Anda di halaman 1dari 20

BAB I

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan
perwujudan individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu
negara, berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota
masyarakatnya. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang
memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal,
sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi secara optimal sesuai dengan bakat dan
kemampuan yang dimiliki.
Pada dasarnya setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda,
sehingga dibutuhkan pula pendidikan yang berbeda-beda. Salah satu contohnya adalah siswa-
siswa dengan kebutuhan khusus, yang membutuhkan sistem pendidikan yang berbeda dari
siswa lain pada umumnya. Siswa CIBI (cerdas istimewa dan berbakat istimewa) yang sering
dikenal sebagai siswa Gifted, tergolong siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Berdasarkan
hal ini, siswa CIBI membutuhkan perlakuan dan penanganan khusus dalam dunia pendidikan.
Beberapa alasan siswa CIBI merupakan siswa dengan kebutuhan khusus, yaitu tingkat
kecerdasan yang di atas rata-rata, daya pikir kreativitas yang besar serta komitmen terhadap
tugas dan memiliki motivasi yang tinggi untuk meraih prestasi. Sedangkan ciri-ciri
kepribadiannya, antara lain, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menyukai tantangan, tidak
mudah puas serta ulet dalam berusaha (Munandar, 1999). Beberapa ciri tersebut
mempengaruhi perilaku siswa CIBI, yang membuat mereka berbeda dari siswa lain pada
umumnya.
Berdasarkan beberapa ciri yang diungkapkan di atas, siswa CIBI membutuhkan
kurikulum khusus yang dapat mendukung perkembangan potensinya dengan optimal. Mereka
membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan mereka. Siswa CIBI membutuhkan pelayanan di luar jangkauan sekolah reguler,
sehingga mereka tidak dianggap sebagai siswa yang “aneh” atau prestasi belajar yang diraih
tidak sesuai dengan kemampuannya (Munanadar, 2004). Dengan kata lain menjadi siswa
yang underachiever.
Tidak hanya dalam hal prestasi belajar, siswa CIBI seringkali dianggap sebagai siswa
yang memiliki permasalahan dan sikap dan menaati aturan yang ditetapkan. Tidak sedikit
siswa CIBI yang dianggap sebagai siswa yang “nakal”, tidak bisa duduk diam atau selalu
mempertanyakan setiap penjelasan guru yang seringkali tampak seperti siswa yang sulit
untuk diatur. Pada dasarnya perilaku tersebut merupakan hal yang wajar dimiliki siswa CIBI
dengan karakteristik yang khusus seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Lingkungan sekolah berperan penting dalam memfasilitasi pengembangan
kemampuan mereka secara optimal. Hal ini yang memicu munculnya program-program
khusus di sekolah-sekolah umum, yang bertujuan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan siswa
CIBI, yang dikenal dengan program akselerasi. Pemberian program akselerasi ini juga
membutuhkan para pendidik atau guru yang memiliki keahlian atau kompetensi khusus.
Terutama guru yang mampu memberikan dan memfasilitasi proses belajar yang sesuai
dengan kemampuan dan bakat istimewa yang dimiliki siswa.
Selain itu, guru juga diharapkan memiliki kompetensi yang mampu memahami
kebutuhan siswa CIBI dengan ciri dan karakteristik yang berbeda dari siswa lain pada
umumnya. Hal tersebut menunjukkan pemahaman karakteristik siswa CIBI, terutama dalam
sikap dan perilaku yang mungkin mereka tampilkan, merupakan suatu persyaratan utama dan
penting dimiliki oleh guru yang akan memfasilitasi proses belajar untuk siswa CIBI.
Pemahaman ini juga harus diikuti oleh penghayatan yang memadai dari para guru, sehingga
mereka bersedia untuk memberikan proses belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Kemampuan memahami dan menghayati karakteristik siswa CIBI sangat terkait
dengan pemberian metode belajar yang tepat bagi siswa serta pendekatan yang efektif bagi
perkembangan psikologis siswa CIBI sebagai siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Hal ini
dijelaskan dalam tugas-tugas guru atau tenaga pendidik, yaitu merencanakan, melaksanakan
serta menilai proses kegiatan belajar yang diberikan kepada siswa, tugas lainnya yaitu,
membimbing, melatih, meneliti dan mengabdi (Thoifuri, 2008). Dalam aspek merencanakan,
guru dituntut untuk dapat merencanakan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu. Perencanaan ini meliputi, membuat satuan acara pembelajaran, materi
ajar yang akan diberikan, metode belajar yang akan diterapkan, alat atau media yang
dibutuhkan dan bentuk evaluasi yang akan dilakukan.
Hal-hal tersebut dapat disusun dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap
karakteristik kelas yang akan diajarkan, sehingga perencanaan proses belajar dapat disusun
secara efektif demi tercapainya tujuan kegiatan belajar sesuai dengan kurikulum yang
memenuhi kebutuhan siswa. Proses perencaan kegiatan belajar juga penting dan perlu
dilakukan oleh para guru yang akan mefasilitasi proses belajar bagi siswa kelas akselarasi,
terutama mereka dengan karakteristik yang unik dan berbeda dari siswa lainnya.
Dari uraian diatas, tampak bahwa pemahaman karakteristik siswa, terutama siswa
dengan kebutuhan khusus seperti siswa CIBI merupakan salah satu aspek penting yang perlu
menjadi perhatian utama para guru, agar tercapai proses kegiatan belajar yang dapat
memfasilitasi pengembangan kemampuan dan bakat yang dimiliki siswa dengan optimal.
B.  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anak cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
2. Barapakah jenis-jenis cerdas istimewa ?
3. Apa ciri-ciri anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
4. Apa penyebab anak memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
5. Apa jenis anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
6. Bagaimana cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
7. Bagaimana memberi bimbingan kepada orang tua yang memiliki anak cerdas istimewa /
berbakat istimewa ?

C.  Manfaat dan Tujuan


1. Mengetahui pengertian dari anak cerdas istimewa / berbakat istimewa
2. Mengetahui ciri-ciri anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa
3. Mengetahui penyebab anak memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa
4. Mengetahui jenis anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa / berbakat istimewa
5. Mengetahui bagaiman cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat
istimewa
6. Mengetahui bagaimana memberi bimbingan kepada orang tua yang memiliki anak cerdas
istimewa / berbakat istimewa
BAB II

A.    Pengertian Anak Cerdas Istimewa / Berbakat Istimewa


Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa (gifted) adalah anak
yang secara significant memiliki mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-rata dalam
bidang kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas, kepemimpinan, seni dan/atau
olahraga. Anak berkebutuhan khusus atau gifted (Heward) adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Menurut definisi yang dikemukakan Renzuli, anak berbakat (gifted) memiliki
pengertian, "Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang
menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata-
rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas dan kreativitas yang tinggi. Anak berbakat
(gifted) ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat
ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu
mewujudkan ketiga sifat itu di masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas
dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing,
1985).
Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi
unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-
anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada
manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.
Keunggulan lain yang telah disepakati oleh para ahli ialah anak-anak gifted
mempunyai superioritas dalam bidang akademik. Kiranya hal itu tidak sulit untuk dimengerti,
sebab salah satu syarat penting untuk meraih prestasi akademik tertentu ialah persyaratan
intelegensi.
Kepribadian memang merupakan salah satu sumbangan yang dapat diberikan oleh
anak atau orang-orang gifted. Dengan dasar kepribadian yang baik maka akan dilahirkan pula
karya-karya yang baik pula, sehingga maslahat (manfaat) yang diberikan menjadi lebih besar
dibandingkan mudharatnya. Seperti kita ketahui bahwa sebuah karya yang besar tentu saja
akan memberikan pengaruh yang besar pula kepada hidup dan kehidupan manusia.
Penggunaan istilah potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berkait erat dengan
latar belakang teoritis yang digunakan. Potensi kecerdasan berhubungan dengan kemampuan
intelektual, sedangkan bakat tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual. Proses
mengidentifikasi anak cerdas istimewa dilakukan dengan menggunakan pendekatan multi
dimensional. Artinya kriteria yang digunakan lebih dari satu (bukan sekedar intelegensi).
Batasan yang digunakan adalah anak yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf
cerdas ditetapkan skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala wechsler.

B Jenis-jenis Kecerdasan
Beberapa jenis kemampuan lainnya seperti yang disebut oleh Gardner dengan teorinya yang
dikenal Multiple Intelligences (1983) yaitu, kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-
matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik-jasmani,
kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi.
a. Kecerdasan linguistic
b. Kecerdasan Logis-matematis
Kecerdasan dalam hal angka dan logika Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual
atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan
kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
c. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan berpikir dalam gambar, mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali
berbagai aspek dunia visual-spasial. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail
visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat
sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga
dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur
mesin. (Thomas Edison,  Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb).
d. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan dan kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan
melodi. Memiliki kepekaan terhadap nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat
mengikuti irama musik, dapat mendengarkan (menikmati) berbagai karya musik dengan
tingkat ketajaman tertentu. Ini merupakan kecerdasan para komponis, pemain musik,
penyanyi, pemimpin orkestra atau berbagai group musik. (Bach, Beethoven, dsb.).
e. Kecerdasan Kinestetik-jasmani
Merupakan kecerdasan fisik: bakat dalam mengendalikan gerak tubuh, dan keterampilan
dalam menangani benda; cekatan; indra perabanya sangat peka; tidak bisa tinggal diam,
dan berminat atas segala sesuatu. Memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang,
merakit model. Dapat menikmati kegiatan fisik seperti: berjalan kaki, menari, berlari,
berkemah, berenang, atau kegiatan fisik lainnya.

f. Kecerdasan Antar pribadi


Kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Kemampuan untuk
mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat dan hasrat orang lain.
Mempunyai rasa belaskasihan dan tanggungjawab sosial yang tinggi; dapat melihat dunia
dari sudut pandang orang lain. Ini adalah kecerdasan seorang pemimpin  kegiatan sosial,
pemimpin perusahaan, seorang networker, perunding dan guru yang ulung. (Mahatma
Gandhi = berbelaskasih; Machiavelli = manipulatif dan licik).
g. Kecerdasan Intrapribadi
Kecerdasan dalam diri sendiri Kemampuan mengakses perasaannya sendiri,
membedakan berbagai keadaan emosi, menggunakan pemahamannya sendiri untuk
memperkaya dan membimbing hidupnya. Mereka sangat mawas diri dan suka
bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Mereka
sangat mandiri, fokus pada tujuan, sangat disiplin. Mereka gemar belajar sendiri, lebih
suka bekerja sendiri dari pada Ini adalah kecerdasan para konselor, ahli teologi,
wirausahawan, dsb.

C.     CIRI-CIRI / KARAKTER
Karakteristik Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa
Karakteristik anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan fisik/kesehatan.

1.      Karakteristik Akademik
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak berbakat, diantaranya:
a. Memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang benar,
b. Keranjinan membaca,
c. Menikmati sekolah dan belajar.
d. Memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus,
e. Memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi
dari bidang akademik khusus,
f. Mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus  yang
dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidang lain,
g. Kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk mencapai
standar yang lebih tinggi dalam suatu bidang akademik,
h. Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik dan  motivasi
yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan
Salah satu contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986) bahwa  seorang anak berbakat
berusia 10 tahun, ia memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak
normal usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11 tahun, anak ini memiliki
keberbakatan dalam membaca. 

2.      Karakteristik Sosial
Ada beberapa ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, yaitu:
a. Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa,
b. Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan sosial, mereka memberikan
sumbangan positif dan konstruktif,
c. Kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan
pengambil kebijakan oleh teman sebayanya,
d. Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur,
e. Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa,
f. Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga
relevan dengan  situasi,
g. Mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang
dewasa,
h. Mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain, dan
i. Memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan
cerdas, dan humor.

Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa anak yang berbakat dalam hal social dan emosi,
bahwa seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan kemampuan penyesuaian sosial dan
emosi (sikap periang, bersemangat, kooperatif, bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya
dengan baik, membantu temannya yang kurang mampu dan akrab dalam bermain). Sikap-
sikap yang diperlihatkannya itu sama dengan sikap anak normal usia 16 tahun.   

3.      Karakteristik Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
a. memiliki penampilan yang menarik dan rapi,
b. kesehatannya berada lebih baik  atau di atas rata-rata, (studi longitudinal Terman
dalam Samuel A. Kirk, 1986).

Karakteristik anak berbakat secara umum, seperti yang dikemukakan oleh Renzulli,
1981 (dalam Sisk,  1987) menyatakan bahwa keberbakatan (giftedness) menunjukkan
keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu (a) kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-
rata, (b) kreativitas tinggi dan (c) tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task
commitment). Masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan.
Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai inteligensia tinggi.
Sedangkan kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara
unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal
inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai
rintangan dan hambatan  karena  ia  telah mengikatkan  diri  pada  tugas  atas  kehendaknya
sendiri.
1.      Karakteristik Intelektual-Kognitif
a. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak
lazim, pikiran-pikiran kreatif.
b. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu
konsep yang utuh.
c. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
d. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang
sederhana dan mudah dipahami.
e. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
f. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
g. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu
mengartikulasikannya dengan baik.
h. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-
kata.
i. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
j. Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
k. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
l. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
m. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
n. Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
o. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang
bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.

2.      Karakteristik Persepsi/Emosi
a. Sangat peka perasaannya.
b. Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran
dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang
lain).
c. Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu
yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
d. Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
e. Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma,
cahaya).
f. Pada umumnya introvert.
g. Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
h. Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
i. Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.

3.      Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup


a. Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
b. Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang
lain.
c. Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
d. Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh
oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
e. Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna
hidup.
f. Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami
orang lain.
g. Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang
dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya” .
h. Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
i. Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.

4.      Karakteristik Aktifitas
a. Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke
hal lain tanpa terlihat lelah.
b. Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding
anak normal.
c. Sangat waspada.
d. Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan
dalam waktu yang sangat lama.
e. Tekun, gigih, pantang menyerah.
f. Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu
memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
g. Spontanitas yang tinggi.

D.    PENYEBAB atau FAKTOR


Faktor yang menyebabkan Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa (gifted)

1.      Hereditas
Hereditas adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif
produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang
telah ditentukan adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga
berbeda setiap orangnya. Namun U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan secara
tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika mempunyai andil yang
besar terhadap kemampuan mental seseorang.

2.      Lingkungan
Lingkungan, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari
segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang
sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak
mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian
dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia
menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan
keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun memaksimalkan bakatnya
tersebut.

E.    JENIS
Anak berbakat atau anak cerdas istimewa / bakat istimewa atau CIBI atau anak gifted
termasuk dalam kategori jenis anak berkebutuhan permanen dalam kesulitan belajar. Anak
berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah anak yang
memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas
(task commitment) diatas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan
potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Adapun tipe ini disampaikan pada Seminar Nasional Potensi Luar Biasa Sejuta Anak
Cerdas Istimewa, pada tanggal 23 Februari 2010 di Jakarta.

1. Tipe I (The Succesful)


Dalam dunia pendidikan, menurut Betts dan Neihart, anak-anak gifted yang
terindentifikasi sebanyak 90 persen adalah dari kelompok tipe ini. Mereka adalah anak-anak
yang mampu meraih yang sangat baik, dan dapat mengikuti sistem pendidikan konvensional
dengan baik. Mereka mendengarkan dan mempelajari dengan baik apa yang diajarkan baik di
sekolah maupun di rumah. Dalam berbagai tes atau ujian mereka juga meraih skor yang
tinggi, disamping itu mereka dapat terpilih dan mendapatkan tempat dalam program
pendidikan anak gifted.
Terhadapnya, lingkungan baik pihak sekolah maupun orang tua sangat percaya bahwa
dirinya dapat meraih prestasi sebaik-baiknya. Ia sangat disenangi oleh sekolah, orang tua dan
diterima dengan baik oleh teman-teman sebanyanya. Ia juga tidak mengalami masalah dalam
pergaulan. Perkembangan sosial emosionalnya sangat baik. Terhadap anak-anak ini pula,
orang disekitarnya tidak melihat apa kekurangannya. Namun sebetulnya ia kurang bisa
belajar secara mandiri. Ia mendapatkan prestasi karena dukungan dan bimbingan. Bukan
karena mengembangkan minatnya secara mandiri. Kelihatannya ia memiliki konsep diri yang
positif, sebagai bentukan karena ia mempunyai prestasi yang baik dan lingkungan yang dapat
menerima dirinya dengan baik. Mereka memang menyabet nilai kompetensi yang tinggi saat
sekolah. Namun sebetulnya mereka tidak bisa mengembangkan talentanya secara mandiri.

2. Tipe II (The Challenging)


Tipe ini sering tidak teridentifikasi oleh sekolah atau orang tua karena mereka tidak
menunjukkan prestasi yang baik. Mereka biasa melakukan segala sesuatu secara spontan dan
seringkali spontanitas itu dianggap kegiatan yang mengacaukan, tidak teratur dan tidak patuh.
Anak kelompok ini biasanya memiliki tingkat kreatifitas yang sangat tinggi, namun tidak
belajar untuk memanfaatkan kebolehannya. Anak ini lebih banyak frustasi karena sistem
pendidikan tidak memberikan keleluasan dan perhatian kepada mereka baik kreatifitasnya
maupun talentanya.
Kelompok gifted ini adalah kelompok anak yang beresiko tinggi, karena luput dari
perhatian dan tidak ditangani dengan baik dan berakibat pada putus sekolah, perilaku
bermasalah dan masuk ke dalam sirkuit kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat terlarang.

3.      Tipe III (The Underground)


Kelompok ini adalah kelompok yang menyembunyikan talenta dan kemampuannya.
Umumnya terjadi pada kelompok gifted perempuan diusia sekolah lanjutan pertama. Mereka
cenderung menyembunyikan kemampuannya untuk bisa diterima oleh teman sebayanya.
Pada lelaki biasanya terjadi ketika masa usia SMA karena mereka meresppon perkembangan
sosial yang terjadi disekelilingnya. Ciri mereka biasanya diawal tahun pelajaran cenderung
mampu memaksimalkan kemampuannnya, namun ketika menjelang akhir mereka mengalami
penurunan yang drastis dan bahkan menolak kelebihan yang ada pada dirinya.
Anak seperti ini adalah kelompok anak yang merasa tidak nyaman, tidak aman dan
merasa cemas. Bahkan tekanan tidak hanya muncul dari dirinya sendiri, namun juga dari
lingkungan. Teman sebayanya menekan kemampuan mereka untuk bisa menerima kelebihan
mereka. Tidak hanya itu bahkan orang tua dan guru sekalipun memberikan tekanan yang
tidak kalah beratnya kepada mereka.

4.      Tipe IV (The Dropouts)


Kelompok ini memiliki potensi yang tinggi namun tidak mendapatkan dukungan yang
baik dari sekolah dan orang tua. Mereka cenderung tidak bisa memunculkan prestasinya
dengan harapan dan kemampuannya sendiri. Sistem pendidikan di sekolah menyebabkan ke-
frustasi-an dan pada akhirnya membawanya pada penarikan diri dan kondisi depresi.
Tipe ini merupakan dampak dari tidak adanya penanganan yang baik untuk anak
kelompok II atau The Chalanging yang berlanjut kepada frustasi dan depresi. Frustasi dan
depresi ini bisa muncul di sekolah tingkat lanjut namun pada dasarnya telah dimulai sejak
pendidikan dasar. Droupout bukan saja dalam bentuk prestasi sekolah yang menurun namun
juga secara mental dan emosional.
Kelompok ini memang merupakan kelompok anak gifted yang terlambat
diidentifikasi. Di sekolah dasar ia tidak terdekteksi sebagai anak gifted. Akhirnya anak seperti
ini tidak memiliki mitivasi internal yang sangat lemah. Kelompok ini membutuhkan
kerjasama dengan yang baik dengan orang yang dewasa yang memang dipercayai. Orang tua
juga memerlukan bimbingan khusus agar dapat menghadapinya dengan baik. Kepada anak ini
perlu dilakukan tes untuk melihat dibagian apa kekuatannya.

5.      Tipe V (The Double Labeled)


Merupakan kelompok gifted yang memiliki gangguan secara fisik, emosional tatupun
gangguan belajar (learning disabilities). Anak kelompok ini memerlukan program khusus
untuk modifikasi program yang sesuai dengan kondisinya. Seringkali ia tidak menunjukkan
prestasi sebagaimana anak gifted pada umumnya karena mereka lebih sering dilihat dari sisi
lemahnya, bukan kekuatannya. Misalnya tulisan yang jelek disebabkan karena motorik
halusnya terganggu atau perilakunya yang kacau sehingga tidak dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
Anak-anak ini juga seringkali kesulitan menyelesaikan tugas-tugasnya karena
ketidakbiasaannya sebagai akibat gangguan yang memang kasat mata.
Bila sekolah dan orang tua tidak mampu menemukan sumber kekurangannya lalu berlanjut
secara terus menerus maka akan memunculkan kefrustasian, merasa tidak dihargai, tak
dibantu dan merasa terasing. Bahkan si anak sendiri mungkin tidak mengakui dan menyadari
sumber masalahnya sendiri secara spesifik.
Sekolah dan orang tua sering tidak mengakui bahwa sesungguhnya anak itu luar biasa
karena memang secara fisik dan tampilam, mereka tidak mampu memperlihatkannya secara
baik. Karena tidak teridentifikasi, pihak sekolah hanya melihat dan menangani
kekurangannya saja namun faktpr kelebihannya tidak terkelola dengan baik.

6.      Tipe VI (The Outonomous Learner)


Anak gifted yang sangat mandiri dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang sangat
kuat. Ia dapat mengembangkan diri secara kreatif dan mampu memanfaatkan segala sesuatu
yang ditawarkan dalam pendidikan. Apa yang didapatkan dari sekolah dapat ia kembangkan
sendiri sebagai sesutau yang baru. Ia tidak tergantung kepada orang lain dan sangat
independen. Ia dapat menentukan sendiri apa yang ingin dicapainya, mempunyai sikap diri
yang positif. Ia juga mampu mengekspresikan perasaan, tujuan dan cita-citanya dengan baik
dan bebas. Ia sangat disayangi oleh lingkungan dan mendapatkan dukungan positif. Biasanya
ia terpilih menjadi pemimpin dalam kelompoknya, baik di sekolah maupun d masyarakat.

F.     KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Bentuk Program (pendekatan )Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI (Gifted)


1.      Program Pengayaan (enrichment), adalah pemberian pelayanan pendidikan kepada
PDCI/BI yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas tambahan yang bersifat
perluasan/pendalaman setelah yang bersangkutan menyelesaiakan tugas-tugas yang
diprogramkan untuk peserta didik lainnya. Praktiknya nanti, anak genius yang menjadi siswa
SD dapat diberi tugas perpustakaan, belajar bebas, mempelajari kasus tertentu, dan
sebagainya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe“enriched leaner” .
Bentuk layanan ini antara lain dilakukan dengan memperkaya materi melalui kegiatan-
kegiatan penelitian dsb, dan atau mendapat pengayaan dengan pendalaman terutama bila ia
akan mengikuti lomba kejuaraan mata pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade
matematika, biologi, fisika, astronomi dst). Fokus layanan untuk kelompok ini adalah pada
perluasan/pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu belajar di
kelas. Artinya, kelompok ini tetap menyelesaikan pendidikan di SD/MI dalam jangka waktu 6
tahun atau di SMP/MTs dan SMA/MA dalam waktu 3 tahun.

2.      Gabungan program percepatan dan pengayaan (acceleration-enrichment), adalah


pemberian layanan pendidikan PDCI/BI untuk dapat menyelesaikan program regular dalam
jangka waktu yang lebih singkat disbanding temen-temannya yang tidak mengambil program
tersebut. Artinya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program belajar bagi siswa
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa lebih cepatdibandingkan dengan siswa
reguler. Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat dipercepat
menjadi 5 (lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3 (tiga) tahun dapat
dipercepat menjadi 2 (dua) tahun.
Dalam program ini peserta didik tidak semata-mata memperoleh percepatan waktu
penyelesaian studi di sekolah, tetapi sekaligus memperoleh eskalasi atau pengayaan materi
dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat
perluasan/pendalaman. Pengayaan dapat dilakukan secara horizontal (menunjuk pada
pengalaman belajar di tingkat pendidikan yang sama, tetapi lebih luas)
maupun vertikal(meningkatkan kompleksitasnya). Bentuk layanan ini antara lain melalui
kegiatan-kegiatan penelitian ketika peserta didik mengikuti lomba kejuaraan untuk mata
pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika, astronomi dst).
3.      Pendekatan pengelompokan dapat ditempuh dengan mengelompokkan anak-anak genius
jadi satu dan menerima pembelajaran khusus. Praktiknya nanti, anak-anak genius bisa
dikelompokkan ke dalam sekolah atau SD khusus, atau ke dalam kelas khusus di suatu SD,
atau tetap saja berbaur dengan siswa lain tetapi terjadwal pertemuan khusus.
Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Bagi PDCI/BI (Gifted)

Penyelengaraan program pendidikan khusus bagi Peserta Didik Cerdas


Istimewa/Bakat Istimewa (PDCI/BI) dapat dilakukan dalam beberapa kemungkinan
pelayanan anak berbakat dengan cara sebagai berikut:

1.      Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat. Program


akselerasi dapat dilakukan dengan cara "lompat kelas", artinya anak dari Taman Kanak-
Kanak misalnya tidak harus melalui kelas I Sekolah Dasar, tetapi misalnya langsung ke kelas
II, atau bahkan ke kelas III Sekolah Dasar. Demikian juga dari kelas III Sekolah Dasar bisa
saja langsung ke kelas V jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Jadi
program akselerasi dapat dilakukan untuk: (1) seluruh mata pelajaran, atau disebut akselerasi
kelas, ataupun (2) akselerasi untuk beberapa mata pelajaran saja. Dalam program akselerasi
untuk seluruh mata pelajaran berarti anak tidak perlu menempuh kelas secara berturutan,
tetapi dapat melompati kelas tertentu, misalnya anak kelas I Sekolah Dasar langsung naik ke
kelas III. Dapat juga program akselerasi hanya diberlakukan untuk mata pelajaran yang luar
biasa saja. Misalnya saja anak kelas I Sekolah Dasar yang berbakat istimewa dalam bidang
matematika, maka ia diperkenankan menempuh pelajaran matematika di kelas III, tetapi
pelajaran lain tetap di kelas I. Demikian juga kalau ada anak kelas II Sekolah Dasar yang
sangat maju dalam bidang bahasa Inggris, ia boleh mengikuti pelajaran bahasa Inggris di
kelas V atau VI.

2.      Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Jika sekolah keberatan dengan
pelayanan anak berbakat menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran,
maka cara lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah/di
luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau
tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa
anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia
bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat
perkembangannya.

3.      Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini


biasanya bias disebut kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta
didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran bergabung
dengan peserta didik program regular.  Jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga
perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya
maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-
masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih
mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas
yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan
berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini
menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-
beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya. Mata pelajaran yang diberikan  pada saat
peserta didik CI/BI dikelas khusus adalah mata-mata pelajaran lain diluar rumpun
matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA)

4.      Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki
bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang
berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus
merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan
klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang
tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan
pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mata pelajaran
yang diberikan pada saat peserta didik CI/BI dikelas khusus adalah mata-mata pelajaran yang
termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA)

Metode dan strategi pembelajaran


Metode untuk mengajar siswa gifted seharusnya mendorong mereka ke arah
pemikiran abstrak (pemikiran operasional-formal), kreativitas, membaca teks-teks asli tingkat
tinggi, dan kemandirian, bukan hanya mempelajari fakta-fakta dengan kuantitas yang lebih
besar. Salah satu metode yang cocok untuk untuk siswa-siswa ini adalah metode cooperative
learning (pembelajaran kooperatif) di kelompok kemampuan campuran.
Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong
anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi
pembelajaran adalah :
1.      Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
2.      Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan
kecerdasan emosional.
3.      Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.

Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan
perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.

G.     BIMBINGAN PADA ORANG TUA
Untuk  anak berkebutuhan khusus, guru bisa memberikan bimbingan kepada orang
tua bagaimana cara yang seharusnya dilakukan untuk mendampingi anak mereka yang
memiliki kebutuhan khusus. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua :
1.      Persiapkan diri. Ada beberapa fase yang akan dilakukan orang tua, seperti menyangkal,
menyalahkan, hingga menerima keadaan anak. Menurut Prof. Frieda, “Akan lebih mudah jika
orang tua mempunyai komunikasi dengan berbagai pihak, seperti support group (misalnya,
Parent Support Group), dokter yang sangat informatif, dll. Dengan begitu, Anda bisa
mendapat dukungan dan informasi yang akurat tentang masalah yang dihadapi anak.”
2.      Membuka diri. Secara bertahap, menerima keadaan anak dan tidak menyerah begitu saja.
Setiap anak pasti mempunyai kemampuan atau bakat, sehingga orang tua perlu membantu
anak untuk melalui masa-masa ini.
3.      Selalu pantaulah. Ketika anak tidak berkembang sesuai usianya, coba amati apa yang
terjadi dengannya. Bila mencurigai sesuatu, segera ke dokter anak. Dari ini, Mama bisa
mendapat solusi apakah anak cukup ditangani dokter anak, atau haruskah ke psikolog,
terapis, dll.
4.      Dampingi anak. Anak perlu mendapat bantuan. Nah, orang tua harus selalu
mendampinginya. Secara bertahap, kurangi ketergantungan anak pada Anda. Dari
pendampingan sepenuhnya, sedikit demikian sedikit dikurangi, hingga akhirnya anak
mandiri.” Anak memang harus dilatih keterampilan helf help, terutama sebelum anak mulai
sekolah. Misalnya, toiletering, makan/minum sendiri, atau bisa mengatur dirinya sendiri
(yakni mengetahui barang miliknya),” ujar Prof. Frieda. 
5.      Banyak-banyaklah menstimulasi. Dari lahir sampai 5 tahun adalah masanya untuk
menstimulasi anak dengan cara mengajak bermain, bernyanyi, mengobrol, bercerita, dll.
“Sayangnya, begitu melihat ada yang tidak beres, anak langsung diterapi atau dimasukkan ke
sekolah oleh orang tuanya. Orang tua tidak melihat bagaimana pola pengasuhannya di rumah,
yakni ia lebih asyik dengan dirinya sendiri, anak lebih banyak ditangani babysitter,” kata dr.
Handryastuti. Jadi, luangkan waktu untuk menstimulasi anak.
6.      Bekerja sama dengan sekolah. Kerja sama antara orang tua dan sekolah harus intens dan
bersinergi. Komunikasi yang baik antara keduanya akan membuat anak lebih mudah
beradaptasi di sekolah. Selain itu, pada saat ini, pemerintah telah menyediakan sekolah
inklusi, yakni sekolah regular (biasa) yang menerima anak berkebutuhan khusus ini dan
menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa
kebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus.
Biasanya, diadaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya.
“Di sekolah inklusi biasanya ada GPK (Guru Pembimbing Khusus) yang memang terlatih
untuk menangani anak-anak ini. Ia akan member remedial teaching, datang ke kelas untuk
mengamati anak, atau menarik akan secara bergantian ke kelas khusus untuk diterapi. Bila
mampu, orang tua bisa menyediakan shadow teacher alias guru bantu atau guru pendamping
untuk si kecil,” kata Prof. Frieda.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa (gifted) adalah anak
yang secara significant memiliki mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-rata. Anak
berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah anak yang
memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas
(task commitment) diatas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan
potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Yang memiliki karakteristik dari segi karakteristik akademik, sosial,
dan fisik/kesehatan serta dapat pula dilihat dari segi karakteristik intelektual-kognitif,
persepsi/emosi, motivasi dan nilai-nilai hidup serta aktifitas. Factor penyebabnya berasal dari
hereditas ataupun dari lingkungan. Jenis anak CI/BI (gifted) termasuk anak berkrbutuhan
khusus permanen  di dalam kesulitan belajar.Dalam hal penanganan pun anak berkebutuhan
khusus cibi harus mendapatkan penanganan yang berbeda dalam belajar guru dan orang tua
harus bekerja sama agar dapat memaksimalkan kemampuan istimewa yang anak miliki.

B.     SARAN
Dalam penulisan makalah ini , penulis berharap agar pembaca yang tentunya akan
menjadi calon guru dapat memahami apa pengertian, karakteristis, jenis, penyebab,
melakukan pembelajaran serta mengetahui bagaimana cara mengahdapi anak yang memiliki
keterbnatasan khusus cerdas istimewa atau bakat istimewa (gifted). Dan dapat
mengaplikasikannya jika menghadapi anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa atau bakat
istimewa (gifted). Semoga makalah mengenai anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa
atau bakat istimewa (gifted) ini dapat membantu calon guru dalam kegiatan proses
pembelajaran

Daftar Pustaka

   http://irvanhabibali.wordpress.com/2012/08/30/siswa-cerdas-istimewa/

http://irvanhabibali.wordpress.com/tag/cerdas-istimewa/
         http://cibisman1bks.blogspot.com/2011/05/konsep-cerdas-istimewa-akselerasi.html
http://elfisfernando.blogspot.com/2017/06/makalah-cerdas-istimewa-dan-bakat.html

Anda mungkin juga menyukai