Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBASAHAN
A. Definisi Guru
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Guru tugas adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Alder dikutip oleh Ibrahim Bafadal (2008: 4) guru merupakan unsur manusiawi
yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Dengan demikian maka perwujudan guru
haruslah manusia yang tutur kata dan tngkah lakunya dapat diteladani oleh siapapun terutama
siswa/anak.
Menurut Oemar Hamalik (2002: 36) guru adalah jabatan profesional yang memerlukan
berbagai keahlian khusus.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat dismpulkan bahwa guru adalah tenaga profesional
yang bertugas membimbing, mengajar, dan mendidik siswa untuk mencapai taraf kedewasaan.
B. Syarat Guru Profesional
Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin (2009: 7) guru profesional memiliki syarat sebagai
berikut:
1.
Memiliki bakat sebagi guru;
2.
Memiliki keahlian guru;
3.
Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi
4.
Memiliki mental yang sehat;
5.
Berbadan sehat;
6.
Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas;
7.
Guru sebagai manusia berjia pancasila;
8.
Guru adalah seorang warga negara yang baik.
C. Tugas Guru
Tujuan dan peranan guru adalah mendidik peserta didiknya sebagaimana adanya, lalu
membantu mereka sesuai dengan potensinya. Guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta
menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi
peserta didik. Dengan memperhatikan kajian Pullias dan Young, Manam, serta Yelon and
Weinstein, dalam E. Mulyasa (2009: 37) dapat diidentifikasikan beberapa peran guru, yakni
sebagai berikut:
1. Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta
didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu
yang mencakup taggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma
moral, dan sosial serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nlai dan norma tersebut.
Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah
dan dalam kehidupan bermasyarakat.

Berkenaan dengan wibawa: guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai
spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, seeta memiliki kelebihan
dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang
dikembangkan.
Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri, terutama dalam berbagai
hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai
dengan kondisi peserta didik dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil
keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah
pembelajaran
peserta
didik,
tidak
menunggu
atasan
atau
kepala
sekolah.
Sedangkan disiplin; bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara
konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta
didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru
harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.
2. Guru sebagai Pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang
belum diketahuinya, membentuk kopetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan,
hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan
keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui
pembelajaran peserta didik dapat bekerja dengan baik.
3. Guru sebagai Pembimbing
Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu
perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta
menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu
dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik , tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap
aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam
setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.
4. Guru sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual
maupun motorik sehingga menutut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Pelatihan yang dilakukan,
di samping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu
memperhatikan perbedaan individu peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu, guru harus banyak
tahu meskipun tidak mencakup semua hal. Meskipun demikian, tidak mustahil kalau suatu ketika
menghaapi kenyataan bahwa guru tidak tahu tentang sesuatu yang seharusnya tahu. Dalam keadaan
demikian, guru harus berani berkata jujur, dan berkata saya tidak tahu. Kebenaran adalah sesuatu
yang amat mulia, namun jika guru terlalu banyak berkata saya tidak tahu maka bukanlah guru
profesional. Untuk itu guru harus selalu belajar, belajar sepanjang hayat, dan belajar adalah sesuatu
yang tidak dapat diwakilkan orang lain.
5. Guru sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka
tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak berharap untuk
menasehati orang. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan, dan penasehat
secara lebih mendalam ia harus memahami pskologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
Untuk menjadi manusia dewasa, manusia harus belajar dari lingkungan selama hidup dengan
menggunakan kekuatan dan kelemahannya. Pendekatan mental dan menta health di atas akan
banyak menolong guru dalam menjalankan fungsinya sebagai penasehat, yang telah banyak
dikenal bahwa ia banyak membantu peserta didik untuk dapat membantu kepurusannya sendiri.

6. Guru sebagai Model dan Teladan


Guru merupakan model dan teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia sebagai guru. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan
ketika seorang guru tidak mau menerima atau menggunakannya secara konstrutif maka telah
mengurangi keefektifan pembelajaran. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan
guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap
atau mengakuinya sebagai guru.
Guru tetap manusia biasa yang tidak lepas dari kemungknan khilaf. Guru yang baik adalah
yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya,
kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu diikuti dengan sikap
merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya
7. Guru sebagai Pribadi Guru
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian
yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan bahwa guru digugu
dan ditiru. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk
dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan ole
masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat
tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian adalah rangsangan yang memancing emosinya.
Kestabilan emosi amat diperlukan, karena guru yang mudah marah akan membuat peserta didik
takut, dan ketakutan mengakibatkan kurangnya minat untuk mengikuti pembelajran serta
rendahnya konsentrasi, karena ketakutan menimbulkan kekuatiran untuk dimarahi dan hal ini
membelokan konsentrasi peserta didik.
8. Guru sebagai Pendorong Kreativitas
Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia
kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan ntuk
menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang
lebih baik dalam melanyani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia
memang kreatif dan tidak melakukan ssuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukan apa yang
akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang
akan dikerjakan di masa yang akan datang lebih baik dari sekarang.
9. Guru sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap
insan, dan menyadari bahwa kebanyakan isan merupakan budak stagnasi kebudayaan. Ketika
masyarakat membicarakan rasa tidak senang kepada peserta didik tertentu, guru harus mampu
mengenal kebutuhan peserta didik tersebut akan pengalaman, pengakuan dan dorongan. Dia tahu
bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan sering kali membebaskan peserta didik dri self
image yang tidak menyenangkan, kebodohan, dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Dalam
hal ini, guru harus mampu melihat sesuatu yang tersirat di samping yang tersurat, serta mencari
kemugkinan pengembangannya.
Untuk memiliki kemampuan melihat sesuatu yang tersirat, perlu memanfaatkan pengalaman
selama bekerja, ketekunan, kesabaran dan tentu saja kemampuan menganalisis fakta yang
dilihatnya, sehingga guru mampu mengubah keadaan peserta didik dari status terbuang menjadi
dipertimbankan oleh masyarakat. Guru telah melaksanakan fungsinya sebagai emansipator,
ketika peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai pribadi yang tidak berharga, merasa
dicampakan orang lain atau selalu diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus asa,
dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri. Ketika peserta didik hampir putus asa,

diperlukan ketelatenan, keuletan dan seni memotivasi agar timbul kembali kesadaran, dan bangkit
kembali harapannya.

Anda mungkin juga menyukai