Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“Revaitalisasi Sector Primer (Pertanian) Di Indonesia ”


DOSEN PENGAMPU :
Wahyu Muh. Syata, S.E., M.Pd.,

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :

SAFIKA UDU (A1A122061) NURFADILLAH DAMAYANTI (A1A122057)

NIAS WAL IKRA (A1A122053) RISKA RAMADHANI (A1A122059)

INANG APRILIA (A1A122047) JUNITA (A1A122051)

ERMAWATI (A1A122041) IRMA NANTI (A1A122049)

HARDIANTI (A1A122045) ERWIN (A1A122042)

NUR AZIZA (A1A122055) GEBI AGUSTIN (A1A122043)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, karena berkat rahmad dan hidaayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya. Tugas makalah kelompok 3 tentang "Revitalisasi Sector Primer
(Pertanian) di Indonesia" bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kami yaitu
Perekonomian Indonesia dari dosen pengampuh bapak Wahyu Muh. Syata, S.E., M.Pd.,

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menerima kritikan serta saran yang
membangun guna menyempumakan tugas ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun tugas-
tugas selanjutnya. Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan tugas ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami
maksud penulis.

Kendari, 6 Maret 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB l............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB ll...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
A. Revitalisasi Sektor Primer (Pertanian di Indonesia).........................................................................3
B. Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian.................................................................................4
C. Pentingnya Revitalisasi Pertanian....................................................................................................7
D. Konsep Ketahanan Pangan di Indonesia........................................................................................11
E. Kebijakan Revitalisasi Pertanian....................................................................................................12
BAB lll........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14

ii
iii
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah
dikarenakan perananya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka
panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Di banyak negara khususnya
negara- negara sedang berkembang (NSB) tidak terkecuali Indonesia, pertanian hingga saat
ini masih menjadi sektor ekonomi yang dominan sebagai sumber kesempatan kerja dan
pendapatan. Pertanian dalam arti luas meliputi sektor pertanian, perikanan, perternakan,
perkebunan dan holtikutura. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk pemenuhan
pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat.

Menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), walaupun proses urbanisasi dan
industrialisasi di Indonesia semakin pesat, sebagian besar penduduk masih tinggal di
perdesaan, dan sebagian besar dari mereka bekerja di pertanian. Selain itu, ketahanan
pangan, khususnya bahan-bahan makanan pokok seperti beras, dengan penduduk berjumlah
lebih dari 200 juta orang sepenuhnya tergantung pada keberadaan atau perkembangan dari
sektor pertanian.

Sangat pentingnya sektor pertanian di Indonesia terutama untuk mencukupi. kebutuhan


pangan bagi lebih dari 200 juta lebih harga Indonesia dan sumber pendapatan bagi sebagian
besar penduduk khususnya di perdesaan sangat dipahami oleh Pemerintah Indonesia
sejatera & orde baru. Berbagai kebijakan pertanian antara lain revolusi hijau, pembentukan
lembaga khusus untuk mengatur stabilitas harga. (BULOG) hingga revitalisasi Pertanian
pada masa pemerintahan SBY. Sayang nya kebijakan-kebijakan tersebut belum mampu
mendorong pembangunan sektor pertanian secara optimal. Terbukti dengan adanya impor
kebutuhan pangan yang dilakukan Indonesia guna memenuhi kebutuhan pangan seluruh
rakyat Indonesia. Menyadari akan pentingnya pembangunan sektor pertanian dalam
perekonomian maka dalam makalah ini akan dibahas pembangunan sektor pertanian di
Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Revitalisasi Sektor Primer?
2. Bagaimana peran sektor pertanian dalam perekonomian?
3. Bagaimana pentingnya revitalisasi pertanian?
4. Bagaimana konsep ketahanan pangan di Indonesia?
5. Bagaimana kebijakan pertanian yang diterapkan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran sektor pertanian di dalam ekonomi
2. Untuk mengetahui perkembangan sektor pertanian di Indonesia
3. Untuk mengetehui konsep ketahanan pangan di Indonesia
4. Untuk mengetahui kebijakan pertanian yang diterapkan di Indonesia

2
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Revitalisasi Sektor Primer (Pertanian di Indonesia)
Revitalisasi adalah suatu proses atau perbuatan untuk menghidupkan kembali
suatu hal yang sudah terberdaya, sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau
perbuatan untuk menjadi vital dalam langkah selanjutnya. Revitalisasi pertanian dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani turur menyumbang terhadap
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), ekspor non migas, serta penyerapan tenaga
kerja nasional. Dalam tahun 2007 ada 4 (empat) fokus kebijakan revitalisasi dalam
kebijakan pertanian yaitu:
(1) Ketahanan pangan nasional.
(2) Peningkatan kualitas pertumbuhan produksi pertanian.
(3) Pengembangan diversifikasi ekonomi dan infrastruktur perdesaan.
(4) Pengembangan sumber daya alam sebagai sumber energi berkelanjutan yang
terbarukan (renewable energy).

a. Permasalahan yang dihadapi untuk revitalisasi pertanian Permasalahan yang dihadapi


dalam pertanian:
a) Masih rentannya produksi padi sebagai akibat banyaknya bencana banjir dan
tanah longsor yang terjadi pada tahun 2006.
b) Rendahnya tingkat produktivitas dan kualitas hasil perkebunan dan hortikultura
meskipun luas lahan terus bertambah karena adanya investasi.
c) Sistem penyuluhan yang belum berfungsi penuh di daerah-daerah yang masih
perlu terus diperkuat untuk dapat memperlancar diseminasi dan penerapan
teknologi produksi, teknologi pengolahan, dan peningkatan mutu hasil.
d) Mengoptimalisasi dan rehabilitasi lahan serta jaringan irigasi, jalan desa, dan jalan
usaha tani yang masih memerlukan partisipasi masyarakat.

3
b. Kebijakan dan hasil-hasil yang dicapai
Dalam rangka mengatasi masalah keterbatasan sumber daya lahan, upaya yang
dilakukan adalah berupa perluasan sawah/lahan pertanian baru, khususnya di luar Jawa.
Guna mengendalikan alih fungsi lahan dilakukan peningkatan koordinasi dengan instansi
terkait dan pemerintah daerah, Langkah ini dilakukan seiring dengan upaya peningkatan
produktivitas dan kualitas hasil sehingga usaha pertanian, terutama padi akan
memberikan pendapatan dan keuntungan yang mencukupi kebutuhan hidup rumah tangga
petani.

B. Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian


1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Sektor pertanian yang dimaksud dalam konsep pendapatan nasional menurut
lapangan usaha atau sektor produksi ialah pertanian dalam arti luas. Di Indonesia, sektor
pertanian dalam arti luas ini dipilah-pilah menjadi enam subsektor yaitu:
a) Subsektor Tanaman, Pangan sering disebut juga subsektor pertanian rakyat.
Subsektor ini mencakup padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu
dan ubi jalar.
b) Subsektor Hortikultura, digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.
Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern. Komoditas
hortikultura mencangkup tanaman buah-buahan, tanaman sayur- sayuran, tanaman
hias, tanaman bahan obat termasuk di dalamnya jamur, lumut dan tanaman air yang
mempunyai fungsi sayuran, bahan obat nabati, dan estetika dikenal sebagai tanaman
hortikultura.
c) Subsektor Perkebunan, dibedakan atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar.
Yang dimaksud dengan perkebunan rakyat ialah perkebunan. yangdiusahakan
sendiri oleh rakyat atau masyarakat, biasanya dalam skala kecil-kecilan dan dengan
teknologi yang sederhana. Adapun yang dimaksud dengan perkebunan besar ialah
semua kegiatan perkebunan yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan
perkebunan berbadan hukum. Komoditas utama dari subsektor perkebunan antara
lain karet, kelapa sawit, kopi, kelapa, kakao, jambu mete, lada, cengkeh, teh, tebu,
kapas, tembakau, nilam.

4
d) Subsektor Kehutanan, terdiri atas tiga macam kegiatan yaitu penebangan kayu,
pengambilan hasil hutan lain dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu
mengahsilkan kayu-kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Hasil hutan
lain meliputi damar, rotan, getah kayu, kulit kayu dan dll. Sedangkan kegiatan
perburuan menghasilkan binatang-binatang liar termasuk juga madu.
e) Subsektor Peternakan, mencangkup kegiatan berternak itu sendiri dan pengusahaan
hasil-hasilnya. Subsektor ini mencakup produksi ternak-ternak. besar dan kecil,
telur, susu segar, wool dan hasil pemotongan hewan.
f) Subsektor Perikanan, meliputi semua hasil kegiatan perikanan laut, perairan umum
kolam, tambak, sawah, keramba serta pengolahan sederhana atas produk-produk
perikanan (pengeringan dan pengasinan).

2. Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian


Karakteristik Indonesia sebagai negara agraris menyiratkan bahan sektor pertanian
memaikan peran penting di negeri ini. Indonesia merupakan negara kepulauan dihuni
oleh penduduk yang mayoritas tinggal diperdesaan dan menggantungkan hidupnya pada
sektor primer khususnya pertanian. Peran sektor pertanian dalam perekonomian secara
umum antara lain:
a) Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)
Berdasarkan data yang penulis peroleh, subsektor perkebunan merupakan salah
satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan
nilaitambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto
(PDB).
b) Salah satu sumber penghasilan devisa
Konstribusi sektor pertanian terhadap peningkatan devisa adalah lewat dua jalur,
yakni pertama, melalui peningkatan ekspor dan kedua, melalui pengurangan
tingkat ketergantungan negara tersebut terhadap impor komoditi pertanian.
Syaratnya tentu pertanian Indonesia harus bisa menghasilkan output. dengan
daya saing lebih baik daripada komoditas pertanian dari negara- negara produsen
lainnya.

5
c) Penyedia pangan penduduk dan bahan baku Industri
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah
penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah
berjumlah 220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan
pangan yang relatif murah, telah memungkinkan biaya hidup di Indonesia
tergolong rendah di dunia, Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang
cukup dan stabil memiliki peran yang besar dalam. penciptaan ketahanan pangan
nasional (food security) yang kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan
politik. Dalam proses industrialisasi, pertanian juga berperan dalam
memproduksi. bahan baku bagi industri-industri berbasis pertanian seperti:
industri minyak kelapa sawit, industri ban otomotif, industri makanan dan dll.
d) Menyediakan lapangan pekerjaan.
Sebagaimana diterangkan di muka, sektor pertanian memiliki peran penting
dalam menyerap tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996) 46% dari 82 juta
jiwa angkatan kerja pada tahun itu diserap oleh subsektor pertanian primer.
e) Mensejahterakan petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan
masyarakat petani. Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga
menumbuh kembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan
sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal,dan
pasar.
f) Sebagai wahana pemerataan pembangunan. untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah. Sebagai
contoh, mengingat pembangunan besar-besaran terjadi di perkotaanadapun
masyarakat mayoritas berdomisili di pedeaan yang merupakan sumber sektor
pertanian. Maka pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan
wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi
kemasyarakatan.

6
C. Pentingnya Revitalisasi Pertanian
Revitalisasi pertanian sudah 5 tahun lalu dicanangkan, tepatnya 11 Juni 2005, di
Jati luhur, Jawa Barat, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tetapi kenyataannya
seolah-olah revitalisasi pertanian bukan menjadi prioritas atau hanya sekedar jargon
pemerintah, padahal keberadaan revitalisasi pertanian sangat diharapakan dan dinanti-nati
pelaksanaan oleh masyarakat Indonesia. Revitalisasi pertanian mengandung arti sebagai
kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional
dan kontekstual, dalam arti menyegarkan kembali vitalitas, memberdayakan kemampuan
dan meningkatkan kinerja pertanian dalam pembangunan nasional dengan tidak
mengabaikan sektor lain (Kemtan, 2005).
Revitalisasi bukan dimaksudkan membangun pertanian at all cost dengan cara-
cara yang top-down sentralistik; bukan pula orientasi proyek untuk menggalang
dana,tetapi revitalisasi adalah menggalang komitmen dan kerjasama seluruh stakeholder
dan mengubah paradigma pola pikir masyarakat melihat pertanian tidak hanya urusan
bercocok tanam yang sekedar hanya menghasilkan komoditas untuk dikonsumsi.

Revitalisasi pertanian bila diterjemahkan secara sederhana adalah sebuah proses


"giving a new life", khususnya keluarga besar pertaniaan untuk memartabatkan diri
sendiri, kelompok atau gabungan kelompok taninya, pebisnis, kelembagaan pertanian dan
kelembagaan taninya, agar terwujud kesejahteraan kaum tani yang semakin baik
berkualitas lagi.

Revitalisasi pertanian mempunyai sasaran yang ingin dicapai:

a) Peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan,


b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha,
c) Ketahanan pangan,
d) Peningkatan daya saing pertanian,
e) Pelestarian sumber daya alam dan lingkungan,
f) Menjalin mitra dengan masyarakat dan pengusaha sebagai investor,
g) Pembangunan daerah.

7
Ketujuh sasaran tersebut pada dasarnya dapat disarikan sebagai upaya untuk
mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan, menjamin ketahanan pangan
nasional, serta mengkonservasi, merehabilitasi, dan melestarikan sumber daya alam.

 Strategi Revitalisasi
 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ketahanan Pangan
Kebijakan ketahan pangan di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga menurut
jangka waktu implementasinya, yaitu 3:
a) Kebijakan jangka pendek
Kebijakan yang ditempuh dalam jangka pendek adalah memberlakukan.
kebijakan stabilisasi harga bahan pangan pokok.
b) Kebijakan jangka menengah
Selama jangka menengah pemerintah menargetkan tercapainya swasebada
pangan pada lima komoditas strategis yakni 3 padi, jagung, kedelai, gula, sapi
potong. Swasembada pada komoditas padi merupakan swasembada yang
sifatnya berkelanjutan.
c) Kebijakan jangka panjang
Kebijakan yang dilakukan dalam jangka menengah dan jangka panjang secara
berturut-turut adalah mempercepat pencapaian swasembada komoditas pangan
strategis dan percepatan deversifikasi pangan.
 Strategi dan Kebijakan Pembiayaan Pertanian
Strategi yang ditempuh dalam rangka mengembangkan pembiayaan pertanian adalah
sebagai berikut:
a. Menyempurnakan kebijaksanaan pembiayaan yang ada sehingga dapat meningkatkan
aksesibilitas petani dan pelaku agribisnis terhadap sumber pembiayaan.
b. Mengembangkan pola subsidi bunga kredit agar kredit perbankan terjangkau oleh
petani kecil di pedesaan.
c. Mengembangkan pola penjaminan kredit dan pola pendampingan bagi UMKM
agribisnis.
d. Mengembangkan pembiayaan pola bagi hasil/syariah untuk pembiayaan sektor
pertanian.

8
e. Mengembangkan lembaga keuangan khusus pertanian dan lembaga keuangan mikro
(LKM) pedesaan untuk pembiayaan UMKM agribisnis.
f. Mengembangkan skim kredit yang tersedia menjadi skim kredit agribisnis yang
mudah diakses oleh petani.
g. Mensosialisasikan sumber-sumber pembiayaan yang telah ada.
h. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga keuangan dan negara donor di luar negeri
untuk pengembangan pembiayaan agribisnis.
i. Meningkatkan partisipasi/mobilisasi dana masyarakat untuk pengembangan
agribisnis.
 Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekspor Produk Pertanian

Target ekspor komoditas pangan, perkebunan, dan perternakan tahun 2005 diharapkan
dapt mencapai 7,6 milliar dollar AS. Nilai ekspor diharapkan tumbuh minimal 5% per
tahun sehingga pada tahun 2009 total ekspor mencapai 12 miliar dollar AS. Strategi
pengembangan ekspor yang perlu ditempuh adalah :

a. Meningkatkan daya saing produksi dalam negeri melalui;


(1) Pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian untuk mampu mengakses
teknologi pengolahan hasil dan informasi pasar,
(2) Menumbuh kembangkan industri pengolahan hasil pertanian di perdesaan untuk
meningkatkan daya saing dan nilai tambah hasil pertanian, menciptakan lapangan
kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
(3) Meningkatkan volume, nilai dan keragaman produk ekspor baik segar maupun
olahan,
(4) Penumbuhan kawasan agroindustri melalui Pelayanan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian (P3HP),
(5) Pengembangan sarana dan prasarana pasar termasuk cold storage dan packing
house,
(6) Harmonisasi tarif, pajak/pungutan ekspor dan standardisasi mutu.

9
b. Meningkatkan pangsa pasar ekspor melalui
(1) Pengembangan informasi pasar dan market intelligence,
(2) Penguatan diplomasi, negosiasi dalam membuka pasar,
(3) Perluasan akses pasar melelui promosi dan pengembangan Free Trade Area
(FTA),
(4) Peningkatan kerjasama internasional,
(5) Peningkatan kemampuan negosiasi dan diplomasi (sekretariat WTO, training,
magang),
(6) Sosialisasi hasil-hasil negosiasi dan diplomasi.
 Strategi dan Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Lahan Pertanian Sektor pertanian
dihadapan kepada berbagai masalah, antara lain sempitnya lahan pertanian per-kapita
penduduk Indonesia (900 m2/kapita), cepatnya konversi lahan pertanian menjadi non
pertanian, dan tidak amannya status penguasaan lahan. Oleh karena itu, revitalisasi
pertanian perlu dipercepat antara lain melalui: (1) kompensasi konversi lahan sawah, (2)
pembukaan lahan pertanian baik, (3) penciptaan suasana yang kondusif untuk pertanian
pendesaan sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan peluang peningkatan pendapatan
serta kesejahteraan keluarga tani.
 Strategi dan Kebijakan Pengembangan Produk Pertanian Baru
Untuk mempercepat peningkatan nilai tambah yang pada gilirannya akan berdampak
kepada peningkatan kesejahteraan pelakunya, maka strategi pengembangan komoditi
pertanian harus difokuskan kepada produk hilir agroindustri. Mengingat besarnya
investasi untuk mengembangkan produk hilir, maka komoditi yang akan dikembangkan
produk hilirnya harus dipilihyang mempunyai nilai tambah besar, investasinya tidak
terlalu besar, pasar produknya cukup luas, penguasaan sumber daya manusia mencukupi
dan tersedianya berbagai prasyarat normatif lain yang mampu dipenuhi. Untuk itu
pengembangan komoditi akan diprioritaskan kepada komoditi sebagai berikut: (1) Padi.
(2) Jagung. (3) Kedelai, (4) Pisang, (5) Jeruk, (6) Bawang merah, (7) Anggrek, (8)
Kelapa Sawit, (9) Karet, (10) Kakao, (11) Kelapa, (12) Tebu.

10
D. Konsep Ketahanan Pangan di Indonesia
Konsep tahanan pangan yang dianut Indonesia dapat dilihat dari UU No 7 Tahun
1996 tentang pangan, pasal 1 ayat 17 yang menyebutkan bahwa ketahanan pangan adalah
kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga (RT) yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Implikasi
kebijakan dari konsep ini adalah bahwa pemerintah, di satu pihak, berkewajiban
menjamin kecukupan pangan dalam arti jumlah dengan mutu yang baik serta stabilitas
harga, dan di pihak lain, peningktan pendapatan masyarakat, khususnya dari golongan
berpendapatan rendah.
Tahun 2005 melalui UU No. 11/2005 pemerintah meratifikasi Kovenan Internasional
Hak Ekonomi Sosial Budaya. Kovenan ini antara lain berisi tentang tanggung jawab
negara dalam menghormati, melindungi, dan memenuhi hak atas pangan bagi rakyatnya.
Dengan kata lain, masalah pangan merupakan hak asasi yang pemenuhannya menjadi
tanggung jawab negara.
1. Pentingnya Ketahanan Pangan
Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian di suatu negara harus tercermin oleh
kemampuan negara dalam swasembada pangan, atau paling tidak ketahanan. pangan.
Ketahanan pangan bertambah bertambah penting lagi terutama karena saat ini Indonesia
merupakan salah satu anggota dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).Artinya, di
satu pihak, pemerintah harus memperhatikan kelangsungan produksi pangan di dalam
negeri demi menjamin ketahanan pangan, namun di pihak lain, Indonesia tidak bisa
menghambat impor pangan dari luar. Dalam kata lain, apabila Indonesia tidak siap,
keanggotaan Indonesia di dalam WTO bisa membuat Indonesia menjadi sangat
tergantung pada impor pangan, dan ini dapat mengancam ketahanan pangan dalam
negeri. Ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan nasional
karena hal-hal berikut:
1) Akses terhadap pangan dan gizi yang cukup merupakan hak yang paling asasi bagi
manusia.
2) Pangan memiliki peranan penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas

11
3) Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama dalam menopang ketahanan
ekonomi dan ketahanan nasional yang berkelanjutan.

2. Faktor Utama Penentu Ketahanan Pangan


Sangat ironis melihat kenyataan bahwa Indonesia sebagai sebuah negara agraris
terbesar mengalami masalah ketahanan pangan. Menurut Suyadi, pada tingkat nasional
Indonesia tidak punya masalah dengan pangan, namun secara mikro, krisis pangan telah
terjadi di tingkat keluarga, terutama di daerah-daerah terpencil, terutama di kelompok
masyarakat yang sepenuhnya mengandalkan pertanian untuk hidup. Ketahanan pangan
sangatlah dientukan oleh sejumlah faktor berikut:
(a) Lahan
(b) infrastruktur
(c) teknologi, keahlian, dan wawasan
(d) energy
(e) dana
(f) lingkungan fisik/iklim
(g) relasi kerja
(h) ketersediaan input lainnya.

E. Kebijakan Revitalisasi Pertanian


Revitalisasi pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan
nelayan turur menyumbang terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), ekspor
nonmigas, serta penyerapan tenaga kerja nasional, Dalam tahun 2007, ada 4 (empat)
fokus kebijakan revitalisasi dalam kebijakan pertanian yaitu:
(1) Ketahanan pangan nasional.
(2) Peningkatan kualitas pertumbuhan produksi pertanian, perikanan.
(3) Pengembangan diversifikasi ekonomi dan infrastruktur perdesaan,
(4) Pengembangan sumber daya alam sebagai sumber energi berkelanjutan yang
terbarukan (renewable energy).

12
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Konstribusi sektor pertanian dalam
perekonomian antara lain: sumber pembentuk PDB Indonesia, penyerapan tenaga kerja,
salah satu sumber penghasil devisa serta penyedia pangan penduduk dan bahan baku
Industri. Adanya kencenderungan penurunan sektor pertanian terhadap perekonomian
Indonesia memunculkan pemikiran dan upaya-upaya untuk merevitalisasi sektor
pertanian. Berbagai kebijakan dan strategi telah ditempuh oleh pemerintah guna
menempatkan kembali peran strategis dari sektor pertanian di dalam perekonomian
nasional banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa
yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utamayang
menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya
menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat
pada pembangunan nasional. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan
demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus
diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui
pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem
tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentulah mempunyai banyak kekurangan-
kekurangan yang perlu dilengkapi oleh pembaca-pembaca yang memiliki disiplin ilmu
tentang pembahasan ini. Oleh masukannya yang bersifat membangun sangat diharapkan,
semoga bermanfaat untuk mengisi kebutuhan akan bacaan bagi semua pihak yang terkait
dengan pengembangan pola pikir yang sejajar, selaras, dan seimbang.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29899477/perekonomian indonesia
https://dirapradja1947.blogspot.com/2017/08/makalah-revitalisasi-pertanian.html

14

Anda mungkin juga menyukai