MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perkembangan Peserta Didik
Yang dibina oleh Bapak Rio Pambudi, M.Pd.
Oleh :
Haniatun Nikmah (2186206028)
Ulfa Fatimah (2186206006)
Lailatus Sa’adah (2186206174)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1.2 Saran ............................................................................................................ 16
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu presepsi?
1.2.2 Apa itu atensi?
1.2.3 Apa itu implikasi perkembangan kognitif pendidikan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat menjelaskan presepsi dalam kognitif.
1.3.2 Dapat menjelaskan apa itu atensi.
1.3.3 Dapat menjelaskan apa itu implikasi perkembangan kognitif
pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERSEPSI
3
Persepsi memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan komunikasi.
Artinya, kecermatan dalam mempersepsikan stimuli inderawi mengantarkan
kepada keberhasilan komunikasi. Sebaliknya, kegagalan dalam mempersepsi
stimulus, menyebabkan mis-komunikasi (Suranto, 2011).
4
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus. Di samping itu juga harus ada saraf sensori sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf yaitu
otak sebagai pusat kesadaran.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.
5
Shade).
8. Persepsi bersifat prospektif, artinya mengandung harapan
9. Kesalahan persepsi bagi orang normal, ada cukup waktu untuk
mengoreksi, berbeda dengan orang yang terganggu jiwanya.
6
berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat, memperoleh
pengetahuan yang baik tentang suatu hal sehingga lebih mengerti
dan akhirnya mempersepsikan sesuatu itu positif (Notoatmodjo,
2003).
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah kebalikan dari faktor internal, yaitu faktor yang
berasal dari luar diri seseorang dalam menciptakan dan menemukan
sesuatu. Dalam hal ini faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, yaitu
informasi, dan pengalaman.
a. Informasi
Semakin banyak informasi dapat mempengaruhi atau menambah
pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan
kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2003)
b. Pengalaman
Menurut Azwar (2005), pengalaman adalah suatu peristiwa yang
pernah dialami seseorang. Tidak hanya suatu pengalaman sama
sekali dengan suatu obyek cenderung bersifat negatif terhadap
obyek tertentu, untuk jadi suatu dasar pembentukan sikap
pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Sikap
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan
lebih mendalam dan membekas. Menurut Notoatmodjo (2005),
pengalaman yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat
berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh.
Pengalaman masa lalu atau apa yang kita pelajari akan
menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi. Pengalaman
mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu lewat
proses belajar formal. Pengalaman dapat bertambah melalui
rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi (Rachmat, 2005).
7
2.2 ATENSI
2.2.1 Definisi Atensi
1) Usia
Seiring bertambahnya usia seseorang, atensi seseorang akan
mengalami penurunan, terutama pada atensi visual, dimana hal ini
dihubungkan dengan penurunan kemampuan sensorik. Penelitian
8
sebelumnya membuktikan bahwa menurunnya lapangan pandang
menjadi salah satu penyebab menurunnya atensi seiring dengan
bertambahnya usia. Secara alamiah akan terjadi kerusakan dan
apoptosis sel neuron seiring dengan bertambahnya usia yang
diakibatkan oleh radikal bebas, penurunan suplai nutrisi bagi otak, dan
distribusi energi. Hal ini akan menyebabkan atrofi pada korteks dan
melebarnya paraventrikuler yang mengakibatkan penurunan fungsi
kognitif pada seseorang.
2) Jenis Kelamin
Beberapa penelitian menunjukan atensi bahwa laki-laki memiliki
atensi yang lebih baik dibandingkan perempuan. Sedangkan penelitian
selanjutnya yang mengukur fungsi atensi menggunakan Visual
Reaction Time (VRT), Flanker test, dan Stroop test menyatakan hal
yang bertolak belakang, menyatakan bahwa jenis kelamin tidak
menimbulkan perbedaan yang signifikan terhadap atensi.
3) Pengalaman
Seseorang yang lebih sering menggunakan atau memberikan
atensi, memiliki atensi yang lebih baik dibandingkan dengan yang
jarang menggunakan atensi. Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian
bahwa seseorang yang memiliki pengalaman bermain video game
action memiliki atensi yang lebih baik dibandingkan seseorang yang
tidak memiliki pengalaman bermain video game action. Hal ini
dikarenakan bermain video game action membutuhkan lebih banyak
atensi, sehingga semakin banyaknya sinapsis antar neuron yang
terbentuk.
4) Latihan
Latihan mempunyai peran penting dalam peningkatan atensi.
Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa terjadi peningkatan fungsi
kognitif terutama atensi pada anak yang sehat maupun anak yang
menderita ADHD setelah diberikan intervensi berupa latihan video
game. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa video game
memegang peranan dalam peningkatan atensi visual.
9
5) Hormon
Hormon yang berpengaruh dalam atensi adalah hormon estrogen
dan progesteron. Reseptor estrogen berhubungan dengan fungsi
kognisi yang bergantung pada neurotransmitter dopamin, hal ini akibat
adanya membran asosiasi reseptor estrogen yang memungkinkan
terjadinya ikatan antara kedua inti. Beberapa penelitian menyebutkan
bahwa sintesis progesteron di otak dan aksi autokrin atau parakrin
berperan penting dalam kelangsungan hidup neuron dan pembentukan
selubung myelin sehingga memberikan perlindungan bagi neuron
dalam menjalankan dan meningkatkan fungsi kognitif.
6) Motivasi
Korteks cingulata anterior berperan dalam meregulasi kognitif dan
proses emosional, sebuah studi membuktikan bahwa kemampuan
mengeliminasi eror dipengaruhi oleh afek dan motivasi.
10
2.3 IMPLIKASI PERKEMBANGAN PROSES KOGNITIF TERHADAP
PENDIDIKAN
Teori kognitif menekankan pada proses perkembangan peserta didik.
Meskipun proses perkembangan peserta didik mengikuti urutan yang sama,
namun kecepatan dan pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda.
Dalam proses pembelajaran, perbedaan kecepatan perkembangan
mempengaruhi kecepatan belajar peserta didik, oleh sebab itu interaksi dalam
bentuk diskusi tidak dapat dihindarkan. Pertukaan gagasan menjadi tanda
bagi perkembangan penalaran peserta didik. Perlu disadari bahwa penalaran
bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan secara langsung, namun
perkembangannya dapat disimulasikan.
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas
belajar yang berkaian dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan
proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar
kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi
mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik.
Kebebasan dan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar
amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi peserta didik.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip- prinsip sebagai
berikut:
a. Peserta didik bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses
berpikirnya
b. Anak usia para sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit.
c. Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam belajar amat dipentingkan,
karena hanya dengan mengaktifkan peserta didik maka proses asimilasi
dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
d. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan setruktur kognitif yang telah
dimiliki si belajar.
e. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun
11
dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke
kompleks.
f. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Tugas guru adalah
menunjukkan hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa
yang telah diketahui peserta didik.
g. Adanya perbedaan individual pada diri peserta didik perlu diperhatikan,
karena factor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar pesera didik.
Perbedaaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan
berpikir, pengetahuan awal, dan sebagainya.
12
Pada fase perencanaan, guru melakukan beberapa hal seperti dibawah ini,
a) Menetapkan Tujuan Pembelajaran, tahapan pertama dalam kegiatan
perencanaan adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Model Ausubel
ini dapat digunakan untuk mengajarkan hubungan antara konsep-
konsep dan generalisasi-generalisasi. Model Ausubel tidak dirancang
untuk mengajarkan konsep atau generalisasi, melainkan untuk
mengajarkan “Organized bodies of content” yang memuat bermacam
konsep dan generalisasi.
b) Mendiagnosis latar belakang pengetahuan peserta didik, model
Ausubel ini meskipun dirancang untuk mengajarkan hubungan antar
konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi dan tidak untuk
mengajarkan bentuk materi pengajaran itu sendiri, tetapi cukup
fleksibel untuk dipakai mengajarkan konsep dan generalisasi, dengan
syarat guru harus menyadari latar belakang pengetahuan peserta didik,
Efektivitas penggunaan model ini akan sangat tergantung pada
sensitivitas guru terhadap latar belakang pengetahuan peserta didik,
pengalaman peserta didik dan struktur pengetahuan peserta didik. Latar
belakang pengetahuan peserta didik dapat diketahui melalui pretes,
diskusi atau pertanyaan.
c) Membuat struktur materi, membuat struktur materi secara hierarkis
merupakan salah satu pendukung untuk melakukan rekonsiliasi
integratif dari teori Ausubel.
d) Memformulasikan Advance Organizer. Advance organizer dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu : Mengkaitkan atau menghubungkan
materi pelajaran dengan struktur pengetahuan peserta didik.
Mengorganisasikan materi yang dipelajari peserta didik.
2. Fase Pelaksanaan
Setelah fase perencanaan, guru menyiapkan pelaksanaan dari model
Ausubel ini. Untuk menjaga agar peserta didik tidak pasif maka guru harus
dapat mempertahankan adanya interaksi dengan peserta didik melalui tanya
jawab, memberi contoh perbandingan dan sebaginya berkaitan dengan ide
yang disampaikan saat itu Guru hendaknya mulai dengan advance organizer
13
dan menggunakannya hingga akhir pelajaran sebagai pedoman untuk
mengembangkan bahan pengajaran.
Langkah berikutnya adalah menguraikan pokok-pokok bahan menjadi
lebih terperinci melalui diferensiasi progresif. Setelah guru yakin bahwa
peserta didik mengerti akan konsep yang disajikan maka ada dua pilihan
langkah berikutnya yaitu:
a) Menghubungkan atau membandingkan konsep-konsep itu melalui
rekonsiliasi integrative dan
b) Melanjutkan dengan difernsiasi progresif sehingga konsep tersebut
menjadi lebih luas.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan,
dilihat, dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa persepsi
menentukan apa yang akan diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai
kepentingan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan masyarakat
tempat berinteraksi. Persepsi inilah yang membedakan seseorang dengan
yang lain. Persepsi dihasilkan dari kongkritisasi pemikiran, kemudian
melahirkan konsep atau ide yang berbeda-beda dari masing-masing orang
meskipun obyek yang dilihat sama. Berikut pengertian persepsi menurut
beberapa ahli
Atensi berperan penting dalam mempertahankan fungsi kognitif yakni
memori, bahasa, dan fungsi eksekutif. Oleh karena itu, atensi memiliki peran
penting dalam proses belajar. Atensi berperan dalam kecerdasan. Kecepatan
reaksi dan akurasi dalam memproses informasi merupakan faktor yang penting
dalam kecerdasan dimana kecerdasan dihubungkan dengan kecepatan
konduksi neuron. Atensi selalu berperan penting dalam hal ini karena
seseorang harus memfokuskan perhatian kepada suatu rangsang terlebih
dahulu sebelum memberikan respon terhadap stimulus tersebut.
15
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17