Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberi nikmat, rahmat serta
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“perbedaan individual dan faktor yang mempengaruhinya” dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di
progam studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah IAIN pada
semester 5.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.Moh. Dimiyati,M.H.i selaku
dosen pembimbing Mata Kuliah Masa’il Fiqh Al-Hadis dan kepada segenap pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum. Wr.Wb.

Metro, 21 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan Penulis...............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………...
A. Pengertian Individu…………………………………………………………
B. Perbedaan Individu…………………………………………………………
C. Sumber Perbedaan Individu………………………………………………..
D. Bidang-bidang Perbedaan Individu…………………………………………
E. Perbedaan Individu Dalam Pendidikan……………………………………..
BAB III PENUTUP………………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwa setiap individu itu unik yaitu tidak ada dua
individu yang sama Persis baik dari sifat, karakter, maupun lainnya. Tiap masing-
masing individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu halnya
siswa, antara siswa satu dengan yang lain pasti berbeda. Perbedaan itu terdapat
pada karakteristik psikis kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini
terlihat pada cara dan hasil belajar siswa itu sendiri.
Perbedaan individu tersebut perlu adanya penanganan dari guru sebagai
pembimbing dalam rangka upaya pembelajaran. Dlam pendidikan sekarang ini
system pendidikan yang di gunakan sendiri bersifat klasikal yaitu melakukan
pembelajaran di kelas dengan hanya melihat siswanya saja sebagai individu
dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan begitu juga dengan pengetahuannya yang
hamper sama tidak berbeda satu sama lain yang kurang memeperhatikan masalah
perbedaan dari masing-masing individu.
Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan
individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain penggunaan metode
atau straegi belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan perbedaan
kemampuan siswa dapat di atasi. Selain itu penggunaan media akan membantu
mengatasi perbedaan siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki
pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran atau
pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar
bagi anak yang kurang. Disamping in dalam memberikan tugas hendaknya
disesuikan dengan minat dan kemampuan siswa sehingga bagi siswa yang pandai,
sedang, maupun kurang akan merasakan berhasil didalam belajar.
Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami
karakteristik maupun sifat-sifat dari masing-masing individu atau siswanya.
Dengan cara maupun metode yang di sebutkan sebelumnya dan
mengaplikasikannya langsung dalam dunua pendidikan, sehingga mengetahui
perbedaan peserta didiknya dan bagaimana cara untuk mengatasinya dengan cara-
cara yang mudah di tangkap atau di pahami peserta didik. Melalui pembahasan ini
di harapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perbedaan individu dan
aplikasinya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan individu?
2. Apa yang dimaksud dengan perbedaan individu?
3. Apa yang menjadi sumber perbedaan individu?
4. Apa saja bidang-bidang perbedaan individu?
5. Aplikasi apa saja yang dapat diterapkan dari perbedaan individu?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami pengertian dari individu.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perbedaan individu.
3. Mengetahui apa saja yang menjadi sumber perbedaan individu.
4. Mengetahui apa saja bidang-bidang individu.
5. Mengetahui aplikasi perbedaan individu dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu
Manusia atau individu adalah Makhluk yang dapat di pandang dari
berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi
objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun
obyek material yang memepersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia
dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai
makhluk yang berfikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber,
makhluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus Echols dan Shadaly (1975), Individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Bedasarkan pengertian
di atas dapat di bentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat yang dapat
merangsang perkembanganpotensi-potensi yang di milikinya dan akan membawa
perubahan-perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikap-
sikapnya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan pada awal kehidupannya. Bagi seorang bayi mementingkan
kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya
sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam
perkembngan yang selanjutnya ia akan mulai mengenal lingkungannya,
memebutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan
yang lainnya. Semakin besar anak tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan
non fisiknya atau psikologis yang di butuhkan dirinya.
Individu berkebutuhan khusus (person with special needs) merupakan
sebutan bagi seseorang yang mengalami keadaan atau kapasitas diri yang berbeda
dari orang- orang pada umumnya. Berbagai padanan kata dari istilah special needs
(kebutuhan khusus) antara lain adalah exceptional (berbeda dari orang pada
umumnya), impairment (rusak/cacat atau sakit, lebih pada makna medis),
handicap (tidak bisa mengakses lingkungan), dan disability (tidak ada atau
kurangnya fungsi).1 Kategori kebutuhan khusus meliputi disabilitas intelektual
1
Blackhurst, A. E., & Berdine, W. H. Basic Concepts of Special Education. Dalam A. E. Blackhurst,
& W. H. Berdine, An Introduction to Special Education, (Toronto: Litle, Brown, and Company,
1981),hlm.. 7-48.
dan perkembangan, disabilitas fisik, disabilitas sensoris (indera),
hambatan/masalah perilaku, kesulitan belajar, serta cerdas dan bakat istimewa.2
B. Pengertian Perbedaan Individu
Individual diartikan sebagai perseorangan.3 Seperti Lysen, ia
mendefinisikan individu sebagai "individu", sesuatu yang merupakan keseluruhan
yang tidak dapat dibagi (secara terpisah).
Bermacam-macam aspek perkembangan individu, ada dua fakta yang di
kenal dan menonjol, yaitu: dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan
garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang
baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oleh macam-macam faktor
lingkungan di sekitarnya yang merangsangpertumbuhan dan perkembangannya.
1. Semua manusia mempunyai unsur- unsur kesamaan di dalam pola
perkembangannya.
2. Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia
secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Perbedaan – perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat
kuantitatif dan bukan kualitatif. Sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan
kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur
perbedaan tersebut. Setiap orang, apakah ia seorang anak atau sudah dewasa, dan
apakah ia berada di dalam suatu kelompok atau seorang diri, ia di sebut individu.
Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan maupun
perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri serta
sifat atau karakteristik antara orang satu dengan yang lain berbeda-beda tidaklah
sama. Perbedaan tersebut di sebut perbedaan individu da perbedaan individual.
Menurut Lindgren (1980) makna “perbedaan” dan “perbedaan individual”
menyangkut tentang variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik dan
psikilogis. Perbedaan Individual menurut Chaplin (1995:244) adalah “sebarang
sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan satu
individu dengan individu lainnya”. Gerry (1963) dalam buku perkembangan

2
Foreman, P. Setting and Scene: Teacher and Inclusion. dalam P. Foreman, Inclusion in Action 2nd,
(Sydney: Thomson, 2008), hlm. 4-7
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 430
peserta didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan
individual seperti berikut:
1. Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan,
dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat kita peroleh bahwa perbedaan
individual adalah hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang
menjelaskan perbedaan psikologis maupun fisik antara orang-orang serta berbagai
persamaannya.
C. Sumber Perbedaan Individu
Sumber perbedaan individu dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah faktor bawaan dan faktor lingkungan. Untuk lebih jelasnya kami
akan membahas satu per satu.
1. Faktor Bawaan
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui
pewarisan genetic oleh orangtua. Pewarisan genetik ini dimulai saat terjadinya
pembuahan. Menurut Zimbardo dan Gerig (1999) penyatuab antara sebuah
sperma dab sebuah sel telur hanya menghasilkan satu diantara milyaran
kemungkinan kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom sex
merupakan pembawa kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki
atau perempuan. Kkode untuk kita mendapatkan kromosom X dari ibu, dan salah
satu dari kromosom X atau Y dari ayah. Kombinasi XX merupakan kode untuk
perkembangan fisik perempuan, dan kombinasi XY merupakan kode untuk
perkembangan fisik laki-laki.4
Meskipun rata-rata kita memiliki 50 persen gen yanbg sama dengan
saudara kita, kumpulan gen kita tetap khas kecuali kita adalah kembar identik.
Perbedaan gen ini merupakan satu alasab mengapa kita berbeda dengan orang
lain, baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku, bahkan dengan saudara kita
4
F. A.,Al-Lawati, & Hunsaker, S. L., Differentiation for the Gifted in American
Islamic Schools, Journal for the Education of the Gifted, 30 (4), 2007.
sendiri. Selebihnya adalah dipengaruhi oleh lingkungan, karena kita pernah berada
di lingkungan yang sama persis. (Zimbardo & Gerig, 1999).
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang mengakibatkan perbedaan individu
yang berasal dari luar diri individu. Faktor lingkungan berasal dari beberapa
macam yaitu status sosial ekonomi orang tua, pola asuh orang tua, budaya, dan
urutan kelahiran.
3. Status sosial ekonomi orang tua
Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan
penghasilan orang tua. Tingkat orang tua berbeda satu dengan lainnya. Meskipun
tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang tua terhadap
pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. 5 Demikian
juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang berbeda-beda. Perbedaan
ini akan membawa implikasi pada berbedanya aspirasi orang tua terhadap
pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan
pada anak dan mungkin waktu disediakan untuk mendidik anak-anaknya.
Demikian juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya
pada perbedaan pola gizi yang diterapkan dalam keluarga.
4. Pola asuh orangtua
Merupakan pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan
anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga
lainnya.6 Terdapat tiga pola asuh dalam pengasuhan anak yaitu otoriter, permisif,
dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada
pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau keputuhan.
Orangtua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekang anak. Pola
asuh permisif adalah pola asuh dimana orangtua memberi kebebasan sebanyak
mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, dan anak tidak dituntut untuk
bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orangtua. Sedangkan pola
asuh autoritatif adalah pola asuh dimana orangtua memberikan hak dan kewajiban

5
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Bandung, 2000), hlm. 28
6
Frida Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid Kesatu, (Jakarta:
LPSP3 UI, 2009), hlm. 11
yang sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab,
dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin.
5. Budaya
Merupakan pikiran, akal budi, hasil karya manusia, atau dapat juga
didefinisikan sebagai adat istiadat. Adanya nilai-nilai dalam masyarkat
memberitahu pada anggotanya tentang apa yang baik dan atau penting dalam
masyarakatnya. Nilai-nilai tersebut terjabarkan dalam suatu norma-norma. Norma
masing-masing masyarakat berbeda, maka perilaku yang muncul dari anggota
masing-masing masyarakat berbeda satu dengan lainnya.
6. Urutan kelahiran
Walaupun masih menjadi kontroversi akan tetapi karakteristik kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Anak yang lahir sulung atau anak
pertama cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan agresif dibandingkan
dengan adik-adiknya. Anak tengah sering menjadi mediator dan pecinta damai.
Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Anak tunggal atau si
anak semata wayang biasanya sering merasa terbebani dengan harapan yang
tinggi dari orangtua mereka terhadap diri mereka sendiri. Mereka lebih percaya
diri, supel, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Karakteristik yang berbeda-beda
pada individu dipengaruhi oleh perilaku orangtuanya berdasarkan urutan
kelahiran.
D. Bidang-bidang perbedaan
Telah kita ketahui bahwa perbedaan–perbedaan antara satu dengan yang
lainnya dan juga kesamaan-kesamaan diantara mereka merupakan cirri-ciri dari
semua pelajaran pada suatu tingkatan belajar. Sebab-sebab dan pengaruh
perbedaan individu ini dan sejauh mana tingkat tujuan pendidikan, isi dan
tekhnik-tekhnik pendidikan di tetapkan, hendaknya di sesuaikan dengan
perbedaan-perbedaan tersebut. Antara lain perbedaan tersebut seperti:
1. Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi
tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek 7. Yang berarti ia

7
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), cet. ke-1, h. 99.
menguasai segala segala sesuatu yang di ketahui, dalam arti dirinya terbentuk
suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk
menjadi miliknya.
2. Perbedaan Kecakapan Berbahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangatpenting
dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda.
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan
pemikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis,
dan sistematik. Kemampuan berbahasa sangat di pengaruhi oleh faktor kecerdasan
dan faktor lingkungan serta faktor fisik( organ bicara).
3. Perbedaan Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan
oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
4. Perbedaan Latar Belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat
memperlancar atau memperhambat prestasinya, terlepas dari potensi untuk
menguasai bahan.
5. Perbedaan Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan tersebut akan berkebang dengan baik apabila mendapatkan
rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama,
maka lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang., dalam arti
ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
6. Perbedaan Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang, yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi, sosio-
cultural, amat penting artinyabagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada
umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat persiapan yang sama dalam
menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.
7. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Istilah jenis kelamin dan gender sering dipertukarkan dan dianggap sama.
Jenis kelamin merujuk kepada perbedaan biologis dari laki-laki dan perempuan,
sementara gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan
berupa perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dibangun secara sosial
budaya. Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku,
kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-
laki atau perempuan dalam kebudayaan yang ada. 8
8. Perbedaan Kepribadian
Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas yang
menetukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan (Atkinson, dkk,
1996). Kepribadian sesesorang dapat kita tinjau melalui dua model yaitu model
big five dan model brigg-myers.
a. Model Big Five
Merupakan model yang diajukan oleh Lewis Goldberg (1993). Yang
terdiri dari model kepribadian lima dimensi.
1. Extroversion
Orang tipe ini menikmati keberadaannya bersama orang lain, penuh
energi, serta mengalami emosi positiv.
2. Agreeableness
Merupakan individu yang penuh perhatian, bersahabat, dermawan, suka
menolong, dan mau menyesuaikan keinginannya dengan orang lain.
3. Conscientiousness
Individu ini selalu menghindari kesalahan dan mencapai kesuksesan
tingkat tinggi melalui perencanaan yang penuh tujuan dan gigih. Mereka terlihat
cerdas dan dapat dipercaya. Akan tetapi individu ini juga terlihat kaku dan
membosankan.
4. Neoriticism atau sebaliknya stabilitas emosional
Orang yang neoriticsm-nya tinggi memiliki reaksi emosi negativ.
Sedangkan orang yang memiliki neoriticsm rendah cenderung tidak mudah
terganggu, kurang reaktif secara emosi, tenang, serta bebas dari emosi negative
yang menetap.
5. Opennes to experience

8
Hallahan, D. P., Kauffman, J. M., & Pulen, P. C, Exceptional Learners an Introduction to Special
Educational 11th, (Boston: Allyn & Bacon, 2009), hlm. 8
Individu ini cenderung terbuka secara intelektual selalu ingin tau, memiliki
apresiasi terhadap seni, serta sensitive terhadap kecantikan.
b. Model Brigg-Myers
Dikemukakan oleh Isabel Brigg Myers dan Katharine C. Model ini
meliputi empat dimensi yaitu:

1. Extraversion (E) versus Introversion (I)


Orang yang introvert menemukan tenaga didalam ide, konsep, dan
abstraksi. Mereka selalu ingin memahami dunia dan merupakan pemikir reflektif
serta konsentrator. Sementara orang yang extrovert, menemukan energy pada
orang dan benda benda. Mereka memilih berinteraksi dengan orang lain dan
berorientasi pada tindakan.
2. Sensing (S) versus Intuition (N)
Orang sensing berorientasi pada detail, menginginkan fakta, dan
mempercayainya. Orang-orang yang intuitif mencari pola dan hubungan diantara
fakta fakta yang diperoleh.
3. Thingking (T) versus Feeling (F)
Individu yang thingking menghargai kebebasan, mereka membuat
keputusan dengan mempertimbangkan kriteria objektiv dan logika dari situasi.
Individu yang feeling menghargai harmoni, mereka memusatkan pada nilai-nilai
dan kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan pada saat membuat keputusan atau
penilaian.
4. Judging (J) dan Perceptive (P)
Orang orang judging cenderung tegas, penuh rencana, dan mengatur diri.
Mereka fokus untuk menyelesaikan tugas hanya ingin mengetahui esensi, dan
bertindak cepat. Orang orang perceptive selalu ingin tahu, dapat menyesuaikan
diri, dan spontan.
9. Perbedaan Gaya Belajar
Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru
dan mengembangkan ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau
ketrampilan baru (Sarasin, 1999). Menurut Horne (2005) terdapat beberapa model
atau pendektan gaya belajar:
a. Modalitas belajar
b. Belajar dengan otak kiri otak kanan
c. Belajar sosial
d. Lingkungan belajar
e. Emosi belajar
f. Belajar kongkrit dan abstrak
g. Belajar global dan analitik
h. Multiple intelligence
E. APLIKASI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PENDIDIKAN
1. Menggunakan pendekatan pembelajaran fleksibel disertai penggunaan multimedia
dan multimetode
2. Memahami pilihan gaya belajar siswa kemudian menyediakan lingkungan belajar
yang mendukung gaya belajar mereka9.
3. Memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang menggabungkan pilihan cara
belajar siswa, menggunakan metode mangajar, insentif, alat, dan situasi yang
direncanakan sesuai dengan pilihan siswa
4. Gunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran individual, dan
pembelajaran kelompok, atau antara aktifitas-aktifitas belajar yang berpusat pada
guru dengan pembelajaran yang berpusat pada sisw10a.
5. Berikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami informasi.
6. Gunakan alat-alat multi sensory untuk memproses, mempraktekkan dan
memperoleh informasi.

9
Frida Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid Kesatu, (Jakarta:
LPSP3 UI, 2009), hlm. 35
10
Istilah pendidikan khusus (special education) dalam tulisan ini tidak menujukkan pada pengertian
sekolah khusus (special school) atau sekolah luar biasa, melainkan bermakna pada keseluruhan
prinsip dan praktik pendidikan bagi individu dengan kebutuhan khusus.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Manusia atau individu adalah makhluk yang dapat dipandang dari
berbagai sudut pandang. Individu adalah kata benda dari individual yang
berarti orang, perseorangan, dan oknum. Perbedaan individual secara umum
adalah hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang menjelaskan
perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaannya. Sumber
perbedaan individu disebabkan faktor bawaan dan faktor lingkungan. Terdapat
beberapa macam bidang perbedaan individu yaitu perbedaan kognitif,
perbedaan kecakapan berbahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan
latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan jenis
kelamin dan gender, perbedaan kepribadian, dan perbedaan gaya belajar.
Perbedaan individu dapat diaplikasikan dalam beberapa cara yaitu
menggunakan pendekatan pembelajaran fleksibel, memahami pilihan gaya
belajar siswa, memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang
menggabungkan pilihan cara belajar siswa, gunakan kombinasi cooperative
learning, berikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami
informasi, dan gunakan alat-alat multi sensory untuk memproses,
mempraktekkan dan memperoleh informasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kholidah, Nur Enik. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPY.


Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/01/karakteristik-dan-perbedaan-individu/
Prof. DR. HJ. Samsunumiyati, “Psikologi Perkembangan”, PT Remaja Rosda
Karya ,Bandung

Anda mungkin juga menyukai