Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ORTOPEDAGOGIK

Disusun Oleh:
Refni Ramadani (19003028)
Septri Yolandari (19003105)
Muhammad Sa’idac Majaya(19003146)
Zahra Rahmi (19003172)

Dosen Pengampu:
Drs. Jon Efendi, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
HAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah
ilmiah mengenai limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini sudah selesai kami susun


dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih


jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah tentang


Definisi Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus,Serta Cara
Mengidentifikasi nya. Semoga bisa memberi ma mafaat utaupun
inpirasi pada pembaca..
Padang, 1 september 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………….…...........…………..………. i
KATA PENGANTAR ……....……………………………… ii
DAFTAR ISI …………………/……………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................... 4

C. Tujuan.................................................................. 4

BAB II PERMASALAHAN

A. Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus............ 5

B. Cara Mengidentifikasi Anak Berkebutuhan

Khusus ............................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus ........... 6

B. Cara Mengidentifikasi Anak Berkebutuhan

Khusus ............................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................... 31
B. Saran ..................................................................... 32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru Pendidikan
Khusus, pasal 1 menyebutkan bahwa guru pendidikan
khusus adalah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik bagi peserta
didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, sosial dan/atau potensi kecerdasan dan bakat
istimewa pada satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan
umum, dan/atau satuan pendidikan kejuruan. Disebutkan
pula bahwa guru pendidikan khusus adalah tenaga
profesional. Pasal 2 menyakatan bahwa Penyelenggara
pendidikan khusus wajib mempekerjakan guru yang
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru pendidikan khusus yang berlaku secara nasional.
Guru profesional adalah guru yang dalam
melaksanakan tugas profesi kependidikan mampu
menunjukkan keprofesionalannya yang ditandai dengan
penguasaan kompetensi akademik kependidikan dan
kompetensi penguasaan substansi dan/atau bidang studi
sesuai bidang ilmunya (M.Furqon, 2009). Dalam rangka
menyiapkan guru yang profesional Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah
mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai guru.Persyaratan
kualifikasi akademik seorang guru telah dibuktikan dengan
telah dimilikinya ijazah minimal S-1 atau D-4. Kompetensi
pokok sebagai guru adalah kompetensi paedagogik,
personal, sosial dan profesional (M.Furqon. 2007). Selain
itu seorang guru juga harus memiliki sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci dalam
keseluruhan proses pendidikan terutama dalam pendidikan
formal, bahkan dalam keseluruhan pembangunan
masyarakat pada umumnya. Keberhasilan dari suatu
masyarakat yang teratur tergantung kepada guru, termasuk
guru pendidikan khusus. Hal ini oleh karena guru sebagai
tenaga profesional merupakan profesi dalam jumlah
terbanyak di Indonesia. Data Ditjen PMPTK mencatat pada
tahun 2007 jumlah guru PNS sebanyak 1.497.220 (54%)
dan guru swasta sebanyak 1.286.101 (46%). Kualifikasi
pendidikan yang dimiliki untuk status nonPNS di bawah S1
sebanyak 749.492 (58%) dan di atas S1 sebanyak 536.609
(42%). Kualifikasi di bawah S1 untuk guru berstatus PNS
sebanyak 989.983 (66%) dan di atas S1 sebanyak 507.237
(34%) (Saiful Alam, 2009)
Program sertifikasi yang dicanangkan oleh
pemerintah (Permendiknas No.18 tahun 2007) pada
dasarnya merupakan sebuah program yang lebih mengarah
pada upaya peningkatan hasil pembelajaran dengan
mengkondisikan guru-gurunya sebagai tenaga pendidik
yang berkompeten terhadap bidangnya. Kompeten dalam
arti mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai
guru secara professional dengan langkah-langkah yang
strategis. Guru yang layak bersertifikat adalah guru-guru
yang mempunyai kemampuan khusus yang dapat
menunjang ketuntasan belajar anak didik. Termasuk di
dalamnya anak didik berkebutuhan khusus.
Sebagaimana diketahui bahwa Pendidikan Khusus atau
Pendidikan Luar Biasa mendidik peserta didik berkebutuhan
khusus atau peserta didik luar biasa atau peserta didik
berkelainan, yaitu peserta didik yang dalam proses
pertumbuhan/perkembangannya
secara signifikan (bermakna) mengalami
kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social,
emosional) dibandingkan dengan peserta didik-peserta didik
lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan
pendidikan khusus. Jenis peserta didik berkebutuhan khusus
meliputi (1) tunanetra/gangguan penglihatan, (2)
tunarungu/gangguan pendengaran, (3) tunadaksa/ gangguan
gerakan/ kelainan anggota tubuh, (4) tunagrahita/
keterbelakangan kemampuan intelektual, (5) peserta didik
lamban belajar & hambatan belajar, (6) peserta didik
berkesulitan belajar, (7) peserta didik berbakat (memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa), (8)
tunalaras/kelainan tingkah laku dan sosial, (9) peserta didik
dengan gangguan komunikasi (Abdul Salim Ch, dkk. 2009).
Pendidikan peserta didik berkebutuhan khusus pada
hakekatnya berbeda dengan peserta didik normal. Karena di
samping mereka memperoleh materi pokok dalam setiap
mata pelajaran, mereka juga membutuhkan layanan
pendidikan khusus yang berbeda dengan jenis
kekhususan/kelainan lain, terutama yang berkaitan dengan
“Program Khusus” untuk setiap jenis kekhususan, baik
peserta didik yang sekolah di jenjang
pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB ataupun yang
ada diTK, SD, SMP dan SMA inklusif (Abdul Salim Choiri,
Munawir Yusuf. 2009).
Jenis Guru Pendidikan Khusus meliputi: (a). Guru
Kelas TKLB/RALB, (b). Guru Kelas SDLB/MILB, (c).
Guru Mata Pelajaran SDLB/MILB, SMPLB/ MTsLB,
SMALB/MALB, (d). Guru Pendidikan Khusus pada satuan
pendidikan umum dan kejuruan (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2008).
Seorang guru PK berdasarkan hasil pemantauan di
lapangan serta hasil wawancara dengan beberapa guru dari
beberapa jenjang sekolah dan jenis kekhususan, materi
pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan penguasaannya
adalah (a) penguasaan karakteristik peserta didik dan
kemampuan merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran di sekolah khusus maupun di sekolah inklusi
(b) penguasaan kompetensi profesional bagi guru anak
berkebutuhan khusus, terutama yang berkaitan dengan
program khusus ABK.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusam masalah dalam makalah ini adalah
1. Jenis-jenis Guru ABK dan Tugasnya
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini aadalah untuk
mengetahui jenis-jenis guru anak berkebutuhan khusus dan
tugasnya sesuai dengan teori yang di kutip dari buku sumber
yang relevan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Guru ABK dan Tugasnya


Mungkin kamu sering mendengar mengenai sekolah luar
biasa (SLB). Namun, tidak semua orang tahu SLB ternyata
bermacam-macam sesuai fungsi dan kebutuhannya.
SLB diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus agar
bisa mendapatkan layanan dasar yang bisa membantu
mendapatkan akses pendidikan. Dengan jenis yang berbeda,
berbeda pula strategi pembelajaran serta fasilitas yang
dimiliki.
Seperti berikut ini jenis-jenis SLB yang perlu kamu
ketahui dari segi jenis sekolah anak berkebutuhan khusus
tersebut.
1. SLB A
Sekolah ini diperuntukkan bagi anak tunanetra. Mereka
biasanya memiliki hambatan dalam indra penglihatan,
sehingga strategi pembelajaran yang diberikan di sekolah
ini harus mampu mendorong mereka memahami materi
yang diberikan oleh para guru. Di SLB A ini, media
pembelajarannya berupa buku braille serta tape recorder.
2. SLB B
Ini merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi anak
yang memiliki kekurangan dalam indra pendengaran atau
tunarungu. Media pembelajaran yang diberikan di
sekolah ini yakni membaca ujaran melalui gerakan bibir
yang digabung dengan cued speech yaitu geraka tangan
untuk bisa melengkapi gerakan pada bibir. Selain itu,
media lainnya yakni melalui pendengaran dengan alat
pendengaran yaitu conchlear implant.
3. SLB C
SLB C ditujukan untuk tunagrahita atau individu dengan
intelegensi yang di bawah rata-rata serta tidak memiliki
kemampuan adaptasi sehingga mereka perlu mendapat
pembelajaran tentang bina diri dan sosialisasi. Mereka
cenderung menarik diri dari lingkungan dan pergaulan.
4. SLB D
Ini merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi mereka
yang memiliki kekurangan dalam anggota tubuh mereka
atau disebut tunadaksa. Pendidikan di SLB D bertujuan
mengembangkan potensi diri siswa itu sendiri agar
mereka bisa mandiri dan mengurusi diri mereka.
5. SLB E
Sekolah ini diperuntukkan bagi mereka yang bertingkat
tidak selaras dengan lingkungan yang ada atau biasa
disebut dengan tunalaras. Mereka biasanya tidak bisa
mengukur emosi serta kesulitan dalam menjalani fungsi
sosialisasi.
6. SLB G
SLB G diperuntukkan bagi tunaganda, yakni mereka
yang memiliki kombinasi kelainan. Mereka biasanya
kurang untuk berkomunikasi, atau bahkan tidak
berkomunikasi sama sekali. Perkembangan dalam
motoriknya terlambat, sehingga butuh media
pembelajaran yang berbeda untuk bisa meningkatkan rasa
mandiri anak tersebut.
B. Tugas Guru ABK
Menjadi Guru dari Anak Berkebutuhan Khusus mempunyai
banyak tugas dan berperan dalam banyak hal, diantaranya
adalah sebagai berikut.
1. Tugas Asesmen
Asesmen adalah penilaian yang mengacu pada berbagai
Instrumen yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi seperti pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan tingkah laku anak. Proses
pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan
digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan
yang berhubungan dengan anak
Penyelenggaraan asesmen khusus bertujuan :
a) Mengetahui jenis dan tingkat ABK.
b) Mengetahui jenis dan tingkat kendala ABK.
c) Mengetahui berbagai potensi yang dimiliki ABK.
d) Mengetahui berbagai kebutuhan ABK.
e) Mengetahui kemajuan atau hasil pencapaian ABK
dalam proses pelayanan kependidikan khusus.
Tugas menyelenggarakan asesmen dilakukan secara
bertahap meliputi:
a. Asesmen diagnostik, dilaksanakan pada waktu
ABK mulai masuk sekolah atau pada waktu
mengalami kesulitan dalam proses belajar
mengajar.
b. Asesmen formatif, dilaksanakan bersamaan
penyelenggaraan bimbingan, latihan, pengajaran
kompensatif.
c. Asesmen sumatif, dilaksanakan pada tahap akhir
penyelenggaraan pendidikan khusus.

2. Tugas berkaitan dengan kurikulum plus/


kompensatoris
Kurikulum tambahan ini tidak ada dalam kurikulum
standar. Kurikulum tambahan ini berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan kompensatoris yang bersifat
membimbing, melatih,dan membenahi anak
berkebutuhan khusus untuk mempersiapkan berintegrasi
ke dalam klas bersama-sama anak awas. Penyelenggaraan
kurikulum plus bertujuan mencapai kesepadanan optimal
ABK dengan peserta didik lain.
Kurikulum plus ini terdiri dari dua bagian :
1. Memberikan kesempatan kepada anak
berkebutuhan khusus untuk
meningkatkan kemampuan mereka
melaksanakan kehidupan sekolah. Bagian
ini meliputi: latihan kedriaan, latihan
Orientasi dan Mobilitas (tunanetra), bina
persepsi bunyi dan irama (tunarungu),
bina diri (tunagrahita), bina gerak
(tunadaksa), bina pribadi dan sosial
(tunalaras), bina komunikasi (autis),
latihan Olah Raga dan Kesehatan, latihan
keterampilan sehari-hari, dan bimbingan
sosialisasi. Bagian pertama dari
kurikulum plus ini disebut juga
bimbingan penyesuaian anak
berkebutuhan khusus di sekolah.
2. Memberikan kesempatan kepada anak
berkebutuhan khusus untuk
mempersiapkan diri mengikuti pelajaran
di dalam kelas.
Bagian ini meliputi pengajaran konsep dasar bahasa, baca
tulis Braille (tunanetra), komunikasi total (tunarungu) dan
pengajaran konsep dasar matematika, IPA, dan IPS; serta
latihan alat bantu-peraga khusus. Bagian kedua dari
kurikulum plus ini disebut bimbingan penyesuaian anak
berkebutuhan khusus ke dalam kelas.

3. Tugas: Layanan Pembelajaran Khusus


Pengajaran khusus adalah pengajaran yang diberikan kepada
ABK yang di dalam proses belajar mengalami
ketidaksesuaian dengan tuntutan kurikulum
standar. Penyelenggaraan ini bertujuan mencapai kesesuaian
optimal ABK dengan tuntutan program pendidikan mereka.
Pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
meliputi:
1. Pengajaran remedial, diberikan jika ABK di dalam proses
belajar mengajar di klas mengalami ketidakjelasan, salah
pengertian dan atau kesalahan cara mengajar guru,
2. Pengajaran akselerasi, diberikan kepada ABK yang
mengalami kecerdasan istimewa dan berprestasi luar
biasa dalam pelajarannya,
3. Pengajaran pengayaan, diberikan kepada semua ABK
untuk memperkaya pengalaman kongkret sesuai dengan
program pengajaran mereka.
4. Pembelajaran individual dengan program pembelaaran
individual (PPI): dilaksanakan terhadap ABK dengan
kecerdasan di bawah rata-rata dan tidak mampu
mengikuti pembelajaran dengan kurikulum standar.
4. Tugas Kunjungan Rumah
Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah adalah pelayanan
kepada orang tua dan anggota keluarga ABK untuk
mengembangkan pengertian dan sikap wajar terhadap
ABK. Penyelenggaraan kunjungan rumah bertujuan
menyelaraskan, menyerasikan, dan menyepadankan suasana
pendidikan di rumah dan suasana pendidikan & sekolah, yang
tugas-tugasnya meliputi:
1. Bimbingan kepada orangtua dan keluarga ABK.
2. Bimbingan dan latihan-latihan kepada ABK terhadap hal-
hal yang sulit dilaksanakan di sekolah.
5. Tugas Adaptasi Media/ alat Khusus
Adaptasi media misalnya kegiatan mengalihhurufkan dari huruf
Braille ke huruf visual, atau sebaliknya, serta memperbesar
ukuran huruf untuk anak low vision.
Penyelenggaraan adaptasi media bertujuan:
1. Menghilangkan kesenjangan komunikasi tertulis/ lesan antara
ABK dengan para Guru Klas / Guru Bidang studi.
2. Melengkapi bahan pelajaran tertulis yang relevan dengan ABK
(tunanetra: dalam huruf Braille dan atau huruf visual ukuran
besar).
6. Tugas pengelolaan alat bantu/ paraga khusus/ buku
khusus/ media khusus
Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus adalah pengelolaan
alat pengajaran, alat peraga, dan buku-buku khusus bag!
ABK,
Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus bagi ABK bertujuan:
1. Menjamin efisiensi optimal penggunaan alat bantu/peraga
khusus dan buku-buku ABK.
2. Membebaskan para Guru Klas / Guru Bidang studi dari tugas
mengelola alat bantu/peraga khusus.
Tugas mengelola alat bantu/peraga khusus dan buku ABK
meliputi:
1. Menyimpan serta merawat alat bantu/peraga khusus dan
buku ABK.
2. Mengatur penggunaan alat bantu/peraga khusus dan buku
ABK.
3. Mengurus pengadaan alat bantu/peraga khusus dan buku
ABK.
4. Mengembalikan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK
yang sudah tidak digunakan secara aktif pada Pusat Material
Pendidikan Inklusi Tunanetra.
5. Membuat alat bantu/peraga sederhana.

7. Tugas pengembangan program


Pengembangan program Pendidikan Inklusi adalah:
1. Pembinaan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas para
GPK dan guru kelas/ mata pelajaran/ BP.
2. Pembinaan wawasan, sikap dan perilaku profesional di
kalangan para GPK dan guru kelas/ mata pelajaran/ BP.
3. Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran
dalam mengadaptasi pembelajaran agar pembelajaran dapat
dilakukan mampu mengakomodasi kebutuhan semua
peserta didik (termasuk ABK).
4. Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran
dalam mengadaptasi penilaian.
5. Melakukan bimbingan kepada warga sekolah dalam
memperlakukan ABK dengan tepat.
Pengembangan program Pendidikan Inklusi Tunanetra bertujuan
menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kependidikan khusus
serta memperluas jangkauan layanan pendidikan inklusif. Tugas
menyelenggarakan pengembangan program dilaksanakan melalui
KKG, MGMP, MKKS, workshop dll.
8. Tugas administrasi khsus
Administrasi khusus adalah segala kegiatan administrasi yang
diperlukan bagi ABK dan yang tidak termasuk ke dalam
administrasi sekolah.
Penyelenggaraan administrasi khusus bertujuan:
1. Menjaga kelancaran dan kestabilan administrasi sekolah.
2. Mendukung dan melengkapi tugas-tugas para GPK dan dan
guru kelas/ mata pelajaran/ BP.
Tugas menyelenggarakan administrasi khusus meliputi:
1. Menyusun jadwal tugas seminggu untuk masa pelaksanaan
satu semester/ tahunan, dan mengusahakan pengesahannya
kepada Kepala Sekolah.
2. Menyusun laporan pelaksanaan tugas bulanan dan
menyampaikan kepada Kepala Sekolah serta pihak-pihak
lain yang berkepentingan
3. Merekam hasil asesmen dan evaluasi khusus, menyimpan
dan mengatur penggunaan dokumen-dokumen evaluasi
khusus,
4. Menyelenggarakan administrasi pelaksanaan kurikulum
plus/ pengajaran kompensatif, kunjungan
rumah, pengelolaan alat bantu/peraga khusus, adaptasi
media/ alat, serta menyelenggarakan administrasi
pengembangan program.
5. Melaksanakan administrasi yang berkaitan dengan jabatan
GPK .
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran GPK
Selain berperan seperti halnya guru pada umunya, GPK
memiliki peran khusus yaitu:
1. Mengembangkan dan memelihara kesepadanan optimal
ABK dengan anak lain.
2. Menjaga agar kehadiran ABK tidak mengganggu
pelaksanaan program pendidikan sekolah umum.
3. Mengembangkan dan meningkatkan program pendidikan
inklusi.
4. Mengusahakan keserasian suasana pendidikan di sekolah
dan di tengah-tengah keluarga anak berkebutuhan khusus.
Tugas Gpk
1. Tugas menyelenggarakan assesmen
2. Tugas menyelenggarakan kurikulum plus (pendidikan
kompensatoris)
3. Tugas menyelenggarakan layanan pembelajaran khusus
4. Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah
5. Tugas menyelenggarakan adaptasi media
6. Tugas pengelolaan alat bantu/ paraga khusus/ buku khusus/
media khusus
7. Tugas menyelenggarakan pengembangan program
8. Tugas menyelenggarakan administrasi khusus
B. Saran

Daftar Pustaka
http://asepyana92.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-
tugas-guru-pembimbing.html

Anda mungkin juga menyukai