Disusun Oleh :
Arrahmah Tunnisa ( 20029109 )
M. Rafki Dona Putra ( 20023139 )
Sri Hidayatul Reski (20031034 )
Dosen Pengampu :
Dina Sukma S.Psi.,S.Pd.,M.Pd.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat di kehidupan masyarakat baik bagi penulis
maupun pembaca. Selesainya penulisan makalah ini semata-mata berkat bantuan dari
berbagai pihak, yang telah memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kepada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan
makalah ini.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap individu terlahir dengan membawa ciri khas keunikan perbedaannya masing-
masing. Perbedaan individu itu membuat kita berpikir akan beragam macam untuk kehidupan
yang lebih baik. Terdapat beragam macam perbedaan individu, termasuk dalam segi belajar.
Perbedaan individu dalam belajar diantaranya adalah ada individu yang berkesulitan dalam
belajar. Individu yang berkesulitan dalam belajar ini ada yang berasal dari faktor luar dan ada
juga yang dari dalam. Disini individu yang mengalami kesulitan dalam belajar bukan untuk
membuat individu itu menjadi menyerah dan malas untuk belajar, namun agar individu itu
lebih giat dalam belajar dan mengenali ciri khas belajarnya. Disini para infrastruktur
pendidikan, termasuk tenaga pendidik berperan penting dalam membuat individu yang
berkesulitan dalam belajar itu menjadi menyenangkan dan mudah dalam belajar. Di makalah
ini kami akan membahas faktor - faktor , beragam macam individu yang berkesulitan dalam
belajar dan berkebutuhan khusus dalam belajar serta pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan individu itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siswa beresiko ?
2. Apa alasan individu mengalami kesulitan dalam belajar ?
3. Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus ?
4. Apa saja jenis-jenis anak berkebutuhan khusus ?
5. Bagaimana pendekatan pembelajaran sesuai dengan keberagaman peserta didik ?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siswa Beresiko
Melalui pemeriksaan medis pada masa bayi dan masa kanak-kanak dapat
diprediksikan bahwa adanya kemungkinan kelak menjadi anak berkesulitan belajar,
meskipun prediksi ilmiah tidak selamanya tepat tetapi dapat digunakan untuk usaha
intensif dalam mencegah terjadinya penyimpangan pada anak di masa datang.
2) Resiko biologis
Resiko biologis menunjuk pada suatu kemungkinan yang didasarkan atas riwayat
medis dan kesehatan yang data menimbullkan kesulitan belajar disekolah. Contoh resiko
biologis adalah prematuritas dan orang tua yang berkesuitan belajar,meskipun tidak pasti
tetapi banyak kasus disekolah bahwa anak berkesulitan belajar adalah anak-anak yang
memiliki latar belakang prematuritas. Sehingga dapat diwaspadai akan pertumbuhan dan
perkembangannya.
3) Resiko lingkungan.
2
tidak hanya terkait dengan fungsi kognitif tetapi juga fisik, emosi, dan intuisi dan anak
dapat digolongkan berbakat kalau semua fungsi tersebut tumbuh dan berkembangan
secara terintegrasi hingga taraf yang tinggi.
3
berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan
hambatan perkembangan (barier to learning and development).
Oleh sebab itu mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan
hambatan belajar dan hambatan perkembang yang dialami oleh masing-masing anak.
Yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus antara lain: tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak
berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus
adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki,
anak berkebutuhan khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka
memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi
menggunakan bahasa isyarat.
1) Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.
tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low
vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang
memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi
atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam
indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain
yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus
diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media
yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan
tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang
bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra
beraktifitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas.
2) Tunarungu
4
individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara
internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara.
saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi
dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu
cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
3) Tunagrahita
4) Tunadaksa
5) Tunalaras
5
disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan
sekitar.
6) Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan
dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan
menulis yang dapat mempengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung,
berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal
otak, dislexia, dan afasia perkembangan. Individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-
rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan
koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan
konsep
6
Dalam hal layanan pendidikan khusus tidak hanya faktor kebijakan saja yang
menentukan tetapi juga tim work yang mendukung, berikut ini adalah komponen tim work :
7
Keberagaman adalah untuk melayani kebutuhan belajar peserta didik tertentu atau
kelompok kecil peserta didik, dari pola pembelajaran yang lebih khusus untuk seluruh kelas
agar peserta didik menyukainya. Beberapa prinsip mendasar yang mendukung keberagaman.
• Kelas dengan kondisi peserta didik yang beragam.
Guru dan peserta didik memahami materi, cara mengelompokkan peserta didik,
cara mengases pembelajaran dan elemen kelas lainnya merupakan alat yang bisa
digunakan dalam berbagai cara untuk menunjukkan keberhasilan individu dan seluruh
kelas.
• Keberagaman datang dari hasil penilaian yang efektif dan terus menerus dari
kebutuhan belajar peserta didik.
Dalam kelas yang bervariasi, perbedaan peserta didik diharapkan dapat dihargai
dan didokumentasikan sebagai dasar untuk merencanakan pembelajaran. Prinsip ini
mengingatkan kita akan hubungan dekat antara penilaian dan tugas. Kita bisa mengajar
lebih efektif jika kita tahu kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam kelas yang
bervariasi, seorang guru melihat semua hal yang dikatakan peserta didik atau
menciptakan informasi yang berguna untuk dipahami peserta didik.
• Semua peserta didik mempunyai pekerjaan yang sesuai.
Dalam kelas yang bervariasi, tujuan guru adalah agar setiap peserta didik merasa
tertantang terus, sehingga pekerjaannya menarik atau menyenangkan.
• Guru dan peserta didik dapat bekerja sama dalam pembelajaran
Guru mengakses kebutuhan belajar, memfasilitasi pembelajaran dan
merencanakan kurikulum yang efektif. Dalam kelas diferensiasi, guru mempelajari
peserta didiknya dan terus melibatkan mereka untuk membuat keputusan tentang kelas.
Hasilnya peserta didik menjadi pembelajar yang lebih mandiri.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu jika ada kritik atau saran dari pembaca, kami dengan senang hati menerimanya
agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
9
Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/Mhdhamdani5432/makalah-perbedaan-
individu-dalam-belajar-42525228
https://www.academia.edu/26468262/PERBEDAAN_INDIVIDU_DALAM_
BELAJAR_lanjutan
10