Anda di halaman 1dari 22

I

POTENSI DAN KARAKTERISTIK


PESERTA DIDIK

MAKALAH
KELOMPOK 1 :
AGASTA VEDA BHAYANGKARA (K7622002)
AISYAH ALIYA NAZARANI (K7622006)
AISYAH NURRUSYIFA (K7622007)
ANGGY NIGGAR CAHYA WARDANI (K7622017)
ANYA MAYA YUKANA DEWI (K7622021)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Februari 2023
II

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “POTENSI DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK’’ ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang dasar dan tujuan pendidikan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.Walaupun demikian, kami menyadari dalam
menyusun makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kata,
kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 23 Februari 2023

Penyusun
III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... II

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ III

BAB I ....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ...................................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................................... 2

BAB II ......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN ......................................................................................................................3

A. Individu Dan Karakteristiknya .........................................................................................3

B. Perbedaan Individu .......................................................................................................... 7

C. Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Individu ........................................................ 13

BAB III .................................................................................................................................. 16

PENUTUP ............................................................................................................................. 16

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 16

B. Saran ...............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 18


1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
“pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini
tidak bias dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri,
akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.

Dalam hal ini, kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan, diantaranya


tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan
penting untuk dibahas, maka kita menguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas
baik dari segi teori sampai kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.

Tugas utama guru adalah mengajar dan dalam proses pembelajaran yang
dihadapi adalah anak manusia yang bersifat “unik”. Kata unik mengandung berbagai
pengertian. Pengertian pertama adalah unik dapat dimaknai bahwa tidak ada manusia
yang sama, dalam pengertian bahwa manusia yang satu pasti berbeda dengan yang
lain. Pengertian unik yang kedua adalah bahwa kondisi manusia itu sendiri bersifat
tidak menetap. Pengertian yang ketiga bahwa setiap tahapan perkembangan menusia
mempunyai ciri khusus yang bereda dengan perkembangan yang lain sehingga untuk
dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan pembentukan perilaku anak perlu pula
diketahui ciri khusus dari setiap tahapan perkembangan tersebut, agar dapat
menghadapi dan melayani anak secara tepat.
2

Secara umum, perbedaan individual yang perlu dipertimbangkan dalam


pelaksanaan pengajaran dikelas adalah faktorfaktor yang menyangkut kesiapan anak
untuk menerima pengajaran karena perbedaan tersebut akan menentukan sistem
pendidikan secara keseluruhan. Perbedaan-perbedaan tersebut harus diselesaikan
dengan pendekatan individualnya juga, tetapi tetap disadari bahwa pendidikan tidak
semata-mata bertujuan untuk mengembangkan individu sebagai individu, tetapi juga
dalam kaitannya dengan pola kehidupan masyarakat yang bervariasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di kemukakan rumusan


masalahsebagai berikut :

1. Bagaimana Individu dan Karakteristiknya?

2. Apa Perbedaan Individu ?

3. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Memahami individu dan karakteristiknya.

2. Memahami perbedaan individu.

3. Memahami aspek pertumbuhan dan perkembangan individu.


3

BAB II

PEMBAHASAN
A. Individu Dan Karakteristiknya
Menurut A. Lysen (1978) dalam Desmita (2009) bahwa "kata individu bukan
berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan". Berdasarkan Pengertian
tersebut, individu merupakan satu kesatuan organisme yang tidakdapat dibagi-bagi
atau tidak dapat dipisahkan. Keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tuggal, dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus itu.

Menurut Kamus Echols & Sadaly (1975: 519), individu adalah "kata benda
dari individual yang berarti orang, perseorangan, oknum. Kata individu merupakan
sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas'

Gerry (1963) dalam Sunarto dan Hartono (1999) mengategorikan perbedaan


individual seperti berikut:

1. Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin,


pendengaran,penglihatan, dan kemampuan bertindak.

2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan


suku.

3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.

4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.

5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.


4

Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau


kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya
belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki. Siswa atau anak
didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok
orang yang menjalankan pendidikan.

Degeng (1991:6) mengatakan bahwa karakteristik siswa adalah aspek-


aspek atau kualitas perseorangan siswa yang telah dimilikinya.

Sedangkan menurut Fadlilah, dkk (2015) karakter individu diartikan sebagai


dasar watak yang dibawa sejak lahir atau ciri khas yang ada pada seseorang. Karakter
seseorang mampu mempengaruhi dalam mengambil suatu keputusan dan juga dapat
mempengaruhi minat seseorang akan sesuatu hal. Karakter dapat diubah dan dididik.

Tirtaraharja (2000:37) mengemukakan 4 karakteristik anak didik, yaitu

1. individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan makhluk yang unik

2. individu yang sedang berkembang, anak mengalami perubahan dalam dirinya


secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian
dengan lingkungan. Perbedaan perkembangan tersebut harus dipahami oleh
pendidik pada tiap fasenya, sehingga atas dasar itu pendidikan dapat mengatur
kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik

3. individu yang membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi.


Dalam proses perkembangannya anak didik membutuhkan bantuan dan
bimbingan

4. individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.


5

Dalam bukunya, Sardiman (2011: 120) menyebutkan bahwa terdapat 3


macam karakteristik yang ada pada siswa yang perlu diperhatikan guru yaitu:

a. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal siswa.


Misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, dan lain-lain.

b. Karakteristik siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan status sosial.

c. Karakteristik siswa yang berkaitan dengan perbedaan kepribadian seperti sikap,


perasaan, minat, dan lain-lain.

Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti


disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki, adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik perilaku individu dengan cara belajar visual

Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut:

1) Rapi dan teratur.

2) Berbicara dengan cepat.

3) Mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik.

4) Teliti dan rinci.

5) Mementingkan penampilan.

6) Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar.

7) Mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual.

b. Karakteristik perilaku individu dengan cara belajar auditorial

Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-
ciri perilaku sebagai berikut:
6

1) Sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja.

2) Mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik.

3) Lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca.

4) Jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras.

5) Dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara.

6) Mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam


bercerita.

7) Berbicara dalam irama yang terpola dengan baik.

c. Karakteristik perilaku individu dengan cara belajar kinestetik

Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-
ciri perilaku sebagai berikut:

1) Berbicara dengan perlahan.

2) Menanggapi perhatian fisik.

3) Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka.

4) Berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain.

5) Banyak gerak fisik.

6) Memiliki perkembangan otot yang baik.

7) Belajar melalui praktek langsung atau manipulasi.

8) Menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung.


7

B. Perbedaan Individu
Sasaran utama dalam sistem pendidikan adalah peserta didik. Peserta didik
yang terlibat dalam sistem pendidikan diharapkan dapat menjadi insan yang
berpikiran terbuka dan berkualitas. Tetapi, Pelaksanaan sistem pendidikan tersebut
belum mampu membuat peserta didik menjadi seperti yang diharapkan. Hal itu
dikarenakan pelaksanaan sistem pendidikan tidak fokus terhadap perbedaaan
individual peserta didik, sedangkan perbedaan individual peserta didik yang satu
dengan yang lainnya harus diperhatikan. Dengan memperhatikan perbedaan
individual tersebut dan mencari solusinya, pelaksanaan sistem pendidikan dapat
menjadi lebih baik dan efektif.

Menurut Sudjana (2007:116) terdapat 6 perbedaan-perbedaan individual yang


ada pada peserta didik, yaitu perkembangan intelektual, kemampuan berbahasa, latar
belakang pengalaman, gaya belajar, bakat dan minat, dan kepribadian

1. Perkembangan Intelektual
Menurut Desmita (2006:163), “Inteligensi dapat diartikan sebagai
kemampuan berpikir secara abstrak, memecahkan masalah dengan menggunakan
simbol-simbol verbal dan kemampuan untuk belajar dari dan menyesuaikan diri
dengan pengalaman hidup sehari-hari.”
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, perbedaan intelektual
merupakan hal yang membedakan peserta didik yang satu dengan yang lainnya.
Intelektual sangat penting untuk peserta didik, karena hal itu mempengaruhi capaian
belajar peserta didik. Peserta didik yang mempunyai intelegensi rendah tidak dapat
disandingkan dengan anak yang memiliki intelegensi tinggi. Pelaksanaan sistem
pendidikan harus memperhatikan perbedaan intelektual peserta didik, agar
memudahkan peserta didik untuk mengembangkan potensinya sesuai kemempuannya
sendiri.
8

2. Kemampuan berbahasa
Kemampuan berbahasa atau kemampuan berkomunikasi merupakan
kemampuan untuk menyikapi sesuatu dengan efektif dan tepat sesuai dengan
situasi tersebut. Peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dapat
membuat sebuah pembelajaran berhasil. Kunci agar pembelajaran berjalan dengan
baik yaitu dengan komunikasi guru dengan peserta didiknya, yang mengakibatkan
kerja sama antara guru dan peserta didik. Dengan terjalinnya keterbukaan,
masingmasing pihak merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling
berguna bagi pihak lain sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya
kebutuhan mereka untuk dipenuhi secara bersama-samam (Effendy, 2008: 64).
Sebuah komunikasi yang efektif jika komunikasi tersebut terjadi dua arah.
Kemampuan berkomunikasi tidak hanya antara individu dengan individu,
contohnya seperti peserta didik dan materi pembelajaran. Kemampuan
berkomunikasi tersebut dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi
pembelajaran.

3. Latar belakang pengalaman


Menurut Irawan dan Farid (2000:45), “pengalaman adalah proses belajar
yang mempengaruhi perubahan dalam perilaku seseorang individu.”
Menurut Swastha dan Irawan, (2008:111), “Pengalaman merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku dan
dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lalu atau dapat pula dipelajari,
sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman.”
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman
adalah sebuah proses belajar di masa lalu yang dapat mempengaruhi cara bersikap
dan cara pandang seseorang. Dengan pengalaman kita dapat mempelajari sesuatu
dengan mudah, jika kita telah mempelajari hal yang serupa di masa lalu. Dan juga,
hal yang kita pelajari tersebut dapat berubah menjadi pengalaman kita untuk
memudahkan kita kedepannya.
9

4. Gaya belajar
Gaya belajar individu satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Dengan
gaya belajarnya masing-masing, seseorang akan lebih cepat dan lebih mudah
untuk memahami suatu materi. Ada tiga modalitas dalam gaya belajar menurut
Deporter & Hernacki, (2000:116), yaitu visual, auditorial, dan kinestetik.

a) Gaya belajar visual


Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004: 84) “Seseorang yang bertipe visual
akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik atau
gambar, atau dengan kata lain lebih mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat
dilihat dengan alat penglihatannya.”

Gaya belajar visual melibatkan indra pengelihatan peserta didik untuk


memahami dan mengamati dalam suatu pembelajaran. Pemberian informasi melalui
gambar adalah stimulus dan dalam gaya belajar visual, timbal balik dari penerimaan
informasi tersebut adalah prestasi dari peserta didik.

Ciri-ciri individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik


Menurut Deporter & Hernacki, (2000:116), yaitu:

1) Rapi dan teratur.


2) Berbicara dengan cepat.
3) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
4) Mengingat apa yang dilihat daripada apa di dengar.
5) Lebih suka membaca daripada di bacakan.
6) Pembaca cepat dan tekun.
7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih
kata- kata.
8) Mengingat asosiasi visual.
9) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis,
dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
10

10) Teliti terhadap detail.

b) Gaya belajar auditorial


Menurut Ula, (2013) dalam Bire, Geradus, & Bire (2014:172), “Gaya belajar
auditorial lebih mengedepankan indra pendengar. Belajar melalui mendengar sesuatu
dapat dilakukan dengan mendengarkan kaset audio, ceramah, diskusi, debat, dan
instruksi (perintah) verbal.”

Individu dengan gaya belajar auditorial lebih mudah untuk memahami,


mencerna, dan menyampaikan informasi dengan mendengarkan sesuatu. Gaya belajar
ini lebih mementingkan indra pendengaran atau telinga untuk mengolah informasi.
Organ-organ telinga menyampaikan informasi yang didengar ke otak untuk diproses.
Peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial dengan kemampuan mendengar
yang baik dapat meraih prestasi belajar yang bagus.

Ciri-ciri individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik


Menurut Deporter & Hernacki, (2000:116), yaitu:

1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.


2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
4) Merasa kesulitan untuk menulis, namun hebat dalam bercerita.
5) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat.
6) Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu Panjang lebar.
11

c) Gaya belajar kinestetetik


Menurut Lestari & Djuhan (2021:82), “Gaya belajar kinestetik adalah
belajar dengan melakukan aktifitas fisik dan keterlibatan langsung, yang bisa
berupa “menangani”, bergerak, menyentuh, dan merasakan/mengalami sendiri.”

Individu dengan gaya belajar kinestetik selalu memilij bergerak daripada


duduk diam mendengarkan. Gaya belajar ini juga mengedepankan aktivitas fisik
dan lebih mudah menerima informasi melalui sentuhan atau gerakan.

Kondisi fisik adalah factor terpenting bagi individu dengan gaya belajar
kinetetik. Jika kondisi fisik lemah, maka informasi yang ditangkap tidak akan
maksimal dan lancar.

Ciri-ciri individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik


Menurut Deporter & Hernacki, (2000:116), yaitu:

1) Berbicara dengan perlahan.


2) Sulit mengingat peta kecuali jika dirinya pernah berada ditempat itu.
3) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
4) Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca.
5) Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama.
6) Kemungkinannya tulisannya jelek.
7) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
8) Ingin melakukan segala sesuatu.

5. Bakat dan minat


Menurut Silahudin (2014:4), “Minat adalah, sifat pribadi yang
mempunyai kecenderungan lebih untuk memperhatikan terhadap sesuatu yang ia
senangi, sedangkan bakat adalah, kemampuan sesorang yang dimiliki dengan
suatu latihan khusus sehingga memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan
12

kecakapan khusus dalam bidangnya, misalnya kemampuan bermusik, atau


kemampuan berbahasa.”
Berdasarkan pernyataan di atas, bakat dan minat merupakan dua hal yang
berbeda. Walaupun berbeda, dua hal itu sangat menentukan keberhasilan sebuah
pendidikan. Bakat dan minat merupakan hal yang pasti dimiliki oleh setiap
individu. Bakat dan minat setiap individu berbeda-beda tergantung bagimana
individu itu hidup dan keadaan lingkungan sekitar. Bakat dan minat individu
harus dilatih agar berkembang. Mengembangkan bakat dan minat untuk peserta
didik sangat sulit, karena setiap peserta didik mempunyai bakat dan minat yang
berbeda-beda. Bakat dan minat meru[akan dua hal yang berbeda.

6. Kepribadian
Menurut (Prawira, 2013:284), “Kepribadian sebenarnya merupakan
seluruh potensi tingkah laku individu yang ditentukan oleh faktor keturunan dan
lingkungan. Kepribadian individu berasal dan berkembang oleh adanya empat
faktor, yaitu inteligensi, karakter, tempramen, dan somatic.”
Terdapat dua jenis kepribadian yaitu ekstrovert dan introvert. Seseorang
yang bertipe kepribadian ekstrovert lebih suka pergaulan, tidak kaku dan
canggung, senang dalam kegiatan sosial. Sedangkan seseorang dengan tipe
kepribadian introvert pada umumnya pendiam, kurang hangat kepada orang lain,
suka menyendiri, tidak suka bicara, mudah tersinggung, kurang percaya diri,
kurang bergaul dan lebih peduli (Surya, 2012: 6).
Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan
kepribadian tersebut yang membuat setiap individu unik. Kepribadian juga bisa
mempengaruhi proses interaksi terhadap individu yang satu dengan yang lainnya.
Contohnya dalam lingkungan pembelajaran, peserta didik yag memiliki
kepribadian introvert akan lebih pasif dalam interaksi pembelajaran terutama
dengan guru. Maka dari itu perbedaan ini harus disikapi sesuai dengan
kepribadiannya, agar dapat berinteraksi dengan baik.
13

C. Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Individu


Menurut Asrori, M (2012) ada beberapa aspek-aspek pertumbuhan dan
perkembangan individu diantara lain :

a. Pertumbuhan Fisik
b. Intelek
c. Emosi
d. Sosial
e. Bahasa
f. Bakat Khusus
g. Sikap, Nilai, dan Moral
h. Interaksi Keturunan dan Lingkungan Dalam Perkembangan

Menurut surti, A (2019) setikdaknya ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu
diperhatikan antara lain:

a. Aspek fisik : bisa dilihat dari prestasi pada pertumbuhan fisiknyaz, misal
mampu berdiri, berjalan, bahkan berlari.

b. Aspek kognitif bahasa : kemampuan menangkap, memahami, dan mengerti


suatu kondisi persoalan yang ia hadapi.

c. Aspek emosi : Bagaimana cara anak-anak berbicara dan mengekspresikan


sesuatu.

d. Aspek sosial : Ketika anak-anak berusaha bergaul dengan orang lain dan
belajar supel, itu pertanda perkembangan tumbuh anak sudah sangat baik.
14

Menurut Kuhlen dan Thompson ( dalam Hurlock, 1956 : 75 ), ada 4 aspek


mengenai perkembangan fisik antara lain:

a. Sistem syaraf ( perkembangan kecerdasan dan emosi)


b. Otot - otot (kekuatan dan kemampuan gerak motorik)
c. Kelenjar Endoktrin (Perubahan - perubahan pola tingkah laku baru)
d. Struktur fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi)

Menurut Piaget (dalam Papalia dan Olds, 2001 : 48), perubahan fisik (otak) juga
merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena otak adalah
sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan sehingga semakin sempurna struktur
otak maka kemampuan kongnitif juga akan semakin meningkat.
Selain itu 3 tahap pertumbuhan otak yaitu, Cell production (produksi sel), Cell
migration (perpindahan sel), dan Cell laboration (elaborasi sel). (Vasta, Heith, dan
Miller, 1992 : 90).

Menurut Achuri (2019 : 29), bahwa ia sepakat perkembangan manusia terdiri


dari 8 aspek yang meliputi:

a. Perkembangan fisik
b. Inteligensi
c. Emosi
d. Bahasa
e. Sosial
f. Kepribadian
g. Moral
h. Kesadaran beragama
15

Menurut Dodge ( dalam Maryati & Rezania, 2021 : 8), membagi aspek
perkembangan menjadi 4 antara lain:

a. Faktor sosial dan emosional pada seseorang


b. Aspek tubuh atau yang disebut fisik
c. Aspek daya pikir atau kognitif
d. Kemampuan berbahasa atau linguistik
16

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global
dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap.

Individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan
dan oknum. Perbedaan individual secara umum adalah hal-hal yang berkaitan dengan
psikologi pribadi yang menjelaskan perbedaan psikologis antar orang-orang serta
berbagai persamaannya. Sumber perbedaan individu disebabkan factor lingkungan.

Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang,
serta perbedaan yang cukup banyak,diantarannya perbedaan kognitif, perbedaan
kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang,
perbedaat bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian,
perbedaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor
pendidikan.
17

B. Saran
Bakat memerlukan pengembangan yang harus didorong dengan maksimal
agar seorang peserta didik memiliki bakat yang benar-benar berada dalam
keahliannya dengan cara memfasilitasi anak dengan apa yang mereka butuhkan.
18

DAFTAR PUSTAKA
A. M. Sadirman. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. PT. Rajagrafindo:
Jakarta.

Ahmadi, H, A. dan Supriyono W. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Arylien Ludji Bire, Uda Geradus, dan Josua Bire., PENGARUH GAYA BELAJAR
VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA. JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 44, Nomor 2,
November 2014, Halaman 168-174.

Asrori, M. (2012). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Basu Swasta, Dharmesta dan Irawan, (2008). Manajemen Pemasaran Modern.


Liberty,Yogyakarta.

Desmita. 2009. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Desmita. (2006).Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

DePorter, Bobby & Hernacki, Mike. (2000). Quantum Learning : Membiasaka


Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Degeng, N.S. 1991. Karakteristik Belajar Mahasiswa Berbagai Perguruan Tinggi di


Indonesia. Jakarta: Depdik- bud Dirjen Dikti Proyek Pe- ngembangan Pusat
Fasilitas Bersama Antar Universitas/IUC.

Echols, J &Sadaliy, H. (1996). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Garmedia.

Effendy, Onong Uchjana. (2008). Ilmu Komunikasi, Teori & Praktik. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Irawan & Wijaya, Farid. (2000). PEMASARAN Prinsip dan Kasus. Edisi Kedua.
BPFE : Yogyakarta.
19

Fadlilah, F., dkk. (2015). Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Pengalaman Praktik
Kerja Industri terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK. Jurnal Program
Studi Pendidikan Ekonomi. FKIP. Universitas Sebelas Maret.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Silahudin. (2017). “ Peranan Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat Dalam Pendidikan


Islam: Pengembangan Bakat Minat Anak”. Jurnal Mudarrisuna, 7 (1). 1-22.

Susi Lestari , Muhammad Widda Djuhan. ANALISIS GAYA BELAJAR VISUAL,


AUDIOTORI DAN KINESTETIK DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA. Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia Nomor 1
Volume 1 Tahun 2021, hal 79-90.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.

Surti, A. (2019). Karakter peserta didik. Bandung: PT. Jaya Abadi.

Surya, Sutan dan Hariwijaya, M . (2012). Tes Bakat dan Kepribadian. Yogyakarta:
PT. Citra Aji Parama.

Sunarto & Agung Hartono. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Umar Tirtarahardja. (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Uno, Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar


Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai