbakatan maupun yang tidak. Bahkan menjadi lebih menarik
lagi, karena banyak terjadi miskonsepsi terhadap keberbakatan. Secara umum “Keberbakatan
dapat diartikan sebagai kemampuan unggul yang memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungan dengan tingkat prestasi dan kreativitas yang sangat tinggi.”
Dari peranyataan tersebut dapat dipahami bahwa pertama, keberbakatan merupakan suatu
kualitas yang dibawa sejak lahir (dengan kata lain keberbakatan itu bersifat alamiah), dan kedua,
bahwa lingkungan keberbakatan adalah arena di mana anak berbakat memainkan peran
didalamnya). Karena itulah dapat dikatakan bahwa tingkat prestasi dan kreativitas yang tinggi
dihasilkan dari interaksi yang terus menerus dan fungsional antara kemampuan dan karakteristik
yang dibawa seseorang dari lahir dan yang diperoleh selama dalam kehidupannya.
Perhatian terhadap pendidikan anak berbakat sebenarnya sudah dikenal sejak 2000 tahun yang
lalu. Misalnya, Plato pernah menyerukan agar anak-anak berbakat dikumpulkan dan dididik
secara khusus karena mereka ini diharapkan bakal menjadi pemimpin negara dalam segala
bidang pemerintahan. Oleh karena itu, mereka dibekali ilmu pengetahuan yang dapat menunjang
tugas mereka (Rohman Natawijaya, 1979).
Demikian pula di Indonesia, kehadiran mereka sudah dikenal sejak dulu. Banyak sekolah yang
menerapkan sistem loncat kelas atau dapat naik ke kelas berikutnya lebih cepat meskipun waktu
kenaikan kelas belum saatnya. Perhatian yang lebih serius dan formal tersurat dalam UUSPN
No. 2 Tahun 1989 bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
berhak memperoleh pendidikan khusus untuk mengembangkan potensi anak-anak tersebut secara
optimal.
Anak berbakat tidak mengalami kecacatan, seperti anak tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita.
Walaupun diantara anak berbakat ada yang menyandang kelainan, tetapi kelainan itu bukan pada
terhambatnya kecerdasan. Agar anak berbakat yang mempunyai potensi unggul tersebut
dapat mengembangkan potensinya dibutuhkan program dan layanan pendidikan secara khusus.
Mereka lahir dengan membawa potensi luar biasa yang berarti telah membawa kebermaknaan
hidup. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah mengembangkan kebermaknaan tersebut secara
optimal sehingga mereka dapat berkiprah dalam memajukan bangsa dan negara.
B. RUMUSAN MASALAH
v Apakah pengertian anak berbakat?
v Bagaimana klasifikasi anak berbakat?
v Bagaimana karakteristik anak berbakat?
v Apa faktor yang memengaruhi anak berbakat?
v Bagaimanakah perkembangan anak berbakat?
v Masalah dan dampak apa saja yang timbul dari keberbakatan?
v Bagaimana cara mengidentifikasi keberbakatan
v Kebutuhan pendidikan apa yang dibutuhkan anak anak berbakat?
v Bagaimana bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat?
v Berapakah persentase anak dengan cerdas istimewa/berbakat istimewa di indonesia saat ini?
C. TUJUAN PENULISAN
Ø Untuk memahami pengertian anak berbakat
Ø Untuk memahami klasifikasi anak berbakat
Ø Untuk memahami karakteristik anak berbakat
Ø Untuk memahami faktor yang memengaruhi anak berbakat
Ø Untuk memahami perkembangan anak berbakat
Ø Untuk memahami masalah dan dampak yang timbul dari keberbakatan
Ø Untuk memahami cara identifikasi anak berbakat
Ø Untuk memahami kebutuhan pendidikan anak berbakat
Ø Untuk memahami bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat
Ø Untuk mengetahui persentase anak dengan cerdas istimewa/berbakat istimewa di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik Persepsi/Emosi
a. Sangat peka perasaannya.
b. Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam
menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
c. Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak
dirasakan oleh orang-orang lain).
d. Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
e. Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
f. Pada umumnya introvert.
g. Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
h. Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
i. Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
2. Gifted
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara
125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol,
seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted
diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu,
imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.
2. Lingkungan
Lingkungan, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari segi
lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang sangat
besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak mempunyai
bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian dari
lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani
kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan keberbakatan itu
dapat membantunya dalam mencapai ataupun memaksimalkan bakatnya tersebut.
A. KESIMPULAN
Anak berbakat adalah anak yang diidentifikasi oleh orang-orang yang berkualifikasi
profesional sebagai anak yang memiliki kemampuan luar biasa. Mereka menghendaki program
pendidikan yang sesuai atau layanan melebihi sebagaimana diberikan secara normal oleh
program sekolah regular, sehingga dapat merealisasikan kontribusi secara bermakna bagi diri dan
masyarakatnya. Karakteristik anak berbakat, diantaranya menunjukkan kemampuan di atas rata-
rata, terutama di bidang kemampuan umum, kemampuan khusus, dan menunjukkan komitmen
yang terhadap tugas, serta menunjukkan kreativitas yang tinggi
Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (1984; 29) yaitu; Superior, Gifted
dan Genius. Faktor yang mempengaruhi anak berbakat meliputi hereditas, yaitu faktor yang
diwariskan dari orang tua dan lingkungan yang ditinjau dari segi keluarga, sekolah dan
masyarakat. Perkembangan anak berbakat meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan emosi, dan perkembangan social.
Anak keberbakatan mengandung atau memunculkan masalah bagi : individu sendiri,
keluarga, masyarakat, dan penyelenggara pendidikan. Identifikasi anak berbakat perlu dilakukan
sejak dini. Prosedur yang digunakan dalam proses identifikasi bersifat nondiskriminatif dikaitkan
dengan ras, latar belakang ekonomik, suku, dan kondisi kecacatan. Dalam rangka identifikasi
ABA, ada dua langkah penting, yaitu penjaringan (screening) dan assessmen. Penjaringan
(Screening) meliputi nominasi guru, nominasi orangtua, nominasi teman sebaya (peer
nomination), prestasi akademik anak, portofolio, produk kerja atau kinerja siswa, observasi,
mereviu catatan siswa, dan tes kelompok (group test). Sedangkan untuk melakukan assessmen,
digunakan tes dan instrumen terstandar, di antaranya digunakan tes inteligensi, tes bakat
skolastik, tes bakat, tes kreativitas, dan inventory komitmen akan tugas.
B. SARAN
Agar anak-anak berbakat dapat mengembangkan potensinya secara maksimal, hendaknya
guru-guru di Sekolah Dasar memahami ciri-ciri dan karanteristik anak berbakat dalam belajar,
selanjutnya diharapkan para guru selalu memperhatikan murid-muridnya pada saat belajar. Jika
guru menemukan anak dan memiliki ciri-ciri seperti anak berbakat, maka guru harus melakukan
identifikasi secara dini, sehingga peserta didiknya dapat ditangani lebih dini lagi dan potensi
yang dimiliki anak bisa berkembang secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA