A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan
perwujudan individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu
negara, berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota
masyarakatnya. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang
memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal,
sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi secara optimal sesuai dengan bakat dan
kemampuan yang dimiliki.
Pada dasarnya setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda,
sehingga dibutuhkan pula pendidikan yang berbeda-beda. Salah satu contohnya adalah siswa-
siswa dengan kebutuhan khusus, yang membutuhkan sistem pendidikan yang berbeda dari
siswa lain pada umumnya. Siswa CIBI (cerdas istimewa dan berbakat istimewa) yang sering
dikenal sebagai siswa Gifted, tergolong siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Berdasarkan
hal ini, siswa CIBI membutuhkan perlakuan dan penanganan khusus dalam dunia pendidikan.
Beberapa alasan siswa CIBI merupakan siswa dengan kebutuhan khusus, yaitu tingkat
kecerdasan yang di atas rata-rata, daya pikir kreativitas yang besar serta komitmen terhadap
tugas dan memiliki motivasi yang tinggi untuk meraih prestasi. Sedangkan ciri-ciri
kepribadiannya, antara lain, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menyukai tantangan, tidak
mudah puas serta ulet dalam berusaha (Munandar, 1999). Beberapa ciri tersebut
mempengaruhi perilaku siswa CIBI, yang membuat mereka berbeda dari siswa lain pada
umumnya.
Berdasarkan beberapa ciri yang diungkapkan di atas, siswa CIBI membutuhkan
kurikulum khusus yang dapat mendukung perkembangan potensinya dengan optimal. Mereka
membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan mereka. Siswa CIBI membutuhkan pelayanan di luar jangkauan sekolah reguler,
sehingga mereka tidak dianggap sebagai siswa yang “aneh” atau prestasi belajar yang diraih
tidak sesuai dengan kemampuannya (Munanadar, 2004). Dengan kata lain menjadi siswa
yang underachiever.
Tidak hanya dalam hal prestasi belajar, siswa CIBI seringkali dianggap sebagai siswa
yang memiliki permasalahan dan sikap dan menaati aturan yang ditetapkan. Tidak sedikit
siswa CIBI yang dianggap sebagai siswa yang “nakal”, tidak bisa duduk diam atau selalu
mempertanyakan setiap penjelasan guru yang seringkali tampak seperti siswa yang sulit
untuk diatur. Pada dasarnya perilaku tersebut merupakan hal yang wajar dimiliki siswa CIBI
dengan karakteristik yang khusus seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Lingkungan sekolah berperan penting dalam memfasilitasi pengembangan
kemampuan mereka secara optimal. Hal ini yang memicu munculnya program-program
khusus di sekolah-sekolah umum, yang bertujuan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan siswa
CIBI, yang dikenal dengan program akselerasi. Pemberian program akselerasi ini juga
membutuhkan para pendidik atau guru yang memiliki keahlian atau kompetensi khusus.
Terutama guru yang mampu memberikan dan memfasilitasi proses belajar yang sesuai
dengan kemampuan dan bakat istimewa yang dimiliki siswa.
Selain itu, guru juga diharapkan memiliki kompetensi yang mampu memahami
kebutuhan siswa CIBI dengan ciri dan karakteristik yang berbeda dari siswa lain pada
umumnya. Hal tersebut menunjukkan pemahaman karakteristik siswa CIBI, terutama dalam
sikap dan perilaku yang mungkin mereka tampilkan, merupakan suatu persyaratan utama dan
penting dimiliki oleh guru yang akan memfasilitasi proses belajar untuk siswa CIBI.
Pemahaman ini juga harus diikuti oleh penghayatan yang memadai dari para guru, sehingga
mereka bersedia untuk memberikan proses belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Kemampuan memahami dan menghayati karakteristik siswa CIBI sangat terkait
dengan pemberian metode belajar yang tepat bagi siswa serta pendekatan yang efektif bagi
perkembangan psikologis siswa CIBI sebagai siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Hal ini
dijelaskan dalam tugas-tugas guru atau tenaga pendidik, yaitu merencanakan, melaksanakan
serta menilai proses kegiatan belajar yang diberikan kepada siswa, tugas lainnya yaitu,
membimbing, melatih, meneliti dan mengabdi (Thoifuri, 2008). Dalam aspek merencanakan,
guru dituntut untuk dapat merencanakan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu. Perencanaan ini meliputi, membuat satuan acara pembelajaran, materi
ajar yang akan diberikan, metode belajar yang akan diterapkan, alat atau media yang
dibutuhkan dan bentuk evaluasi yang akan dilakukan.
Hal-hal tersebut dapat disusun dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap
karakteristik kelas yang akan diajarkan, sehingga perencanaan proses belajar dapat disusun
secara efektif demi tercapainya tujuan kegiatan belajar sesuai dengan kurikulum yang
memenuhi kebutuhan siswa. Proses perencaan kegiatan belajar juga penting dan perlu
dilakukan oleh para guru yang akan mefasilitasi proses belajar bagi siswa kelas akselarasi,
terutama mereka dengan karakteristik yang unik dan berbeda dari siswa lainnya.
Dari uraian diatas, tampak bahwa pemahaman karakteristik siswa, terutama siswa
dengan kebutuhan khusus seperti siswa CIBI merupakan salah satu aspek penting yang perlu
menjadi perhatian utama para guru, agar tercapai proses kegiatan belajar yang dapat
memfasilitasi pengembangan kemampuan dan bakat yang dimiliki siswa dengan optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anak cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
2. Barapakah jenis-jenis cerdas istimewa ?
3. Apa ciri-ciri anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
4. Apa penyebab anak memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
5. Apa jenis anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
6. Bagaimana cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa ?
7. Bagaimana memberi bimbingan kepada orang tua yang memiliki anak cerdas istimewa /
berbakat istimewa ?
B Jenis-jenis Kecerdasan
Beberapa jenis kemampuan lainnya seperti yang disebut oleh Gardner dengan teorinya yang
dikenal Multiple Intelligences (1983) yaitu, kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-
matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik-jasmani,
kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi.
a. Kecerdasan linguistic
b. Kecerdasan Logis-matematis
Kecerdasan dalam hal angka dan logika Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual
atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan
kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
c. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan berpikir dalam gambar, mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali
berbagai aspek dunia visual-spasial. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail
visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat
sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga
dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur
mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb).
d. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan dan kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan
melodi. Memiliki kepekaan terhadap nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat
mengikuti irama musik, dapat mendengarkan (menikmati) berbagai karya musik dengan
tingkat ketajaman tertentu. Ini merupakan kecerdasan para komponis, pemain musik,
penyanyi, pemimpin orkestra atau berbagai group musik. (Bach, Beethoven, dsb.).
e. Kecerdasan Kinestetik-jasmani
Merupakan kecerdasan fisik: bakat dalam mengendalikan gerak tubuh, dan keterampilan
dalam menangani benda; cekatan; indra perabanya sangat peka; tidak bisa tinggal diam,
dan berminat atas segala sesuatu. Memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang,
merakit model. Dapat menikmati kegiatan fisik seperti: berjalan kaki, menari, berlari,
berkemah, berenang, atau kegiatan fisik lainnya.
C. CIRI-CIRI / KARAKTER
Karakteristik Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa
Karakteristik anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan fisik/kesehatan.
1. Karakteristik Akademik
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak berbakat, diantaranya:
a. Memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang benar,
b. Keranjinan membaca,
c. Menikmati sekolah dan belajar.
d. Memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus,
e. Memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi
dari bidang akademik khusus,
f. Mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus yang
dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidang lain,
g. Kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk mencapai
standar yang lebih tinggi dalam suatu bidang akademik,
h. Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik dan motivasi
yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan
Salah satu contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986) bahwa seorang anak berbakat
berusia 10 tahun, ia memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak
normal usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11 tahun, anak ini memiliki
keberbakatan dalam membaca.
2. Karakteristik Sosial
Ada beberapa ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, yaitu:
a. Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa,
b. Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan sosial, mereka memberikan
sumbangan positif dan konstruktif,
c. Kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan
pengambil kebijakan oleh teman sebayanya,
d. Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur,
e. Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa,
f. Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga
relevan dengan situasi,
g. Mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang
dewasa,
h. Mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain, dan
i. Memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan
cerdas, dan humor.
Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa anak yang berbakat dalam hal social dan emosi,
bahwa seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan kemampuan penyesuaian sosial dan
emosi (sikap periang, bersemangat, kooperatif, bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya
dengan baik, membantu temannya yang kurang mampu dan akrab dalam bermain). Sikap-
sikap yang diperlihatkannya itu sama dengan sikap anak normal usia 16 tahun.
3. Karakteristik Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
a. memiliki penampilan yang menarik dan rapi,
b. kesehatannya berada lebih baik atau di atas rata-rata, (studi longitudinal Terman
dalam Samuel A. Kirk, 1986).
Karakteristik anak berbakat secara umum, seperti yang dikemukakan oleh Renzulli,
1981 (dalam Sisk, 1987) menyatakan bahwa keberbakatan (giftedness) menunjukkan
keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu (a) kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-
rata, (b) kreativitas tinggi dan (c) tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task
commitment). Masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan.
Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai inteligensia tinggi.
Sedangkan kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara
unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal
inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai
rintangan dan hambatan karena ia telah mengikatkan diri pada tugas atas kehendaknya
sendiri.
1. Karakteristik Intelektual-Kognitif
a. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak
lazim, pikiran-pikiran kreatif.
b. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu
konsep yang utuh.
c. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
d. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang
sederhana dan mudah dipahami.
e. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
f. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
g. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu
mengartikulasikannya dengan baik.
h. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-
kata.
i. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
j. Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
k. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
l. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
m. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
n. Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
o. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang
bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
2. Karakteristik Persepsi/Emosi
a. Sangat peka perasaannya.
b. Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran
dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang
lain).
c. Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu
yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
d. Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
e. Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma,
cahaya).
f. Pada umumnya introvert.
g. Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
h. Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
i. Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
4. Karakteristik Aktifitas
a. Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke
hal lain tanpa terlihat lelah.
b. Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding
anak normal.
c. Sangat waspada.
d. Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan
dalam waktu yang sangat lama.
e. Tekun, gigih, pantang menyerah.
f. Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu
memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
g. Spontanitas yang tinggi.
1. Hereditas
Hereditas adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif
produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang
telah ditentukan adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga
berbeda setiap orangnya. Namun U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan secara
tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika mempunyai andil yang
besar terhadap kemampuan mental seseorang.
2. Lingkungan
Lingkungan, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari
segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang
sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak
mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian
dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia
menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan
keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun memaksimalkan bakatnya
tersebut.
E. JENIS
Anak berbakat atau anak cerdas istimewa / bakat istimewa atau CIBI atau anak gifted
termasuk dalam kategori jenis anak berkebutuhan permanen dalam kesulitan belajar. Anak
berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah anak yang
memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas
(task commitment) diatas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan
potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Adapun tipe ini disampaikan pada Seminar Nasional Potensi Luar Biasa Sejuta Anak
Cerdas Istimewa, pada tanggal 23 Februari 2010 di Jakarta.
2. Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Jika sekolah keberatan dengan
pelayanan anak berbakat menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran,
maka cara lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah/di
luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau
tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa
anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia
bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat
perkembangannya.
4. Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki
bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang
berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus
merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan
klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang
tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan
pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mata pelajaran
yang diberikan pada saat peserta didik CI/BI dikelas khusus adalah mata-mata pelajaran yang
termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA)
Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan
perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.
G. BIMBINGAN PADA ORANG TUA
Untuk anak berkebutuhan khusus, guru bisa memberikan bimbingan kepada orang
tua bagaimana cara yang seharusnya dilakukan untuk mendampingi anak mereka yang
memiliki kebutuhan khusus. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua :
1. Persiapkan diri. Ada beberapa fase yang akan dilakukan orang tua, seperti menyangkal,
menyalahkan, hingga menerima keadaan anak. Menurut Prof. Frieda, “Akan lebih mudah jika
orang tua mempunyai komunikasi dengan berbagai pihak, seperti support group (misalnya,
Parent Support Group), dokter yang sangat informatif, dll. Dengan begitu, Anda bisa
mendapat dukungan dan informasi yang akurat tentang masalah yang dihadapi anak.”
2. Membuka diri. Secara bertahap, menerima keadaan anak dan tidak menyerah begitu saja.
Setiap anak pasti mempunyai kemampuan atau bakat, sehingga orang tua perlu membantu
anak untuk melalui masa-masa ini.
3. Selalu pantaulah. Ketika anak tidak berkembang sesuai usianya, coba amati apa yang
terjadi dengannya. Bila mencurigai sesuatu, segera ke dokter anak. Dari ini, Mama bisa
mendapat solusi apakah anak cukup ditangani dokter anak, atau haruskah ke psikolog,
terapis, dll.
4. Dampingi anak. Anak perlu mendapat bantuan. Nah, orang tua harus selalu
mendampinginya. Secara bertahap, kurangi ketergantungan anak pada Anda. Dari
pendampingan sepenuhnya, sedikit demikian sedikit dikurangi, hingga akhirnya anak
mandiri.” Anak memang harus dilatih keterampilan helf help, terutama sebelum anak mulai
sekolah. Misalnya, toiletering, makan/minum sendiri, atau bisa mengatur dirinya sendiri
(yakni mengetahui barang miliknya),” ujar Prof. Frieda.
5. Banyak-banyaklah menstimulasi. Dari lahir sampai 5 tahun adalah masanya untuk
menstimulasi anak dengan cara mengajak bermain, bernyanyi, mengobrol, bercerita, dll.
“Sayangnya, begitu melihat ada yang tidak beres, anak langsung diterapi atau dimasukkan ke
sekolah oleh orang tuanya. Orang tua tidak melihat bagaimana pola pengasuhannya di rumah,
yakni ia lebih asyik dengan dirinya sendiri, anak lebih banyak ditangani babysitter,” kata dr.
Handryastuti. Jadi, luangkan waktu untuk menstimulasi anak.
6. Bekerja sama dengan sekolah. Kerja sama antara orang tua dan sekolah harus intens dan
bersinergi. Komunikasi yang baik antara keduanya akan membuat anak lebih mudah
beradaptasi di sekolah. Selain itu, pada saat ini, pemerintah telah menyediakan sekolah
inklusi, yakni sekolah regular (biasa) yang menerima anak berkebutuhan khusus ini dan
menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa
kebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus.
Biasanya, diadaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya.
“Di sekolah inklusi biasanya ada GPK (Guru Pembimbing Khusus) yang memang terlatih
untuk menangani anak-anak ini. Ia akan member remedial teaching, datang ke kelas untuk
mengamati anak, atau menarik akan secara bergantian ke kelas khusus untuk diterapi. Bila
mampu, orang tua bisa menyediakan shadow teacher alias guru bantu atau guru pendamping
untuk si kecil,” kata Prof. Frieda.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa (gifted) adalah anak
yang secara significant memiliki mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-rata. Anak
berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah anak yang
memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas
(task commitment) diatas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan
potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Yang memiliki karakteristik dari segi karakteristik akademik, sosial,
dan fisik/kesehatan serta dapat pula dilihat dari segi karakteristik intelektual-kognitif,
persepsi/emosi, motivasi dan nilai-nilai hidup serta aktifitas. Factor penyebabnya berasal dari
hereditas ataupun dari lingkungan. Jenis anak CI/BI (gifted) termasuk anak berkrbutuhan
khusus permanen di dalam kesulitan belajar.Dalam hal penanganan pun anak berkebutuhan
khusus cibi harus mendapatkan penanganan yang berbeda dalam belajar guru dan orang tua
harus bekerja sama agar dapat memaksimalkan kemampuan istimewa yang anak miliki.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini , penulis berharap agar pembaca yang tentunya akan
menjadi calon guru dapat memahami apa pengertian, karakteristis, jenis, penyebab,
melakukan pembelajaran serta mengetahui bagaimana cara mengahdapi anak yang memiliki
keterbnatasan khusus cerdas istimewa atau bakat istimewa (gifted). Dan dapat
mengaplikasikannya jika menghadapi anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa atau bakat
istimewa (gifted). Semoga makalah mengenai anak berkebutuhan khusus cerdas istimewa
atau bakat istimewa (gifted) ini dapat membantu calon guru dalam kegiatan proses
pembelajaran
Daftar Pustaka
http://irvanhabibali.wordpress.com/2012/08/30/siswa-cerdas-istimewa/
http://irvanhabibali.wordpress.com/tag/cerdas-istimewa/
http://cibisman1bks.blogspot.com/2011/05/konsep-cerdas-istimewa-akselerasi.html
http://elfisfernando.blogspot.com/2017/06/makalah-cerdas-istimewa-dan-bakat.html