Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Pola Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Psikologi
Dosen Pengampu Mata Kuliah: A.A.A Dewi Sutyaningsih,S.Pd,M.Pd

Oleh Kelompok 5;

Kelas I / Semester 1

Ni Komang Ayu Astiti Utami / 1911031181 / 10


Ni Putu Gita Pramesti / 1911031184 / 11
I Gusti Ngurah Angga Putra / 1911031221 / 25
Ni Komang Parasti Gayatri / 1911031230 / 30

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “ Pola Perilaku Individu yang Berkebutuhan
Khusus “ makalah ini menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu pada abad
pertengahan, definisi abad pertengahan, tokoh-tokoh abad pertengahan serta
pemikiran tokoh abad pertengahan.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, dan
kami mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari dosen dan teman-teman
demi lebih baiknya makalah ini.
Sekian yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

Denpasar, 1 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................3
1.4 Manfaat............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pembelajaran Active Learning
A. Pengertian Pembelajaran Active Learning ................................................5
B. Karakteristik Pembelajaran Active Learning.............................................8
C. Fungsi Pembelajaran Active Learning.......................................................9
D. Unsur-unsur Pembelajaran Active Learning .............................................9
E. Kelebihan Pembelajaran Active Learning..................................................12
F. Kekurangan Pembelajaran Active Learning...............................................13
2.2 Model dalam Pembelajaran Active Learning
a. Hakikat Model Pembelajaran ....................................................................14
b. Model-model Pembelajaran ......................................................................15
1. Model Pembelajaran Kooperatif............................................................20
2. Model Pembelajaran Kontekstual / CTL..............................................26
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah/PBL........................................30
4. Model Pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament )....................33
5. Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)....36
6. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together).......................39
7. Model Pembelajaran Snowball Throwing..............................................42
8. Model Pembelajaran Take and Give......................................................44
9. Model Pembelajaran Problem Terbuka / Open Ended.........................44
10. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.......................................46
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................68
3.2 Saran ...............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak berkebutuhan khusus (student needs special needs)
membutuhkan suatu pola tersendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-
masing, yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dalam penyusunan
program pembelajaran untuk setiap bidang studi, hendaknya guru kelas sudah
memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan
dengan kemampuan dan kelemahannya, kompetensi yang dimiliki, dan
tingkat perkembangannya.
Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya 
berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik
tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorik motor, kognitif, kemampuan
berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi social,
serta kreatifitasnya. Untuk mengetahui secara jelas tentang karakteristik pada
setiap siswa, guru terlebih dahulu melakukan skrining atau assessment agar
mengetahui secara jelas mengenai kompetensi diri peserta didik yang
bersangkutan.
Kegiatan ini biasannya memerlukan penginstrumen khusus secara
baku atau dibuat sendiri oleh guru kelas. Guru yang mempuni adalah guru
yang mampu mengorganisir kegiatan mengajar dikelas melalui program
pembelajaran individual dengan latihan kemampuan dan kelemahan setiap
individu siswa.
Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan
khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki
kemampuan beraitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat
setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan
berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara besosialisasikan.
Model pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang
disiapkan oleh para guru disekolah, ditunjukan agar peserta didik mampu
untuk berinteraksi terhadap lingkungan social. Pembelajaran tersebut disusun
secara khusus melalui penggalian kemampuan diri peserta didik yang paling
dominan dan disarkan kepada kurikulum berbai kompetisi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah yang disebut dengan anak yang berkebutuhan khusus?
2. Bagaimanakah karakteristik anak yang berkebutuhan khusus?
3. Apa Saja macam – macam gangguan pada anak berkebutuhan khusus?
4. Bagaimana cara mengatasi kurangnya minat belajar anak yang memiliki
kebutuhan khusus?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan tercapai melalui pembuatan makalah ini
yakni sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui anak yang berkebutuhan khusus
2. Untuk mengetahui pola anak berkebutuhan khusus
3. Untuk mengetahui macam macam gangguan pada anak berkebutuhan
khusus
4. Untuk mengetahui cara menganggulangi gangguan terhadap anak yang
berkebutuhan khusus
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan didapat melalui pembuatan makalah ini bagi
pembaca maupun penulis yakni:
Bagi Pembaca
Bagi Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah sebagai pengganti istilah lama
anak cacat atau penyandang cacat. Sebenarnya istilah Anak Bekebutuhan Khusus
adalah untuk menunjuk mereka yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial.
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan
negara. Hak anak yang wajib dipenuhi diantaranya adalah hak untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran. Anak berkebutuhan khusus usia dini juga berhak
mendapatkan layanan pendidikan.
Anak berkebutuhan khusus harus mendapatkan perlakuan yang sama dalam
memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu. Agar anak berkebutuhan khusus
mendapat pengajaran yang benar maka perlu diiperhatikan jenis-jenis berkebutuhan
khusus (ABK).

2.2 Karakteristik Anak yang Berkebutuhan Khusus


Adapun beberapa karakteristik anak anaka yang berkebutuhan khusus :
1. Sulit Komunikasi
Anak yang mengalami ini maka akan memiliki gangguan ketika beradaptasi.
Dimana ABK seringkali memiliki hambatan berbicara dan sulit bicara meskipun
usianya sudah dewasa. Ucapan dan pilihan kata mereka pun yang sering didengar saja
bukan dan bukan menggunakan kata yang tepat.Komunikasi memang masalah
banyak orang, bahkan ketika manusia mendapatkan masalah maka komunkasi adalah
hal pertama yang mudah terganggu. Untuk itu komunikasi bisa jadi alat jitu
mendeteksi apakah anak anda ABK atau tidak.

2. Kesulitan Belajar
Anak dengan kesulitan belajar merupakan individu yang memiliki gangguan
pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis. Tak hanya itu biasanya gelombang
otaknya juga terganggu sehingga menyebabkan anak tersebut mengalami IQ yang
hanya rata-rata ataupun diatas rata-rata sedikit. Biasanya ABK dikategorikan sedang,
berat atau ringan dari IQ yang dimilikinya.

3. Kelainan Fisik
Secara fisik dan medis, umunya beberapa ada kondisi fisik dan medis yang
sangat berbeda dengan anak kebanyakan. Misalnya jika ia mengalami kebutuhan
khusus maka ia akan mengalami komplikasi dengan bagian organ tubuh lainnya. Hal
ini seringkali terjadi, mengingat anak-anak tersebut sering terjadi karena kurang
sempurnya pembelahan ketika kehamilan. Kelainan fisik bisa cacat fisik bisa juga
sakit dalam bentuk komplikasi.

4. Bersikap membangkang 
Pada anak berkebutuhan khusus sulit untuk membedakan bahaya atau tidak,
salah atau tidak dan lain sebagainya. Sehinggga menyebabkan anak berkebutuhan
khusus memiliki rasa pembangkang atau melawan dan egois .Penyebab Kenakalan
Anak sangat banyak terjadi, namun untuk anak ABK itu sudah menjadi ciri khasnya.

5. Emosional
Emosional anak-anak ABK bukan hanya tempramen dan mudah marah
melainkan terjadi hal lainnya. Jika dilihat secara emosional, mereka seringkali
kesepian, depresi dan juga hal-hal layaknya putus asa, merasa sendiri dan kesal pada
orang lain tanpa sebab jika moodnya sedang buruk. Disinilah peran keluarga dan
orang tua untuk bisa mengendalikannya. Peran Keluarga Dalam Pendidikan
Anak yang berkebutuhan khusus harus lebih ekstra lagi.

2.3 Macam macam gangguan pada anak berkebutuhan khusus

Gangguan pada anak sangat banyak ada jenisnya salah satunya ada gangguan
fisik, selain gangguan fisik ada gangguan social emosional, dan ganggan intelektual
serta gangguan keterbakatan.

Gangguan fisik adalah anak yang menggalami kelainan atau cacat yang
menetap pada alat gerak ( tulang, sendi, otot ) sedemikian rupa sehingga memerlukan
peleyanan pendidikan khusus jika mengalami gangguan gerakan karena kelayuhan
pada fungsi otak.

Gangguan sosial, emosional, dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu yang


fokus di dalam diri anak. Suatu harapan dan cita-cita dari para orang tua, guru,
maupun masyarakat pada umumnya untuk memiliki anak-anak yang sehat jasmani
dan rohani. Betapa tenang dan tentramnya hati bila melihat anak-anak bermain
dengan riang gembira, pandai,tekun dalam belajar dan bekerja, bebas dan lincah
dalam mengutarakan buah pikiran dan kreativitasnya.
Gangguan intelektual (intellectual disorder) adalah kondisi perilaku, emosi,
dan sudut pandang hidup, pola pikir atau kegiatan berpikir yang disebabkan oleh
pikiran-pikiran yang terlalu menekankan pada rasionalitas, kepuasaan dalam mencari
jawaban yang sesuai dengan akal sehat, cara berpikir yang terlalu ekstrim dan susah
untuk dikontrol dan datang secara terus menerus, pikiran yang tidak mudah
terpuaskan oleh berbagai macam bukti yang ada dan selalu mencari penjelasan dan
jawaban bagi berbagai masalah hidup dari yang sepele sampai yang ilmiah, teologis,
dan filosofis. Semua itu seringkali berdampak pada kekeras kepalaan, terlalu kukuh
memepertahankan pendapat, tidak mudah diberi penjelasan dan fakta-fakta, merasa
tidak puas dan selalu tidak puas atas bukti apapun.
Hingga seringkali terlalu keras berpendapat, melontarkan kritik yang bisa
menyakiti perasaan siapa saja, dan bahkan pandangan-pandangannya mengenai
apapun terkadang susah dirubah dengan berbagai penjelasan intelektual apapun.
Membuat seseorang yang mengidap gangguan ini kadang terasa kaku dan susah untuk
diajak bicara aatau tidak mau melepaksan semua yang sedang ia pikirkan dan cari
padahal ia tahu itu sangat membebabi psikologisnya. hingga bisa merusak hubungan
sosial dari mulai pertemanan, pekerjaan, sampai merambah ke berbagai hal yang
lainnya. membuat hidup menjadi tertekan karena tak pernah merasa puas dengan
berbagai macam jawaban dan bukti. bahkan bisa sampai pada depresi yang sangat
merusak hingga berujung pada keinginan atau melakukan pengrusakan atau
membunuh orang lain karena tekanan yang hebat dan tak bisa lagi diatasi.
2.4 Cara mengatasi kurangnya minat belajar pada anak yang berkebutuhan
khusus
1. Orang Tua Harus Lebih Terbuka Pemikirannya
Sebelum menangani anak, tentunya pihak orang tua sendiri haruslah lebih
terbuka pemikirannya mengenai anak-anak berkebutuhan khusus ini. Sikap
keterbukaan ini tentunya harus anda tunjukkan dari rasa menerima segala kondisi
anak anda saat ini. Dari sikap keterbukaan ini lah anda bisa mencari usaha dan  cara
yang tepat untuk mendidik anak anda. Tanamkan ke dalam diri anda jika anak
berkebutuhan khusus bukanlah aib yang harus ditutupi. Jika hal ini anda lakukan
hanya akan memperparah kondisi anak anda ketika sudah dewasa.

2. Lakukan Pengawasan Sedari Dini


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anak-anak kebutuhan khusus tentunya
membutuhkan pengawasan yang lebih dibandingkan anak-anak pada umumnya,
Untuk itu pentingnya pengawasan sedari dini terkait tumbuh kembang anak. Cara ini
dilakukan agar orang tua dapat mengetahui setiap tahap perkembangan anak.
Sehingga nantinya bis asedikit waspada bila terjadi pertumbuhan fisik dan mental
yang tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
3. Berikan Motivasi, Perhatian dan Bimbingan
Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya membutuhkan
motivasi, perhatian, serta bimbingan yang lebih dibandingkan dengan anak-anak
lainnya. Dengan perhatian dan motivasi yang besar dan intens tentunya membantu
anak bisa berkembang menjadi lebih baik lagi. Tentu butuh kesabaran yang ekstra
bagi orang tua yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus namun semua ini
demi perkembangan anak yang lebih maksimal.

4. Adaptasi Dengan Anak


Dibutuhkan adaptasi antara pengasuh, orang tua, serta anak-anak kebutuhan
khusus sendiri. Jika adaptasi tersebut tidak berjalan dengan lancar, tentu segala cara
yang dilakukan tidak akan membantu perkembangan anak. Ketika proses adaptasi
bisa berjalan dengan baik, tentu membuat segala proses selanjunya berjalan dengan
mudah. Adaptasi yang baik tentu akan membantu anda memahami kondisi serta
potensi anak.

5. Meningkatkan Kedekatan Emosional Dengan Anak


Kedekatan emosional menjadi salah satu bagian penting yang harus ada ketika
anda menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Kedekatan emosional ini
dibutuhkan agar anak anak bisa percaya serta menjadi dekat dengan anda. Ketika
sudah terjalin kedekatan emosional yang tinggi tentunya anak akan merasa aman dan
terbuka dengan anda.

6. Ajari Anak Untuk Mengeksplor Ketrampilannya


Orang tua dengan anak-anak berkebutuhan khusus tentunya membutuhkan
energi ekstraketika mendidik anak-anaknya. Meskipun anak-anak anda memiliki
kebutuhan khusus namun sudha emnjadi sebuah kewajiban bagi orang tua untuk
mendampingi dan mendidiknya. Anda bisa mengisi waktu luangnya untuk rekreasi
atau membuat ketrampilan yang dapat membantu fokus serta kosentrasi anak. Dari
hal-hal semacam ini, anda bisa mengetahui potensi yang dimiliki anak sehingga
membuat anak menjadi lebih produktif.

7. Tanamkan Kemandirian Sedari Dini


Pada dasarnnya anak-anak kebutuhan khusus sama saja seperti anak-anak
umum lainnya. Sehingga anda tak perlu memanjakan anak terlalu berlebihan.
Tanamkan kemandirian pada anak sedari dini sehingga anak bisa bertahan di
lingkungannya. Ajari anak-anak kebutuhan khusus ketrampilan-ketrampilan dasat
seperti makan, mandi, berangkat sekolah, dan lainnya. Jika hal-hal seperti ini terus
anda ajarkan kepada anak-anak anda tentunya bukan tidak mungkin jika anak
kebutuhan khusus dapat hidup selayaknya anak lainnya.
8. Lakukan Kerjasama Dengan Sekolah
Menjalin kerja sama dengan pihak sekolah menjadi hal penting yang harus
anda perhatikan. Sehingga sangat disarankan bagi pihak orang tua untuk bersikap
proaktif serta bisa menjalin kerja sama yang baik dengan pihak sekolah. Hal ini
dilakukan agar membantu anda untuk mengetahui perkembangan mental, sikap, serta
karakter anak. Sehingga nantinya anda bisa lebih mudah mengetahui cara yang tepat
menangani anak-anak dengan kebutuhan yang khusus.

9. Lakukan Pembiasaan Mengenai Sanksi dan Hukuman


Anak-anak kebutuhan khusus juga perlu diajarkan tentang aturan dan norma
yang berlaku serta kesalahan yang dilakukannya. Sehingga ketika anak melakukan
sebuah kesalahan tentu anda harus memberitahu anak jika hal tersebut merupakan
perbuatan yang salah. Namun sebisa mungkin hindari hal-hal yang bersifat kekerasan
dan usahakan untuk memberikan pengertian kepada anak anda. Jika hal ini bisa anda
lakukan dengan baik, maka tentunya memudahkan anak untuk memahami hal mana
yang salah dan benar.

10. Pelajari Kebiasaan dan Kebutuhan Anak


Tentunya karena kondisinya yang berbeda, anak-anak kebutuhan khusus
memiliki kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Sehingga sebagai orang tua penting
untuk mengetahui kedua hal tersebut. Dengan memahami kebutuhan dan kebiasaan
anak tentunya membuat anda semakin terbiasa menghadapi anak-anak dengan
kebutuhan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=pola+perilaku+individu+yang+berkebutuhan+khusus+
%3A+anak+yang+mengalami+gangguan+fisik+%2C+sosial+emosional
%2C+intelektual
%2C+keterbakatan&oq=pola+perilaku+individu+yang+berkebutuhan+khusus+
%3A+anak+yang+mengalami+gangguan+fisik+%2C+sosial+emosional
%2C+intelektual
%2C+keterbakatan+&aqs=chrome..69i57.74292j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://geotimes.co.id/opini/mengenal-anak-berkebutuhan-khusus/
https://dosenpsikologi.com/karakteristik-anak-berkebutuhan-khusus

Anda mungkin juga menyukai