Anda di halaman 1dari 21

Laporan Observasi Anak Berkebutuhan Khusus Tipe C

(Tuna Ganda)
Studi kasus : Sekolah Luar Biasa Tunas Kasih 1 Leuwiliang
(Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah
Psikologi pndidikan)

Dosen Pengampu :Faisal Rahmat, S.Psi., M.A

Disusun oleh :
Ripa Riski Amalia (A.202001107)
M.Ikhlasul Akmal (A.202001265)

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam


Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Ummul Quro Al-Islami
2019M/1440H
Kata pengantar

Assalamualaikum warihmatullah wabarikatuh


Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami semua sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus
Tipe C (Tuna Ganda) di SLB Tunas Kasih 1 Leuwiliang.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada dosen pembimbing mata
kuliah Psikologi Pendidikan, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Bogor,20 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
Bab I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang Masalah......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan Observasi................................................................................................................2
1.4 Manfaat Observasi..............................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................................4
KAJIAN TEORI..........................................................................................................................4
2.1 Model Pembelajaran Taksonomi........................................................................................4
2.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Taksonomi..........................................5
2.3 Strategi Pembelajaran.........................................................................................................5
2.4 Pengamatan prilaku belajar siswa.......................................................................................7
BAB III........................................................................................................................................9
METODE PENELITIAN.............................................................................................................9
3.1 Prosedur Observasi.............................................................................................................9
3.2 Prosedur wawancara..........................................................................................................9
3.3 Alat Pengumpulan Data...................................................................................................10
BAB IV......................................................................................................................................11
ANALISA OBSERVASI DATA...............................................................................................11
4.1 Deskripsi Profil Responden..............................................................................................11
4.2 Deskripsi strategi pembelajaran.......................................................................................11
Lampiran Wawancara............................................................................................................12
Lampiran Foto Kegiatan.........................................................................................................13
BAB V.......................................................................................................................................16

ii
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................16
A. KESIMPULAN..............................................................................................................16
B. SARAN..........................................................................................................................16

iii
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah


Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka upaya meningkatkan pendidikan Nasional. Pendidiksn Nasional
bertujuan Mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mengembangkan manusia
indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan Jasmani dan Rohani kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat (1) menyebutkan bahwa :” setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan” hal ini menunjukan bahwa setiap
warga negara Indonesia mempunya hak mendapat pendidikan begitupun
dengan anak berkebutuhan Khusus berhak mendapat pendidikan seperti
anak-anak normal pada umumnya. Namun karena karakteristik dan
hambatan yang di miliki. ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus dengan disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Dalam
UU No. 20 tahun 2003 Sisitem Pendidikan Nasional juga telah mengatur
tentang pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus yaitu pasal 32 Ayat
(1) : Pendidikan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didikyang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus juga diatur dalam UU RI
No. 04 Tahun 1997 tentang penyandang cacat pasal 11 yang berbunyi setiap
penyandang cacatmempunyai kesamaan untuk mendapat pendidikan pada
satuan, jalur, dan jenjang pendidikan sesuai jenis dan derajat kecacatan.

1
Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki
keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya yang membedakan
mereka dari anak-anak pada umumnya.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan anak pada umunya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Biasanya Anak Berkebutuhan
Khusus bersekolah di Sekolah Luar Biasa, Yang termasuk kedalam ABK
antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan
belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
Di indonesia sendiri banyak anak-anak ABK yang perlu mendapatkan
pelayanan khusus dan ternyata banyak diantaranya belum mendapat hak-hak
yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Makalah ini di buat untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, sekaligus mencari tahu mengenai
Metode dan Strategi yang dilakukan Guru SLB dalam melakukan
pembelajaran di SLB, juga untuk mengetahui peran orang tua dalam
membantu ABK dalam belajar di rumah maupun di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana prilaku belajar anak Tuna Ganda dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas?
b. Apa Metode yang digunakan guru untuk ABK tipe Tuna Ganda?
c. Apa Strategi guru menangani kesulitan belajar pada ABK?
d. Apa bentuk perhatian orangtua dalam membantu anak bejar di rumah
maupun di sekolah?

1.3 Tujuan Observasi


a. Untuk mengetahui prilaku belajar anak Tuna Ganda dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas
b. Untuk mengetahui Metode yang digunakan guru untuk ABK tipe Tuna
Ganda.
c. Untuk mengetahui Strategi guru menangani kesulitan belajar pada ABK
d. Untuk mengetahui bentuk perhatian orangtua dalam membantu anak
bejar di rumah maupun di sekolah

2
1.4 Manfaat Observasi
a. Bagi guru
Untuk memberi pengetahuan kepada guru mengenai pentingnya
penggunaan strategi dan metode dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas, agar proses pembelajaran yang dilakukan bisa bisa lebih inovatif
sesuai dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus.
b. Bagi Penulis atau pembaca
Observasi ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan, serta penulis juga
dapat mengetahui metode-metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru dan juga strategi guru dalam proses belajar mengajar siswa
berkebutuhan khusus.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Taksonomi


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Selain
itu, pembelajaran pun dibagi menjadi beberapa klasifikasi, dimana setiap
kelompok tersebut memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda klasifikasi
pembelajaran atau sering disebut taksonomi pembelajaran.
Contoh Model pembelajaran Taksonomi yang penulis teliti yaitu Model
pembelajaran di SLB tipe C (Tunagrahita).
Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
memiliki kemamapuan intelektual dibawah rata-rata atau bisa disebut juga
reterdasi mental (Aqila Smart, 2001).
Anak tunagrahita bukan merupakan anak yang emngalami penyakit,
melainkan anak yang mempunyai kelainan karena penyimpangan baik fisik,
mental, intelektual, emosi, sikap, maupun prilaku secara signifies.
Dalam klasifikasinya anak tunagrahita mengarah kepada aspek
indexmental intelegasinya, indikasinya dapat dilihat angka hasil tes
kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan Ideot, IQ 25-50 dikategorikan
Imbesil, dan IQ 50-75 kategori debil atau moron. Anak tunagrahita mampu
didik IQ 68-52 adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada
program sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat
dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal. Maka
dari itu adanya sekolah khusus untuk ABK tipe c (Tubagrahita) dengan model

4
pembelajaran dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kemmapuan
anak itu sendiri.

2.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Taksonomi


Dalam penerapannya, model pembelajaran Taksonomi memiliki
keunggulan dan kelemahan, diantaranya:
A. Keunggulan
a) Mendukung dalam proses pembelajaran untuk lebih efisien
b) Membentuk kemampuan Kognitif
c) Membentuk kemampuan Afektif
d) Membentuk kemampuan Psikomotorik
e) Berdasarkan penelitian
B. Kekurangan
a) Masih ada yang belum mengerti secara keseluruhan tentang
taksonomi pembelajaran dan penerapannya yang benar dalam
dunia pendidikan
b) Penerapannya belum sepenuhnya menyeluruh
c) Banyak klasifikasi pengorganisasian
d) Banyak kekurangan dalam penerapannya
e) Media pendukung yang belum sempurna

2.3 Strategi Pembelajaran


Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada disekitar individu. Belajar juga merupakan proses berbuat melalui
pengalaman belajar yan diarahkan kepada tujuan dan proses bebuat tersebut.
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai
komponen yang berhubungan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran
dibutuhkan strategi untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan.
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Inilah yang dikatakan sebagai
strategi pembelajaran.

5
Menurut Sanjaya wina (2007) istilah strategi dipakai dalam banyak
konteks yang tidak selalu sama. Dalam konteks belajar mengajar, strategi berarti
pla umum perbuatan guru dan peserta didik di dalamperwujudan kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian, maka strategi dalam hal ini menunjukan pada
karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru dan peserta didik dalam peristiwa
belajar mengajar.
Strategi tidak diberikan kepada siswa yang normal saja,tetapi juga
kepada siswa-siswa yang mengalami ganguan intelektualyang dikenal dengan
anak tuna grahita. Anak Tunagrahita secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh dibawah rata-rata
sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun
sosial. Sehingga memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus.
Dalam pemberian layanan pendidikan, diperlukan strategi pembelajaran
yang dapat diberikan kepada anak tunagrahita, yaitu:
1) Direct Introduction
Merupakan metode pengajaran yang menggunakan pendekatan
selagkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam memberikan
instruksi atau perintah. Metode ini memberikan pengalaman belajar yang
positif dan meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk berprestasi.
2) Metode bermain
Metode bermain bertujuan untuk meninkatkan perkembangan
intelegensi, fisik, emosi dan cara bersosialisasi setiap peserta. Metode ini
biasanya diterapkan di luar kelas sehingga dapat mengenal lingkungan
sekitar (Delphi, 2006:22). Bila metode ini diterapkan di dalam kelas dapat
berupa bermain peran atau sosiodrama, dimana setiap peserta didik diberi
peran dalamadegan yang terencanakan.
3) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan atau penuturan secara lisan oleh
guru terhadap kelas. Metode ini menjadi metode yang dominan dalam
pembelajaran karena banyak digunakan guru dari dulu sampai sekarang dan
merupakan metode yang sangat mudah untuk dilaksanakan. Penggunaan

6
metode ceramah yang berlebihan dapat membuat peserta didik cepat merasa
bosan sehingga tetap harus disesuaikan dengan pembelajaran.
4) Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang lebih banyak menggunakan
interaksi Tanya jawab antara guru dengan siswa, dalam proses pembelajaran.
Dalam metode ini diberikan untuk mengukur pemahaman siswa atau berasal
dari siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Selain yang telah disebutkan diatas, model pembelajaran untuk anak
Tunagrahita juga bisa menggunakan alat peraga atau gambar untuk bebrapa
pelajaran, agar anak lebih tertarik dan mampuuntuk mengingat lebih baik
materi pembelajarannya.

2.4 Pengamatan prilaku belajar siswa


Prilaku belajar siswa merupakan aktivitas belajar siswa, dalam
mengamati prilaku belajar siswa tidak bisa hanya dilakukan dengan sekali
observasi saja, agar terlihat perbandingan peningkatan prilaku belajar anak harus
dilakukan secara bertahap atau dengan beberapa kali pengamatan. Dalam
penelitian prilaku belajar di SLB Tunas kasih 1 leuwiliang, penulis juga hanya
mendapat informasi mengenai prilaku belajar siswa ABK Tuna Ganda dari guru
pembimbing kelas tersebut. Berikut merupakan prilaku belajar siswa SLB Tunas
Kasih tipe C (Tuna Ganda).

No. Aspek pengamatan Hasil pengamatan


1. Respon siswa terhadap Berdasarkan pengamatan guru, respon
pembelajaran siswa terhadap pembelajaran sangat
bermacam-macam sesuai tuna mereka
masing-masing. Tetapi Tuna Ganda
yang kami amati itu merespon cukup
baik,meskipun kurang dari pendengaran
dan bicara.
2. Gaya belajar siswa Berdasarkan pengamatan guru kelas,
gaya belajar siswa tuna Ganda tidak
semua sama, masing-masing punya gaya

7
belajar yang berbeda, seperti ada yang
lebih suka menulis, menyambung
huruf,menghafal dan lain sebagainya.
Khususnya tuna ganda yang kami amati
yaitu tuna ganda tidak bisa mendengar
dan berbicara, yaitu menggunakan gaya
belajar dengan Bahasa Isyarat.
3. Minat belajar siswa Berdasarkan pengamatan guru, minat
belajar siswa sudah cukup baik, minat
belajar siswa juga tergantung krativitas
dari guru sendiri, apabila
pembelajarannya menarik, maka siswa
juga akan lebih berminat untuk belajar.
Dan dari dukungan dan semangat dari
Orang tua.
4. Komunikasi dengan orang Berdasarkan pengamatan guru,
disekitar komunikasi siswa dengan orang
disekitar masih cukup sulit karena
kurangnya pendengaran dan berbicara,
mungkin jika dengan guru atau
seseorang yang sudah menegrti bahasa
isyarat dia akan cepat meresponnya.
5. Keterampilan siswa Berdasarkan pengamatan guru, siswa
memiliki keterampilan yang berbeda,
ada yang memiliki keterampilan menari,
senang menulis, dan lain sebagainya.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Prosedur Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prilaku belajar,


metode belajar, strategi guru dalam melakukan pembelajaran, dan untuk
mengetahui bentuk perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak di rumah
maupun di sekolah. Adapun metode observasi yang digunakan yakni dengan
mengamati siswa, serta mewawancarai guru dan orang tua.
Kegiatan observasi ini dilaksanakan sebanyak dua kali penelitian di SLB
Tunas Kasih 1 leuwiliang. Pertama pada Hari Rabu,12 Januaari 2022 pukul
10:00 – 12:00 dan pada Hari Rabu, 19 Januari 2022 pukul 09:00 – 11:30 WIB.

3.2 Prosedur wawancara


Wawancara ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dengan
narasumber terkait, yaitu guru kelas dan orang tua siswa SLB Tunas Kasih 1
Leuwiliang.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis, sebagai berikut:
a. Wawancara Guru kelas

1) Apa yang pertama kali diajarkan kepada anak ketika awal masuk SLB?

9
2) Apa pencapaian atau target utama yang diharapkan dalam pembelajaran?
3) Metode apa yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran?
4) Bagaimana cara guru dalam menangani kesulitan belajar pada anak?

b. Wawancara Orang Tua siswa

1) Apa kegiatan anak selain belajar di sekolah?


2) Apakah ketika di rumah anak harus tetap dalam pengawasan Orang tua?
3) Apakah bentuk perhatian ibu sebagai Orang tua dalam pendidikan anak?
4) Apakah ada perkembangan terhadap anak setelah menerima
pembelajaran di SLB Tunas Kasih?

3.3 Alat Pengumpulan Data


Dalam proses observasi pengamatan ABK Tuna Ganda, penulis
menggunakan alat pengumpulan data, yaitu:
1) Alat tulis (buku dan pulpen)
2) Alat perekam dan foto (hand phone)

10
BAB IV

ANALISA OBSERVASI DATA

4.1 Deskripsi Profil Responden


1) Profil Siswa
Nama : FERI HARIANTO
Tipe ABK : C (Tuna Ganda)
Umur : 13 Tahun
Tingkat : 5
2) Guru
Nama : Elida Rahayu, S.Pd
Pendidikan terakhir : S1
Umur : 30 Tahun
Jabatan : Guru Kelas
3) Orang Tua
Nama : Syariah Afifah Ulfah
Jenis kelamin : Perempuan

11
4.2 Deskripsi strategi pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di SLB Tunas Kasih 1
Leuwiliang, siswa di kelas 5 kebanyakan menderita Tuna ganda ringan dan
sedang.
Dalam kegiatan pembelajaran, kaarena di SLB tunas kasih memili
maslah kekurangan kelas dan guru, sehingga mengharuskan kelas tuna grahita
dan tuna rungu di campur hanya membedakan tingkatannya saja. Dari
permasalahan tersebut guru melakukan metode tidak hanya menggunakan satu
metode pembelajaran tetapi memadukan beberapa metode pembelajaran dan
menyesuaikan sesuai dengan kemampuan siswa dalam memahami
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, beberapa siswa tunagrahita sudah
dapat berinteraksi dengan baik, walaupun terkadang ada pertengkaran kecil
dengan temannya . Secara sekilas ABK tipe C ini terlihat seperti anak normal
pada umumnya, hanya saja ketika pembelajaran berlangsung mereka berbeda,
pada anak normal mereka akan memperhatikan pembelajaran, tetapi untuk
anak Tuna ganda cenderung cepat bosan terhadap pembelajaran dan berprilaku
semau mereka. Menurut guru kelas Tipe ABK ini termasuk anak yang susah
untuk diam, sehingga ketika di kelas 1 pembelajaran yang di ajarkan adalah
cara diam dan memperhatikan guru.
Adapun pembelajaran yang digunakan dikelas 5 adalah mengenal huruf,
membaca dan menulis. Untuk siswa tipe C ringan pembelajaran dapat cepat
dipahami disbanding dengan tipe C sedang. Beberapa siswa di kelas 5 ada yang
sudah bisa membaca dan menulis, walaupun pelafalannya masih kurang jelas.
Dalam proses pembelajaran, guru menggunakan metode menyalin tulisan,
missal guru menulis di buku siswa atau di papan tulis lalu siswa menyalin
kembali apa yang ditulis oleh guru. Adapula metode ceramah, metode ini
digunakan untuk membimbing anak dalam besikap dan berprilaku baik
terhadap oranglain. Dan yang terakhir pembelajaran mengenal hewan, benda
dan sebagainya dengan menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.
Dalam proses pebelajaran, semua tidak selalu berjalan baik, pasti ada
hambatan seperti anak tidak mau belajar, keluar kelas, merasa bosan dengan

12
pembelajaran dan lain sebaginya. Sebagai guru cara menghadapi siswa yang
seperti yang telah dijelaskan diatas harus sabar, dan melakukan pendekatan
secara individu dengan anak tersebut, dan mencari metode-metode menarik
untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Lampiran Wawancara
Informan : Guru
Daftar Pertanyaan:
1. Apa pembelajaran yang pertama kali diajarkan pada anak ketika awal
masuk?
Jawaban: mengenal huruf, mengajari bahasa Isyarat.
2. Apa pencapaian/ target utama yang diharapkan dalam pembelajaran?
Jawaban: semua anak memliki hak yang sama untuk mendapatkan
pendidikan dan semua anak memiliki otak yang cerdas dan bagaimana
orang tua dan guru dapat nmengasah kemampuan anak.
3. Metode apa yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran?
Jawaban: Untuk yang tuna ganda khususnya yang tuna ganda yang tidak
bisa bicara dan mendengar menggunakan metode menyalin tulisan,
belajar sambil bermain, metode bahasa isyarat dan diajarkan untuk
merawat diri dan menjaga diri.
4. Bagaimana cara guru dalam menangani kesulitan belajar pada anak?
Jawaban: membimbing dengan cara melakukan pendekatan kepada siswa
dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai kempampuan siswa

Informan : Orang tua murid


Daftar Pertanyaan:
1. Apa kegiatan anak selain belajar di sekolah?
Jawaban: Bermain HP atau sosial Media

13
2. Apakah ketika di rumah anak harus tetap dalam pengawasan orang tua?
Jawaban: Iya, karena
3. Apa bentuk perhatian ibu sebagai orang tua dalam pendidikan anak?
Jawaban: Mendukung anak dalam sekolah, menyemangati anak, mengantar
sekolah, membimbing dan membantu dalam mengerjakan PR
4. Apakah ada perkembangan terhadap anak setelah menerima pembelajaran di
SLB?
Jawaban: Ada, Alhamdulillah perubahannya anak menjadi lebih mandiri.
Khusunya dalam menjaga diri dan merawat diri.

Lampiran Foto Kegiatan

14
15
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Tuna ganda adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
memiliki kemamapuan intelektual dibawah rata-rata atau bisa disebut
juga reterdasi mental.Anak Tunaganda secara nyata mengalami
hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh
dibawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas
akademik, komunikasi maupun sosial. Sehingga memerlukan layanan
pendidikan kebutuhan khusus.
Dalam pemberian layanan pendidikan, diperlukan strategi pembelajaran
yang dapat diberikan kepada anak tunagrahita, yaitu:

16
1) Direct Introduction
2) Metode bermain
3) Metode Ceramah
4) Metode Tanya jawab

B. SARAN
a) Untuk lembaga
Diharapkan untuk melengkapi fasilitas seperti kelas, media
pembelajaran dan lainnya, juga menambah guru karna minimal 1
kelas 1 guru atau 5 siswa 1 guru agar pembelajaran dapat berjalan
lebih efektif.
b) Untuk orang tua
Diharapkan menjalin komunikasi lebih dengan guru guna mengetahui
perkembangan anak dalam proses pembelajarannya. Dan mendukung
atas prestasi yang dimiliki anak dan lebih di beri semnagat lagi untuk
anak ABK
c) Untuk guru
Dalam proses pembelajaran menggunsksn metode-metode ysng lebih
bisa menarik minst belsjsr siswa.

17

Anda mungkin juga menyukai