Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu


untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat. Proses ini dilakukan
tidak sekedar untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggali, menemukan, dan
menempapotensi yang dimiliki, tapi juga untuk mengembangkannya dengan tanpa
menghilangkan karakteristik masing-masing. Untuk itu sistem pendidikan bangsa yang
berpenduduk lebih dari 200juta manusia ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkannya mampu bersaing dengan negara-
negara lain di tengah kelindan dan kompetisi globalisasi. Untuk mendapatkan sumber daya
manusia yang berkualitas pun tidak mudah, haruslah SDM ini diperoleh dari pendidikan yang
bermutu unggul. Dan bagaimana pendidikan bermutu unggul ini didapatkan? Tentunya
pendidikan unggul ini diperoleh dari guru yang bermutu unggul juga (guru yang profesional)

Dalam dunia pendidikan khususnya, guru adalah sebagai kekuatan pembebasan (liberating
Force), karena posisi dan peranannya adalah untuk mengajar dan membimbing peserta didik
supaya menjadi manusia yang berkualitas dalam hal memiliki ilmu pengetahuan, watak
bermartabat, dan berguna bagi masyarakat. Atau dalam adagium Jawa yang berarti "digugu
dan ditiru" (orang yang diikuti dan dicontoh. Sehingga, kompetensi yang dituntut dari guru
profesional adalah memiliki kebiasaan dan kemampuan ilmiah dalam merancang,
melaksanakan, menemukan kekuatan dan kelemahan dalam kegiatan pengembangan, serta
memanfaatkannya untuk kegiatan perbaikan berikutnya."

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru? 2. Bagaimana kompetensi profesional


guru?

3. Bagaimana peran guru profesional dalam pembelajaran? 4. Bagaimana upaya mewujudkan


guru profesional?
BAB II

Unduh

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesionalisme Guru 1. Profesionalisme

Dalam studi tentang masalah profesionalisme, kita akan berkenalan dengan sejumlah definisi
tentang "profesi". Salah satunya adalah definisi yang dikemukakan oleh Dr. Sikun Pribadi
yang dikutip oleh Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya pendidikan guru berdasarkan
pendekatan kompetensi", yakni: profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataaan atau
suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau
pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan
itu Rumusan yang singkat ini mengandung sejumlah makna, dintaranya hakikat profesi
adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka, profesi mengandung unsur
pengabdian, profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme adalah sifat- sifat kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan
lain-lain) yang dilakukan oleh seseorang.

2. Guru

Banyak sekali definisi mengenai pengertian guru, salah satunya pengertian guru yang
terdapat dalam buku Ilmu Pendidikan Islam bahwa guru adalah pekerja profesional yang
secara khusus disiapkan untuk mendidik anak-anak yang telah diamanatkan orangtua untuk
dapat mendidik anaknya di sekolah. Ungkapan diatasdapat diartikan sebagai suatu kesediaan
untuk melaksanakan dengan sebaik- baiknya terhadap tugas yang diamantkan kepadanya,
dengan kesediaan menerima segala konsekuensinya.

Definisi yang hampir sama mengenai guru terdapat dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen bahwasanya guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah."
C. Peran Guru Profesional dalam Pembelajaran
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru
sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi- potensi yang dimiliki oleh
peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini
guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik
dengan yang lain memiliki perbedaan. Gurdl. u juga harus bepacu dalam pembelajaran,
dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat
mengembangkan potensinnya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional,
dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut:?

1. Orang tua yang penuh kasih sayang terhadap peserta didiknya.

2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta

didik

3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai
minat, kemampuan, dan bakatnya. 4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua
untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran

pemecahannya.

5. Memupuk rasa percaya diri, bareani dan bertanggung jawab

6. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antarpeserta didik, orang

lain, dan lingkungannya.

7. Mengembangkan kreativitas: 8. Menjadi pembantu ketika diperlukan.

Untuk memenuhi tuntutan diatas, guru harus mmpu memaknai pembelajaran, serta
menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas
pribadi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran
guru dalam pembelajaran, diantaranya:"
1. Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik,
dan lingkungannya. Sebab, out put mendidik adalah supaya anak didik menjadi anak yang
ahlakul karimah. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. 2. Guru sebagai pengajar.

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang
belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari
agar ilmu pengetahuan yang

awalnya sedikit menjadi banyak. 3. Guru sebagai pembimbing.

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan


pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawabatas kelancaran perjalanan itu. Dalam
hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreatifitas. moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

4. Guru sebagai pelatih.

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukn latihan keterampilan, baik intelektual


maupun motorik, karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan
penguasaan kompetensi dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang
dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai
pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai
dengan potensi masing-masing.

5. Guru sebagai penaschat. Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi
orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Banyak guru
cenderung menganggap konseling terlalu banyak membicarakan klien seakan-akan berusaha
mengatur kehidupan orang. dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi
ini. Padahal menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasihat dan menjadi orang
kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada posisi tersebut.

6. Guru sebagai pembaharu (Innovator).


Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi
peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu
dengan yang lain. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh
dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.

Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam
istilah atau bahasa modem yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara
generasi tua dan generasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi
pribadi yang terdidik.

7. Guru sebagai model dan teladan.

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia sebagai gunu. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan
guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang yang berada dilingkungannya.

8. Guru sebagai pribadi,

Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.

Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa "guru bisa digugu dan

tiru". Digugu maksudnya bahwa peran-pran yang disampaikan guru bisa

dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau

diteladani. 9. Guru sebagai peneliti

Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-


penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang
didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu seorang guru adalah seorang pencari atau
peneliti.

10. Guru sebagai pendorong kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang sangat penting
dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses
kreatifitas tersebut kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk
menciptakan sesuatu

11. Guru sebagai pembangkit pandangan Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan
memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Mengembangkan fungsi
ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengn peserta didik di segala umur, sehingga
setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi
ini. 12. Guru sebagai pekerja rutin

Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat
diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik,
maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.

13. Guru sebagai pemindah kemah.. Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang
pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam
meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha
keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi
kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkanya untuk mendapatkan cara-cara baru
yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat bagi peserta didinya

14. Guru sebagai pembawa cerita.

Guru menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan,

karena cerita-cerita yang disampaikan guru sangat bermanfaat bagi peserta

didik untuk diambil manfaatnya. 15. Guru sebagai aktor.

Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus
ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami
respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannyasehingga dapat
dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam
yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang aktor berusaha mengurangi
respon bosan dan berusha meningkatkan minat para pendengar.

16. Guru sebagai emansipator.


Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap
insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan "budak" stagnasi kebudayaan.

17. Guru sebagai evaluator.


Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena
melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti
apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan
setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian hanis dilakukan denagn
prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap yaitu, persiapan. pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Penilaian harus adil dan objektif.

18. Guru sebagai pengawet. Salah satu tugas guru adaah mewariskan kebudayaan dari
generasi ke genersi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang
bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa epan. Sarana pengawet
terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum.

19. Guru sebagai kulminator.

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir
(kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan meleati tahap kulminasi, suatu tahap
yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajamya. Disini peran
kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi
yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebiasaan dan
pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan cara yang sesuai dengan
perkembangan dan potensi anak didik.

D. Upaya Meningkatkan Guru Profesional

Upaya mewujudkan guru profesional bukan masalah yang sederhana.

Mewujudkan guru profesional terkait dengan banyak faktor yang sangat kompleks. Upaya
mewujudkan guru profesional dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara

lain: 1. Perbaikan sistem pendidikan dan pembinaan guru.


Pendidikan diyakini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan seseorang.
Oleh sebab itu, dalam rangka mewujudkan guru profesional perlu dikaji sistem pendidikan
guru. Menurut Tilaar (2002:384-388) pendidikan dan pembinaan guru mencakup pendidikan
prajabatan guru, pendidikan dalam jabatan guru, lisensi dan ikatan tugas guru.

2. Perbaikan kesejahteraan guru

Untuk mewujudkan guru profesional dapat ditempuh dengan meningkatkan kesejahteraan


gaji guru. Sementara ini gaji guru di Indonesia dinilai masih rendah tentu saja kondisi ini
sangat menyedihkan. Rendahnya gaji guru tentunya akan berimplikasi pada kualitas guru.
Gaji guru yang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan mengakibatkan sebagian guru akan
mencari penghasilan lain. Akibatnya guru kurang berkonsentrasi dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru.

3. Peningkatan peran organisasi profesi

Organisasi profesi gum perlu diberikan kekuatan agar mempunyai wibawa. Pemberian
kekuatan yang dimaksud misalnya dengan memberi kewenangan pada organisasi profesi guru
untuk memberikan lisesi atau ijin berkarya bagi guru.

4. Melaksanakan Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi (PGBK) Dalam rangka


peningkatan profesi guru, pemerintah telah melaksanakan pendidikan guru berdasarkan
kompetensi. PGBK ini merupakan adopsi dari Amerika Serikat yang disebut CBTE
(Competency Based Teacher Education). Berdasarkan PGBK, konsep kompetensi tidak
sekedar perbuatan yang tampak dan dapat diamati saja, akan tetapi juga potensi yang
menyebabkan munculnya perbuatan. Dalam perkembangan selanjutnya muncul konsep PBTE
(Performance Based Teacher Education). Dalam konsep PBTE menghendaki adanya
performen guru dapat dilihat secara jelas yang dapat diamati dari luar.

BAB III

KESIMPULAN

PENUTUP

guru profesional adalah kemampuan seorang guru untuk melaksanakan tugas pokoknya
sebagai seorang pendidik dan pengajar yang meliputi kemampuan dalam merencanakan,
menjalankan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran untuk menjadi guru yang profesional
berdasarkan UU Sisdiknas Nomor 14 tentang guru dan dosen menentukan bahwa guru yang
profesional harus memiliki setidaknya empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial.

Setelah cempat kompetensi tersebut terpenuhi peran seorang guru profesional dalam
pembelajaran juga harus dipahami. Dalam makalah ini terdapat beberapa penjelasan
mengenai peran guru profesional dalam pembelajaran salah satunya adalah guru sebagai
pengajar, guru sebagai pendidik, guru sebagai pembimbing dan seterusnya.

Untuk mewujudkan guru profesional ada hal-hal yang harus diperhatikan yakni, perbaikan
sistem pendidikan dan pembinaan guru, perbaikan kesejahteraan guru, peningkatan peran
organisasi profesi, melaksanakan Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi (PGBK)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Paud450 1/4sks. Cet-6 2010. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional.
Jakarta: Universitas Terbuka.

Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi Jakarta: Bumi
Aksara

Ardy Wiyani, Novan dkk 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: r-ruzz

Media Ni'am Sholeh, Asrorun. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: elsas jakarta.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.


http://kompetensi.info/kompetensi-Guru/apa-itu-kompetensi.html diakses pada

sabtu 28 maret 2015 pukul 11.14.

http://mujarodah.blogspot.com/2013/06/makalah-profesionalisme-guru.html?
M-I diakses pada 28 maret 2015 pukul 12:19.

https://imamzaha.wordpress.com/2012/05/03/guru-profesional/ di akses pada Minggu 29


maret pukul 13:38.

Adanya tuntutan terhadap mutu pendidikan yang tinggi itu pada gilirannya
memerlukan guru yang bermutu dan profesional dalam bidangnya. Hal tersebut
sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang mempersyaratkan pendidikan minimal bagi seorang guru mulai dari TK sampai
dengan SMTA adalah Strata 1 serta peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
yang secara tegas menyatakan seorang guru yang layak mengajar adalah mereka
yang memiliki kompetensi pedagogis, profesional, kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial. Hal ini menuntut setiap orang yang merasa sebagai guru atau
tenaga pendidik untuk selalu berupaya menyesuaikan tuntutan kualifikasi dan
kualitas kompetensi guru dengan peraturan perundang-undangan tersebut di atas.

Anda mungkin juga menyukai