Anda di halaman 1dari 16

DONGENG DAN FABEL DONGENG DAN FABEL

Dosen Pengampu :Vebbi Andra,M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Helviana Mayasari (2111290075)


2. Sherli Mardahliah (2111290085)
3. Resti Maharani (2111290094)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO
BENGKULU
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah


SWT, yang telah memberi penulis kekuatan dan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga dapat diselesaikan. Makalah ini
dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Prosa mengenai “Dongeng
dan Fabel”. Namun demikian semoga makalah ini tidak hanya bermanfaat
bagi penulis namun juga bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi
semua pihak.
Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak terlepas dari berbagai
kesulitan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis miliki,
dengan izin Allah SWT, tugas makalah ini dapat diselesaikan. Penulis
makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan kepada pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk masa yang akan datang, semoga makalah
ini ada manfaatnya.

Bengkulu, Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Dongeng................................................................2
B. Jenis-Jenis Dongeng...........................................................2
C. Unsur Unsur Dongeng........................................................4
D. Hakikat Fabel......................................................................5
E. Jenis Jenis Fabel.................................................................6
F. Unsur Unsur Fabel..............................................................7
G. Nilai-Nilai Moral Dalam Dongeng Dan Fabel...................8
H. Nilai-Nilai Pendidik Dalam Dongeng Dan Fabel...............8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................11
B. Saran...................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran
fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan
moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan
makhluk lainnya.Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya
terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng
tersebut dan pesan moral yang disampaikan.
Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang,
tetapi juga mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.
Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti
manusia.. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga
kepada orang dewasa. Cerita fabel menjadi salah satu sarana potensial
dalam menanamkan nilai-nilai moral. Kita dapat belajar dan mencontoh
karakter-karakter yang baik.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud Hakikat Dongeng ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Dan Unsur-Unsur Dongeng?
3. Apa Yang Dimaksud Hakikat Fabel?
4. Apa Saja Unsur-Unsur Dan Jenis-Jenis Fabel?
5. Apa Nilai-Nilai Moral Dalam Dongeng Dan Fabel?
6. Apa Saja Nilai-Nilai Pendidik Dalam Dongeng Dan Fabel?

B. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Yang Dimaksud Hakikat Dongeng.
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Dan Unsur-Unsur Dongeng.
3. Untuk Mengetahui Yang Dimaksud Hakikat Fabel.
4. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Dan Jenis-Jenis Fabel.
5. Untuk Mengetahui Nilai-Nilai Moral Dongeng Dan Fabel.
6. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Dan Jenis-Jenis Fabel.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT DONGENG

Berdasarkan KBBI, dongeng adalah sebuah cerita yang tidak benar-benar


terjadi, terutama kejadian di zaman dahulu yang aneh-aneh. Bisa disimpulkan
bahwa, dongeng merupakan cerita rakyat yang fiktif atau khayalan dengan tema-
tema yang imajinatif dan sering tidak masuk akal. Cerita dongeng dapat berkaitan
dengan kepercayaan masyarakat pada sesuatu yang bersifat supranatural dan
diimplementasikan di kehidupan manusia sehari-hari. Biasanya dongeng
melibatkan kejadian luar biasa yang membuat pembaca ikut merasakan suasana
yang terjadi di dalam cerita.

Kebanyakan cerita dongeng, baik itu lisan maupun tulisan, tidak dapat
dikenali siapa pengarangnya. Hal ini dikarenakan banyak dongeng yang
merupakan cerita turun temurun dari nenek moyang. Maka dari itu, dongeng
digolongkan sebagai sastra lama yang sudah ada dari zaman dahulu.Cerita
dongeng memang terkesan sebagai kejadian nyata yang benar-benar terjadi,
padahal dongeng hanyalah fiksi yang imajinatif. Walaupun termasuk cerita
khayalan, dongeng tetap menjadi hiburan yang menyenangkan dan memberi
banyak dampak positif bagi anak karena banyak memuat pesan moral.

B. JENIS-JENIS DONGENG
1. Fabel
Fabel adalah cerita dongeng yang tokoh utamanya binatang tetapi
memiliki watak dan perilaku seperti manusia. Fabel sering ditemukan pada kisah
dongeng antara hewan, misalnya di hutan atau tempat-tempat lainnya.

Contoh fabel: Si Kancil, Burung Gagak yang Cerdik, Kancil dan Buaya,
Semut dan Belalang, Persahabatan Kelinci dan Monyet, Kura-Kura dan Kancil,
dan sebagainya.

2. Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang ada di kehidupan masyarakat dan
berhubungan tentang suatu peristiwa. Peristiwa dalam cerita rakyat tersebut bisa

2
melahirkan suatu asal usul suatu tempat, suatu nama daerah, atau hal-hal yang
berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar.

Contoh legenda: Tangkuban Perahu, Legenda Danau Toba, Batu Menangis,


Candi Prambanan (Roro Jonggrang), Sangkuriang, dan sebagainya.

3. Mite atau Mitos


Mite atau yang lebih dikenal dengan mitos adalah jenis dongeng yang
berhubungan dengan kepercayaan masyarakat terhadap hal yang tidak masuk akal.
Biasanya, ceritanya akan berhubungan dengan makhlus halus, dewa-dewi, atau
hal gaib lainnya. Contoh mite: Nyi Roro Kidul, Laweyan, Joko Tarub, dan
sebagainya.

4. Sage

Sage adalah dongeng yang ceritanya mengisahkan tentang sejarah dari tokoh
tertentu yang memiliki kebaikan, keberanian, kesaktian, dan kepahlawanan. Sage
mengandung unsur sejarah yang telah bercampur dengan cerita fantasi rakyat.
Contoh sage: Panji Laras, Calon Arang, Si Pitung, Lutung Kasarung, Airlangga,
dan sebagainya. 

5. Parabel

Parabel adalah cerita yang mengandung nilai-nilai pendidikan, baik itu


pendidikan agama, moral, atau pendidikan secara umum yang disampaikan secara
tersirat. Contoh parabel: Sepasang Selop Putih, Damarwulan, Hikayat Bayan
Budiman, Malin Kundang, dan sebagainya.

6. Jenaka

Dongeng jenaka atau lelucon adalah cerita lucu yang diperankan oleh tokoh-
tokohnya.Contoh jenaka: Si Kabayan, Pan Balang Tamak, Singa Rewa, dan
sebagainya.

7. Dongeng biasa

Selain jenis-jenis di atas, ada juga dongeng biasanya yang umum diceritakan.
Dongeng ini memuat cerita suka duka dan impian seseorang. Contoh dongeng

3
biasa: Bawang Putih dan Bawang Merah, Cinderella, Ande-ande Lumut, dan
sebagainya.

C. UNSUR UNSUR DONGENG

Unsur Intrinsik Dongeng:


1) Tema Dalam sebuah dongeng, tema menjadi roh yang berperan penting
dalam penyusunan cerita.
Tema merupakan ide dasar pengembangan isi dongeng. Baca juga:
Dongeng Bawang Merah Bawang Putih, Burung Nuri dan Kakatua
Unsur intrinsik dongeng ini menjadi penentu konflik atau
permasalahan. Biasanya tema bersifat umum, seperti pendidikan,
romansa, dan persahabatan. |
2) Tokoh dan penokohan Merupakan dua hal yang berbeda dalam
penulisan dongeng. Tokoh merupakan pemain atau pihak yang terlibat
dalam cerita. Sedangkan penokohan adalah penentuan watak atau sifat
tokoh dalam sebuah dongeng. Tokoh bisa berupa manusia atau
binatang. Tiap tokoh memiliki sifat yang berbeda. Ada yang baik dan
rajin, namun ada pula yang malas, jahat, dan licik. Dalam dongeng,
ada yang berperan sebagai tokoh utama dan tokoh pembantu (figuran).
Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi pokok cerita. Sedangkan
figuran adalah tokoh yang membantu tokoh utama untuk membangun
cerita.
3) Alur (plot) Merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang
menggerakkan jalan cerita. Ada tiga jenis alur dalam dongeng, yaitu
alur maju, mundur, dan alur maju mundur. Dalam penyampaiannya,
ada beberapa tahapan yang digunakan penulis, yakni perkenalan,
penanjakan, klimaks, antiklimaks, dan penyelesaian konflik. Tahapan
tersebut harus ada dalam sebuah cerita, agar memudahkan pembaca
dalam memahami ceritanya. 
4) Latar Adalah unsur intrisik dongeng berupa keterangan ruang atau
tempat, waktu, dan suasana. Latar dalam dongeng terdiri dari tiga
macam, yaitu:
a) Latar tempat Adalah segala sesuatu yang menjelaskan tempat
terjadinya peristiwa. Misalnya di istana, di medan perang, di sungai,
dan sebagainya.

4
b) Latar waktu Adalah waktu terjadinya peristiwa. Misalnya pagi hari,
malam hari, pada zaman dahulu, dan sebagainya.
c) Latar suasana Adalah penjelasan suasana saat peristiwa terjadi.
Misalnya suasana menyenangkan, menyedihkan, mencekam, dan
sebagainya.
5) Amanat Merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca. Biasanya berisi nasihat atau perbuatan bijak.
6) Sudut pandang Adalah cara atau pandangan pengarang untuk
menyajikan tokoh dalam cerita. Ada empat jenis sudut pandang, yakni
sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, sudut
pandang pengamat serba tahu, dan sudut pandang campuran.

Unsur Ekstrinsik Dongeng

Adalah unsur dongeng yang berada diluar karya sastra. Namun secara tidak
langsung, unsur ini memengaruhi proses pembuatan dongeng.

Unsur ekstrinsik dongeng :

1) Latar belakang penciptaan Merupakan latar belakang atau alasan


pengarang menciptakan sebuah dongeng. Misalnya pengarang memiliki
ketertarikan khusus dengan sebuah tempat atau daerah.
2) Latar belakang sejarah pengarang Merupakan unsur ekstrinsik dongeng
berupa latar belakang pengarang. Contohnya tempat lahir, pendidikan,
keadaan ekonomi, dan sebagainya.
3) Kondisi masyarakat Adalah unsur ekstrinsik dongeng yang berasal dari
masyarakat sekitar. Misalnya kondisi ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat

D. HAKIKAT FABEL

Secara etimologis, fabel tersebut berasal dari bahasa latin fabula yang
artinya jalan cerita didasarkan pada logika dan urutan kronologis peristiwa
yang terdapat dalam alur cerita.Dalam Zaidan dan Nurgiyantoro, Ampera
(2010: 22) mengemukakan bahwa cerita binatang (fabel) adalah cerita dengan

5
tokoh binatang. Hewan dapat berpikir dan berinteraksi seperti manusia.
Sudarmadji dkk. (2010: 12) untuk melengkapi poin di atas, fabel adalah cerita
tentang dunia hewan dan tumbuhan, cerita-cerita tersebut seolah-olah seperti
manusia pada umumnya. Fabel biasanya menceritakan tentang kehidupan di
alam mereka, di mana mereka hidup dan tinggal.

Berdasarkan sudut pandang di atas, dapat disimpulkan bahwa fabel


adalah cerita tentang kehidupan hewan yang berperilaku seperti manusia.
Fabel adalah kisah fiksi, bukan kisah kehidupan nyata. Cerita fabel sering
juga disebut cerita moral karena informasi dalam cerita fabel berkaitan erat
dengan moralitas. Teks dengan kata-kata dapat diartikan sebagai satu
kesatuan ekspresi bahasa yang didasarkan pada konten, tata bahasa dan
pragmatik (Luxemburg et al., 1992: 86). Oleh karena itu, teks fabel dapat
dimaknai sebagai ungkapan linguistik (bentuk tertulis), yang merupakan
kesatuan pendek berdasarkan isi, tata bahasa dan pragmatik, yang memuat
cerita-cerita tentang kehidupan hewan yang tingkah lakunya mirip dengan
manusia. Dalam praktik kesusastraan, terbatas pada teks tertulis hanya
untuk tujuan efisien.

E. JENIS JENIS FABEL

Dilihat dari waktu kemunculannya fabel dapat dikategorikan kedalam fabel


klasik dan fabel modern yaitu:

Fabel Klasik.

Fabel klasik merupakan cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi
tidak ketahui persis waktu munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun
lewat sarana lisan.

Ciri-ciri fabel klasik sebagai berikut:

1. Cerita sangat pendek.


2. Tema sederhana.
3. Kental dengan petuah/moral.
4. Sifat hewani masih melekat.

6
Fabel Modern

Fabel modern merupakan cerita yang muncul cerita yang muncul dalam
waktu relatif belum lama dan sengaja ditulis oleh pengarang sebagai ekspresi
kesastraan.

Ciri-ciri fabel modern sebagai berikut:

1. Cerita bisa pendek atau Panjang


2. Tema lebih rumit.
3. Kadang-kadang berupa epik atau saga.
4. Karakter setiap tokoh unik.

F. UNSUR UNSUR FABEL


 Unsur Intrinsik Fabel
1) Penokohan
Penokohan adalah pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa
bersifat protagonis (yang disukai) atau tokoh antagonis (yang tidak
disukai).
2) Watak
Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran tindakan tokoh,
dialogtokoh,
monolog, komentar atau narasi penulis tentang tokoh tersebut dan
penggambaran fisik.
3) Latar(setting)
Latar adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita.
Terdapat tiga jenis latar yaitu latar tempat, latar waktu dan latar sosial.
4) Tema
Tema adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan
dari kalimat kunci yang diungkapkan tokoh atau penyimpulan
keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita.
5) Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis secara tidak langsung.

7
Amanat disimpulkan dari sikap penulis terhadap permasalahan yang
diangkat pada cerita.

 Unsur Ekstrinsik Fabel

Unsur-unsur ekstrinsik pada teks fabel sebagai berikut:

1) Nilai budaya dan Nilai moral yang terkandung pada cerita fabel.
2) Segi agama dan kebudayaan yang dianut.
3) Kondisi sosial di masyarakat pada cerita fabel.

G. NILAI-NILAI MORAL DALAM DONGENG DAN FABEL

Dalam suatu dongeng dan fabel tidak hanya memuat sebuah cerita saja tetapi
juga ada nilai-nilai moral yang ada di dalamnya. Nilai-nilai moral dalam sebuah
dongeng dan fable biasanya meliputi nilai kepatuhan, tawakal, keberanian, rela
berkorban, jujur, adil, bijaksana, menghormati sesama, bekerja keras, kasih
sayang, kerukunan, kepedulian, dan lain-lain.

Pada umumnya, sebuah dongeng memang membawa misi dari penulisnya


untuk mengedukasi pembaca terutama anak-anak. Melalui dongeng dan fabel,
diharapkan emosi anak dapat terkendali dan mereka dapat meniru nilai-nilai
positif yang termuatdalamdongengtersebut.

H. NILAI-NILAI PENDIDIK DALAM DONGENG DAN FABEL

Salah satu persoalan kehidupan yang sering menjadi pencermatan sastrawan


adalah persoalan pendidikan. Pendidikan dijadikan usaha manusia untuk membina
kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan adat istiadat
kebudayaan.

Istilah nilai dapat ditemukan dalam pembendaharaan dalam bahasa Inggris


dengan kata value yang digunakan untuk menunjukan kata benda yang abstrak,
yang dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness)
(Darmodiharjo, 2006:233). Jika dalam KBBI nilai adalah sebagai kadar, mutu atau
sifat penting yang berguna bagi kemanusiaan. Selain itu beberapa definisi lain

8
yang dinyatakan oleh beberapa pakar, diantaranya Soerjono Sukanto dalam
(Maryati, 2007:34) mendefinisikan nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri
manusia tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Ada juga
yang menjelaskan bahwa nilai adalah kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan
terhadap sesuatu hal mengenai baik-buruk, benar-salah, patut tidak patut, mulia-
hina, penting atau tidak penting (Mulyadi, 2012:9).

Pendidikan sebagai suatu proses enkulturasi, berfungsi juga untuk mewariskan


nilai-nilai dan potensi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan prestasi
itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh
bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga berfungsi untuk
mengembangkan nilai-nilai sebagai prestasi baru yang menjadi karakter baru
bangsa. Oleh karena itu Nilai Pendidikan dijadikan sebagai landasan untuk
menciptakan manusia yang berkarakter.

Menurut Apeid Nier (dalam Haricahyono, 1995:403) menjelaskan bahwa


nilai-nilai yang ditanamkan melalui Pendidikan, yakni berupa:

1. Nilai Religius

Merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak


bersumber dan keyakinan dan kepercayaan manusia terhadap Tuhannya. Sikap
religius ini mencakup segala pengertian yang bersifat adikodrati. Nilai religius ini
merupakan nilai-nilai pusat yang terdapat di masyarakat meliputi sikap:
bersyukur, berdoa, ikhlas.

2. Nilai Moral

Merupakan ajaran tentang baik buruk yang diterima mengenai perbuatan,


sikap, berkewajiban dan sebagainya. Moral dapat pula disebut dengan akhlak budi
pekerti dan susila. Untuk mencapai keutamaan seorang anak harus memiliki sikap
sebagai berikut: kerja keras, tanggung jawab, pantang menyerah, kritis, mandiri,
berani, bersungguh-sungguh.

9
3. Nilai Sosial

Merupakan perilaku sosial dan tata cara hidup sosial seseorang, terhadap
peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain,
cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar individu. Nilai Pendidikan
sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah
masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka
menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu. Adapun sikap yang
termasuk nilai sosial meliputi: persaudaraan, kebersamaan, persahabatan,
kepedulian.

4. Nilai Budaya

Merupakan sesuatu yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok
masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh
kelompok masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan
memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaannya. Nilai
budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam
alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu
singkat. Adapun sikap yang termasuk nilai budaya meliputi: apresiasi budaya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dongeng adalah sebuah cerita yang tidak benar-benar terjadi,
terutama kejadian di zaman dahulu yang aneh-aneh. Bisa disimpulkan
bahwa, dongeng merupakan cerita rakyat yang fiktif atau khayalan dengan
tema-tema yang imajinatif dan sering tidak masuk akal.Jenis-jenis
dongeng Fabel,legenda,mite atau mitos,sage,parable,jenaka,dongeng biasa.
bahwa
fabel adalah cerita tentang kehidupan hewan yang berperilaku seperti
manusia.
Fabel adalah kisah fiksi, bukan kisah kehidupan nyata. Cerita fabel
sering juga disebut cerita moral karena informasi dalam cerita fabel
berkaitan erat dengan moralitas.Jenis-jenis fabel.Fabel klasik,dan fabel
modern. Nilai-nilai moral dalam sebuah dongeng dan fable biasanya
meliputi nilai kepatuhan, tawakal, keberanian, rela berkorban, jujur, adil,
bijaksana, menghormati sesama, bekerja keras, kasih sayang, kerukunan,
kepedulian, dan lain-lain.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih
banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amien Muhammad, Dkk. 2020.Smart Plus Isi Materi.Surakarta:

Genta Smart

Emile Durkheim.1990.Pendidikan Moral Suatu Studi,Teori dan Aplikasi


Sosiologi Pendidikan.Jakarta:Erlangga

Harahap Rosmawati.2025.Fabel.Jakarta:Guepedia

Lestari Rika.2006.Ringkasan dan Pembahasan Soal

Bahasa Indonesia.Jakarta:Puspa Swara, Anggota Ikapi

12

Anda mungkin juga menyukai