JAWABAN
1. Terminologi dan Etimologi dari kata Mengajar, mendidik dan tugas guru ( Pulias dan Yaong,
Mana, Yelon, serta Weinstein dikutip E. Muyasa 2007 )
Mendidik Mendidik berasal dari kata dasar didik, Mendidik adalah suatu
yang merupakan sebuah homonim usaha/proses pembentukan
dengan pendidik dan pendidikan yang dan pembinaan sikap mental,
secara etimologis pendidikan sendiri kepribadian serta akhlak bagi
berasal dari bahasa latin yaitu ducare anak didik yang bisa
yang berarti menuntun, mengarahkan, mengantarkan anak didik
atau memimpin. kearah kedewasaan baik
secara jasmani dan rohani.
Tugas Guru menurut Puliias dan Young, Manan, Yelon, serta Weinstein ( Dikutip E.Mulyasa
2007 )
Menurut kajian Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon and Weinstein
(1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya ada 19 peran guru, yakni :
2. Dalam menghadapi kasus seperti Irfan, sungguh merupakan suatu dilema etika benar Vs benar
dan paradigma jangka pendek Vs jangka panjang bagi saya, terlebih ketika saya ditempatkan
menjadi guru yang harus menerangkan kepada siswa lain agar tidak ada efek pelabelan “pilih
kasih” atau image buruk bahwa dapat tidak bersekolah karena ada kegiatan lain, ataupun hal
yang semacam itu, jika saya sebagai guru mata pelajarannya saya akan berusaha untuk
menerangkan kepada siswa lainnya bahwa yang Irfan lakukan bukan hanya untuk
membanggakan nama sekolah saja atau hanya ikut kompetisi yang berguna untuk dirinya
sendiri, tapi bisa menjadi satu contoh bagi murid lainnya bahwa jika memang murid-murid yang
mempunyai bakat dan minat yang dapat dikembangkan, berpotensi menjadi suatu prestasi,
menjadi satu keahlian, keterampilan yang dapat memaksimalkan kecerdasan, kemampuan dan
kecakapan hidupnya, bisa lebih di fasilitasi dan di proteksi oleh sekolah, karena pendidikan dan
pengajaran tidak hanya didapatkan dari sekolah tetapi dari tempat lainnya pun bisa.
Sekolah bukan hanya tempat untuk belajar, menulis, berhitung , bersosialisasi, adaptasi, dsb,
tetapi fungsi sekolah yang sebenarnya adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
3. Kasus Bapak Purnama ini merupakan Dilema Etika bagi saya Jika saya sebagai sandi yaitu
sahabat nya Purnama yang mengetahui bahwa sahabat saya sendiri mempunyai pekerjaan lain
selain mengajar di sekolah yaitu sebagai Driver transport Online, di satu sisi saya menyayangkan
purnama dengan banyak bakatnya hanya menjadi seorang driver transport online di sela-sela
menjadi guru di sekolah, tetapi di sisi lain saya mencoba memahami purnama melihat dari
kondisi ekonomi yang gajinya menjadi guru tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga nya
sehingga memilih menjadi driver transport online sebagai pekerjaan sampingan yang termudah
untuknya, dan ini menjadi paradigma individu Vs Masyarakat ketika saya harus menyikapinya.
Pihak sekolah dan masyarakat luas mungkin tidak tahu keadaan ekonomi purnama yang
sebenarnya terlepas titel sebagai seorang guru, sebagai sehabat purnama saya akan
berkomunikasi kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan purnama terlebih dengan
bakat-bakat yang dimiliki oleh purnama yang bisa difasilitasi oleh sekolah, sehingga dapat
membantu kondisi ekonominya dan mengembangkan potensi dari bakat yang dimiliki purnama,
proses pengembangan bakat dan minat serta pemetaan kebutuhan menurut saya tidak berlaku
hanya untuk anak didik saja tetapi berlaku juga kepada pemangku pendidikan terlebih kepada
guru, karena ketika guru berkembang dan bisa memaksimalkan segala bakat dan minat yang
dimiliki maka ia akan melakukan hal yang sama kepada anak didiknya, lebih paham apa yang
dibutuhkan yang dapat menunjang masa depannya.
Pekerjaan menjadi seorang driver transport online bukanlah hal yang buruk tetapi ketika bekerja
dengan hobby dan sesuai minat dan bakat yang dimiliki maka chemistry dengan pekerjaan itu
sendiri akan mudah di dapatkan yang menjadikan satu motivasi sendiri untuk melakukannya
dengan penuh keprofesionalan dan usaha yang maksimal untuk mencapai tujuan yang di capai
tanpa paksaan.
4. Refleksi diri sendiri dan cara saya untuk meningkatkan keprofesionalan secara berkelanjutan :
Saya adalah seorang guru pendidikan anak usia dini ( PAUD), yang bekerja di sebuah taman
kanak-kanak yang bernama TK Al-Hidayah Subkiyah, saya bekerja dengan hati karena saya
menyukai anak-anak dan pekerjaan ini yaitu mengajar, mendidik, melatih, membimbing
mengasuh dan mengoptimalkan segala potensi yang ada di dalam diri anak usia dini sesuai
dengan kecerdasan dan karakteristiknya masing-masing.
Saya sudah tergerak untuk menciptakan pembelajaran merdeka belajar untuk anak dengan
tujuan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak didik dengan cara pembelajaran
yang berpusat pada anak, memetakan segala kebutuhan, minat dan bakat yang ada di dalam diri
anak didik untuk mencapai kecakapan hidup dan keterampilannya, saya sudah mulai bergerak
untuk melakukan itu, salah satunya dengan cara berusaha menciptakan kegiatan yang
bermakna, menyenangkan, edukatif, dan tidak membosankan untuk anak dengan selalu mencari
ide, gagasan dan ilmu baru untuk dapat langsung di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
bersama anak didik ( Aksi nyata ), dan saya sedang melanjutkan kembali pendidikan yang sesuai
dengan pekerjaan yang saya ampu saat ini dengan mengikuti kelanjutan sekolah khusus anak
usia dini ( PGPAUD ), lalu saya banyak mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan
pekerjaan saya saat ini seperti DIKSAR PAUD, DIKJUT PAUD Dan Pelatihan Program Guru
Penggerak ( PPGP ), itu semua saya lakukan untuk meningkatkan keprofesionalan dan
kompetensi saya sebagai pendidik dan pengajar Anak usia dini untuk membantu saya lebih ahli,
cakap, terampil dan mahir dalam menstimulasi segala perkembangan Anak Usia dini yang bisa
menjadikan mereka pribadi yang terampil, cakap, mandiri yang berprofil pelajar pancasila
( Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, Gotong
royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif ).
Saat ini saya berusaha untuk menggerakkan secara khusus rekan kerja satu lembaga
(Internal ) dan mudah-mudahan bisa menularkan kepada rekan kerja di lembaga lain (Eksternal)
dengan cara mengshare ilmu yang saya punya yang sudah saya dapatkan dari pelatihan-
pelatihan yang saya ikuti, membuat komunitas dengan tujuan pembelajaran berpusat pada
anak, berusaha untuk saling bertukar informasi dan mencari solusi dari setiap masalah yang
kami hadapi selama pembelajaran dengan cara couching dan merencanakan program-program
yang dapat membangun lembaga/sekolah yang berpihak pada anak, dengan tujuan untuk bisa
membuat pembelajaran bermakna dan membuat anak merdeka belajar, dengan tidak pernah
berhenti belajar untuk meningkatkan kualitas sebagai guru yang bisa menjadi suri tauladan yang
baik, penyemangat dan pendorong segala potensi anak didik, sesuai dengan pilosofi Ki Hadjar
Dewantara, yaitu :
TERIMA KASIH