Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PERTANIAN DI INDONESIA

PERKEMBANGAN PERTANIAN DI INDONESIA


TUGAS MATERI KEWIRAUSAHAN

NAMA
NIK
JURUSAN

:
:
: Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)

SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI


JLN. BALOWERTI 11/25 KEDIRI
2014

Kata pengantar
Pertama tama kita panjatkan puji syukur kehadirat allah SWT yang telah
melimpahkan rahmadnya Sehingga kita bisa sehat sentosa.
Kedua kalinya saya mengucapkan banyak terima kasih Kepada Bapak
MOCH.IMADUDIN.SE, yang telah memberi tugas guna untuk memenuhi tugas
akhir semester 2.
Sekian dari saya kurang lebihnya mohon maaf, kami ucapkan terima kasih.

KEDIRI 25 NOVEMBER 2013


Penulis

Taufik
DAFTAR ISI
Halaman judul ......................................................... i
Kata pengantar ........................................................ ii
Daftar isi ................................................................... iii
BABI PENDAHULUAN........................................
BAB II LANDASAN TEORI..................................
BAB III PEMBAHASAN.........................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................

5.1. Kesimpulan..........................................................
5.2. Saran....................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang
lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha
tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar
atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua
vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek
hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat
melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan
keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi
sumber
daya
alam
juga
menjadi
bagian
dalam
usaha
pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan
dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit,
metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk,
dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan
efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive
farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program
dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai
intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif,keduanya sering
kali disamakan .Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture).

Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau
permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan
pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian
berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub
"ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian
ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan
berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk
memenuhi
kebutuhan
sendiri
atau
komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam
volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul
karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan
ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk
pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini
tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

BAB II
LANDASAN TEORI

Kondisi Pertanian Indonesia saat ini


Berdasarkan Pandangan Mahasiswa
Pertanian Indonesia
Sumber Berita: http://www.facebook.com/topic.php?uid=138074680647&topic=13465
Oleh: Bpp Ismpi
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan
perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit
hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program
pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini
pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung
luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat
menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan
kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting
dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa
pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber
Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar,
besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan
hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis
pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya
sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin.

Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan
petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya
terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang
sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi
oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang
masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya
berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian
(pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h)
pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang
besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi
dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia
seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin
tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada
saat musim tanam datang.
swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus
pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya
penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian
Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk
menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni
tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada
tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia.
Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan
produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan
pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah
kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan
bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan
hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam Forum
Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi pembangunan pertanian di
Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1.

Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut


pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.

2.

Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya
dilindungi oleh undang-undang.

3.

Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif
usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang
berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan,
dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.

4.

Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada
tahun 2014.

5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada
konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
7. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
8. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
9. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan
sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
10. Mewujudkan segera reforma agraria.
11. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep
jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.

BAB III
PEMBAHASAN

PEMBIBITAN
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh
tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam, tanaman
padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik,
maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:

A.

Memilih Tempat Pesemaian

Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar
diperoleh bibit yang baik.

Tanah harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.

Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar
matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.

Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak
membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.

B.

Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian
tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat
biaya atau tenaga pengangkutannya.

Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian

Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman.
Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi kering, maka tanah pesemaian juga
dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.

Pesemaian Basah

Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur.
Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian
sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanah menjadi lunak, rumput-rumputan yang
akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit mati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi
halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai
ukuran dasar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawah yang akan
ditanamai. Jadi apabila sawah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus
dibuat adalah 1/20 x 10.000 m = 500 m. Adapun biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75
gram biji setiap 1 m, atau sebanyak kurang lebih 40 kg.

Pesemaian Kering

Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumput-rumput dan
sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak
dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan
sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang
dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan
hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.

C.

Penaburan Biji

Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji
yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji
yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar
cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu
di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat
pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang.

Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan
lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.

D.

Pemeliharaan Pesemaian

Pengairan

Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru
dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok
sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu
dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam
selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan
benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar,
penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak
ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka
penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan Insektisida
2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17 hari.
Pemupukan

PENGOLAHAN TANAH
A.

Cara Mengolah Tanah

Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan
penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara
tradisional dan cara modern.
Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan alatalat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh nusia atau
dibantu
ooleh
binatang
misalnya,
kerbau
dan
sapi.
Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang dilaukan
dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.
1.

Pembersihan

Sebelum tanah sawah dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau
rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan
dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman.
2.

Pencangkulan

Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjadi lunak
dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan
perbaikan pematang-pematang yang bocor.
3.

Pembajakan

Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan
dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan
pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan
organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah.
Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan
sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
4.

Penggaruan

Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanya untuk
membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga
sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah.Setelah penggaruan
pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan
pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang
dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.

PENANAMAN
A.

Pemilihan Bibit

Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit


yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 57 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan
memudahkan pencabutan.

Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah
badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
Umurnya tidak lebih dari 40 hari
Tingginya kurang lebih dari 40 hari
Tingginya kurang lebih 25 cm
Berdaun 5-7 helai
Batangnya besar dan kuat
Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan
pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jarak 20 x
20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan
memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan
secara merata.Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap
lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus
jangan sampai miring.Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal.
Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya
sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh
aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu
dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.

PEMELIHARAAN
A.

Pengairan

Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan
bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian
penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari
sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna
untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk
pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.

Memasukan air kedalam sawahdapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran
sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan
lebih dahulu air pada saluran sekunder.Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah
itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang
pembuangan tidak boleh dibuat lurus.

Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat
berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu
dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara
sebagai berikut:

B.

Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.

Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.

Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat
ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.

Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak
bersama-sama.

Penyiangan dan Penyulaman

Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti (disulam).
Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai
lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar
yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan
yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi
berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.

C.

Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang


dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara
lain:
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat
digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyyaknya
kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun
manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:

ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan
menambah besarnya gabah.

DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah,


mempercepat panen.

ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.

Alat alat pertanian

Arit atau sabit adalah satu alat bantu pertanian sejenis pisau berbentuk melengkung
yang digunakan untuk memotong berbagai jenis tumbuhan, rumput-rumputan, padi, jagung
bahkan alat ini biasa digunakan untuk memotong kayu. Bagian dalam dari lengkungan berbentuk
tajam, bentuk lengkung ini memudahkan dalam proses memotong dengan cara mengiris bagian
bawah tanaman yang dipotong dengan cara mengayunkan seperti gerakan memarang dengan satu
tangan, atau ketika untuk mengumpulkan rumput atau memanen tanaman padi tangan yang lain
biasanya memegang pokok tanaman yang akan di tebas. Alat pertanian arit ini terbuat dari besi
baja sehingga tidak akan peyok saat digunakan. Pada bagian pegangan arit atau sabit ini terbuat
dari kayu yang disebut garan. Dengan di pasangnya garan ini akan memudahkan dalam
penggunaannya sekaligus lebih enak untuk dibawa.

Alat Pertanian Cangkul atau Pacul


Cangkul atau Pacul adalah satu jenis alat pertanian tradisional yang digunakan dalam
proses pengolahan tanah pada lahan pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali ataupun
untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan sehingga masa ini untuk menjalankan kerjakerja menggali yang ringan di kebun ataupun di sawah. Alat ini merupakan elemen penting
dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang kering. Cangkul dibuat dari baja sehingga alat
ini sangatlah kuat. Cangkul atau Pacul merupakan gabungan dari bawak dan pacul itu sendiri.
Bawak merupakan bagian kepala atau bagian atas dari cangkul. Sedangkan pada bagian landepan
atau bagian bawahnya sering kita sebut dengan pacul juga. Pada bagian kepala terdapat lubang
yang berfungsi untuk dipasangi garan pacul atau sering disebut doran. Dengan dipasangnya
doran akan mempermudah dalam menggunakan alat cangkul ini. Untuk lebih jelas mengenai alat
pertanian cangkul bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Bajak (Plow)
Bajak merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000 th SM di
Egypt. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tenaga manusia, dengan bntuk yang
sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara istimewa dengan prinsip
perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat pengolahan tanah ini dibuat dari kayu
kemudian dari besi tuang sebagai bahan utamanya, selanjutnya dibuat dari baja.

Bajak tradisional
Bajak modern

Penggunaan sistem dua mata bajak (bottom) dimulau sejak tahun 1865, kemudian diikuti

dengan pemakaian tiga mata bajak dan seterusnya, tergantung pada besarnya daya penarik yang
digunakan. Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya
dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dan
peralatan yang dipergunakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak
dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
1. Bajak singkal (mold board plow)
Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal
inilah yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah mereka,
dengan menggunakan tenaga ternak hela sapi atau kerbau, sebagai sumber daya penariknya.
Sering dijumpai beberapa bentuk rancangan bajak singkal, hal ini dimaksudkan untuk dapat
memperoleh penyesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan. Aneka ragam
rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata bajak, juga di bagian perlengkapannya. Mata
bajak adalah bagian dari bajak yang berfungsi aktif untuk mengolah tanah.
Mold board plow (Sumber: www.funkworkz.com)

2. Bajak piringan (disk plow)


Adanya kelemahan-kelemahan bajak singkal maka orang menciptakan bajak piringan.
Bajak piringan cocok untuk bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana
bajak singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar; tanah gambut; serta
untuk pembajakan tanah yang berat. Namun penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan
tanah ada juga kelemahannya antara lain: tidak dapat menutup seresah dengan baik; bekas
pembajakan tidak dapat betul-betul rata; hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah,
Disk plow (Sumber: www.tinyfarmblog.com)
tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini justru dianggap menguntungkan.

3. Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow)


Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan
Rotary plow (Sumber:
diperoleh bongkahbongkah yang masih cukup besar,
ibuonline.com)
biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk
mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka
pengerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk
pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk
mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan ataupun
pendangiran. Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya baik,
bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama sekali. Untuk mengatasi lengketnya

tanah pada pisau dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran
dari rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak
daya yang digunakan tetapi diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus. Dalam penggunaan,
dipilih kebutuhan daya yang terkecil tetapi memenuhi persyaratan ukuran partikel tanah yang
dituntut oleh tanaman.
4. Bajak pahat (chisel plow)
Dalam pengerjaan tanah, bajak pahat dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah
dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata
pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa
disebut bar.

Chisel plow (Sumber: www.buctraco.com)

5. Bajak tanah bawah (sub soil plow)


Bajak tanah bawah termasuk di dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang
lebih berat. Fungsi bajak ini tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun dipergunakan
untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu mencapai kedalaman sekitar
(50 90) cm. Untuk jenis standart tunggal biasanya dipergunakan untuk mengerjakan tanah
dengan kedalaman sampai 90 cm, sedang penarikannya menggunakan traktor dengan daya (60
85) HP. Kemudian untuk bajak tanah bawah jenis standart dua atau lebih, biasanya dipergunakan
untuk pekerjaan yang lebih dangkal.

Subsoil plow (Sumber: www.roll-a-cone.com)


PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN PADI
Cara pemanenan padi dapat dibagi dua macam cara, yaitu cara tradisional dan cara
mekanis. Dengan cara tradisional alat yang digunakan adalah ani-ani atau sabit. Sedangkan
macam-macam alat/mesin tersebut, terlebih dulu mengurutkan kegiatan-kegiatan yang terjadi
sejak dari panen, kemudian pengumpulan/pengikatan, perontokan, pengeringan dan
penggilingan.
1. Alat Panen Tradisional
Alat panen tradisional dari sejak jaman dahulu hingga kini masih tetap digunakan oleh
para petani untuk memanen padinya. Alat ini sangat sederhana, yaitu ani-ani dan sabit yang
digunakan dengan tenaga tangan. Oleh karena itu disamping ada beberapa keuntungan , juga
banyak kerugian oleh alat ini. Alat panen ani-ani terdiri dari dua bagian utama, yaitu pisau dan
kayu genggaman yang juga tempat meletaknya pisau. Sedangkan sabit juga terdiri dari dua
bagian yang sama, hanya perbedaannya dalam bentuk.

Ani-ani

Sabit
Kelemahan-kelemahan dari penggunaan alat ini adalah :

Kebutuhan tenaga orang per hektar banyak.

Kehilangan gabah pada waktu panen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat
mekanis 3. Kenyamanan bekerja rendah

Kapasitas kerja rendah.

Biaya panen perhektar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat mekanis, tapi biaya
awal tidak ada.

Sedangkan keuntungannya adalah :

Memberikan kesempatan kerja yang banyak kepada para buruh panen.

Hasil pemotongan gabah dengan ani-ani ini lebih bersifat terpilih.

Harga alat panen sangat murah, bisa dimiliki oleh setiap petani

2. Mesin Reaper
Seperti yang telah diterangkan dimuka bahwa mesin reaper ini bekerjanya adalah mengait
rumpun padi, kemudian memotong dan selanjutnya dilempar kesebelah kanan mesin diatas
permukaan tanah. Setiap lemparan terdiri dari 3-10 rumpun tanam padi tergantung dari jumlah
alur pemotongan dari mesin. Untuk memudahkan pengangkutan ketempat perontokan biasanya
diikat dulu atau dimasukkan kedalam karung agar tidak banyak gabah yang hilang karena rontok
dari rantainya.

Mesin reaper padi (Sumber: www.shafwandi08.blogspot.com)


Mesin reaper dioperasikan oleh satu orang dan dibantu 2 orang untuk mengikat atau
mengarungkan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara 2,5 sampai 3 Daya Kuda (DK).
Kapasitas kerja dari reaper adalah antara 30-35 jam setiap hektar dengan satu alur pemotongan,
sedangkan yang tiga alur pemotongan berkisar antara 18-20 jam tiaphektar. Kelemahan dari
penggunaan dari mesin ini adalah bagi varietas padi yang mudah rontok, dimana akan banyak
padi yang rontok akibat getaran atau perlakuan oleh mesin. Kelemahan lainnya adalah biaya
awal yang tinggi, yaitu harga pembeliannya dan harga bahan bakar yang terus meningkat. Akan
tetapi keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut :

Kapasitas kerjanya (jam/ha) tinggi.

Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen dalam 1 hektar.

Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara tradisional.

Kehilangan gabah di sawah relatif lebih rendah bagi varietas padi yang sukar rontok.

Dapat dimiliki kelompok tani secara koperasi.

3. Mesin Binder
Prinsip kerja mesin binder lebih tinggi sedikit dari mesin reaper. Mesin binder bekerja
selain memotong padi, juga mengikat dan selanjutnya melempar. Baik konstruksinya maupun
ukurannya berbeda dengan mesin reaper, sehingga harganyapun lebih mahal. Akan tetapi,
kapasitas kerjanya lebih tinggi dari reaper. Mesin binder dengan pemotongan satu jalur (motor
3,5 DK) mampu mengerjakan panen 10-20 jam tiap hektar. Sedangkan yang lebar jalur
pemotongan 2 jalur dan tenaga 5 DK, kapasitas kerjanya 5-10 jam tiap hektar. Mesin lain yang
bertenaga 12 DK dan lebar pemotongan 1,27 m, memerlukan waktu sebanyak 4 jam untuk
ukuran petakan 180 x 25 m (= 0,45 hektar). Mengenai kelemahan dan keuntungan sama dengan
mesin reaper. Hanya kelebihannya adalah sudah diikat dan kapasitas kerjanya lebih tinggi.

Mesin binder padi (Sumber: www.tube.7s-b.com)


4. Mesin Mini Combine
Berbeda dengan dua mesin sebelumnya, mesin panen mini combine ini bekerja pada
sampai pengarungan gabah yang sudah lepas dari malainya, dan gabah ini sudah bersih dari
kotoran dan gabah hampa. Dengan demikian urutan yang dilakukan oleh mesin jenis ini adalah
memotong, merontok, membersihkan dan mengarungkan, sehingga gabahnya tinggal dibawa
ketempat pengeringan untuk diturunkan kadar airnya sampai pada kering giling.
Ukuran dari mesin combine ditentukan dari berapa lebar pemotongannya (jumlah jalur
pemotongan). Jumlah jalur pemotongannya adalah dari 2 sampai 4 jalur tanam padi. Demikian
dari tenaga motor penggeraknya juga lebih tinggi dari mesin reaper dan binder, yaitu antara 10
sampai 25 DK. Untuk mesin mini combine yang lebar pemotongan 4 jalur, tenaga motor
penggeraknya sekitar 25 DK. Dengan satu orang operator dan satu orang pengatur pengarungan
dapat naik diatasnya.

Mesin mini combine (Sumber: www.tradekey.com)

Perbedaan utama mesin mini combine dengan mesin reaper dalam bagian-bagian
utamanya adalah bahwa pada mesin ini dilengkapi dengan mesin perontok gabah dan pembersih
gabah. Selain dari pada itu, juga dari mesin ini tidak ada mekanisme tali pengikat. Karena batang
padi yang terpotong langsung dibawa dan dijepit kebagian perontok, dimana gabah yang telah
rontok diteruskan kebagian pembersih dengan sistem hembusan oleh kipas, sedang batang, daun
dan gabah hampa dibuang ke atas permukaan tanah. Karena untuk mempermudah perjalanan
diatas permukaan tanah yang umumnya basah, pada mesin mini combine roda yang digunakan
adalah roda rantai (seperti kendaraan yang dimiliki Militer tank). Roda rantai ini disebut juga

roda crawler yang memiliki tingkat flesibilatas dan cengkraman yang tinggi untuk segala
keadaan
tanah.

5. Mesin Combine

Pada prinsipnya mesin combine ini sama dengan mesin Mini Combine, hanya yang berbeda
adalah ukuranya yang besar dan beberapa konstruksi. Pada mesin combine gabah yang sudah
bersih ditampung pada tempat penampung yang disebut tangki gabah yang isinya dapat
menampung 3-5 ton gabah bersih. Jadi proses yang dikerjakan pada mesin combine adalah
pemotongan, perontokan, pembersihan dan penampungan dalam tangki gabah. Lebar
pemotongannya dapat berkisar antara 4-5 meter dengan kapasitas kerja sekitar 2 sampai 4 jam
per hektar. Karena ukurannya yang besar maka mesin jenis ini hanya banyak digunakan pada
perusahaan-perusahaan besar atau benih yang besar atau yang merupakan suatu pusat perusahaan
padi yang luas (rice estate). Dalam pemakaian mesin ini, untuk memperoleh efisiensi kerja yang
optimum, maka luas petakan antara 5-12 hektar.
Mesin combine (Sumber: www.kotatuban.com)

Hama hama tanaman padi


A.Tikus

Tikus (Rattus argentiventer (Rob. & Kloss)) merusak tanaman padi pada semua tingkat
pertumbuhan, dari semai hingga panen, bahkan di gudang penyimpanan. Kerusakan parah terjadi
jika tikus menyerang padi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk
anakan baru. Tikus merusak tanaman padi mulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah
pinggir. Tikus menyerang padi pada malam hari. Pada siang hari, tikus bersembunyi di dalam
lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampungan dekat
sawah. Pada periode bera, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah
dan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang fase generatif.
Sumber:http://disperta.cianjurkab.go.id
Cara pengendalian
Kendalikan tikus pada awal musim tanam sebelum memasuki masa reproduksi. Kegiatan
tersebut meliputi gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) /
Sistem Bubu Perangkap) dan LTBS (Linear Trap Barier Sistem). Gropyok dan sanitasi dilakukan
pada habitat-habitat tikus seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tanggul jalan, dan
batas sawah dengan perkampungan. Pemasangan bubu perangkap pada pesemaian dan
pembuatan TBS dilakukan pada daerah endemik tikus untuk menekan populasi tikus pada awal
musim tanam.
B.Keongmas
Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an
dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia.Namun, kemudian keong mas
menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan
Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada
saat pertumbuhan awal.
Sumber:http://bp4kkabupatenbogor.blogspot.com/
Cara pengendalian
Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk
padi tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela (tanam benih secara
langsung). Setelah itu, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat
kerusakan akibat keong.
Semut merah memakan telur keong, sedangkan bebek (dan kadang-kadang tikus)
memakan keong muda. Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau
setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 30-35 hari setelah tanam); keong dapat dipanen,
dimasak untuk dimakan oleh manusia.

Pungut keong dan hancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi dan sore hari
ketika keong berada pada keadaan aktif. Tempatkan tongkat bambu untuk menarik keong
dewasa meletakkan telurnya.

Tempatkan dedaunan dan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong agar
pemungutan keong lebih mudah dilakukan.

Keong bersifat aktif pada air yang menggenang/ diam dan karenanya, perataan tanah dan
pengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan. Buat saluran-saluran kecil
(misalnya, lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm) untuk memudahkan pengeringan dan
bertindak sebagai titik fokus untuk mengumpulkan keong atau membunuh keong secara

manual. Apabila pengendalian air baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah
dilakukan hingga stadia anakan (misalnya, 15 hari pertama untuk tanam pindah dan 21
hari pertama untuk tabela).
C.Penggerek Batang
Penggerek batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah
menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan. Ngengat
aktif di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur sepanjang 7-10 hari masa hidupnya
sebagai serangga dewasa. Massa telur penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi
oleh bulu-bulu berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung
sekitar 100 telur. Sumber:http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/berita-149-waspadapenggerek-batang-tebu-raksasa.html
Cara pengendalian
Lindungi agen pangendalian hayatiUntuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan
gunakan pestisida berspektrum luas, mis. methyl parathion.
a. oSayat ujung helaian daun sebelum tanam pindah.Telur-telur penggerek batang kuning
diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan menyayat bibit sebelum tanam pindah,
pengalihan telur dari persemaian ke sawah dapat dikurangi.
b. oTanam belakangan (sedikit terlambat) untuk menghindari ngengat penggerek batang
kuning.
c. oVarietas tahanBeberapa varietas seperti PB36, PB32, IR66, dan IR77 mampu
menghasilkan anakan baru sehingga mengkompensasi anakan yang mati.
d. oJemur atau hamparkan jerami di bawah sinar matahari untuk membunuh larva yang
terdapat di situ.
e. oJaring larva penggerek batang pada daun yang mengapung dengan jaring.
f. oOlah dan genangi sawah setelah panen.
Pengendalian kimiawi
Insektisida sistemik berbentuk granular seperti karbofuran, bensultap, bisultap,
karbosulfan, dimehipo, atau fipronil yang masuk ke dalam tanaman, merupakan bahan kimia
yang dapat Beluk pada stadia reproduktif. Sundep. Larva penggerek batang padi putih. Imago
penggerek batang padi putih. Imago penggerek batang padi merah jambu. Larva penggerek
batang padi merah jambu. mengendalikan penggerek setelah masuk ke dalam batang.
Penyemprotan efektif untuk kupu-kupu. Sebagaimana halnya dengan pestisida lainnya,
keuntungan dari penggunaan insektisida harus mempertimbangkan risiko terhadap kesehatan dan
lingkungan. Penggunaan insektisida yang tidak sesuai akan mengganggu keseimbangan alami
karena terbunuhnya musuh alami hama penggerek batang, menyebabkan resurjensi atau ledakan
serangan hama. Sebelum menggunakan pestisida, hubungi petugas perlindungan tanaman atau

penyuluh untuk mendapatkan saran dan petunjuk. Baca petunjuk yang tertera di label dengan
teliti setiap sebelum pestisida digunakan.
Sumber :
http://balitpa.litbang.deptan.go.id;
htpp://www.puslittan.bogor.net; www.litbang.deptan.go.id;
www.knowledgebank.irri.org

Anda mungkin juga menyukai