Dosen Pembimbing :
Eriawati, M.pd.
Oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt, yang senantiasa memberikan kepada kita taufik, hidayah
daninayah-Nya, sehingga kita berada di atas jalan-Nya. Shalawat beserta salam selalu kita
haturkan kepada Nabi kita Muhammad saw, keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya
yang istiqamah menjalankan dan mendakwahkan sunah-sunahnya. Dalam paper ini saya
mencoba menyajikan materi yang berjudul Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus.
Saya menyadari dalam menyusun paper ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saya
mengharapkan kepada dosen pembimbing agar memberikan masukan demi perbaikan dan
kesempurnaan paper ini.
Kemudian kepada pihak yang telah membantu, saya tak lupa menghaturkan banyak
terima kasih.Semoga Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas kebaikan kepada kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 1
C. Tujuan pembahasan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus...............................................3
B. Jenis Dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus...........................3
C. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.....................13
BAB III PENUTUP........................................................................................ 19
A. Kesimpulan...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 20
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari anak berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana jenis dan karakteristik anak berkebutuhan khusus?
3. Bagaimana strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan definisi dari anak berkebutuhan khusus.
2. Mengidentifikasi jenis dan karakteristik anak berkebutuhan khusus.
3. Menjelaskan strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
Dilihat secara rinci, kecerdasan berfikir anak tunagrahita ringan paling tinggi sama
dengan kecerdasan anak normal usia 12 tahun. Mereka memiliki tingkat kecerdasan paling tinggi
diantara kelompok tunagrahita yang lain, dengan IQ berkisar 50-70. Meskipun kecerdasan dan
adaptasi sosialnya terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang di
bidang pelajaran akademik, penyesuaian sosial, dan kemampuan bekerja.
Sebaliknya, anak tunagrahita sedang tidak bisa mempelajari pelajaran akademik. Mereka
umumnya belajar secara membeo, perkembangan bahasanya sangat terbatas, hamper selalu
bergantung pada orang lain, dapat membedakan bahaya dan bukan bahaya, masih mempunyai
potensi untuk belajar memelihara dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan dapat
mengerjakan pekerjaan yang mempunyai nilai ekonomi. Pada usia dewasa, baru mencapai usia
yang sama dengan anak normal umur 7-8 tahun.
Anak dengan tunagrahita berat tidak dapat membedakan bahaya, selalu tergantung pada
pertolongan orang lain, kata-kata yang sangat sederhana, dan kecerdasannya hanya dapat
berkembang paling tinggi sama dengan anak usia 3-4 tahun.
Ketunagrahitaan seorang anak dapat diketahui dengan melakukan observasi. Observasi
dilakukkan dengan cara membandingkan anak dengan anak seusianya. Data hasil observasi dan
tes spikologi dikumpulkan dan dibandingkan dengan usia anak sebenarnya. Adapun dalam tes
Binet – Simon, anak yang tergolong tungrahita atau anak dengan gangguan intelektual yaitu:
a. Debil (IQ 50-70)
b. Imbesil (IQ 30-50)
c. Idiot (IQ < 30)
Angka tersebut di peroleh dari tes, dimana IQ = MA/CA X 100. Dengan CA merupakan
umur anak dan MA merupakan haril tes intelegensi.
Adapun cara mengidentifikasi seorang anak termasuk tunagrahita yaitu melalui beberapa
indikasi sebagai berikut:
a. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar
b. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
c. Perkembangan bicara/bahasa terlambat
d. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong)
e. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
f. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi melalui
indikasi berikut:
a. Bersikap membangkang
b. Mudah terangsang emosinya
c. Sering melakukan tindakan aggresif
d. Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum
Berikut identifikasi anak berbakat atau anak yang memilki kecerdasan dan kemampuan
yang luar biasa:
a. Membaca pada usia lebih muda
b. Membaca lebih cepat dan lebih banyak
c. Memiliki perbendaharaan kata yang luas
d. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
e. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
f. Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri
g. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
h. Memberi jawaban-jawaban yang baik
i. Dapat memberikan banyak gagasan
j. Luwes dalam berpikir
k. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
l. Mempunyai pengamatan yang tajam
m. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang
yang diminati
n. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri
o. Senang mencoba hal-hal baru
p. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
q. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah
r. Cepat menangkap hubungan sebab-akibat
s. Berperilaku terarah pada tujuan
t. Mempunyai daya imajinasi yang kuat
u. Mempunyai banyak kegemaran (hobi)
v. Mempunyai daya ingat yang kua
w. Tidak cepat puas dengan prestasinya
x. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi)
y. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
9. Anak Autistik
Autism Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada
ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Gejala-gejala autism
menurut Delay & Deinaker (1952) dan Marholin & Philips (1976) antara lain:
a. Senang tidur bermalas-malasan atau duduk menyendiri dengan tampang acuh, muka pucat,
dan mata sayu dan selalu memandang ke bawah.
b. Selalu diam sepanjang waktu.
c. Jika ada pertanyaan terhadapnya, jawabannya sangat pelan dengan nada monoton,
kemudian dengan suara yang aneh akan menceritakan dirinya dengan beberapa kata
kemudian diam menyendiri lagi.
d. Tidak pernah bertanya, tidak menunjukkan rasa takut dan tidak menyenangi sekelilingnya.
e. Tidak tampak ceria.
f. Tidak peduli terhadap lingkungannya, kecuali terhadap benda yang disukainya.
Secara umum anak autis mengalami kelainan dalam berbicara, kelainan fungsi saraf dan
intelektual, Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya keganjilan perilaku dan ketidakmampuan
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu
strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku.
A. Kesimpulan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata
“Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan
khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) ini ada dua kelompok, yaitu: ABK temporer
(sementara) dan permanen (tetap). Adapun yang termasuk kategori ABK temporer meliputi:
anak-anak yang berada di lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah, anak-anak jalanan
(anjal), anak-anak korban bencana alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau terpencil,
serta anak-anak yang menjadi korban HIV-AIDS. Sedangkan yang termasuk kategori
ABK permanen adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,
Autis, ADHD (Attention Deficiency and (Hiperactivity Disorders), Anak Berkesulitan Belajar,
Anak berbakat dan sangat cerdas (Gifted), dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta. 1999.
Delphie, Bandi. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama.
2006.
http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus
http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus
http://www.bintangbangsaku.com/content/prinsip-prinsip-pembelajaran-di- sekolah-inklusi-tuna-
laras
http://www.pdfqueen.com/html
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sumekar, Ganda. Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Press. 2009.
Wardani, I.G.A.K. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
2007.
http://teoribagus.com/anak-berkebutuhan-khusus
http://achmadblue.blogspot.co.id/2011/03/bimbingan-anak-berkebutuhan-khusus.html