Anda di halaman 1dari 30

TUGAS

PENGARUH LUAS LAHAN DAN MODAL USAHA TANI TERHADAP

PENDAPATAN PETANI JAGUNG DESA TIBO KECAMATAN

SINDUE TOMBUSABORA KOTA PALU

DISUSUN OLEH:

ARUL
E32119162

PROMGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................6

1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................7

1.4. Manfaat Penulisan.....................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................8

2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................................8

2.2 Kerangka Teori..........................................................................................11

2.3 Kerangka Berpikir......................................................................................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................21

3.1 Tempat dan Waktu..................................................................................21

3.2 Populasi dan Sampel...............................................................................21

3.3 Teknik Analisis Data...............................................................................22

3.4 Jenis Dan Sumber Data...........................................................................25

3.5 Definisi Operasional Variabel.................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah pokok nasional adalah kemiskinan di pedesaan yang

penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam

pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial karena dapat menimbulkan

ketimpangan dalam masyarakat dan merupakan tantangan dalam mewujudkan

masyarakat yang sejahtera. Kemiskinan dapat dilihat sebagai masalah

multidimensi karena berkaitan dengan ketidakmampuan akses secara ekonomi,

sosial, budaya, politik dan partisipasi dalam masyarakat.

Selain itu kurangnya mekanisme yang memadai untuk akumulasi dan

produksi. dengan kata lain, kemiskinan di Indonesia disebabkan karena

terbatasnya peluang atau kesempatan yang dimiliki kelompok tersebut dalam

mengakses sumber daya pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

orientasi pembangunan yang lebih besar pada pembinaan dan pengembangan

sektor agribisnis itu, terutama pada daerah pedesaan akan dapat mempercepat

proses pemulihan ekonomi dan pengembangan perekonomian nasional. Untuk itu

alokasi dana pemerintah yang lebih besar ke arah pengembangan prasarana dan

sarana penunjang sektor agribisnis ini, khususnya di daerah pedesaan, patut

mendapat perhatian yang lebih besar di masa mendatang. Dengan demikian,

penanganan kemiskinan adalah tanggung jawab kita semua sementara yang harus

dilakukan sungguh-sungguh, berkelanjutan, berdasarkan tujuan yang ingin dicapai

1
dan berdasarkan keadilan sosial yaitu kesejahteraan. Oleh karena itu, yang

menjadi sumber penting dalam memecahkan masalah kemiskinan adalah

kepedulian sesama. Sejahtera merupakan suatu keadaan yang diinginkan oleh

semua orang. Namun tidak semua orang mampu mencapai dengan mudah karena

takaran kesejahteraan itu sendiri berbeda-beda sesuai dengan bagaimana individu

itu memandang konsep kesejahteraan. Dalam Rangka Meningkatkan taraf hidup

petani pemerintah membuat sebuah program melalui Program Pengembangan

Usaha Agribisnis Perdesaan Pada Tahun 2008. Program ini berupa pemberian

bantuan modal usaha tani yang akan dikelola oleh lembaga Gapoktan.

Sektor pertanian sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi.

Hal ini terbukti dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan

bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari

pertanian. Mayoritas penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di daerah

perdesaan hingga saat ini masih menyandarkan mata pencahariannya pada sektor

pertanian. Begitu pula dengan masyarakat yang ada di Desa Tibo yang mayoritas

penduduknya merupakan petani. Salah satu indikator untuk mengukur

kesejahteraan petani adalah pendapatan. Pendapatan adalah jumlah penghasilan

yang diterima oleh masyarakat dalam jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas

faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan. Berbicara tentang pendapatan,

sebenarnya sangat perlu mengetahui tentang manfaat dari pendapatan itu sendiri,

meningkatnya pendapatan seseorang akan menciptakan kemakmuran. Tujuan

utama dalam melakukan perdagangan yaitu untuk memperoleh pendapat,

pendapatan yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

2
keuntungan. Keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan biaya tetap

(biaya penyusutan membajak, biaya penyusutan peralatan) dan biaya variable

(bahan bakar minyak, konsumsi, dan lain-lain) yang dikeluarkan selama proses

kerja. Total pendapatan bersih akan diketahui setelah dikurangi dengan total biaya

yang dikeluarkan. Tingkat pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor

produksi dalam menghasilkan barang dan jasa. Jika kemampuan faktor-faktor

produksi menghasilkan barang dan jasa maka semakin besar pula pendapatan

yang akan dihasilkan. Boediono mengungkapkan bahwa faktor yang

memengaruhi pendapatan antara lain;

1. Jumlah faktor produksi yang menentukan besarnya modal usaha baik modal

tetap maupun modal variabel yang bergantung pada sumber perolehan modal baik

melalui pinjaman bank, modal sendiri, atau pemberian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha tani yaitu:

a) Petani pengelola

b) Tanah usaha tani

c) Tenaga kerja

d) Modal

e) Tingkat teknologi kemampuan petani mengalokasikan penerimaan

keluarga

f) Jumlah keluarga

2. Harga setiap unit dari output produksi yang menentukan fungsi dan elastisitas

permintaan dan penawaran konsumen atas barang atau jasa yang diproduksi.

3
3. Pendapatan dari pekerjaan sampingan yang mampu menunjang usaha utama

dalam meningkatkan faktor produksi sebagai input dan mampu memaksimalkan

keuntungan sebagai output. Salah satu yang melekat pada masyarakat Indonesia

adalah permodalan yang sedikit. Padahal modal sangat penting dalam mendukung

peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat. Kekurangan modal akan

berpengaruh terhadap pendapatan. Dalam usaha tani membutuhkan modal kerja

dimana modal ini memiliki peranan yang sangat besar dalam pengadaan sarana

produksi dan upah tenaga kerja. Selain itu Tanah merupakan faktor kunci dalam

usaha pertanian. Skala usaha juga ditentukan oleh luasnya tanah yang digarap.

Proses produksi berjalan lancar dan menguntungkan dengan catatan faktor lain

dapat ditanggulangi. Kecukupan modal mempengaruhi ketepatan dalam

penggunaan masukan. Kekurangan modal menyebabkan rendahnya hasil yang

diterima.

Soekartawi berpendapat bahwa luas lahan pertanian akan mempengaruhi

skala usaha, dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisiensi atau

tidaknya suatu usaha pertanian. Seringkali dijumpai, makin luas lahan yang

dipakai sebagai usaha pertanian akan semakin tidak efisienlah lahan tersebut. Hal

ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya

melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang, karena:

1. Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti bibit,

pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja.

4
2. Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar daerah itu yang pada akhirnya

akan mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut.

3. Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian dalam skala

luas tersebut.

Sebaliknya pada luas lahan yang sempit, upaya pengawasan terhadap

penggunaan faktor produksi semakin baik, penggunaan tenaga kerja tercukupi dan

tersedianya modal juga tidak terlalu besar, sehingga usaha pertanian seperti ini

sering lebih efisien. Meskipun demikian, luasan yang terlalu kecil cenderung

menghasilkan usaha yang tidak efisien pula. Dari pernyataan diatas maka dapat

ditarik sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya lahan yang sangat luas belum tentu

menghasilkan keuntungan yang besar pula bahkan malah sebaliknya ini

dikarenakan semakin luas lahan yang dimiliki seseorang maka semakin besar

biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi.

Selanjutnya penelitian Putu Dika Arinbawa, dkk, Pengaruh Luas Lahan,

Teknologi Dan Pelatihan Terhadap Pendapatan Petani Padi Dengan Produktivitas

Sebagai Variabel Intervening Di Kecamatan Mengwi, menjelasakan bahwa

Pengaruh langsung luas lahan terhadap pendapatan Nilai standardized coefficient

beta sebesar 0,364 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0

ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian Luas Lahan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Mengwi.10Penelitian

Rusdiah Nasution, Pengaruh Modal Kerja, Luas lahan dan Tenaga kerja Terhadap

Pendapatan Usaha tani Nanas (Studi kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec.

5
Silimatuka, Kab. Simalungun) Menjelaskan bahwasanya Untuk pengaruh secara

parsial dapat dilihat dari uji-t Modal kerja (X1) diperoleh t-hitung (4,294) lebih

besar dari t-tabel (2,080) sehingga berpengaruh nyata terhadap pendapatan.

Sementara luas lahan (X2) dengan t-hitung (8,947) lebih besar dari pada t-tabel

(2,080) sehingga luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Sedangkan

tenaga kerja (X3) dengan t-hitung (0,975) lebih kecil dari pada t-tabel (2,080)

sehingga tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Berdasarkan

uraian diatas mendorong penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Luas Lahan dan Modal Usaha Tani Terhadap Pendapatan Petani

Jagung desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah variabel luas lahan dan modal usaha tani berpengaruh secara

simultan terhadap pendapatan petani Desa Tibo Laut Kecamatan Sindue

Tombusabora Kota Palu.

2. Apakah variabel luas lahan dan modal usaha tani berpengaruh secara

parsial terhadap pendapatan petani Desa Tibo Kecamatan Sindue

Tombusabora Kota Palu.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah variabel luas lahan dan modal usaha tani

berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan petani Desa Tibo

Kecamatan Sindue Tombusabora Kota Palu.

6
2. Untuk mengetahui apakah variabel luas lahan dan modal usaha tani

berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan petani Desa Tibo.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan penulis khususnya pada pengaruh luas lahan dan modal usaha

tani terhadap pendapatan petani Desa Tibo Kecamatan Sindue

Tombusabora Kota Palu.

2. Bagi akademis hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi

perpustakaan yang bisa digunakan sebagai perbandingan refesensi objek

penelitian khususnya pengaruh luas lahan dan modal usaha tani terhadap

pendapatan petani Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora Kota Palu.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Perbedaan pada penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang

digunakan yaitu variabel luas lahan dan modal. Objek penelitian yang berbeda

dimana pada penelitian ini menggunakan variabel berganda dan objek

penelitiannya adalah petani jagung Desa Tibo Kecamatan Sindue

Tombusabora Kota Palu dan yang menjadi perbedaan berikutnya pada periode

penelitian.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Metode Hasil


1 Rusdiah Pengaruh Modal Kuantitatif Untuk pengaruh secara
Kerja, Luas lahan parsial
Nasution dan dapat dilihat dari uji-t
Tanaga kerja Modal

8
kerja (X1) diperoleh t-
hitung
(4,294) lebih besar dari
t-tabel
(2,080) sehingga
berpengaruh
nyata terhadap
pendapatan.
Sementara luas lahan
(X2)
dengan t-hitung (8,947)
Terhadap
lebih
Pendapatan
besar dari pada t-tabel
Usahatani Nanas
(2,080)
(Studi kasus : Desa
sehingga luas lahan
Purba Tua Baru,
berpengaruh
Kec.
nyata terhadap
Silimatuka, Kab.
pendapatan.
Simalungun)
Sedangkan tenaga kerja
(X3)
dengan t-hitung (0,975)
lebih
kecil dari pada t-tabel
(2,080)
sehingga tenaga kerja
tidak
berpengaruh nyata
terhadap
pendapatan
2 Dianita Pengaruh Luas Kuantitatif Dalam uji korelasi
Maria Roos Lahan diperoleh
Pandanwangi Pertanian Terhadap nilai r hitung ≥ r tabel
Tingkat Pendapatan ( 0,936
Petani Pada Desa ≥ 0,220 ) atau Sighit ≤
Kebonagung Sigprob
Kecamatan (0,000 ≤ 0,05). Selain
Balerejo itu
Kabupaten Madiun diketahui pula nilai R2
sebesar
87,60%, dari sini dapat
dikatakan bahwa
sebesar
87,60% variabel terikat
(Y)
dalam penelitian ini
pendapatan

9
petani dipengaruhi oleh
luas
lahan sebagai variabel
bebas (X)
dan sedangkan sisanya
12,40%
dipengaruhi oleh faktor

lain.

Dalam hal ini H0


ditolak dan
H1 diterima, artinya ada
hubungan antara luas
lahan
terhadap pendapatan
petani di
Desa Kebonagung
Kecamatan
Balerejo Kabupaten

Madiun.
Pengaruh langsung luas
lahan
terhadap pendapatan
Nilai
Pengaruh Luas
standardized coefficient
Lahan, Teknologi
beta
Dan Pelatihan
sebesar 0,364 dan nilai
Terhadap
Putu Dika probabilitas sebesar
Pendapatan
Arinbawa 0,000 <
Petani Padi Dengan
3 A. A. Bagus Kuantitatif 0,05. Hal ini berarti H0
Produktivitas
Putu ditolak
Sebagai
Windata dan H1 diterima.
Variabel
Dengan demikian Luas
Intervening
Lahan
Di Kecamatan
berpengaruh positif dan
Mengwi
signifikan terhadap
Pendapatan Petani Padi
di
Kecamatan Mengwi.
4 Ara Anggar Pengaruh Luas Kuantitatif Luas lahan (X1),
Andrias, Lahan berpengaruh
Yus Terhadap Produksi positif terhadap
Darusman, Dan Pendapatan produksi (Y).
Mochamad Usahatani Padi Besarnya pengaruh

10
variabel
tersebut ditunjukkan
dengan R2
(R square) = 0,999. Hal
ini
berarti bahwa pengaruh
Sawah
variabel
(Suatu Kasus Di
luas lahan (X1),
Desa
terhadap
Ramdan Jelat Kecamatan
produksi (Y1) dan
Baregbeg
pendapatan
Kabupaten
(Y2) usaha tani padi
Ciamis)
adalah
sebesar 99%. Sedangkan
sisanya sebesar 0,1%
dipengaruhi oleh
faktorfaktor
lain yang tidak diteliti.
pengaruh variable
modal
kerja (X1), luas lahan
(X2) dan
tenaga kerja (X3)
terhadap
Pengaruh Modal
pendapatan petani
Kerja, Luas Lahan,
bawang
Dan Tenaga Kerja
merah (Y), maka
Terhadap
diperoleh nilai
Pendapatan
5 Suryati Kuantitatif Fhitung sebesar 27.820
Petani Bawang
dengan
Merah
tingkat signifikan
Di Desa Sakuru
0.000 < 0.05. Hal ini
Kecamatan Monta
menunjukkan bahwa
Kabupaten Bima.
ketiga
variable bebas secara
simultan
berpengaruh signifikan
terhadap
variable terikat.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Pendapatan

11
Pendapatan usaha tani secara economis mempunyai dua pengertian, yaitu

pendapatan kotor (gross farm income) dan pendapatan bersih (net farm income).

Pendapatan kotor usaha tani baik yang dijual maupun tidak dijual. Sedangkan

pendapatan bersih usaha tani adalah selisih antara pendapatan kotor usaha tani

dengan total pengeluaran. Menurut Hadisaputra pendapatan petani dapat

diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor (penerimaan) dengan biaya

alat-alat luar dan dengan modal dari luar. Sedangkan pendapatan bersih dapat

diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya

mengusahakan. Biaya mengusahakan adalah biaya alat-alat luar ditambah upah

tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang

dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Pendapat lain dikemukakan oleh Winardi

bahwa pendapatan bersih adalah keseluruhan hasil yang diperoleh dikurangi

biaya-biaya atau benda-benda yang dijual dari hasil penjualan akan dicapai laba

kotor, dan dengan jalan mengurangi pengeluaran untuk menghasilkan benda dari

laba kotor akan dicapai laba perusahaan, dan bila pajak pendapatan dikurangi laba

perusahaan maka akan diperoleh laba bersih atau pendapatan bersih. Boediono

mengungkapkan bahwa faktor yang memengaruhi pendapatan antara lain;

1. Jumlah faktor produksi yang menentukan besarnya modal usaha baik

modal tetap maupun modal variabel yang bergantung pada sumber

perolehan modal baik melalui pinjaman bank, modal sendiri, atau

pemberian.

12
2. Harga setiap unit dari output produksi yang menentukan fungsi dan

elastisitas permintaan dan penawaran konsumen atas barang atau jasa yang

diproduksi.

3. Pendapatan dari pekerjaan sampingan yang mampu menunjang usaha

utama dalam meningkatkan faktor produksi sebagai input dan mampu

memaksimalkan keuntungan sebagai output. Kemudian juga tingkat

pendapatan sangat dipengaruhi oleh modal kerja, jam kerja, akses kredit,

jumlah tenaga kerja, tanggungan keluarga, jenis barang dagangan (produk)

dan faktor lainya. Pada umumnya masyarakat selalu mencari tingkat

pendapatan tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Tingkat

pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor produksi dalam

menghasilkan barang dan jasa. Jika kemampuan faktor-faktor produksi

menghasilkan barang dan jasa maka semakin besar pula pendapatan yang

akan dihasilkan. Untuk menghitung pendapatan petani dapat digunakan

rumus berikut:

Pd = TR - TC

Dimana :

Pd = Pendapatan Petani

TR = Total Pendapatan

TC = Total Biaya

Untuk menghitung besar kecilnya pendapatan dapat dilakukan dengan tiga

pendekatan yaitu :

13
a. Pendapatan produksi (Production Approach), yaitu dengan menghitung semua

nilai produksi barang dan jasa akhir yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu.

b. Pendekatan pendapatan (Income Approach), yaitu dengan menghitung nilai

keseluruhan balas jasa yang dapat diterima oleh pemilik faktor produksi dalam

satu periode tertentu.

c. Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach), yaitu pendapatan yang

diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi masyarakat. Diversifikasi

pendapatan petani kecil bisa dalam banyak sumber: disektor pertanian

(mengusahakan pertanian milik sendiri, menjadi petani penggarap atau pekerja

yang diupah); migrasi (dalam negeri maupun keluar negeri, musiman, atau pun

jangka panjang) dan migrasi bola balik (remitteance); perpindahan harian ke kota

terdekat, kesempatan pekerjaan yang di upah di wilayah lokal (mungkin sektor

bangunan, manufaktur, atau kerja publik); bekerja sendiri di sektor perdagangan,

pertanian yang telah diproses, dan jasa lainnya.

Adapun sumber-sumber pendapatan masyarakat atau rumah tangga yakni:

1. Pendapatan dari upah atau gaji

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja, besar

gaji atau upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari produksinya.

2. Pendapatan dari hak milik seperti modal dan tanah Merupakan nilai total dari

hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini

merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota

14
keluarga sendiri, nilai sewa milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak

diperhitungkan.

3. Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer payment) adalah

pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas input yang diberikan.

2.2.2 Modal

Modal kerja adalah Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan modal

kerja yaitu biaya untuk sarana produksi pertanian (saprotan). Biaya produksi

adalah kompensasi yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya-

biaya yang dikeluarkan oleh petani penggarap dalam proses produksi baik secara

tunai maupun tidak tunai.

a. Biaya bibit atau benih

bibit atau benih merupakan salah satu faktor produksi yang habis dalam

satu kali pakai proses produksi sehingga harus berhati-hati dalam setiap memilih

benih sehingga diperoleh benih yang baik dan bermutu yang dapat menunjang

produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bibit yang bermutu adalah

bibit yang telah dinyatakan sebagai bibit yang berkualitas tinggi dengan jenis

tanaman unggul. Bibit yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari

90% dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya

menjadi tanaman yang baik atau sering disebut sebagai bibit unggul .

15
2) Memiliki kemurnian, artinya terbebas dari kotoran bibit jenis lain, bebas dari

hama dan penyakit.

b. Biaya Pupuk

Salah satu usaha petani penggarap untuk meningkatkan hasil produksi

pertanian adalah melalui pemupukan. Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang

diberikan kepada tanaman dengan maksud agar zat makan tersebut dapat diserap

oleh tanaman. Pemupukan merupakan zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang

digunakan untuk mengembalikan unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari

tanah. Dalam pemberian pupuk harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang

tepat pula sehingga keseimbangan hara atau zat mineral dapat dipertahankan.

c. Biaya Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau

mengendalikan berbagai hama. Dalam pemakaian pestisida harus memperhatikan

dosis maupun ukurannya. Karena pestisida pada hakikatnya merupakan racun

apabila pemakaiannya terlalu banyak akan bersifat merugikan. Petani di Indonesia

menggunakan pestisida untuk membantu program intensifikasi dalam rangka

mengatasi masalah hama dan penyakit menyerang tanaman pertanian. Pestisida

dapat secara cepat menurunkan populasi hama yang menyerang tanaman sehingga

penurunan pertanian dapat dikurangi

d. Upah Buruh Tani

16
Buruh tani merupakan buruh yang diperkerjakan oleh petani penggarap

untuk mengerjakan lahan garapan dengan imbalan upah berupa uang tunai untuk

sekali pengerjaan.

e. Biaya Penyewaan Peralatan

Pertanian Peralatan pertanian adalah alat-alat yang digunakan oleh petani

penggarap untuk mengerjakan lahan garapan. Dalam mendapatkan peralatan

petani penggarap harus menyewa dengan membayar uang tunai setelah pengerjaan

selesai. Peralatan yang harus menyewa yaitu traktoruntuk membajaksawah.

Menyewa dilakukan karena dinilai lebih ekonomis dibanding apabila harus

membeli sendiri.

f. Biaya Lain-Lain

Biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani penggarap

selain biaya pokok diatas. Yang termasuk biaya lain-lain seperti misalnya biaya

perbaikan irigasi, biaya untuk membeli pestisida yang digunakan untuk mengatasi

masalah hama dan penyakit yang menyerang tanaman pertanian.

2.2.3 Luas Lahan

Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah

merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi

dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak

sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan

lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka. Luas penguasaan lahan

pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun

17
usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau

penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih

luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan.

Kecuali bila suatu usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik

serta teknologi yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan

teknologi. Karena pada luasan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung

berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke hektar), dan

menjadikan usaha tidak efisien.

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian.

Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin

besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan

pertanian dapat dinyatakan dengan hektare (ha) atau are. Di pedesaan, petani

masih menggunakan ukuran tradisional, misalnya patok dan jengkal.

2.2.4 Hubungan Luas Lahan Terhadap Pendapatan

Lahan sebagai salah satu factor produksi yang merupakan pabriknya hasil

pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usaha tani.

Besar kecilnya produksi dari usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas

sempitnya lahan yang digunakan. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak

efisien usaha tani yang dilakukan kecuali bila usaha tani dijalankan dengan tertib.

Luas kepemilikan atau penguasaan berhubungan dengan efisiensi usaha tani.

Penggunaan masukan akan semakin efisien bila luas lahan yang dikuasai semakin

besar.

18
Penggunaan luas lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas:

penggunaan luas lahan semusim, tahunan, dan permanen. Penggunaan luas lahan

tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam polanya dapat

dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap musim dengan

periode biasanya kurang dari setahun. Penggunaan luas lahan tanaman tahunan

merupakan penggunaan tanaman jangka panjang yang pergilirannya dilakukan

setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomi tidak produktif lagi, seperti pada

tanaman perkebunan. Penggunaan luas lahan permanen diarahkan pada lahan

yang tidak diusahakan untuk pertanian, seperti hutan, daerah konservasi,

perkotaan, desa dan sarananya, lapangan terbang, dan pelabuhan.

Hubungan luas lahan dengan pendapatan bahwa semakin luas lahan petani maka

pendapatannya juga akan meningkat. Hubungan antara luas lahan dengan

pendapatan bahwa luas lahan berpengaruh positif terhadap

pendapatan/penghasilan petani. Lahan yang dikelola dengan baik tentunya akan

memberikan hasil yang baik dan menguntungkan bagi petani.

2.2.5 Hubungan Modal Terhadap Pendapatan

Modal menjadi salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pendapatan petani, nilai asset yang bergerak dalam satu kali panen disebut juga

sebagai modal. Pada umumnya, untuk satu jenis unit penangkap modal yaitu

terdiri dari: perlengkapan mengelola tanah (traktor, cangkul, tali, tembilang dan

lain-lain), bahan bakar, alat-alat untuk membasmi hama (semprot mesin dan

pestisida).Modal memiliki banyak arti tergantung dari penggunaannya. Arti

19
sederhananya, modal sama artinya dengan harta kekayaan yang dimiliki oleh

seseorang yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, mobil, dan lain

sebagainya disebut sebagai modal.

Modal merupakan faktor yang paling penting dan sangat menentukan

untuk dapat memulai dan mengembangkan suatu usaha. Modal dalam suatu usaha

adalah seperti bahan bakar atau energy penggerak awal sebuah motor. Misalnya

makin besar motor yang digerakkan maka makin banyak energy yang

digunakannya dan akan semakin besar juga modal yang akan digunakan dalam

usaha itu. Modal merupakan faktor penentu dalam kegiatan produksi, besar

kecilnya modal berpengaruh terhadap jumlah output yang dihasilkan. Jadi, apabila

modal yang digunakan besar maka pendapatan yang diterima oleh petani jagung

akan meningkat.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendapatan petani merupakan ukuran penting penghasilan yang diterima

oleh usaha taninya. Pendapatan petani digunakan sebagai indikator penting karena

merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan sehari-sehari. Sehingga

adanya pengaruh luas lahan dan modal usah tani dalam meningkatkan pendapatan

usaha tani itu sendiri.

Luas Lahan

(X1)

Pendapatan Petani

(Y)
20
Modal Usaha Tani

BAB II
(X2)

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora

Kota Palu, dan waktu penelitiannya kurang lebih selama 3 bulan.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik menjadi populasi bukan hanya orang tetapi

juga benda yang lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani jagung

desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora Kota Palu sebanyak 40 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Kemudian untuk

menetapkan sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian yang

menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total (total sampling)

atau sensus. Penggunaan metode ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil

(mudah dijangkau). Dalam penelitian ini, karena jumlah populasi relatif kecil dan

21
relatif mudah dijangkau yaitu 40 orang petani jagung DesaTibo, peneliti

menggunakan metode total sampling. Dengan metode penentuan sampel ini,

diharapkan hasilnya dapat cenderung lebih mendekati nilai sesungguhnya dan

diharapkan dapat memperkecil pula terjadinya kesalahan/penyimpangan terhadap

nilai populasi.

Penelitian ini mengkaji pengaruh luas lahan dan modal usaha tani terhadap

pendapatan petani karet didesa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora Kota Palu.

Penelitian ini merupakan peneitian lapangan yang data-datanya merupakan data

kuesioner yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif. Sesuai

dengan kajian ini pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif.

3.3 Teknis Analisis Data

Metode analisa data yang digunakan adalah anlisa data deskriptif yaitu

suatu metode yang berfungsi untuk membuat gambaran secara sistematis dan

faktual mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan berdasarkan teori-teori yang

ada dalam literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

1. Regresi Linear Berganda

Secara umum data hasil pengamatan Y dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas

X1, X2, X3, X4…Xn, sehingga rumus umum dari regresi linier berganda ini

adalah:

Y = a + b X2 + c X2 + …+ k Xk

22
Keterangan:

Y = Varibel Terikat (Pendapatan)

= koefisien konstan

X1 = koofisien regresi (variabel luas lahan)

X2 = koofisien regresi (variabel modal usahatani)

K = kesalahan penggunaan.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen

atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi

yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi

apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan

menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain.

Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut

23
homokedastisitas, sementara itu untuk varians berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka

terdapat masalah yang harus diatasi.

3. Uji Statistik

a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan

yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Penggunaan tingkat signifikansinya

beragam, tergantung keinginan peneliti yaitu 0,01 (1%) ; 0,05 (5%) dan 0,10

(10%).Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig, sebagai contoh

kita menggunakan taraf signifikan 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05 maka

dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun jika nilai signifikansi > 0,05

maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Uji T

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.

Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficient pada kolom sig (significance), jika

24
probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun jika probabilitas

nilat atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel terhadap dan variabel

terikat.

a. Koefisien Determinasi

Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi

dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Apabila analisis yang

digunakan adalah regresi sederhana, maka yang digunakan adalah nilai R Square.

Namun apabila yang digunakan adalah analisis berganda, maka yang digunakan

adalah adjusted R Square .Hasil perhitungan adjusted R2 dapat dilihat pada output

Model Summary. Pada kolom adjusted R2 dapat diketahui berapa persentase yang

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan

sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-lain yang tidak dimasukkan

dalam model penelitian.Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur apakah

pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.R2 bernilai

antar nol sampai dengan satu 0 < R2 <1.

3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Penelitian

ini merupakan penelitian lapangan yang data-datanya merupakan data kuesioner

yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif.

25
2. Sumber data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder dan data

primer.

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang diteliti,

pengumpulan data primer dilakukan dengan cara, angket atau kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari arsip atau data yang behubungan

dengan penelitian, dan data ini penulis peroleh dari komunitas terkait. Penelitian

kepustakaan dari buku, artikel, karya ilmiah maupun dari internet yang berkaitan

dengan materi tugas ini.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan dalam pemahaman terhadap istilah dari variabel yang

digunakan pada penelitian ini, maka dapat dijelaskan definisi operasional untuk

tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

26
No Nama Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
pendapatan kotor
(penerimaan) dengan
biaya alat-alat luar
dan dengan modal
dari luar. Sedangkan
pendapatan bersih
Sumber
dapat diperhitungkan
pendapatan
dengan mengurangi
- Pendapatan dari
pendapatan kotor
usahatani
dengan biaya
- Sumber
mengusahakan.
1 Pendapatan (Y) pendapatan Rasio
Biaya mengusahakan
dari sektor luar
adalah biaya alat-alat
pertanian: buruh
luar ditambah upah
angkut, pabrik,
tenaga kerja keluarga
dll.
sendiri yang
- Jumlah produksi
diperhitungkan
berdasarkan upah
yang dibayarkan kepada
tenaga kerja
luar.

Keseluruhan lahan
yang menghasilkan
produksi pertanian
karet. Tanah
1. Luas lahan
merupakan faktor
yang
produksi terpenting
dimiliki
dalam pertanian
2. Status
karena tanah
2 Luas Lahan (X1) kepemilikan Rasio
merupakan tempat
lahan
dimana usahatani
3. Rata-rata hasil
dapat dilakukan dan
tempat hasil
kare
produksi
dikeluarkan karena
tanah tempat
tumbuh tanaman.
3 Modal Usaha Tani biaya untuk sarana Biaya produksi Rasio
produksi pertanian - Biaya
(X2) (saprotan). Biaya pembelian
produksi adalah pupuk
kompensasi yang - Biaya obat
diterima oleh pemilik hama dan
faktor-faktor perawatan

27
produksi, atau biaya-
biaya yang
dikeluarkan oleh
petani penggarap - Biaya peralatan
dalam proses panen karet
produksi baik secara
tunai maupun tidak
tunai.

28

Anda mungkin juga menyukai