Disusun oleh
Ridwan Zul Fathi E071181307
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas final pada mata kuliah
Seminar masyarakat dan budaya
Antropologi Sosial
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
2021
Pendahuluan
1. Definisi Dongeng
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng pada awalnya
digunakan untuk menyampaikan moral (pendidikan) dan juga untuk hiburan.
Dongeng sendiri merupakan cerita yang diambil dari pemikiran fiksi dan kisah nyata
menjadi jalan perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara
berinteraksi dengan karakter makhluk lain. Dongeng juga merupakan dunia imajiner yang
membayangkan pikiran setiap orang yang diceritakan dari generasi ke generasi. Terkadang sebuah
dongeng dapat memawa pendengarnya ke dunia fantasi, tergantung pada bagaimana cerita itu
diceritakan dan pesan moral yang disampaikan. Dongeng sering diadaptasi menjadi adaptasi oleh
sebagian besar penulis dan editor yang kemudian diedit menjadi dongeng modern. Salah satu
dongeng yang selalu menghibur anak-anak adalah cerita 1001 malam dengan tokoh bernama
Abunawas. Kini dongeng yang asli hanya diambil sebagian kemudian diedit, ditambah, diganti
sehingga jauh dari dongeng aslinya cerita aslinya seolah “ditelan” oleh waktu.
Dongeng adalah cerita yang bergerak dari pemikiran fiktif dan kisah nyata ke suatu cara
hidup dengan pesan moral mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lain.
Dongeng juga merupakan dunia fantasi dan fantasi dari pemikiran yang diceritakan secara turun-
temurun. Terkadang dongeng bisa membawa pendengarnya ke negeri ajaib tergantung bagaimana
dongeng itu disampaikan dan pesan moral yang disampaikan. Dongeng sering diadaptasi menjadi
cerita oleh sebagian besar penulis editor dan kemudian diadaptasi menjadi dongeng modern. Salah
satu dongeng yang selalu diminta oleh anak-anak adalah cerita 1001 malam, saat ini dongeng asli
hanya diambil sebagian kemudian diedit ditambahi bahkan diganti oleh seseorang untuk
memuatnya miring jauh dari dongeng aslinya. Kini kisah aslinya seolah telah ditelan zaman.
Sedangkan legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh pemilik
cerita sebagai kebenaran. Oleh karena itu legenda sering dipandang seagai “cerita” kolektif (popular
story). Akan tetapi karena merupakan cerita yang tidak tertulis maka cerita tersebut dibelokkan
sehingga seringkali sangat berbeda dengan cerita aslinya. Oleh karena itu jika kita ingin
menggunakan legenda sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah maka legenda tersebut harus
dibersihkan terlebih dahulu dari segala bentuk bagian-bagian yang mengandung unsur folk.
3. Manfaat Dongeng
Banyak cerita dongeng yang dapat memberikan teladan bagi anak serta mengandung budi
pekerti, misalnya cerita tentang si kancil anak nakal, tentang perlombaan antara siput dan
kelinci, tentang si kerundung merah, dan masih banyak lagi. Setiap cerita dongeng anak-anak
selalu memiliki tujuan baik yang diperuntukan untuk si kecil. Untuk itu, jika si kecil sulit
mengerti tentang apa itu budi pekerti, pendidik dapat menjelaskannya dengan menggunakan
perumpamaan dari sebuah dongeng.
3. Mengembangkan imajinasi
Cerita dalam sebuah dongeng bagi anak terkadang memiliki cerita yang di luar logika orang
dewasa. Meskipun demikan, cerita-cerita seperti itulah yang dapat membantu anak untuk
meningkatkan daya imajinasinya. Walaupun terlihat berlebihan, cerita ini bertujuan untuk
membuat anak dapat meningkatkan daya kreasinya. Biasanya, anak yang memiliki imajinasi
yang tinggi memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga dia akan lebih cepat berkembang.
Salah satu peran yang paling utama dongeng adalah pembentukan karakter dimana karakter
yang merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Karakter juga sering diistilahkan dengan kata moral. Dalam pengertian umum, Solomon
mengatakan bahwa moral menekankan pada karakter individu yang bersifat khusus, bukan
pada aturan-aturan dan ketaatan. Nilai moral atau moralitas adalah nilai yang mengatur
kehidupan manusia, baik sebagai pribadi yang bermartabat maupun dalam rangka mengatur
keharmonisan dalam hidup bermasyarakat. Berdasarkan pejelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku suatu individu yang membedakan dirinya
dengan orang lain dalam kehidupannya sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.
Kesimpulan
Kesimpulannya adalah Melalui dongeng, daya imajinasi anak akan berkembang. Anak akan
dibawa ke dalam dunia yang begitu bebas, luas dan menyenangkan baginya. Alur cerita dapat
dibuat sedemikian rupa sesuai kreativitas pendongeng. Begitu pula peran dongeng dalam
pembentukan moral pada anak cukup signifikan berpengaruh dengan segala bentuk pengenalan
dongeng pada anak-anak dengan masing-masing konsep dongeng yang membuat anak-anak mampu
terpengaruh dan terinspirasi dari tokoh utama maupun tokoh-tokoh lain dalam dongeng, selain itu
anak-anak mampu mengembangkan banyak sikap yang sangat baik bagi anak-anak seperti
kejujuran, amanah pada tugas, tepat waktu dan tepati janji, mampu bertanggung jawab, jujur,
bersungguh-sungguh, ulet, baik dalam beretika, mampu menjaga sikap dan perbuatan, adil dan
bijaksana, kerja keras, sederhana, dan juga dermawan.
Daftar Pustaka
Lestari, Puput Widya. 2021. Metode Dongeng Sebagai Media Pembentuk Karakter Pada Anak Usia Dini.
Purwokerto.
Albertus, Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta.
Kurniawan, Heru. 2016. Kreatif Mendongeng untuk Kecerdasan Jamak Anak. Jakarta.
Rosada, Ulfa Danni. 2016. Memperkuat karakter anak melalui dongeng berbasis visual media. Madiun.