Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRY INDONESIA

DISUSUN OLEH :
1. HILDEGARDIS NUAK
2. MARIA FATIMA AYU
3. ANGELICA W. S. OLA
4. VALENTINO CANSIO D. NUNANG

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Tuhan atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 30 Maret 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
................................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
................................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
..............................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
..............................................................................................................................
1
1.3 Tujuan
..............................................................................................................................
1
BAB II PENDAHULUAN..................................................................................................2
2.1 Sektor Petanian di Indonesia...............................................................................2
2.2 Nilai Tukar Petani...............................................................................................3
2.3 Investasi di Sektor Pertanian...............................................................................4
2.4 Keterkaitan Pertanian dengan Industri Manufaktur............................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya yang dilakukan


manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industry, atau sumber energi, serta
untuk mengelola lingkungan hidupnya. Mata pencaharian penduduk dunia bagian terbesar
yaitu bidang-bidang di lingkup, pertanian banyak menyumbang 4% dari PDB dunia.

Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional khususnya pada daerah sampai sekarang. Peranan
strategi yang dimaksud adalah sektor pertanian tidak hanya berkontribusi kepada PDB tetapi
juga sebagai penyedia lapangan kerja. Masih banyak tenaga kerja yang bergantung pada
sektor ini untuk kehidupannya berarti sektor pertanian penting dalam kerangka upaya-upaya
pengurangan kemiskinan, pengurangan kesenjangna pendapatan, dan peningkatan
kemakmuran masyarakat.

Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembanguna ekonomi hanya dipandang


pasif dan sebagai unsur penunjang semata. Padahal proses pembangunan ekonomi
merupakan salah satu redefenisi terus menerus atas peran-peran sektor pertanian, manufaktur,
dan jasa. Jika suatu wilayah menghendaki pembangunan yang lancar dan berkesinambungan,
maka wilayah harus memulainya dari pedesaan pada umumnya, dan sektor pertanian pada
khususnya. Menurut Ahluwalia dalam Tambunan (2010) kondisi ekonomi dengan sektor
pertanian yang cukup besar, maka strategi pembangunan ekonomi yang tepat yaitu dengan
mendahulukan sektor pertanian.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana sektor pertanian di Indonesia?
b. Bagaimana nilai tukar petani?
c. Bagaimana investasi di sektor pertanian?
d. Bagaimana keterkaitan pertanian dengan industri manufaktur ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas agar
mengetahui sektor pertanian di Indonesia, nilai tukar petani, investasi di sektor pertanian,
keterkaitan pertanian dengan industri manufaktur.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sektor Pertanian di Indonesia


Salah satu sektor kunci perekonomian di Indonesia adalah sektor pertanian.
Saat ini sektor pertanian masih memberikan pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga
Indonesia, meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional telah menurun secara
signifikan dalam setengah abad terakhir. Pada umumnya, sektor pertanian di Indonesia terdiri
dari dua jenis berdasarkan skala per 1 meter, yaitu”
- Perkebunan besar milik negara maupun perusahaan swasta
- Produksi petani kecil, kebanyakan rumah tangga yang melakukan pertanian
tradisional
Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi ruang untuk rakyat kecil. Hampir setengah
jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian yaitu kurang lebih 100 juta jiwa. Hal ini
Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai upaya untuk membina para pelaku usaha kecil
dan menengah (UKM) agar menjadi pondasi yang kuat dalam mendukung ekonomis Indonesia.
Upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya dengan melaksanakan pelatihan manajemen
agrobisnis untuk pelaku UKM bekerjasama dengan Asian Productivity Organization (APO) dan
Cornel University.
Masalah pangan menjadi sektor yang selalu dibutuhkan manusia yang mana konsumen
di Indonesia sangat besar. Hal ini para petani dan UKM pemula diharapkan agar terus berinovasi
tidak hanya di pasar Indonesia saja, melainkan ekspor untuk komoditas-komoditas tertentu.
Presiden selalu menitikberatkan masa depan suatu negara ditentukan oleh tiga sektor
strategi, yaitu sektor pangan, energi, dan sumber daya air. Pada era pemerintahan sekarang
(2019-2024), membangun Indonesia masih menempatkan sektor pertanian untuk memperkuat
ekonomi dan pertahanan nasional.
Selama pandemik Covid-19 ini sektor pertanian menjadi dominan ditengah sektor lain
yang masih cenderung terpuruk sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia turun sampai 4,19%
dan 5,32%. Dampak dari pandemik Covid-19 ini begitu dirasakan oleh hampir seluruh bagian
terhadap ketahan pangan. Namun, tidak berpengaruh terhadap ketersediaan pangan di Indonesia.

2.2 Nilai Tukar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator sebagai alat ukur kesejahteraan
petani. NTP merupakan perbandingan antar indeks harga yang diminta petani (IT) dengan indeks
harga yang dibayar petani (IB).
- Indeks harga yang diterima petani (IT) adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.
Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam perhitungan sektor
pertanian.
IT dihitung berdasarkan nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani,
yaitu sektor padi, palawija, hasil peternakan, perkebunan rakyat, sayuran,
buah, dan hasil perikanan (perikanan tangkap maupun budi daya).
- Indeks harga yang dibayar petani (IB) adalah indeks harga yang menunjukkan
perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik kebutuhan untuk
konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produk pertanian.
IB di hitung berdasarkan indeks harga yang harus di bayar oleh petani dalam
memenuhi kebutuhan hidupnua dan penambahan barang modal dan biaya
produksi,yang di bagi lagi menjadi sektor makanan dan barang jasa non
makanan.
Arti angka NTP dapat dilihat sebagai berikut:
- NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih
besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar
dari pengeluarannya.
- NTP =100, petani mengalami impas. Kenaikan /penururnan harga barang
konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
- NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif
lebih kecil di bandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.
Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang di jual petani
dengan produk yang di butuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga. Angka
NTP menunjukan tingkat daya saing produk pertanian di bandingkan dengan produk lain. Atas
dasar ini upaya produk spesialis dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat di lakukan.
Nilai tukar petani dapat bervariasi di setiap daerah dan berfluktuasi seiring waktu. Nilai tukar
petani dihitung secara skala nasional maupun lokal.

2.3 Investasi di Sektor Pertanian


Pentingnya investasi dalam upaya potensi meningkatkan kinerja sektor pertanian.
Masuknya investasi dapat membantu membentuk sektor pertanian yang resilien dan
berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan teknologi maupun pengembangan
kapasitas sumber daya masyarakat. Namun peraturan yang berlaku selama ini dinilai tidak ramah
terhadap masuknya investasi di sektor pertanian, salah satunya di subsektor hortikultura.
UU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura di Pasal 33 membatasi penggunaan sarana
hortikultura dari luar negeri dan mensyaratkan keharusan untuk mengutamakan saran yang
mengandung komponen hasil produksi dalam negeri.
Proses perizinan usaha juga rumit. Investor harus memiliki izin dari rekomendasi dinas di pemda
setempat sampai Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Isu kepemilikan lahan
juga terus menjadi isu yang membuat investor khawatir untuk menanam modal di Indonesia.
Selain regulasi yang rumit, kecermatan dalam menentukan prioritas investasi juga
masih perlu ditingkatkan. Alokasi modal paling besar masih mengalir ke irigasi. Alokasi modal
untuk irigasi memang berguna, tetapi alokasi ke irigasi kurang efektif karena ini masih mengacu
ke sistem pertanian konvesional.
Akhirnya alokasi modal mulai mengalami peningkatan ke penyimpanan dan
infrastruktur pertanian. Sementara itu, investasi ke riset dan pengembangan untuk inovasi
agrikultur dan pengembangan agrikultur masih minim. Padahal, dua hal ini yang dibutuhkan
untuk memodernisasi pertanian.

2.4 Keterkaitan Pertanian dengan Industri Manufaktur


Ada beberapa alasan (yang dikemukakan oleh Dr, Tulus Tambunan dalam bukunya
Perekonomian Indonesia ) kenapa sektor pertanian yang kuat sangat esensial dalam proses
industrialisasi di negara Indonesia, yakni sebagai berikut:
- Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan ini
merupakan salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada
khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung
dengan baik. Ketahanan pangan berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin
kestabilan sosial dan politik.
- Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yang kuat
membuat tingkat pendapatan riil per kapita di sektor tersebut tinggi yang
merupakan salah satu sumber permintaan terhadap barang-barang nonfood,
khususnya manufaktur. Khususnya di Indonesia, dimana sebagian besar
penduduk berada di pedesaan dan mempunyai sumber pendapatan langsung
maupun tidak langsung dari kegiatan pertanian, jelas sektor ini merupakan
motor utama penggerak industrialisasi.
- Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan salah satu sumber input bagi
sektor industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif.
- Masih dari sisi penawaran, pembangunan yang baik disektor pertanian bisa
menghasilkan surplus di sektor tersebut dan ini bisa menjadi sumber investasi
di sektor industri, khususnya industri berskala kecil di pedesaan.
Dapat dilihat hal tersebut, pentingnya masyarakt untuk saling bersinergi dalam meningkatkan
produktivitas pertanian. Dalam hal ini pemerintah sebagai pemangku kebijakan perlu membuat
program sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan oleh petani dengan cara sebagai berikut:
- Membuat regulasi yang memiliki tujuan yang sejalan dengan cita-cita
bersama.
- Mengganggarkan dana untuk pengembangan pertanian.
- Memberikan pengetahuan dengan jalan memberdayakan tenaga penyuluh
pertanian agar membantu petani dengan maksimal.
- Bank sebagai penyedia dana masyarakat dapat lebih bersahabat dengan petani
agar keterbatasan dana dapat teratasi dengan bunga yang kecil.
- Pergururan tinggi sangat penting untuk mengadakan penelitian yang maassif
dan dapat di aplikasikan langsung untuk meningkatkan produktivitas
pertanian.
- Pihak swasta di harapkan dapat mengintevikasikan modal mereka untuk
membuat pabrik-pabrik pengolahan produk pertanian.Sehingga petani mampu
mengekspor dan memperoleh mendapatan lebih ( dengan nilai yang lebih
tinggi).
- Petani sebagai subjek dapat fokus dalam menjalankan program yang di
berikan pemerintah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam membangun Indonesia, masih menempatkan sektor pertanian untuk memperkuat
ekonomi dan pertahanan nasional, karena sektor pertanian merupakan kunci perekonomian di
Indonesia.
Nilai Tukar Petani (NTP) salah satu indikator sebagai alat ukur kesejahteraan petani.
NTP merupakan perbandingan antar Indeks harga yang diminta petani (IT) dengan indeks harga
yang dibayar petani (IB).
Angka NTP dapat dilihat dari NTP >100, berarti petani mengalami surplus.
NTP=100, berarti petani mengala impas. NTP < 100, berarti petani mengalami defisit.
Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanoan dibandingkan dengan produk
lain.
Investasi di sektor pertanian masih terbilang minim. Alokasi modal penting untuk
investasi ke riset dan pengembangan. Bertujuan untuk inovasi agrikultur dan pengembangan
pengetahuann agrikultur masih minim, karena dua hal ini yang dibutuhkan untuk memodernisasi
pertanian.

Beberapa alasan sektor pertanian berkaitan dengan industrialisasi di Indonesia, yaitu


sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan ini merupakan salah satu
prasyarat penting agar proses industrialisasi pada khususnya dan pembangunan ekonomi pada
umumnya bisa berlangsung dengan baik dan pembangunan sektor pertanian yang kuat membuat
tingkat pendapatan rill per kapita di sektor tersebut tinggi yang merupakan salah satu sumber
permintaan terhadap barang-barang nonfood (khususnya manufaktur) dari sisi permintaan
agregat serta sektor pertanian merupakan salah satu sumber input bagi sektor industri yang mana
Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan pembangunan yang baik disektor pertanian bisa
menghasilkan surplus di sektor tersebut dan ini bisa menjadi sumber investasi di sektor industri,
khususnya industri berskala kecil di pedesaan dari sisi penawaran.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penyusun adalah sektor pertanian menjadi
salah satu sektor yang membantu atau menyelamatkan perekonomian nasionla karena
pertumbuhannya terhadap PDB yang sangat tinggi, di tengah PDB nasional dan sektor lainnhya
justru menurun. Namun, dalam hak investasi di sektor pertanian masih minim karena terdapat
regulasi yang membuat investor menajdi ragu dalam menginvestasikan dananya di Indonesia
khusus pada sektor pertanian ini. Maka, pentingnya kebijakan pemerintah dalam menangani
masalah ini agar pertanian di Indonesia lebih modern tidak lagi ke arah konvesional. Dengan ini,
pertanian di Indonesia akan semakin baik dan meningkatkan kesejahteraan para petani apabila
kebijakan pemerintah tersebut terlaksana dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/509257414/Makalah-Sektor-Pertanian# ( Diakses pada
tanggal 30 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai