NIM : 837740134
Semester : 3.A
MANDUL 6
Cerita Anak-anak
KB 1
Hakikat Cerita Anak-anak
A. PENGERTIAN
Kutipan 1
Perkembangan dunia tulis menulis sudah sangat pesat sehingga karya batin
tidak harus diungkapkan dalam bentuk fisik dan nonfisik yang terbatas. Dunia
membutuhkan penulis dan pengarang untuk menulis tentang apa saja (2003 : 23).
Kutipan 2
Eni melihat seorang pengantar surat yang bersepeda keliling kampung.
Belnya berbunyi kring, kring, kring. Ketika hari panas, keringatnya membasahi
tubuhnya, wajahnya dihiasi titik keringat yang kemudian jatuh atau mengalir
merambat pipinya (2002 : 327).
a. Unsur pantangan
Merupakan unsur-unsur yang berbuhubungan dengan segi isi cerita yang
bersifat negatif yang tidak pantas untuk diketahui anak karena unsur-unsur
tersebut dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak ke arah yang tidak baik.
Misalnya kemiskinan, kekejaman ibu tiri, dan perlakuan yang tidak adil pada
tokoh protagonis, biasanya amanat lebih sering disederhanakan dengan cara
memberikan kebahagiaan diakhir cerita.
b. Penyajian
Cerita anak harus disajikan secara langsung, tidak berbelit-belit. Dialog yang
diucapkan atau dilakukan para tokoh cerita harus wajar dalam hidup. Pleh karna
itu, bahasa yang digunakan harus singkat dan lugas, tidak menggunakan gaya
bahasa yang biasa digunakan oleh orang dewasa. Perwatakan para tokoh
digambarkan secara hitam putih. Artinya, setiap tokoh yang dihadirkan hanya
mengemban satu sifat utama, yaitu tokoh baik atau tokoh buruk.
c. Fungsi terapan
Artinya, cerita anak-anak disusun dengan mengemban misi pendidikan,
pengetahuan, perkembangan anak, dan pengalaman tentang kehidupan. Fungsi
terapan ditunjukkan oleh unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita. Melalui
cerita, anak-anak juga akan memperoleh pendidikan tentang budi pekerti,
keimanan kepada Tuhan, keterampilan, dan berbagai pengetahuan.
a. Cerita jenaka
Merupakan cerita yang mengungkapkan hal ihwal atau tingkah laku seorang
tokoh yang lucu. Kelucuan yang diungkapkan dapat berupa karena kebodohan
sang tokoh dapat pula karena kecerdikannya.
b. Dongeng
Dongeng adalah cerita yang didasari atas angan-angan atau khayalan. Di
dalam dongeng terkandung cerita yang menggambarkan sesuatu di luar dunia
nyata, seperti bebek bertelur emas, peri yang baik hati dan sebagainya.
c. Fabel
Fabel adalah cerita yang menampilkan hewan-hewan sebagai tokoh-
tokohnya. Di dalam fabel, para hewan atau binatang digambarkan sebagaimana
layaknya manusia yang dapat berpikir, bereaksi, dan berbicara. Fabel
mengandung unsur mendidik karena diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang
mengandung ajaran moral. Contoh fabel, antara lain cerita “Kancil dan Kera”,
“Kancil dan Buaya”
d. Legenda
Legenda adalah yang berasal dari zaman dahulu. Cerita legenda bertalian
dengan sejarah yang sesuai dengan kenyataan yang ada pada alam atau cerita
tentang terjadinya suatu negeri, danau atau gunung. Contoh cerita “Malin
Kundang”, “Batu Menangis”, “Sangkuriang”, “Asal Usul Kota Surabaya”.
A. TEMA CERITA
Tema dalam sebuah cerita ibarat fondasi pada sebuah bangunan. Ini artinya
elemen atau unsur yang pertama harus ada dalam sebuah cerita adalah tema.
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari cerita itulah yang disebut
tema. Sebuah tema terkandung sebuah amanat yang menjadi ujung tombak atau
tujuan utama seorang pengarang membuat sebuah cerita.
Cerita anak-anak umumnya bersifat diktatis. Tema atau amanat yang
terkandung dalam cerita anak-anak berisi pertentangan antara baik dan buruk.
Adakalanya tema cerita dinyatakan dengan jelas atau dinyatakan secara eksplisit.
Ada juga yang dinyatakan secara simbolis. Tema-tema yang dinyatakan secara
simbolis umumnya terdapat pada cerita-cerita orang dewasa.
B. AMANAT
C. TOKOH
D. LATAR
Latar atau setting diartikan juga sebagai landas tumpu sebuah cerita. Secara
kasat mata, latar dalam cerita berkenaan dengan tempat atau ruang dan waktu
yang tergambar dalam sebuah cerita. Secara terperinci latar meliputi
penggambaran lokasi geografis, termasuk topografi, pemandangan, sampai kepada
perincian peelengkapan sebuah ruangan; pekerjaan atau kesibukan sehari-hari
para tokoh; waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya;
lingkungan agama, moral, intelektual, dan sosial para tokoh.
E. ALUR
Makna yang disampaikan sudjiman (1991 : 29) yaitu alur adalah jalinan cerita
yang disajikan dengan urutan waktu tertentu. Alur dengan susunan peristiwa yang
kronologis disebut alur linier. Titik W.S., dkk., (2003 : 111) menjelaskan bahwa
pada umumnya struktur alur cerita anak dirancang secara kronologis, yang
menaungi periode tertentu dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam periode
tertentu tersebut.
Ada dua tipe alur kronologis, yaitu progresif dan episodik. Dalam buku-buku
yang menggunakan alur progresif, bab-bab pertama adalah eksposisi, tempat
tokoh-tokoh, latar, dan konflik dasar diperkenalkan. Setelah itu, cerita dibangun
hingga gawatan dan klimaks. Begitu klimaks tercapai, kesimpulan yang
memuaskan (leraian) diraih pula, dan cerita pun berakhir. Alur episodik mengikat
beberapa cerita atau episode, masing-masing sebagai sebuah kebulatan dengan
koflik dan penyelesaian.
F. SUDUT PANDANG
G. GAYA
Khusu karya sastra dengan bentuk prosa atau cerita, gaya dalam penggunaan
bahasa berkaitan erat dengan aspek-aspek cerita, yaitu tujuan dan unsur-unsur
cerita. Gaya bercerita sangat berkaitan dengan unsur-unsur cerita, seperti tema,
latar, tokoh, dan sudut pandang.
Gaya akan selalu disesuaikan dengan semua aspek yang ada dalam cerita
sehingga cerita benar-benar menyatu atau tidak terjadi ketimpangan atau keanehan
yang membuat pembaca merasa bingung atau cerita menjadi tidak menarik
perhatian. Melalui gaya bercerita, pengarang bertujuan untuk menampilkan
suasana, latar, tokoh, dan unsur-unsur cerita yang lain menjadi hidup.
KB 3
Analisis Cerita Anak-anak
KB 1
Konsep Puisi Anak
1. Pantun
Pantun lebih banyak dikenal karena beberapa alasa diantaranya (a) pantun
adalah puisi tertua; (b) pantun juga masih dikenal dan digunakan di lingkungan
kehidupan anak; (c) dalam permainan anak digunakan pantu yang dijadikan
permainan antarteman dalam senda gurau; (d) sering dijadikan media anak-anak
untu menyampaikan ekspresi perasaan anak kala senang, gembira, sedih dan
terharu; (e) hampir disemua buku teks bahasa Indonesia memuat contoh puisi
berbentuk pantun.
2. Syair
Syair adalah bentuk puisi lama yang terikat oleh jumlah bait dan baris. Setiap
bait terdiri atas empat baris. Syair bersajak aaaa, artinya tisp barisnya berbunyi
akhir sama.
Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari
dalam, atau dari wujud puisi itu sendiri.
1. Tema
Untuk menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
denga cara melihat judul puisinya karena ada pusisi yang di dalam judulnya sudah
menampakkan tema.
2. Amanat
Amanat puisi adalah pesan atau nasihan yang ada dalam puisi yang didapat
oleh pembaca melalui puisi yang dibacanya. Oleh karena itu amanat hanya dapat
dirumuskan oleh penikmat atau pembaca sehingga bisa terjadi beda pendapat
antara penikmat satu dengan yang lainnya.
4. Tipografi
Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris ke
bawah. Tipografi banyak terdapat pada puisi modern.
5. Enjabemen
Enjabemen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya
sehingga menimbulkan nuansa makna. Fungsi enjabemen mempererat hubungan
antarlarik sehingga makna antalarik itu menjadi utuh.
6. Akulirik
Akulirik adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Tokoh itu bisa
pengarangnya, bisa pula bukan, dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi
yang dikarangnya kepada tokoh tertentu, atau tokoh lain. Ciri akualirik terdapat
kata ganti: aku, kamu, dan kita.
7. Rima atau Persamaan Bunyi
rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang
letaknya berdekatan di dalam satularik tau antarlarik. Seperti pada pantun, syair
dan bentuk puisi lainnya yang berumus persajakan tertentu.
Puisi juga memiliki unsur pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik.
unsur ekstrinsi ini cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi. Unsur ekstrinsik
ini terdiri atas: unsur biografi penyair, unsur kesejarahan dan unsur
kemasyarakatan.
1. Lapis Bunyi
Adalah kumpulan bunyi fonem yang memebentuk kata. Lapisan bunyi
merupakan lapisan teratas atau awal. Dikatakan awal karena konsep puisi adalah
rangkaian bunyi yang dapat didengar.
2. Lapis Arti
Sebuah puisi setelah didengar, akan terlihat strukturnya atau bentuknya
dengan jelas sebagai bagian dari huruf yang menjadi kata, kata merupakan bagian
dari kelompok kata, kelompok kata bagian dari kalimat. Rangkaian kata,
kelompok kata dan kalimata ini memiliki arti yang selanjutnya memebentuk
kesatuan arti yang lebih besar lagi, yaitu bait.
Krakatau
Oleh : Dini Fajarini
1. Tema
“Berdirilah Krakatau dengan megahnya/menjulang tinggi mencapai langit
sungguh indah dipandang mata” dan pada bait keempat dua baris terakhir kata
indah diulang kembali “kembali indah untuk dipandang, oh, Tuhan sungguh indah
ciptaan-Mu”. Berdasarkan alasan tersebut maka dapat disimpulkan tem puisi ini
tentang : keindahan alam.
2. Amanat
Salah satu hasil yang dapat ditangkap dari pesan pengarang puisi “krakatau”
itu seperti berikut ini.
a. Di balik keindahan terselip ancaman.
b. Sesuatu yang indah menyimpan bahaya.
c. Segala sesuatu diciptakan Tuhan dalam dua sisi, yaitu baik (indah) dan tidak
baik (marah, buruk, bahaya)
d. Segala hal akan tercermin melalui sikapnya. Jika sedang tenang akan kelihtan
indah, tetapi jika marah akan kelihatan buruk.
4. Rima
Rima terdapat pada hubungan bunyi antarlarik dengan mengulang “nya” pada
bait ke-3 lirik 2,3, dan 4.
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
6. Gaya Bahasa
Gaya bunyi terdapat pada bait ke-3.
Adapun unsur topografi, enjabemen, dan akualirik tidak terdapat pada puisi
anak ini. Unsur ekstrinsik puisi “Krakatau” tentu ada yang berhubungan dengan
unsur kesejarahan.