Anda di halaman 1dari 5

Pertanian Tradisional

Pertanian mulai berkembang sedikit demi sedikit. Dari pertanian masa purba yang nomaden,
kemudian mulai menjadi pertanian tradisional. Pertanian tradisional masih menggunakan
semuanya alat maupun bahan yang sederhana. Bahan pertanian di sini maksudnya pupuk dan
pestisida/insektisida yang masih organik serta biji/benih yang masih asli. Alat untuk mengolah
lahan dari tanah yang masih kosong hingga memanen hasil, semuanya masih menggunakan
peralatan yang sederhana, tanpa mesin tanpa suara bising seperti traktor masa kini.
Sayangnya, pertanian tradisional produktivitasnya masih relatif rendah. Akan tetapi, saat itulah
Indonesia mulai menegakkan diri hingga dijuluki negara agraris. Karena dengan cocok tanam,
kebutuhan akan pangan dapat terpenuhi dekat dari pemukimannya. Apalagi cara mengawetkan
hasil dari cocok tanam mereka yang juga masih sederhana. Mereka hanya tahu mengeringkan,
mengasapkan atau pun memberi garam sebagai metode mengawetkan makanannya.

Pertanian Masa Orde Baru


Pertanian di Indonesia terus berkembang seiring kemajuan zaman. Berkembang menjadi
Revolusi Hijau yang dimulai pada masa pemerintahan Orde Baru (Orba). Mengingatkan kembali
bahwa revolusi hijau ini memiliki 4 pilar penting yakni penyediaan air melalui sistem irigasi,
penggunaan pupuk kimia dengan optimal, penggunaan pestisida yang sesuai serangan HPT
serta menggunakan varietas unggul dan berkualitas sebagai bahan menanam.

Di satu sisi, revolusi hijau meningkatkan produksi tanaman secara pesat, terutama padi dan
gandum. Hal itu membuat Indonesia mampu swasembada beras hingga mengekspor beras ke
negeri lain. Tetapi di sisi lain, lingkungan/lahan menjadi rusak karena penggunaan bahan kimia
baik dari pupuk maupun pestisida yang tidak semestinya. Hal itu menyebabkan ketergantungan
tanaman terhadap pupuk dan munculnya hama baru yang lebih resisten.

Selain itu juga terjadi penurunan produksi protein karena lahan didominasi dengan padi dan
gandum (karbohidrat) serta lahan peternakan yang banyak dialihkan untuk menjadi sawah.
Revolusi hijau juga dianggap hanya menguntungkan petani ‘kaya’ dengan lahan yang berhektar-
hektar sehingga mengakibatkan ketimpangan dan kesenjangan sosial pedesaan.
Teknologi Dan Dampak Bagi Perkembangan Pertanian di
Indonesia 

Meninggalkan era Orba dengan revolusi hijaunya, kini pertanian berkembang lagi. Pertanian
yang berkelanjutan, berbasis ekologi disertai dengan sentuhan teknologi. Dahulu, lahan sawah
yang akan ditanami biasanya diolah dengan kerbau sebagai alat bajaknya. Kini, keberadaan
traktor roda 2 maupun roda 4 sudah menggeser tugas kerbau tersebut.
Benih/biji yang akan ditanam pun kini sudah diberi sentuhan bioteknologi. Di mana gen tanaman
dimodifikasi dengan menyisipkan gen yang bukan dari tanaman aslinya. Sehingga hasilnya nanti
menjadi tanaman sesuai yang kita inginkan dengan gen tersebut. Ada pula tanaman vertikultur,
yang merupakan penanaman dengan hasil yang optimal meskipun lahan pertanian semakin
menyempit.

Tidak hanya itu, banyak gen hewan yang juga mengalami sentuhan teknologi seperti kloning.
Karena seperti yang dapat dilihat di sekeliling kita, lahan pertanian banyak yang sudah habis
untuk dialihkan menjadi bangunan perumahan, pabrik maupun gedung-gedung pencakar langit.

Meskipun teknologi sudah menyatu dengan pertanian, akan tetapi masih harus diimbangi
dengan pertanian organik agar kelestarian alam tetap terjaga. Sudah selayaknya bumi pertiwi
dijaga hijaunya sehingga pertanian berkelanjutan bukan hanya sebagai motto.

Apalagi pertanian bukan hanya sekedar kegiatan cocok tanam. Cocok tanam hanyalah istilah
sempit untuk pertanian. Pertanian yang diartikan secara luas yaitu kegiatan bercocok tanam,
perkebunan, perhutanan, peternakan hingga perikanan.

Pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari
petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Pembangunan pertanian juga mempunyai
beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro,
serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih
banyak didominasi oleh usaha dengan:

1. Skala kecil.
2. Modal yang terbatas.
3. Penggunaan teknologi yang masih sederhana.
4. Sangat dipengaruhi oleh musim.
5. Wilayah pasarnya local.
6. Umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya
involusi pertanian (pengangguran tersembunyi).
7. Akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah.
8. Pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-
pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani.
9. Masih terfokusnya pada penggunaan barang berbahan kimia.
Harapan kedepannya, ada prinsipnya petani memilih hal atau cara pintas dalam pengolahan
lahannya karena pada kenyataanya pada penjualan tidak bisa seimbang dengan prosesnya.
Diharapkan untuk kedepannya petani mulai memperhatikan :
1. Pengurangan input bahan-bahan kimia di bandingkan pada sistem pertanian tradisional.
2. Pengendalian erosi tanah dengan baik.
3. Pengendalian gulma.
4. Memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on farm) dan bahan-bahan input maksimum.
5. Pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman.
6. Penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Selain hal di atas harapan petani untuk pemerintah juga ikut berpengaruh dalam meningkatkan
pemanfaatan sumber daya, dan memfokuskan pada kegiatan penelitian unggulan secara optimal.
Menajamkan skala prioritas serta memperkuat keterkaitan dan keselarasan program antar
kementerian dan institusi lain, khususnya kementerian pertanian dan kementerian perdagangan
dengan kebutuhan pengguna. Membuat kebijakan pertanian yang berpihak kepada rakyat, lewat
Meningkatkan relevansi, kualitas, nilai tambah ilmiah dan nilai tambah ekonomi sektor pertanian.
Meningkatkan kerja sama penelitian dan komersialisasinya dengan lembaga penelitian dan
pengembangan, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan swasta. Meningkatkan
akselerasi diseminasi serta mekanisme umpan balik inovasi pertanian. Lewat teknologi dan sarana
penanganan pasca panen yang mampu menjaga keawetan produk. Hal ini bertujuan agar pertanian
bisa sangat maju dan berkembang sesuai dengan apa yang di cita-citakan bangsa. Disamping itu
pembangunan pertanian ijuga ikut berperan penting. Di sini pembangunan yang harus di utamakan
adalah pembangunan manusianya, kondisi sekarang pembangunan pertanian khususnya pangan di
Indonesia saat ini terkendala pada kondisi sumber daya manusia yang mau bergerak dan mencintai
pertanian lagi, dari kondisi yang ada saat ini maka kegiatan-kegiatan pengembangan pertanian harus
kita dukung dengan upaya-upaya yang sangat signifikan bisa mengungkit produksi, salah satunya
bahwa Indonesia harus melakukan swasembada pangan dalam 3 tahun ke depan (Padi, Jagung ,
Kedelai) kemudian ditambah lagi beberapa komoditas cabai, bawang, dan holtikultura lainnya serta
termasuk juga daging dan tepung. Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian kita semua salah satu
yang dihadapi saat ini adalah terbatasnya tenaga kerja, yang kedua semakin berkurangnya minat
generasi muda untuk turun kedunia pertanian. Solusi yang pertama adalah bagaimana
menumbuhkan minat generasi muda kembali kepada dunia pertanian, tentunya pertanian juga harus
bisa mengikuti trend atau perkembangan dunia pertanian di negara-negara maju. Ditambah juga
dengan di iringi modernisasi dan pertanian dengan di tambahnya teknologi teknologi yang maju dan
terutama bisa mengakses tempat yang terpencil.
di Maret 28, 2017 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur

pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan

perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit

hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program
pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini

pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung

luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.

Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan

hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada

pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan

pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di

Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan

beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap

ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini,

perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.

Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar

dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa

pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor

pertanian keseluruhan.

Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus

pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik.

Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha

dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih

sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya

berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian

(pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h)

pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang

besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi

dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia

seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin

tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada

saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan

kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi

dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan

pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan

masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi

perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan

otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk

mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu,

pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk

pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah

serta pemberdayaan masyarakat. Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan
pertanian pada masa yang akan

datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas

dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu

golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional.

Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan

tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan

demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus

diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui

pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem

tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik.

Anda mungkin juga menyukai