Anda di halaman 1dari 15

CERITA FIKSI ANAK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Keilmuan Sastra SD
Yang di bina oleh Ibu Isna Khuni Mu’alimah, M.Pd

Oleh

1. Ulfa Fatimah (2186206006)


2. Naimatul Khoiriyah (2186206108)
3. Mohammad Khamdan Yuwafi (2186206034)
4. Yusuf Bakhtiyar Arizz Zekky (2186206172)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya pada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Cerita Fiksi Anak”, untuk memenuhi tugas
mata kuliah kuliah Keilmuan Sastra SD

Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada.


1. Ibu Isna Khuni Mu’alimah, M.Pd selaku dosen pembina matakuliah Keilmuan
Sastra SD.
2. Teman-teman PGSD angkatan 2021 atas kerjasamanya.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
demi terselesaikannya makalah ini dengan lancar. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kalian, amin.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca dan makalah selanjutnya.

Blitar, 03 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan .............................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.2.1 Bagaimana Hakikat Cerita Fiksi Anak? ...................................................2
1.2.2 Apakah Unsur Cerita Fiksi Anak? ...........................................................2
1.2.3 Apa Saja Macam Cerita Fiksi Anak? ........................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
1.3.1 Mengetahui Hakikat Cerita Fiksi Anak.....................................................2
1.3.2 Mengetahui Unsur Cerita Fiksi Anak .......................................................2
1.3.3 Mengetahui Macam Cerita Fiksi Anak .....................................................2
BAB II Pembahasan .............................................................................................3
2.1 Hakikat Cerita Fiksi Anak ..................................................................................3
2.2 Unsur Cerita Fiksi Anak ....................................................................................3
2.2.1 Unsur Intrinsik .........................................................................................4
2.2.2 Unsur Ekstrinsik ........................................................................................6
2.3 Macam Cerita Fiksi Anak ..................................................................................7
2.3.1 Cerpen dan Novel ......................................................................................7
2.3.2 Fiksi Realistik ...........................................................................................8
2.3.3 Fiksi Fantasi ..............................................................................................9
2.3.4 Fiksi Historis ...........................................................................................10
BAB III Penutup .................................................................................................11
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................11
3.2 Saran ...............................................................................................................11
Daftar Pustaka ....................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini merupakan pemenuhan tugass Keilmuan Sastra SD.
Disamping itu, makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca karena pada
makalah ini sedikit atau banyaknya terdapat ilmu yang dapat diambil
sebagai pengetahuan atau wawasan.
Manusia hidup dibekali rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang
dapat di pandang sebagai misteri tentang dunia, termasuk di dalamnya
misteri tentang kehidupan. Misteri tentang kehidupan inilah yang banyak di
angkat ke dalam cerita fiksi, baik fiksi anak maupun fiksi dewasa. Dengan
membaca dan menikmati cerita fiksi, tidak saja anak-anak, kita memperoleh
kenikmatan cerita dan pemenuhan rasa ingin tahu, melainkan juga secara
tidak langsung belajar tentang kehidupan, kehidupan yang sengaja dikreasi
dan didialogkan kepada anak-anak, kita.
Masa anak-anak adalah masa ingin tahu tentang segala sesuatu.
Minat anak terhadap hal-hal yang belum diketahuinya sangat tinggi, karena
itu anak sering mengajukan pertanyaan tentang segala hal yang diamatinya.
Kelebihan anak-anak adalah tidak pernah “kuwalahan” apabila diberi
informasi sebanyak apapun. Sedangkan kekurangan orang dewasa adalah
sering “kelabakan” dalam menjawab pertanyaan anak. Seorang anak juga
ingin mengetahui apa saja yang dapat dijangkau pikirannya. Anak-anak
bahkan ada yang suka mendengarkan orang dewasa yang sedang berbicara,
kadang mereka juga mencoba ikut terlibat dalam pembicaraan orang
dewasa. Selain butuh informasi anak juga butuh pengakuan, dan
penghargaan. Berbagai keperluan tersebut, terutama keperluan akan
informasi, harus diupayakan untuk dipenuhi agar pengetahuan dan wawasan
anak semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Pemuasan rasa
ingin tahu anak dapat dipenuhi lewat bacaan atau pun dalam bentuk cerita.
Adapun contoh bacaan untuk anak menurut Nurgiantoro (2005:366) yaitu:

1
cerita lucu, berbagai cerita tradisisonal, cerita fiksi anak, puisi, komik, dan
lain-lain sampai dengan bacaan yang berbicara tentang berbagai informasi
faktual, yang biasa diebut dengan bacaan nonfiksi anak.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Hakikat Cerita Fiksi Anak?
1.2.2 Apakah Unsur Cerita Fiksi Anak?
1.2.3 Apa Saja Macam Cerita Fiksi Anak?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Hakikat Cerita Fiksi Anak.
1.3.2 Mengetahui Unsur Cerita Fiksi Anak.
1.3.3 Mengetahui Macam Cerita Fiksi Anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Cerita Fiksi Anak


Menurut Lukens (2003), genre fiksi anak dapat di kelompokkan ke dalam
fiksi realistik (realistic fiction), fiksi fantasi (fantacy), fiksi formula (formula
fiction), fiksi sejarah (historical fiction), fiksi sainss (scientific fiction) dan fiksi
biografis (biographical fiction). Hakikat fiksi adalah menunjuk pada sebuah cerita
yang kebenarannya tidak menunjuk pada kebenaran sejarah, kebenaran empirik-
faktual. Jadi apa yang di kisahkan dalam teks fiksi adalah segala sesuatu khususnya
untuk tokoh dan peristiwa yang bersifat imajinatif. Walau demikian, campur aduk
dan bolak balik antara penceritaan fakta imajinatif dan fakta faktual sering saja
terjadi. Untuk kategori fiksi dewasa, tiga jenis fiksi yang di sebut belakangan
dikenal dengan sebutan nonfiksi ( nonfiction fiction ).

Hakikat fiksi adalah menunjuk sebuah cerita yang kebenarannya tidak


menunjuk kebenaran sejarah jadi apa yang di kisahkan oleh teks fiksi adalah segala
sesuatu khususnya untuk tokoh dan peristiwanya yang imajinatif. Walau demikian
campur aduk dan bolak balik antara penceritaan fakta imajinatif dan fakta faktual
sering terjadi.

2.2 Unsur-Unsur Cerita Anak

Cerita anak terdiri dari unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
sendiri merupakan unsur cerita yang ada di dalam cerita secara langsung, menjadi
bagian, serta ikut membentuk eksistensi dari cerita seperti tokoh, sudut pandang,
dan latar belakang cerita. Sementara unsur ekstrinsik adalah jati diri dari pengarang
yang memiliki pandangan hidup bangsa, ideologi, sosial-budaya masyarakat sendiri
yang dijadikan sebagai latar dari cerita.

3
2.2.1 Unsur Intrinsik

1. Tokoh

Tokoh adalah unsur yang selalu menarik perhatian serta kesan di dalam
cerita anak. Menurut Nurgiyantoro (2005:222) tokoh menjadi fokus perhatian baik
dalam karakter ataupun pelukisan fisik. Tokoh cerita merupakan pelaku yang
diceritakan atau dikisahkan di dalam cerita melalui alur. Tokoh dalam cerita anak
tidaklah harus manusia, namun juga berupa objek lain dalam bentuk personifikasi
manusia ataupun binatang. Tokoh-tokoh cerita anak yang diceritakan sebagai hero
atau pahlawan biasanya menjadi yang disukai atau diidolakan oleh anak-anak,
misalnya Tsubasa dalam cerita Kapten Tsubasa, kemudian Bawang Putih dalam
cerita Bawang Merah dan Bawang Putih.

Tokoh cerita anak juga bisa berupa binatang, dimana selain anak dapat lebih
mengenal binatang tersebut, mereka juga ikut belajar mengenai berbagai fakta
menarik tentang binatang yang ada dibuku tersebut. Salah satu contohnya adalah
buku Cerita Anak Binatang : Beruang Madu.

2. Latar

Latar atau setting bisa diartikan sebagai tumpuan dimana berlangsungnya


segala peristiwa serta kisah dalam cerita. Latar ini tidak bisa terjadi tanpa ada
kejelasan, terutama dalam cerita anak yang di dalamnya banyak membutuhkan
rincian yang menjelaskan apa maupun bagaimana semua peristiwa diceritakan
secara konkret. Latar menunjukkan menunjukkan lokasi cerita terjadi, kapan cerita
terjadi, serta keadaan masyarakat tempat dimana tokoh berada dan peristiwa terjadi.

3. Alur

Alur dalam teks cerita akan berhubungan dengan segala hal seperti
peristiwa, konflik, klimaks hingga bagaimana cerita itu selesai. Sudjiman (1987:29)
menyatakan bahwa alur merupakan peristiwa diurutkan sehingga dapat
membangun sebuah cerita. Alur sangat berkaitan dengan masalah sebuah peristiwa
terjadi, tokoh dan semua sesuatu yang digerakkan, diceritakan sehingga menjadi
rangkaian cerita yang menarik dan padu. Tidak hanya itu, alur akan mengatur semua

4
peristiwa serta tokoh di dalam cerita tampil dengan urutan yang tepat, enak, menarik
namun tetap terjaga kelogisan di dalam cerita.

Sedangkan menurut Kasim (1994:151) menyatakan bahwa cerita adalah


rangkaian peristiwa yang diceritakan di dalam sebuah karya sastra untuk mencapai
efek yang tertentu. Rangkaian peristiwa tersebut terjalin dengan seksama mulai dari
pengenalan peristiwa, bagaimana rumitnya keadaan atau suasana, klimaks, hingga
penyelesaian dari peristiwa. Alur cerita adalah rangkaian dari segala peristiwa yang
terjadi dan menyambung lalu akhirnya menjadi cerita menarik.

Berdasarkan dari pendapat-pendapat di atas, bisa disimpulkan jika alur


merupakan cerita mengenai tokoh, riwayat hidup, peristiwa yang terjadi pada tokoh
dan berbagai hal lain yang mempunyai kaitan dengan tokoh.

4. Tema

Tema secara sederhana bisa dipahami sebagai gagasan mengikat sebuah


cerita. Nurgiyantoro (2005:260) berpendapat jika tema adalah dasar dari
pengembangan sebuah cerita. Sementara Keraf (1984:107) menyatakan jika tema
adalah amanat utama yang disampaikan penulis lewat karangan (cerita yang
dibuat). Sebagai gagasan yang ingin untuk disampaikan tema dijabarkan melalui
unsur-unsur intrinsik lain seperti tokoh, latar, dan alur. Pemahaman dari tema dalam
sebuah cerita merupakan pemahaman pada makna itu sendiri.

Tema adalah gagasan utama. Tema umumnya akan berkaitan dengan segala
masalah kehidupan yang terjadi pada manusia. Tema yang diangkat dalam suatu
cerita akan tergantung dengan kemampuan dari penulisnya, namun sekarang
banyak ditemukan tema adalah hal yang mempunyai kaitan dengan interaksi dari
sesama.

5. Sudut Pandang

Menurut Nurgiyanto (2005:284), sudut pandang adalah cara atau pandangan


yang digunakan oleh enulis atau pengarang cerita sebagai sarana untuk penampilan
tokoh, tindakan serta peristiwa yang membentuk cerita pada pembaca. Dengan

5
begitu, sudut pandang adalah cara atau strategi yang dipilih oleh penulis secara
sengaja untuk mengungkapkan gagasannya dan cerita.

6. Moral

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis pada


pembaca. Moral mempunyai kaitan dengan masalah baik maupun buruk. Dalam
cerita anak, moral bisa dikatakan sebagai mengajarkan sesuatu. Adanya moral di
dalam cerita bisa dilihat sebagai saran pada suatu perilaku moral secara praktis,
namun bukan petunjuk untuk bertingkah laku.

7. Style

Setiap penulis atau pengarang cerita mempunyai style penulisan sendiri dan
berbeda dari yang lain. Style penulisan haruslah dapat dipahami dengan mudah oleh
para pembaca. Di dalam cerita, penulis juga ingin untuk mempengaruhi pembaca,
dalam hal ini anak-anak, untuk dapat memberikan sikap mengenai pesan ataupun
sebagaimana disampaikan atau diberikan di dalam cerita secara implisit.

2.2.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada di luar karya


sastra. Unsur tersebut secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem
organisme karya sastra. Ada beberapa hal yang akan dikaji dari unsur ekstrinsik ini,
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Hubungan penulis dengan dunia sastra. Biasanya mencakup latar belakang


kehidupan sang pengarang yang mempengaruhi kondisi kejiwaan, latar
belakang penulis di kehidupan masyarakat, serta hubungannya dengan
negara atau politik.
2. Hubungan ide penulis dengan sastra yang berupa ideologi, filsafat,
pengetahuan, dan teknologi.
3. Hubungan segala aspek yang akan memengaruhi cerita. Baik itu aspek
pendidikan, aspek ekonomi, aspek budaya, politik, dan lainnya.
4. Hubungan sastra dengan semangat zaman serta bagaimana sang pengarang
menceritakannya.

6
2.3 Macam Cerita Fiksi Anak

Cerita fiksi anak dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori berdasarkan


dari mana dilihat. Jika dilihat berdasarkan panjang pendeknya cerita yang
dikisahkan, cerita fiksi anak dibedakan menjadi dua, yaitu novel dan cerita pendek
(cerpen). Jika dilihat berdasarkan isi ceritanya, cerita fiksi anak dibedakan menjadi
lima, yaitu fiksi realistik, fiksi fantasi, fiksi formula, fiksi historis dan fiksi
biografis.

2.3.1 Novel dan Cerpen

Cerita fiksi anak dapat berbentuk novel dan cerpen. Berbeda halnya dengan
novel yang terbit sendiri dalam sebuah buku, cerpen umumnya dimuat dalam
berbagai majalah dan surat kabar harian seperti Bobo dan kompas minggu. Walau
demikian, cerpen dalam majalah Bobo kemudian dikumpulkan dan telah diterbitkan
menjadi sebuah buku, mirip majalah, dengan nama kumpulan Dongeng Bobo dalam
seri-seri tertentu. Hal itu sengaja dikemukakan untuk menunjukkan betapa tidak
sulitnya menemukan bacaan cerita fiksi anak baik yang berbentuk novel maupun
cerpen, di samping berbagai genre sastra anak yang lain.

Sebagai sama-sama karya yang bergenre fiksi, novel dan cerpen memiliki
persamaan dan perbedaan. Novel dan cerpen memiliki kesamaan yaitu untuk
menanpilkan cerita, dan itu suatu fakta yang tidak dapat dimungkiri. Dengan
demikian, persamaan keduanya yang utama adalah bahwa mereka sama-sama
dibangun oleh berbagai unsur intrinsik yang sama, misalnya unsur penokohan, alur,
latar, tema, moral, hal itu berlaku baik untuk novel maupun cerpen. Namun
perbedaan anatara keduanya juga dapat dicari pada “pengoperasian” unsur-unsur
intrinsik tersebut pada teks yang kemudian disebut novel dan cerpen. Perbedaan
yang sederhana yang paling mudah dikenali antara novel dan cerpen adalah yang
menyangkut panjang cerita, panjang halaman-halaman yang memuat cerita dan
terdiri dari beberapa halaman.

Dalam sastra anak pun terdapat banyak novel dan cerpen, dan keduannya
juga perlu mendapat perhatian yang seimbang. Novel dan cerpen anak itupun
bermacam-macam jenis maka dari itu bagi pembaca anak yang dibutuhkan adalah

7
bacaan berbagai fiksi yang baik, tidak peuli berupa novel atau cerpen atau genre
yang lain.

2.3.2 Fiksi Realistik

Banyak bacaan cerita fiksi yang berkisah tentang pertemanan anakanak


sekolah sebaya, usaha dan kerja keras anak miskin, anak-anak miskin membantu
orang tua, kehidupan harmonis sebuah keluarga, pertengkaran anak-anak, binatang
peliharaanya. Model kehidupan seperti itu, dapat dijumpai secara nyata oleh anak
dalam kehidupan sehari-hari. Cerita fiksi yang mengangkat hal-hal tersebut dikenal
sebagai fiksi realistik.

Dan ada pendapat lain bahwa cerita fiksi realistik adalah sebuah metafora
dan sekaligus model kehidupan yang ditawarkan oleh pengarang.sebagai sebuah
model, ia dapat mengangkat sesuatu yang baik atau sebaliknya sebagai halnya
problematika kehidupan masyarakat yang bermacam-macam.berhadapan dengan
cerita fiksi realistik pada hakikatnya berhadapan dengan sebuah kehidupan yang
memiliki kemiripan dengan kehidupan nyata sehingga melaluinya anak dapat
memaknai dan mengambilnya sebagai filter bagi kehidupannya sendiri

Daya tarik fiksi realistik dan manfaat.sebuah cerita fiksi realistik


mempunyai daya tarik tersendiri bagi pembaca.dan disini ada beberapa
kemanfaatan bagi pembaca anak yaitu sebagai berikut.

a. Anak dapat belajar tentang tingkah laku manusia dan bagaimana


orang saling berhubungan.

b. Anak dapat tertawa bersama orang lain dibuku cerita dan belajar
untuk menertawakan diri sendiri.
c. Anak dapat memperoleh dan belajar berbgai pengalaman dari orang
lain tanpa harus mengalaminya sendiri yang kemudian dapat
dimanfaatkan untuk mengambil sikap dalam kehidupannya.

d. Anak dapat berperan serta dan belajar berbagai peristiwa dan


aktivitaas dan harus melakukannya sendiri, misalnya berpetualang,
mendaki gunung, berolah raga dan lain-lain.

8
Macam fiksi realistik. Cerita fiksi realistiik cukup banyak macamnya, misalnya:

a. Cerita petualangan menggangkat berbagai kisah petualngan anak


sperti mendaki gunung, mengikuti aliran sungai, pergi ke
tempattempat tertentu, dan lain-lain.

b. Cerita keluarga dipihak lain, dimaksudkan sebagai cerita yang


mengangkat hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
ditengah keluarga.

c. Cerita binatang, yang ini mirip dengan fabel modern, dimaksudkan


sebagai cerita yang mengakat anak (juga dewasa) dan binatang,
misalnya anak-anak dengan binatang peliharaannya seperti burung,
kucing, ayam. Jika mengangkat kehidupan anak desa, ia dapat
berwujud kehidupan anak petani, termasuk orang tuanya, yang
memelihara kambing, sapi, ayam dan sebagainya anak
memerlakukan binatang-binatang itu.

d. Cerita sekolah dimaksudkan sebagai cerita yang mengangkat


kehidupan anak-anak disekolah, misalnya bagaimanah anak
berinteraksi dengan para guru, pegawai, kawan-kawan, penjual
makanan dan lain-lain.

2.3.3 Fiksi Fantasi

Diantara berbagai jenis cerita fiksi sering ada yang begitu menarik
danmenampilkan sesuatu yang fantastis. Artinya, cerita yang dikisahkan amat
menarik dengan tokoh-tokoh yang mampu melakukan sesuatu yang berada diluar
jangkauan manusia biasa, bahkan juga tidak jarang muncul tokoh-tokoh lain yang
bukan manusia yang dapat berinteraksi dengan tokoh manusia secara wajar, dan
lain-lain yang serba luar biasa.

Latar kejadiannya pun tidak hanya ditempat-tempat biasa seperti di rumah,


di halaman, atau di jalan. Tapi anehnya sebagai pembaca kita dapat menerima
kesemuanya itu secara wajar-wajar saja dan tidak mempertanyakan kebenarannya.

9
Jadi, dalam sebuah cerita fantasi pun ada bagian-bagian tertentu yang
sebenarnya masuk akal, logis, halnya saja hal-hal itu kemudian dicampur adukkan
dengan sesuatu yang tidak masuk akal. Namun demikian, secara keseluruhan
pengembangan alur cerita tetap saja tunduk pada hukum sebab-akibat, tunduk pada
‘the law of the plot’ yang berlaku dalam penulisan cerita konvensional. Hal itulah
yang menyebabkan cerita fiksi fantasi juga menjadikuat dan meyakinkan karena
dapat dipertanggung jawabkan secara intrinsik.

2.3.4 Fiksi Historis

Diantara sekian banyak cerita fiksi anak, ada yang berkisah tentang tokoh
dan peristiwa masa lalu yang kebenerannya dapat dikemukakan secara nyata. Cerita
itu mungkin berkisah tentang Majapahit, Hayamwuruk, Mahapatih, Gajah Mada
dan lain-lainya yang sumber datanya historis. Namun demikian, hal-hal yang
dikisahkan itu bukan semata-mata tokoh dan peristiwa sejarah, melainkan ada
banyak juga peristiwa-peristiwa yang ditambahkan lewat imajinasi. Lagi pula, siapa
yang dapat menjamin bahwa semua hal yang dikisahkan itu benar-benar ada secara
historis, bahkan untuk karya sejarah sekalipun. Cerita fiksi yang menggabungkan
antara sesuatu yang bersifat faktual masa lalu dan imajinasi itu kenudian disebut
sebagai fiksi historis.

Hakikat fiksi historis : Fiksi historis merupakan sebuah cerita yang


mengambil bahan dari suatu periose yang lebih awal dengan penekanan pada
peristiwa-peristiwa yang luar biasa yang bersifat historis. Jadi kata kunci untuk
sebuah fiksi historis mesti berkisah tentang masa lalu, dan itu lazimnya dilakukan
terhadap peristiwa-peristiwa besar yang monumental lengkap dengan para tokoh
pelaku sejarahnya. Cerita fiksi historis adalah peristiwa dan tokoh yang sama-sama
dikenal dalam sejarah.

Macam fiksi historis : Fiksi historis dapat dibedakan ke dalam beberapa


jenis tergantung dari sudut pandang apa pembedaan itu dilakukan. Pembedaan itu
dilakukan berdasarkan kronologi waktu sejarah mulai dari periode prasejarah
hingga periode-periode selanjutnya berdasarkan kriteria tertentu. Adanya sudut
pandang pembedaan itu dapat menyebabkan sebuah cerita fiksi historis dapat
dikatagorikan ke dalam lebih dari satu jenis.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hakikat fiksi adalah menunjuk sebuah cerita yang kebenarannya tidak


menunjuk kebenaran sejarah jadi apa yang di kisahkan oleh teks fiksi adalah segala
sesuatu khususnya untuk tokoh dan peristiwanya yang imajinatif. Walau demikian
campur aduk dan bolak balik antara penceritaan fakta imajinatif dan fakta faktual
sering terjadi.

Cerita anak terdiri dari unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
sendiri merupakan unsur cerita yang ada di dalam cerita secara langsung, menjadi
bagian, serta ikut membentuk eksistensi dari cerita seperti tokoh, sudut pandang,
dan latar belakang cerita. Sementara unsur ekstrinsik adalah jati diri dari pengarang
yang memiliki pandangan hidup bangsa, ideologi, sosial-budaya masyarakat sendiri
yang dijadikan sebagai latar dari cerita.

Cerita fiksi anak dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori berdasarkan


dari mana dilihat. Jika dilihat berdasarkan panjang pendeknya cerita yang
dikisahkan, cerita fiksi anak dibedakan menjadi dua, yaitu novel dan cerita pendek
(cerpen). Jika dilihat berdasarkan isi ceritanya, cerita fiksi anak dibedakan menjadi
lima, yaitu fiksi realistik, fiksi fantasi, fiksi formula, fiksi historis dan fiksi
biografis.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2021. Cerita Fiksi: Pengertian, Unsur, Jenis, Struktur dan Contoh.
Diakses dari https://www.gramedia.com/best-seller/cerita-
fiksi/#C_Unsur_Ekstrinsik_Cerita_Fiksi pada tanggal 04 Maret 2022.

Nurgiyantoro (2005:222). Sudjiman (1987:29). Kasim (1994:151). Nurgiyantoro


(2005:260). Keraf (1984:107). Nurgiyanto (2005:284).

Ahmad. 2021. Pengertian Cerita Anak: Unsur, Jenis, Contoh dan Manfaatnya. Di
pada https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-cerita-
anak/amp/#referrer=https://www.google.com&csi=0 tanggal 04 Maret 2022.

Lukens (2003)

Bakri Sahril. 2012. Cerita Fiksi Anak. Diakses dari


https://www.academia.edu/33141354/CERITA_FIKSI_ANAK pada tanggal 04
Maret 2022.

Jaya Rizka Pratiwi. 2012. Makalah Cerita Fiksi Dan Bacaan Nonfiksi Anak.
Diakses dari http://rizkapratiwijaya.blogspot.com/2012/05/makalah-cerita-fiksi-
dan-bacaan.html pada tanggal 04 Maret 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai