Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERBEDAAN INDIVIDU
PESERTA DIDIK

GROUP 3:
RIZKY ADITYA (210101510003)
RAHMATULLAH AL SAHID (210101512003)
ATHIRA DWI RAHAENI PUTRI (210101511007)
ASMAUL HUSNA (210101510007)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
BAB 1. .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang. ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. .2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
D. Manfaat...................................................................................................................2
BAB II ..................................................................................................................................3
ISI PEMBAHASAN. ................................................................................................ ..........3
A. Pengertian Individu ..............................................................................................3
B. Pengertian Perbedaan Individu Peserta didik ............................... ........................3
C. Sumber Perbedaan Individu Peserta didik..............................................................4
D. Bidang-bidang Perbedaan Individu Peserta didik..................................................6
BAB III .............................................................................................................................. 15
PENUTUP .......................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
B. Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERBEDAAN INDIVIDU PESERTA
DIDIK”. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 12 September 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Telah kita ketahui bahwa setiap individu itu unik yaitu tidak ada dua individu
yang sama Persis baik dari sifat, karakter, maupun lainnya. Tiap masing- masing
individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu halnya siswa, antara
siswa satu dengan yang lain pasti berbeda. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik
psikis kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini terlihat pada cara dan
hasil belajar siswa itu sendiri.
Perbedaan individu tersebut perlu adanya penanganan dari guru sebagai
pembimbing dalam rangka upaya pembelajaran. Dlam pendidikan sekarang ini
system pendidikan yang di gunakan sendiri bersifat klasikal yaitu melakukan
pembelajaran di kelas dengan hanya melihat siswanya saja sebagai individu dengan
kemampuan rata-rata, kebiasaan begitu juga dengan pengetahuannya yang hamper
sama tidak berbeda satu sama lain yang kurang memeperhatikan masalah perbedaan
dari masing-masing individu.
Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual
dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain penggunaan metode atau straegi
belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan perbedaan kemampuan siswa
dapat di atasi. Selain itu penggunaan media akan membantu mengatasi perbedaan
siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal
adalah dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa
yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar bagi anak yang kurang. Disamping
in dalam memberikan tugas hendaknya disesuikan dengan minat dan kemampuan
siswa sehingga bagi siswa yang pandai, sedang, maupun kurang akan merasakan
berhasil didalam belajar.
Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami
karakteristik maupun sifat-sifat dari masing-masing individu atau siswanya. Dengan
cara maupun metode yang di sebutkan sebelumnya dan mengaplikasikannya
langsung dalam dunua pendidikan, sehingga mengetahui perbedaan peserta didiknya
dan bagaimana cara untuk mengatasinya dengan cara-cara yang mudah di tangkap
atau di pahami peserta didik. Melalui pembahasan ini di harapkan dapat memberikan
pengetahuan tentang perbedaan individu dan aplikasinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
 Apa yang dimaksud dengan Individu?
 Apa yang dimaksud dengan perbedaan Individu Peserta Didik?
 Apa yang menjadi sumber perbedaan individu?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
 Untuk lebih memahami pengertian dari Individu.
 Mengetahui apa yang dimaksud dengan perbedaan individu pada Peserta
Didik.

 Mengetahui apa saja yang menjadi sumber perbedaan individu Peserta Didik.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
 Menambah pengetahuan dan wawasan tentang perbedaan individu Peserta
Didik.

 Menambah pengetahuan tentang apa saja yang menjadi perbedaan Individu


pada Peserta Didik.

 Dapat mengetahui apa saja hal yang dilakukan sebagai seorang Pendidik.
BAB II
ISI PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu
Manusia atau individu adalah Makhluk yang dapat di pandang dari berbagai
sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi objek
filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek
material yang memepersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan
berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang
berfikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang
dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus Echols dan Shadaly (1975), Individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Bedasarkan pengertian di
atas dapat di bentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat yang dapat merangsang
perkembanganpotensi-potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Dalam
pertumbuhan dan perkembangan manusia, manusia mempunyai kebutuhan-
kebutuhan pada awal kehidupannya. Bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan
jasmaninya, ia belum peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah
senang jika kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembngan yang
selanjutnya ia akan mulai mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi
(bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis yang di
butuhkan dirinya.

B. Pengertian Perbedaan Individu


Bermacam-macam aspek perkembangan individu, ada dua fakta yang di
kenal dan menonjol, yaitu: dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan
garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru,
maka secara berkesinambungan dipengaruhi oleh macam-macam faktor lingkungan
di sekitarnya yang merangsangpertumbuhan dan perkembangannya.
1. Semua manusia mempunyai unsur- unsur kesamaan di dalam pola
perkembangannya.
2. Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan
manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai
kecenderungan berbeda.
secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan
berbeda.
Perbedaan – perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat
kuantitatif dan bukan kualitatif. Sejauh mana individu berbeda akan
mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari
berbagai unsur perbedaan tersebut. Setiap orang, apakah ia seorang anak atau
sudah dewasa, dan apakah ia berada di dalam suatu kelompok atau seorang
diri, ia di sebut individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai
orang perorangan maupun perseorangan, berkaitan dengan perbedaan
individual perseorangan. Ciri serta sifat atau karakteristik antara orang satu
dengan yang lain berbeda-beda tidaklah sama. Perbedaan tersebut di sebut
perbedaan individu da perbedaan individual.

Menurut Lindgren (1980) makna “perbedaan” dan “perbedaan individual”


menyangkut tentang variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik dan psikilogis.
Perbedaan Individual menurut Chaplin (1995:244) adalah “sebarang sifat atau
perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan satu individu dengan
individu lainnya”.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat kita peroleh bahwa perbedaan
individual adalah hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang
menjelaskan perbedaan psikologis maupun fisik antara orang-orang serta berbagai
persamaannya.

C. Sumber Perbedaan Individu Peserta Didik


Sumber perbedaan individu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah faktor bawaan dan faktor lingkungan. Untuk lebih jelasnya kami
akan membahas satu per satu.
1. Faktor Bawaan
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui
pewarisan genetic oleh orangtua. Pewarisan genetik ini dimulai saat terjadinya
pembuahan. Menurut Zimbardo dan Gerig (1999) penyatuab antara sebuah
sperma dab sebuah sel telur hanya menghasilkan satu diantara milyaran
kemungkinan kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom sex
merupakan pembawa kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki
atau perempuan.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang mengakibatkan perbedaan individu
yang berasal dari luar diri individu. Faktor lingkungan berasal dari beberapa
macam yaitu status sosial ekonomi orang tua, pola asuh orang tua, budaya, dan
urutan kelahiran.
3. Status sosial ekonomi orang tua
Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan
penghasilan orang tua. Tingkat orang tua berbeda satu dengan lainnya. Meskipun
tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang tua
terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak.
Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang berbeda-beda.
4. Pola asuh orangtua
Merupakan pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan
anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga
lainnya. Terdapat tiga pola asuh dalam pengasuhan anak yaitu otoriter, permisif,
dan autoritatif.
5. Budaya
Merupakan pikiran, akal budi, hasil karya manusia, atau dapat juga
didefinisikan sebagai adat istiadat. Adanya nilai-nilai dalam masyarkat
memberitahu pada anggotanya tentang apa yang baik dan atau penting dalam
masyarakatnya. Nilai-nilai tersebut terjabarkan dalam suatu norma-norma.
6. Urutan kelahiran
Walaupun masih menjadi kontroversi akan tetapi karakteristik
kepribadian seseorang dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Anak yang lahir sulung
atau anak pertama cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan agresif
dibandingkan dengan adiknya. Anak tengah sering menjadi mediator dan pecinta
damai. Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Anak
tunggal biasanya sering merasa terbebani dengan harapan yang tinggi dari
orangtua mereka terhadap diri mereka sendiri. Mereka lebih percaya diri, supel,
dan memiliki imajinasi yang tinggi. Karakteristik yang berbeda-beda pada
individu dipengaruhi oleh perilaku orangtuanya berdasarkan urutan kelahiran.
D. Bidang-Bidang Perbedaan Individu Peserta Didik
1. Perbedaan Fisik
Tidak ada manusia yang sama bentuk fisiknya secara keseluruhan. Mereka
berbeda-beda dalam tinggi badan, berat badan, bentuk muka, warna kuli, dan lain
sebagainya.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan manusia. Pertumbuhan fisik terjadi
sejak masa anak-anak sampai usia lanjut. Pertumbuhan fisik meliputi: perubahan
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama
(primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder), sampai penurunan kondisi fisik.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang penting pada masa anak-anak awal ialah:
 Perubahan tinggi badan. Tinggi badan anak rata-rata bertambah 3 (tiga) inci
tiap tahun. Pada usia enam tahun tinggi badan anakanak rata-rata 46,6 inci.
Kondisi memungkinkan anak untuk dapat berjalan dan berlari lebih cepat,
memanjat, melompat, meloncat, dan berjalan di atas papan titian.
 Perubahan berat badan. Berat badan anak rata-rata bertambah tiga sampai
lima pon. Pada usia enam tahun berat badan laki-laki 49 pon dan berat badan
anak perempuan 48,5 pon. Kondisi ini memungkinkan anak dapat
mengangkat, melempar, dan menangkap benda
 Perbandingan tubuh. Anak usia dua sampai enam tahun cenderung berbentuk
kerucut, dengan perut rata (tidak buncit), dada yang lebih bidang dan rata,
bahu lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus,
tangan dan kaki tumbuh lebih besar.
 Postur tubuh. Perbedaan postur anak terlihat sejak masa anak-anak, ada yang
yang gemuk (endomorfik), kuat berotot (mesomorfik), dan ada yang kurus
(ektomorfik)
 Tulang dan otot. Otot anak berusia enam tahun menjadi lebih besar, lebih
berat, dan lebih kuat, sehingga anak tampak lebih kurus meskpun berat
badannya bertambah. Pertambahan berat tulang dan otot ini memungkinkan
untuk dapat belajar menarik garis, menulis, menggambar, dan melukis
dengan jari.
 Lemak. Anak yang gemuk (endomorfik) memiliki jaringan lemak yang lebih
banyak, anak kuat berotot (mesomorfik) memiliki jaringan otot yang lebih
banyak, dan anak kurus (ektomorfik) memiliki jaringan otot yang lebih kecil
dan jaringan lemak yang lebih sedikit.
 Pertumbuhan gigi. Anak-anak usia enam tahun mulai mengalami pergantian
gigi susu.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang penting pada masa remaja ialah:
 Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu: Percepatan
pertumbuhan yang terdiri dari pertumbuhan ukuran tubuh dan perubahan
proporsi tubuh. Pada masa remaja anak telah mendekati postur orang dewasa,
di mana ukuran pinggang berkurang panjangnya. Pinggul menjadi lebih lebar,
tungkai kaki lebih panjang dari badan, dan lengan menjadi lebih panjang.
Kondisi ini mendukung pertumbuhan fungsi-fungsi seks sekunder pada
remaja.
 Proses kematangan seksual yang terdiri dari ciri kelamin yang utama dan ciri
kelamin kedua.
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Laki-Laki dan Perempuan
Anak Laki-Laki Anak Perempuan
Membutuhkan perhatian lebih banyak Lebih mandiri
Perkembangan fisik lebih lambat Secara fisik telah lebih matang
Syaraf belahan otak kiri anak laki-laki Syaraf antara belahan otak kanan dan kiri
lebih cepat berkembang karena anak laki- dari anak perempuan terhubung lebih
laki hanya menggunakan belahan otak awal dan berkembang lebih kuat
kanannya
Perkembangan otak anak laki-laki juga Perkembangan otak anak perempuan juga
lebih lambat di daerah yang bernama lebih cepat di daerah yang bernama
frontal lobes (otak depan) sehingga anak frontal lobes (otak depan) sehingga anak
laki-laki lebih “liar” dari anak perempuan perempuan lebih cepat menerima aturan
dibandingkan anak laki-laki
Lebih menyukai permaina dinamis Lebih menyukai permainan tenang
Lebih agresif Lebih tenang
Kurang peka terhadap rasa sakit Lebih peka terhadap rasa sakit
Perkembangan fisik pada anak dan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain adalah: keluarga, gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh.

2. Perbedaan Intelegensi
Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang berbeda.
Perbedaan kecerdasan dalam diketahui para psikolog dengan menguji perbendaharaan
kata, ketelitian, ketahanan kerja, dan kekuatan persepsi. Tes-tes kecerdasan
dikembangkan untuk mengetahui perbedaan kecerdasan pada tiap-tiap individu.
Inteligensi atau kecerdasan sering diasosiasikan dengan kecerdikan, kemengertian,
kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk menguasai sesuatu, kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan situasi atau lingkungan tertentu, dan sebagainya.
Howard Gardner lahir tanggal 11 Juli 1943 di Amerika. Lulus doktor dalam
bidang psikologi dari Universitas Harvard pada tahun 1971. Dia mulai menggagas
teori multiple intelligences (kecerdasan jamak) dengan menulis buku yang berjudul
Frames of Mind pada tahun 1983. Gardner menyatakan ada delapan kecerdasan
manusia yaitu:

1) Kecerdasan verbal (linguistic)


2) Kecerdasan matematika (logical mathematical)
3) Kecerdasan spasial (visual)
4) Kecerdasan tubuh-kinestetik (bodily and kinesthetic)
5) Kecerdasan music (musical)
6) Kecerdasan sosial (intrapersonal)
7) Kecerdasan diri (interpersonal)
8) Kecerdasan alam (naturalistic) (Campbell, 1999)
Kedelapan kecerdasan ini akan membedakan kemampuan anak dalam belajar.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan verbal akan sangat pandai belajar menulis dan
berbicara. Anak-anak yang memiliki kecer- dasan matematika akan sangat pandai
berhitung. Anak yang memiliki kecerdasan spasial akan sangat pandai berpikir tiga
dimensi. Anak yang memiliki kecerdasan tubuh-kinestetik akan mampu memanipulasi
objek dan cerdas dalam latihan-latihan fisik. Anak yang memiliki kecerdasan musik
memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap irama, melodi, dan suara. Anak yang
memiliki kecerdasan intrapersonal akan memiliki kemampuan memahami diri sendiri
dan menata kehidupannya. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal akan
mampu berinteraksi efektif dengan orang lain. Anak yang memiliki kecerdasan
natural akan memiliki kemampuan yang baik dalam mengamati pola-pola alam dan
memahami sistem alam serta sistem buatan manusia.
Perbedaan kecerdasan membutuhkan perbedaan stimulasi yang tepat dalam
pembelajaran. Misalnya guru dapat melakukan pembelajaran matematika dengan
menggunakan soal cerita, menghitung luas, menyanyikan lagu, memahami makna
angka, menghitung jumlah teman, dan menghitung jumlah benda di sekitarnya. Para
ahli di atas berpendapat bahwa kecerdasan tidak dapat dilihat sebagai perilaku
tunggal, tetapi merupakan kombinasi dari berbagai perilaku dan kemampuan. Di
samping itu kecerdasan merupakan kemampuan yang dipengaruhi berbagai faktor
yang bersifat internal maupun eksternal.
Faktor internal antara lain keturunan, kesehatan, minat, dan bakat. Anak-anak
yang dilahirkan dari ayah-ibu yang cerdas memiliki kemungkinan besar untuk
menjadi cerdas seperti orang tuanya. Anak-anak yang memiliki bakat dan minat
dalam hal tertentu akan berperilaku lebih cerdas dalam hal tersebut dibandingkan anak
lain. Faktor eskternal yang mempengaruhi kecerdasan antara lain urutan kelahiran
anak. Pengaruh urutan kelahiran pada anak dan jarak waktu kelahiran merupakan
kondisi yang berperan penting pada inteligensi setiap anak, dimana hal itu akan
berpengaruh pada skor IQ. Skor IQ akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam
pendidikannya, pekerjaan serta pendapatannya.
3. Perbedaan Gaya Belajar dan Gaya Berpikir
a. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk
menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut atau
cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari
lingkungan dan memproses informasi tersebut Gaya belajar setiap orang
dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan.

Mengenali gaya belajar sendiri, tidak menjamin seseorang menjadi


lebih pandai, tetapi pengenalan terhadap gaya belajar dapat membantu
seseorang menemukan cara belajar yang lebih efektif. Bagi seorang guru
pemahaman terhadap gaya belajar murid, dapat dimanfaatkan guru untuk
memaksimalkan kemampuan belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat
optimal. Setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
Menurut DePorter dan Hernacki (2002) ada 3 (tiga) modalitas belajar
pada peserta didik yaitu, modalitas visual, modalitas auditori, dan modalitas
kinestetik .
1. Visual (Belajar dengan cara melihat)
Mereka berpikir dengan menggunakan gambar-gambar dan belajar lebih
cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku
pelajaran bergambar, dan video.
Ciri-ciri: Bicara agak cepat, mementingkan penampilan dalam berpakaian,
Mengingat yang dilihat dari pada yang didengar, Lebih suka membaca dari
pada dibacakan, Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak
pandai memilih kata-kata, Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan
lisan, dan masih banyak lainnya.
2. Auditori (Belajar dengan cara mendengar)
Anak yang mempunyai gaya belajar ini belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan guru. Ia
dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, kecepatan
berbicara dan hal-hal auditori lainnya.
Ciri-ciri: Belajar dengan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang
dilihat, Berbicara dalam irama yang terpola, suka bicara kepada diri sendiri,
dan sebagainya.
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan
mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya
belajar kinestetik lebih cocok belajar melalui gerak atau sentuhan.
Ciri-ciri: Banyak melakukan gerakan fisik selama belajar, Banyak
menggunakan bahasa tubuh (non verbal), Belajar melalui memanipulasi dan
praktik, Menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung,
Sulit untuk berdiam diri dalam waktu lama, dll.

b. Perbedaan Gaya Berpikir


Pembagian yang selalu dikenal oleh para guru adalah gaya berpikir
adalah gaya berpikir konvergen dan gaya berpikir divergen. Berpikir konvergen
adalah cara berpikir ke arah yang sempit atau ke arah mengecil, dari global ke
arah detail. Berpikir divergen adalah berpikir dari yang kecil ke arah yang luas
atau dari yang detail ke arah yang global. Gaya berpikir konvergen selalu
didapati pada peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori (auditory
learner) dan gaya berpikir divergen selalu didapati pada peserta didik yang
memiliki gaya belajar visual.
Gregorc sebagaimana dikutip Conner (2007) menyatakan bahwa ada 4
(empat) gaya berpikir manusia. Empat gaya berpikir tersebut adalah:
AbstractSquential (AS), Concrete Squential (CS), Abstract Random (AR), dan
Concrete Random (CR).
1. Abstract Squential (Sekuensial Abstrak)
Dapat bekerja dengan baik ketika mereka mempunyai referensi yang dapat
dibaca dan berbagai pendapat ahli. Mereka selalu ingin memeriksa segala
sesuatu dengan detail. Mereka yakin dapat bekerja sendiri dengan mengikuti
prosedur tradisional. Mereka tidak merasa perlu menemukan cara baru untuk
menampilkan dirinya. Mereka menghabiskan waktu untuk mempelajari
materi secara menyeluruh, dapat bekerja sendiri, melakukan pekerjaan secara
sistematis, memiliki kemampuan intelektual, selalu menanyakan penyebab
sesuatu, menulis esai analitis, mengandalkan catatan kuliah dan bahan-bahan
tertulis, dan suka melakukan penelitian perpustakaan.
2. Concrete Squential (Sekuensial Kongkrit)
Pemikir sekuensial kongkrit berpegang pada kenyataan. Mereka tidak mau
berpikir yang tidak jelas arahnya dan berpikir dengan teratur. Mereka
biasanya sangat teliti, detail, memperhatikan, dan mengingat realitas dengan
mudah. Mereka sangat menyukai pengarahan dan prosedur khusus. Mereka
cocok menjadi pebisnis yang sangat terampil, sebab mayoritas dunia bisnis
diatur dengan keteraturan. Hidup mereka serba terjadwal, waktu dan tempat
yang dituju, lama perjalanan, jumlah uang yang akan dihabiskan, semuanya
terencana dengan rapi, bahkan mungkin mereka sudah memisahkan uang ke
dalam amplop yang berbeda untuk setiap keperluan
3. Abstract Random (Acak Abstrak)
Tipe orang yang berpikir acak abstrak cenderung diselubungi oleh perasaan
dan emosi. . Kebalikan dengan pemikitan sekuensial konkret, mereka yang
berpikir acak abstrak merasa terkekang jika berada di lingkungan yang
sangat teratur, . Mereka menyenangi ketidakteraturan dan berhubungan
dengan orang-orang. Jika berlibur, mereka akan cenderung pergi ke suatu
tempat yang belum pernah mereka kunjungi, ke tempat-tempat yang
menarik dan mengagumkan, yang mereka dengar dari cerita orang lain.
Mereka tidak akan pergi dengan biro perjalanan.
4. Concrete Random (Acak Kongkrit)
Pemikir tipe acak kongkrit mempunyai sikap eksperimental atau suka coba-
coba yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Mereka lebih
berorientasi pada proses dari pada hasil. Proyek-proyek yang mereka
kerjakan sering kali tidak berjalan sesuai dengan rencana. Pemikir tipe ini,
tidak suka diatur dan cenderung tidak mau berpikir yang rumit-rumit.
4. Perbedaan Kepribadian
Kepribadian adalah cara seseorang yang bersifat khas dalam beradaptasi
dengan lingkungannya. Gordon Allport (1937) dalam bukunya yang berjudul
Personality: A Psychological Interpretation menyatakan ada dua cara mempelajari
kepribadian manusia cara yang nomotetis dan idiografis. Psikologi nomotetis
mencari hukum-hukum umum yang dapat diterapkan untuk orang yang berbeda,
seperti prinsip aktualisasi diri, atau sifat dari extraversion. Psikologi idiografis
merupakan upaya untuk memahami aspek unik dari individu tertentu. Peserta didik
memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda. Eysenk (1916- 1997) mendefinisikan
kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari
organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola
tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari empat
sektor utama yang mengorganisir tingkah laku: sektor kognitif (intelligence), sektor
konatif (character), sektor afektif (temperament), sektor somatik (fisiologis dan
fungsi otak)
Eysenk (1916-1997) menyatakan ada 3 (tiga) dimensi kepribadian manusia
yaitu: introversi-ekstraversi, neurotis kedua dimensi yang dikenal dengan istilah
kestabilan emosi (emotional stability) dan ketidakstabilan emosi (emotional
instability), sedangkan dimensi ketiga adalah psikotisme.
a. Ekstraversi-introversi
Sifat-sifat utama ekstraversi antara lain: ramah, lincah, aktif, asertif, suka
mencari sensasi, periang, dominan, dan suka berspekulasi. Sifat utama
intraversi antara lain tidak sosial, pendiam, pasif, ragu, banyak pikiran, sedih,
penurut, pesimis, penakut, tertutup, damai, tenang, dan terkontrol.
b. Neurotis Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: penuh kecemasan,
depresi, merasa bersalah, percaya diri rendah, tegang, irasional, malu-malu,
larut dalam suasana hati, dan emosional.
c. Psikotisme Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: dingin, agresif,
egosentris, impersonal, implusif, anti sosial, tidak berempati, kreatif, dan
bebal.
5. Perbedaan Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas dalam
menanggapi atau merespon sesuatu. Temperamen adalah gabungan dari
sifat/karakteristik dalam diri seseorang yang cenderung menentukan cara ia berpikir,
bertindak, dan merasa.
Santrock (2008:160) dengan mengutip Alexander Chess dan Stella Thomas
menyatakan ada tiga jenis tempramen pada peserta didik, yaitu:
1. Easy child (anak mudah). Anak tipe ini biasa memiliki perasaan (mood) positif,
cepat membangun rutinitas, dan mudah beradaptasi dengan pengalaman atau hal-
hal yang baru.
2. Difficult child (anak sulit). Anak tipe ini cenderung bereaksi negatif, cenderung
agresif, kurang kontrol diri, dan lamban menyesuaikan dengan pengalaman atau
hal-hal yang baru.
3. Slow-to-warm child (anak lambat bersikap hangat). Anak tipe ini selalu
beraktivitas lamban, cenderung bersikap negatif, lambat dalam beradaptasi, dan
intentisitas mood (perasaan yang dominan) yang rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia atau individu adalah Makhluk yang dapat di pandang dari berbagai
sudut pandang. Individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang,
perseorangan, dan oknum. Perbedaan Individual menurut Chaplin (1995:244) adalah
“sebarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan
satu individu dengan individu lainnya”. Sumber perbedaan individu dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor bawaan dan faktor
lingkungan.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan manusia. Pertumbuhan fisik terjadi
sejak masa anak-anak sampai usia lanjut. Pertumbuhan fisik meliputi: perubahan
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama
(primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder), sampai penurunan kondisi fisik.
Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang berbeda.
Perbedaan kecerdasan dalam diketahui para psikolog dengan menguji
perbendaharaan kata, ketelitian, ketahanan kerja, dan kekuatan persepsi. Kepribadian
adalah cara seseorang yang bersifat khas dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas dalam
menanggapi atau merespon sesuatu. Temperamen adalah gabungan dari
sifat/karakteristik dalam diri seseorang yang cenderung menentukan cara ia berpikir,
bertindak, dan merasa.

B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang penulis miliki, baik dari
tulisan maupun bahasa yang kami lampirkan pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mohon kepada pembaca agar memberikan saran dan kritiknya agar kedepannya
dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan lebih
menambah wawasan kita tentangPerbedaan Individu Peserta Didik.
DAFTAR PUSTAKA

Sit, Masganti. 2012, Perkembangan Peserta Didik, Perdana Publishing,


Jl. Sosro, Medan.

Lestari, Yesi Putri. 2016, Perbedaan Individual,


http://starholisme.blogspot.com/2016/12/makalah-perbedaan-individual.html ,
di akses pada 13 September 2022 pukul. 20.39.

Achzab, Azinuddin. 2018, Perbedaan Individual Peserta Didik,


https://medium.com/@eskadia/perbedaan-individual-peserta-didik-
e859bd6baa4d , di akses pada 13 September 2022 pukul 20.45.

Makaruku, E. 2015, Buku Ajar Perkembangan Peserta Didik,


https://www.academia.edu/28060298/BUKU_AJAR_PERKEMBANGAN_PESE
RTA_DIDIK di akses pada 13 September 2022 pukul 21.16.

Achzab, Azinudin. 2018, Perbedaan Individual Peserta Didik,


https://medium.com/@eskadia/perbedaan-individual-peserta-didik-
e859bd6baa4d di akses pada 13 September 2022 pukul 21.33.

Anda mungkin juga menyukai