Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI PEMBANGUNAN (EKI 211)

MODERNISASI SEKTOR PERTANIAN


Dosen Pengampu: Dr. Putu Ayu Pramitha Purwanti, S.E., M.Si.

KELAS B2
Disusun oleh:

Misael Ekklesia Simbolon 08


Ni Putu Dewi Prawerti 12
Gabriella Losa Pongtuluran 18

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga terselesaikannya
paper yang berjudul “Modernisasi Sektor Pertanian”. Paper ini dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ekonomi
Pembangunan. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk memberikan
pengetahuan serta informasi kepada pembaca.

Selama proses penulisan paper ini, penulis memperoleh banyak


bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Untuk itu dari hati yang paling dalam penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
paper ini. Serta kami juga berterima kasih kepada Ibu Dr. Putu Ayu
Pramitha Purwanti, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan tugas paper ini.

Selama proses penulisan paper kami memohon maaf apabila dalam


penyusunan paper ini ada kesalahan. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan paper ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran para
pembaca.

Jimbaran, 04 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan.............................3
2.2 Tahapan- Tahapan Pembangunan Sektor Pertanian...................4
2.3 Syarat Pembangunan Sektor Pertanian dalam Proses Sektor
Modernisasi......................................................................................5
2.4 Studi Kasus.................................................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita tahu sektor pertanian memegang peranan penting


dalam menunjang pembangunan ekonomi. Sektor pertanian sebagai mesin
penggerak utama perekonomian nasional yang memiliki peran penting dalam
menyediakan lapangan kerja dan memanfaatkan sumberdaya alam untuk
menopang kebutuhan hidup manusia. Sektor pertanian yang dikelola secara
benar dan optimal akan menghasilkan komoditi pertanian berkualitas
sehingga mampu bersaing pada pasar global. Pembangunan pertanian
merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan pertanian akan
memperkuat dan menyumbang perekonomian secara keseluruhan. Oleh
karena itu sektor pertanian perlu mendapat perhatian lebih karena besarnya
persentase penduduk Indonesia yang bergantung pada sektor pertanian ini.

Modernisasi merupakan pola perubahan tradisional menjadi modern,


untuk mendapatkan cara praktis dan efisien. Modernisasi berkaitan dengan
perkembangan dan peradaban dari waktu ke waktu. Proses modernisasi
memudahkan pengembangan dan produktivitas yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Seiring berkembangnya zaman, teknologi pun semakin canggih
dan berkembang pesat sehingga mengalami banyak perubahan. Masuknya
modernisasi merubah alat-alat tradisional seperti ani-ani, sabit, bajak kerbau
dan lain sebagainya. Dengan masuknya modernisasi merubah para petani
menjadi menggunakan alat-alat pertanian yang lebih modern dan canggih,
seperti traktor, pisau pemotong padi atau arit yang kemudian menggantikan
fungsi bajak dengan kerbau dan ani-ani. Hal ini ditandai dengan adanya
perubahan penggunaan alat-alat pertanian dari tradisional menjadi modern
karena kemajuan teknologi ikut merubah sosial budaya masyarakat itu
sendiri. Perubahan sosial adalah fenomena yang lumrah yang terjadi di

1
masyarakat diakibatkan banyak faktor salah satunya adalah globalisasi akibat
dari modernisasi yang semakin berkembang dari waktu ke waktu, perubahan
senantiasa mengandung dampak negatif maupun positif.

Melalui modernisasi pada sektor pertanian ini dapat mempermudah


kerja petani dengan penggunaan mesin yang dapat membantu menghemat
tenaga petani tidak perlu repot lagi menggunakan terlalu banyak
tenaga. Namun di sisi lain biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani juga
bertambah. Alat teknologi pertanian dan pupuk yang diciptakan membuat
petani harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli keperluan
tersebut. Hal ini dikarenakan bentuk modal teknologi yang dibeli tidak bisa
diproduksi secara swasembada, tetapi harus didapat melalui
pasar.Modernisasi pertanian terbukti bisa meningkatkan produktivitas pangan
sehingga proses produksi beras bisa lebih efisien dan menggenjot
perekonomian nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi?

1.2.2 Apa saja tahapan dalam memodernisasi sektor pertanian?

1.2.3 Apa syarat yang dibutuhkan untuk mendukung proses modernisasi


sektor pertanian?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui peran pertanian dalam pembangunan ekonomi.


1.3.2. Untuk mengetahui tahapan modernisasi sektor pertanian
1.3.3. Untuk mengetahui syarat yang dibutuhkan dalam mendukung proses
modernisasi sektor perekonomian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan


Secara tradisional pertanian itu memainkan peran pasif dan
mendukung pembangunan ekonomi yang dimana pertanian dianggap sebagai
sektor utama untuk menyediakan makanan dan tenaga kerja dengan harga
murah yang cukup untuk ekonomi industri berkembang. Hal ini tentunya
menjadikan sektor pertanian sangat penting untuk ditingkatkan kemajuannya.
Pertumbuhan dan kemajuan pertanian sangat menguntungkan bagi negara
berkembang. Menurut perkiraan bank dunia, negara berkembang mengalami
pertumbuhan hasil pertanian yang lebih cepat, kira-kira 2,6% dari negara
maju. Produksi pertanian terus meningkat seluruh dunia sejalan dengan
meningkatnya populasi namun perkembangannya tidak merata. Seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa negara berkembang asia,


hasil serealnya per hektar hampir meningkat 3 kali lipat pada tahun 2005
dibandingkan pada tahun 1960-an. Lalu produksi amerika latin juga
menghasilkan keuntungan yang banyak juga. Pertanian asia selatan berkinerja
baik, meskipun kelaparan diperkirakan meningkat dalam beberapa tahun

3
terakhir di india. Sedangkan di afrika sub-sahara hasil panen meningkat
sekitar sepertiga, penyebabnya adalah banyak di wilayah afrika populasi telah
mencapai ukuran dimana praktik pertanian tebang dan bakar tradisional tidak
lagi dapat dilakukan tanpa menggunakan kembali lahan.

2.2 Tahapan- Tahapan Pembangunan Sektor Pertanian


1. Pertanian tradisional (pertanian subsisten)
Pertanian tradisional merupakan tahapan yang klasik, yaitu dimana
sebagian output dikonsumsi sendiri oleh keluarga petani (konsumsi individu).
Produk yang biasa digunakan dalam pertanian ini adalah biji-bijian bahan
pangan pokok (satple food) dalam tahapan ini juga dinilai produktivitasnya
rendah karena menggunakan peralatan yang tradisional dan investasi modal
yang sangat minim.

2. Penganekaragaman produk pertanian


Pada tahap ini disebut pertanian campuran, karena tahap ini
merupakan transisi yang harus dilalui dalam proses peralihan dari pertanian
subsisten atau pertanian tradisional menjadi produk yang terspesialisasi. Oleh
karena itu pada tahap penganekaragaman ini merupakan langkah pertama
yang cukup baik dalam masa transisi dari pertanian tradisional ke pertanian
modern. Produk yang dihasilkan tidak lagi produk pertanian, melainkan
tanaman perdagangan baru seperti: buah-buahan, kopi, coklat, teh dan
dijalankan bersamaan dengan usaha peternakan sederhana.

3. Pertanian modern (pertanian spesialisasi)


Tingkat pertanian ini dianggap sebagai yang paling maju. dalam
tingkat modern ini pengadaan pangan digunakan untuk kebutuhan sendiri dan
jumlah yang lebih untuk dapat dijual itu bukan merupakan tujuan pokok

4
dalam tahap ini. Keuntungan yang didapatkan dari tingkat ini adalah
keuntungan komersial, yaitu dari keberhasilan dan nilai maksimum per hektar
dari hasil upaya manusia dan sumber daya alam. Komoditas yang ditanam
terspesialisasi dimana pengelolaannya didukung modal yang besar yang
akhirnya mendukung alat yang digunakan juga. Istilah yang sering digunakan
dalam sistem modern ini yaitu agribisnis.

2.3 Syarat Pembangunan Sektor Pertanian dalam Proses Sektor


Modernisasi
Dalam rangka memodernisasi pertanian diperlukan pembangunan
pertanian yang harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun syarat-
syarat yang akan mendukung modernisasi pertanian, yaitu
1. Syarat mutlak, syarat ini harus terpenuhi secara lengkap. Jika ada
yang tidak terpenuhi maka pembangunan pertanian berhenti. Adapun
yang termasuk syarat mutlak :
a) Tersedia bahan-bahan dan alat produksi secara lokal
b) Adanya pasar untuk hasil usaha pertanian
c) Adanya perangsang produksi bagi petani
d) Mengikuti perkembangan teknologi (teknologi pertanian)
e) Tersedia transportasi yang lancer

2. Syarat pelancar, ini merupakan keterbalikan dari syarat mutlak. Yang


dimana syarat ini tidak mutlak tetapi jika syarat tersebut dapat dipenuhi
maka dapat mempercepat modernisasi. Syarat tersebut meliputi
a) Kegiatan gotong royong petani
b) Pendidikan pembangunan yang ditujukan kepada petani
c) Kredit produksi perbaikan dan perluasan tanah
d) Perencanaan nasional pembangunan pertanian.

5
2.4 Studi Kasus
Peluang kerja dan Pendapatan Petani Dalam Sistem Pertanian Di
Desa Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember
Pada masyarakat di Desa Dukuh Dempok yang berada di Kecamatan
Wuluhan, Kabupaten Jember atau lebih tepatnya berada di wilayah Jember
bagian selatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor desa Dukuh
Dempok, diketahui luas lahan persawahan di desa Dukuh Dempok yaitu 1.461
Ha, dengan jumlah kepala keluarga yang bekerja di sektor pertanian sebanyak
4230 KK, terdiri dari 2516 KK petani pemilik dan 1714 KK petani yang tidak
memiliki lahan, mereka bekerja menjadi buruh tani.

Dengan adanya modernisasi kini petani di desa Dukuh Dempok dalam


pengolahan tanah sudah menggunakan mesin (traktor), bibit yang digunakan
bibit unggul, cara penanaman dengan menggunakan ukuran (kenco), dalam
pembasmian hama menggunakan mesin, pemupukan menggunakan pupuk
lengkap, proses panen sudah menggunakan mesin (kombin), sistem
perekrutan tenaga kerja dilihat dari hasil kerja, pencarian tenaga kerja
langsung pemilik, dan sistem pembagian hasil berupa uang (bayar langsung
setelah bekerja).

Perubahan-perubahan sosial petani akibat dari modernisasi adalah


dengan diperkenalkannya mesin-mesin seperti mesin penuai, dan traktor
tangan telah menghilangkan mata pencaharian penduduk yang selama ini
mendapatkan upah dari menuai. Kemudian pemakaian traktor tangan telah
menggantikan tenaga hewan, sehingga sebagian besar petani tidak lagi
berternak kerbau atau sapi (Scott, 2000 : 202). Menunjukkan bahwa
penggunaan teknologi pertanian mempunyai dampak terhadap perubahan

6
struktur masyarakat dan akhirnya berpengaruh terhadap pola-pola institusional
masyarakat. Tujuan dari pembangunan pertanian itu sendiri pada dasarnya
adalah untuk memperkecil struktur kemiskinan.
Selain itu tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan
dengan dulu yang lebih banyak membutuhkan tenaga manusia. Sehingga
petani pemilik yang memiliki lahan yang luas tidak mampu untuk mengolah
lahannya sendiri. Jadi selain memakan waktu yang lama dan membutuhkan
tenaga kerja yang banyak, biaya yang dikeluarkan untuk mengolah juga
banyak, sedangkan hasil panen yang diperoleh belum tentu lebih banyak dari
biaya yang sudah dikeluarkan.Peluang kerja buruh tani yang terjadi di desa
Dukuh Dempok mengalami perubahan dari waktu ke waktu, seiring dengan
perkembangan sistem pertanian yang lebih maju. Perubahan sistem pertanian
yang dulu menggunakan sistem kedok kini menggunakan sistem kolen. Dalam
sistem kedok tenaga kerja hanya bekerja di tempat-tempat tertentu saja
sedangkan dalam sistem kolen tenaga kerja dapat bekerja dengan bebas
tergantung dari penemuan kontrak kerja.

Dampak modernisasi pertanian pada peluang kerja dan pendapatan


petani di desa Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Para
petani pemilik penghasilan yang didapat menjadi meningkat dengan adanya
pemilihan bibit unggul, pemupukan dengan kombinasi yang tepat, proses
pemanenan dengan tenaga mesin sehingga dapat mengurangi biaya dan
ongkos tenaga kerja berkurang dan hasil yang didapat lebih banyak tanpa
harus dipotong karena adanya pergantian sistem kedok berganti dengan sistem
kolen. Pada buruh tani yang mempunyai skill peluang kerja mereka lebih
meningkat karena para petani pemilik lebih banyak membutuhkan jasa mereka
untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan petani pemilik dan juga
mengurangi biaya yang dikeluarkan, sehingga kebutuhan mereka dapat
terpenuhi dan kehidupan para buruh tani dapat lebih sejahtera.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sektor pertanian memiliki peran pasif serta tentunya mendukung


pembangunan ekonomi karena merupakan penyedia makanan dan tenaga
kerja di ekonomi idustri berekmbang. Kemajuan dan pertumbuhan
ekonomi tentunya sangat menguntungkan bagi negara-negara berkembang.
Maka Dari itu diperlukan tahapan-tahapan untuk mencapai pembangunan
dalam sektor pertanian yaitu pertama pertanian tradisional yang dimana
outputnya hanya dikonsumsi sendiri (individu), selanjutkan tahapan
penganekaragaman produk pertanian atau sering disebut masa transisi ke
modern yang hasil produknya dapat diperdagangkan, terakhir tahap
pertanian modern yang artinya sudah pada tingkat pertanian paling maju
dan tentunya produksinya ditujukan sepenuhnya untuk memenuhi
keperluan pasar. Demi bisa mengikuti proses modernisasi kita perlu
memenuhi syarat mutlaknya dan syarat pelancarnya atau bisa disebut
sebagai syarat pembantu agar dapat mempercepat modernisasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bayu Enggal Rifkian, P. S. (2017). MODERNISASI PERTANIAN (STUDI KASUS


TENTANG PELUANG KERJA DAN PENDAPATAN PETANI DALAM
SISTEM PERTANIAN DI DESA DUKUHDEMPOK KECAMATAN
WULUHAN KABUPATEN JEMBER). Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial, 11, 39-48.
Churiyah, M. (2016). MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN MELALUI
PENERAPAN AGROPOLITAN DAN AGROBISNIS DALAM
MENINGKATKAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH.
MICHAEL P. TODARO, S. C. (2020). ECONOMIC DEVELOPMENT. Pearson.

Anda mungkin juga menyukai