LAPORAN
OLEH :
JEMYS BASTANTA TARIGAN
190301207
AGROTEKNOLOGI 3
LAPORAN
OLEH :
JEMYS BASTANTA TARIGAN
190301207
AGROTEKNOLOGI 3
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Adapun judul dari laporan ini adalah “Pengaruh Media Tanam Dan Pemotongan
Umbi Terhadap Produk Bawang Merah (Allium cepa L.)” yang merupakan
salah satu syarat untuk melengkapi komponen penilaian pada Praktikum Dasar
Utara.
yaitu : Ir.Rosita Sipayung, MP,serta kakak dan abang asisten Laboratorium Dasar
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi
terimakasih.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bawang merah merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat
mudah dijumpai di berbagai tempat. Tanaman ini merupakan bumbu yang wajib
ada disetiap masakan, sehingga tidak heran bawang merah sangat populer,
khususnya dikalangan ibu rumah tangga. Selain bumbu masak juga dijadikan
campuran acar atau campuran bumbu mentah seperti bumbu sate dan lain
Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan
tanah semakin baik dan tersedianya unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh
Tanjung Rawo kelurahan Bukit Lama Palembang merupakan daerah yang tidak ada
mempunyai lahan untuk bercocok tanam karena semakin banyaknya lahan yang
dijadikan tempat pemukiman. Salah satu alternatif adalah bercocok tanam dalam
tanaman bawang merah berasal dari Asia Tenggara dan Mediterranean. Tanaman
bawang merah merupakan tanaman tertua dari budidaya tanaman lainnya. Hal ini
bisa dibuktikan karena bangsa Mesir pada zaman I dan II atau 3200-2700 sebelum
masehi, sering melukiskan bawang merah pada patung dan tugu- tugu
merah (Allium cepa var. ascalonicum) adalah penggunaan benih bermutu. Benih
merah, karena itu penciptaan varietas diprioritaskan pada perbaikan hasil, daya
tahan terhadap hama dan penyakit, dan memiliki adaptasi tinggi terhadap
bermacammacam varietas baik yang lokal maupun impor. Beberapa varietas lokal
yang dominan ditanam adalah Kuning Tablet, Bima Curut, Bima Juna, Batu,
Bima Karet, Samosir, Tuk-tuk dan Sumenep. Benih impor didatangkan dari
Saat ini kondisi perbenihan bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum)
di Indonesia perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius. Hal ini karena petani
masih menggunakan benih asal-asalan dan tidak bersertifikat sehingga benih yang
mengalami kesulitan karena keterbatasan varietas lokal yang ada, karena petani
lebih memilih untuk mengembangkan varietas asal impor, seperti varietas impor
Thailand dan Peking yang ukurannya lebih besar, kandungan airnya lebih banyak
serta warnanya lebih pucat, sementara aromanya jauh lebih rendah dibandingkan
bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) varietas lokal. Meski demikian,
bawang merah varietas ini dinilai lebih tahan terhadap serangan hama bawang
tanaman karantina (OPTK) yang tidak ada di Indonesia. Dari hasil pemeriksaan
yang dilakukan tim dari karantina didapati bawang merah impor dari Thailand
didapati pada benih bawang merah impor asal Filipina sedangkan asal Vietnam
menurut Dinas Pertanian yang dikutip dari BPS (2010) adalah 12.655 ton,
sedangkan kebutuhan bawang merah mencapai 66.420 ton. Dari data tersebut,
produksi bawang merah Sumatera Utara masih jauh di bawah kebutuhan. Untuk
memenuhi kebutuhan bawang merah, maka dilakukanlah impor dari luar negeri.
mampu berproduksi dengan baik. Pupuk terdiri dua macam yaitu pupuk organik
dan pupuk anorganik atau kimia. Untuk menerapkan sistem pertanian organik maka
bibit yang ditanam. Secara umum media tanam yang digunakan haruslah
mempunyai sifat yang ringan, murah, mudah didapat, gembur dan subur, sehingga
kompos tersebut dalam mensuplai kebutuhan hara tanaman. Upaya yang dilakukan
merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat
pertumbuhan dan produksi hortikultura atau sayuran. Setiap unsur hara memiliki
apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan hara dalam tanah
dipasaran. Pada saat ini sentra produksi dan budi daya bawang merah perlu
Mengingat kebutuhan terhadap bawang merah yang kian terus meningkat maka
bawang merah tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,234 juta ton,
dibandingkan tahun 2013 sebesar 1, 011 juta ton. Konsumsi bawang merah di
Indonesia 4,56 kg/kapita per tahun atau 0,38 kg/kapita per bulan, sehingga
ditingkatkan lagi.
bermutu baik dengan ciri-ciri umbi sehat, berjumlah tunggal, berukuran sedang
(diameter umbi 1,5-2 cm), berbentuk simetris dan bersertifikat. Rendahnya mutu
umbi juga disebabkan karena kurangnya penanganan pascapanen umbi yang baik.
bawang merah semakin menurun. Salah satu teknologi budidaya yang belum
diperhatikan petani adalah cara pemotongan umbi yang tepat, kebanyakan petani
Menurut Jumini et al. (2010), pemotongan ujung umbi bibit kira-kira 1/3
atau 1/4 bagian dari panjang umbi, bertujuan agar umbi tumbuh merata, dapat
hasil tanaman bukan hanya disebabkan oleh teknik budidaya yang belum intensif,
kurang tepatnya pengendalian hama dan penyakit, tetapi juga masih kurangnya
pengetahuan petani tentang jarak tanam. Salahsatu teknik budidaya yang perlu
sangat erat dengan populasi tanaman per satuan luas, dan persaingan antar tanaman
dalam penggunaan cahaya matahari, air, unsur hara, dan ruang, sehingga dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah (Rismawita
Sinaga. 2015)
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui tentang
Kegunaan Penulisan
Sumatera Utara, Medan dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
yang cukup populer di kalangan masyarakat, selain nilai ekonomisnya yang tinggi,
bawang merah juga berfungsi sebagai penyedap rasa dan dapat juga digunakan
ebagai bahan obat tradisional atau bahan baku farmasi lainnya(Wibowo,s. 2005)
Deskripsi dari bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum), habitus termasuk
herba, tanaman semusim, tinggi 40-60 cm. Tidak berbatang, hanya mempunyai
batang semu yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain.
Berumbi lapis dan berwarna merah keputih-putihan. Daun tunggal memeluk umbi
lapis, berlobang, bentu lurus, ujung runcing. Bunga majemuk, bentuk bongkol,
bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, berwarna hijau, benang sari enam, tangkai
sari putih, benang sari putih, kepala sari berwarna hijau, putik menancap pada dasar
dataran randah maupun di dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 0-1.000 m dpl.
Secara umum tanah yang dapat ditanami bawang merah (Allium cepa var.
ascalonicum) adalah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase
baik, memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6-6,5. Syarat lain,
Divisi : Spematophyta
Kelas : Monocotyledonal
Ordo : Liliaceae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
ascalonicum) terdiri atas akar, batang, umbi, daun, bunga, dan biji. Tanaman
berumbi lapis, berakar serabut, berdaun silindris seperti pipa, memiliki batang sejati
(diskus) yang berbentuk sperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya
Akar
Gambar 2. Akar tanaman bawang merah
Secara morfologi akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar,
dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun atas
epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Ujung akar merupakan titik
tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-selnya berdinding
tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). 8
Tudung akar berfungsi melindungi akar terhadap kerusakan mekanis pada waktu
tumbuh dekat ujung akar dan relatif pendek. Bila akar tumbuh memanjang kedalam
tanah maka pada ujung akar yang lebih muda akan terbentuk rambutrambut akar
yang baru, sedangkan rambut akar yang lebih tua akan hancur dan mati. Akar
merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai alat untuk menyerap air
dan garam mineral dari dalam tanah, dan untuk menunjang dan memperkokoh
Pertanian. 2006)
Batang
batang yang semu yang terbentuk dari kelopak-kelopak daun yang saling
daun yang ada didalamnya. Beberapa helai kelopak daun terluar mengering tetapi
cukup liat. Kelopak daun yang menipis dan kering ini membungkus lapisan kelopak
daun yang yang ada didalamnya yang membengkak. Karena kelopak daunnya
ascalonicum ) berisi cadangan makanan untuk persediaan makanan bagi tunas yang
akan menjadi tanaman baru, sejak mulai bertunas sampai keluar akarnya.
Sementara itu, bagian atas umbi yang membengkak mengecil kembali dan tetap
yang tidak sempurna. Dari bagian bawah cakram ini tumbuh akar-akar serabut yang
tidak terlalu panjang. Sedangkan dibagian atas cakram, diantara lapisan kelopak
daun yang membengkak, terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman
Daun
daun (lamina), dan tangkai daun (petiolus). Daun pada bawang merah (Allium cepa
var. ascalonicum) hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil dan
memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunya meruncing dan bagian
bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum), ada juga yang daunya membentuk
setengah lingkaran pada penampang melintang daunya. warna daunya hujau muda.
Kelopak-kelopak daun sebelah luar melingkar dan menutup daun yang ada
Bunga
yang keluar dari dasar cakram dengan bagian ujungnya membentuk kepala yang
Pertumbuhan bunga bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) dimulai dari
keluarnya tangkai bunga dari cakram melalui ujung umbi seperti pemunculan daun
biasa, tetapi lebih ramping, berbentuk bulat panjang dan kuat, serta pada ujungnya
terdapat benjolan runcing seperti mata tombak. Seludang ini kemudian akan
2008).
Bunga bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) termasuk bunga sempurna
yang setiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Biasanya terdiri atas 5-6
benang sari dan sebuah putik dengan daun bunga berwarna hijau bergsris
keputihputihan atau putih, serta bakal buah duduk diatas membentuk suatau bangun
Bakal buah terbentuk dari tiga daun buah yang disebut carpel,
membentuk tiga buah ruang dan setiap ruang mengandung 2 bakal biji (ovulum).
Benang sari tersusun dalam dua lingkaran, 3 benang sari pada lingkaran dalam, dan
benag sari 10 yang lainya pada lingakaran luar. Tepung sari dari benang sari pada
lingkaran dalam biasanya lebih cepat matang dibandingkan dengan teapung sari
berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir.
Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setalah
tua menjadi hitam. Biji-biji berwarna merah dapat dipergunakan sebagai bahan
Syarat Tumbuh
(Allium cepa var. ascalonicum) antara lain adalh iklim meliputi ketinggian tempat,
suhu udara yang cukup hangat, angin, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan
kelembaban nisbi. Faktor lain yang juga sangat penting di perhatikan adalah faktor
(Hidayat, 2005).
a. Iklim
dikatakan bahwa tanaman bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) lebih
senang tumbuh di daerah beriklim kering. Tanaman bawang merah peka terhadap
curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi, serta cuaca berkabut. Tanaman ini 15
penyinaran), suhu udara 25-32°C, dan kelembaban nisbi 50-70% (Sumarni dan
Hidayat, 2005).
udaranya rata-rata 22°C, tetapi hasil umbinya tidak sebaik di daerah yang suhu
udara lebih panas. Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) akan membentuk
umbi lebih besar bilamana ditanam di daerah dengan penyinaran lebih dari 12 jam.
Di bawah suhu udara 22°C tanaman bawang merah tidak akan berumbi. Oleh
karena itu, tanaman bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) lebih menyukai
tumbuh di dataran rendah dengan iklim yang cerah. Tanaman bawang merah masih
dapat tumbuh dan berumbi di dataran tinggi, tetapi umur tanamnya menjadi lebih
Ketinggian Tempat
tanaman semusim yang mudah beradapatasi pada dataran rendah sampai dataran
bawang merah adalah 0-1000 m dpl, sedangkan ketinggian optimum adalah 0-450
m dpl. Selain itu perlu diketahui juga, sekarang ini sudah dikembangkan beberapa
varietas bawang merah yang mampu tumbuh baik pada ketinggian di atas 1000 m
dpl. Diantara varietas bawang merah yang dapat beradaptasi secara luas mulai
dataran rendah hingga dataran tinggi (>1000 m dpl) adalah Sumenep (Purnawanto,
Kemiringan lahan menjadi salah satu syarat tumbuh yang penting untuk
diperhatikan karena selain terkait dengan erosi tanah juga terkait dengan aplikasi
pemupukan dan pengairan yang efektif dan efisien serta memudahkan dalam
Penggerusan tanah oleh air pada daerah berlereng juga mengakibatkan tanah mulai
terkikis dan terangkut, pada akhirnya meninggalkan tanah yang kurang subur
sehingga apabila kemiringan semakin curam maka akan lebih cepat pula tanah
Kemiringan lahan untuk budidaya tanaman bawang merah menurut GAP adalah
≤30%.
Temperatur (Suhu)
maupun tidak langsung terhadap tanaman bawang merah. Diantara peran suhu
keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari tanaman bawang merah.
Tanaman bawang merah memerlukan iklim kering. Suhu rata-rata untuk tanaman
Kelembaban
penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan
jika kelembaban tinggi, maka laju transpirasi rendah dan penyerapan zat-zat nutrisi
juga rendah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan
tanaman bawang merah sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat. Selain itu,
kelembaban yang tinggi akan menyebabkan tumbuhnya jamur yang dapat merusak
berperan untuk mengontrol pembagian air hujan yang turun ke bumi menjadi run
off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk studi potensi air dan
studi neraca air. Dengan arti lain kelembaban tanah berkaitan erat dengan tingkat
ketersediaan air dalam tanah.Kelembaban optimum bagi pertumbuhan dan
50-70%.
Cahaya dibutuhkan oleh tanaman bawang merah mulai dari proses pertumbuhan
tunas sampai tanaman dewasa hingga proses pembentukan umbi. Tanaman bawang
merah termasuk jenis tanaman yang tidak menyukai naungan. Tanaman bawang
merah akan tumbuh optimal jika terkena cahaya matahari langsung. Lama
Penyinaran matahari yang optimal bagi tanaman bawang merah berkisar antara 11-
16 jam/hari, tergantung varietasnya. Oleh karena itu, bawang merah paling baik
ditanam di awal musim kemarau, yakni pada bulan Maret atau April sampai dengan
Curah Hujan
kembali ke tanah, sebagai sumber pengairan lahan pertanian, cadangan air saat
kemarau, selain memiliki potensi yang menguntungkan, curah hujan juga dapat
memberikan kerugian bagi bidang pertanian. Dampak langsung dari curah hujan
langsung seketika, misalnya curah hujan yang lebat atau terus menerus dapat
menimbulkan tanah longsor saat itu, angin kencang menimbulkan kerusakan batang
tanaman, dapat menggangu bahkan merusak pada saat pembunggaan pada tanaman.
Sedangkan dampak yang dirasakan lambat yaitu kadar cuaca yang baru dirasakan
setelah berkali-kali terjadi misalnya tanah menjadi lembap setelah beberapa hari
turun hujan, tanah menjadi kering setelah beberapa hari hujan berkurang.
serangga sebagai hama yang dapat merusak tanaman. Curah hujan yang tinggi
daerah yang berlereng. Hal ini menyebabkan tanah yang subur sedikit demi sedikit
akan tergerus sehingga lama kelamaan tanah yang subur akan hilang. Intensitas
bawang merah adalah 300 - 2500 mm/tahun dan curah hujan optimum adalah 1000
– 1.500 mm/tahun.
Tanah adalah bagian permukaan bumi yang terdiri dari mineral dan
bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi tanaman bawang merah,
Tanah yang baik bagi tanaman bawang merah adalah tanah yang
lempungberpasir struktur tanah remah dan lebih baik ditanam di tanah Alluvial atau
(pH tanah) berkisar antara 5,5–7. Jika pH < 5,5 tanaman akan teracuni Al sehingga
tanaman bawang merah menjadi kerdil dan pH >6,5 unsur Mn tidak tersedia, yang
Ketersediaan Air
perkembangan tanaman bawang merah. Manfaat dan fungsi air bagi tumbuhan
6. Untuk menjaga turgiditas pada sel dan untuk menghasilkan tenaga mekanik
Angin
mencabut umbi dari dalam tanah. Angin juga dapat berpengaruh terhadap kondisi
tanah, dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
bawang merah.
proses penguapan air, sehingga tanah menjadi cepat kering dan mengeras, yang
dapat menyebabkan udara dan air dalam tanah tidak cukup seimbang banyaknya.
diakibatkan oleh kebutuhan air dan oksigen untuk pengangkutan unsur hara dan
b. Tanah
bahan organik yang cukup, dan reaksi tanah tidak masam (pH tanah :
5,6 – 6,5). Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah
Aluvial atau kombinasinya dengan tanah Glei-Humus atau Latosol (Sutarya dan
Grubben 1995).
ditanam pada jenis tanah aluvial, tipe iklim D3/E3 yaitu antara (0-5) bulan basah
dan (4-6) bulan kering, dan pada ketinggian kurang dari 200 m di atas permukaan
laut. Selain itu, bawang merah juga cukup luas diusahakan pada jenis tanah
Andosol, tipe iklim B2/C2 yaitu (5-9) bulan basah dan (2-4) bulan kering dan
ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan laut (Nurmalinda dan Suwandi,
1995).
Waktu tanam bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) yang baik
adalah pada musim kemarau dengan ketersediaan air pengairan yang cukup, yaitu
pada bulan April/Mei setelah panen padi dan pada bulan Juli/Agustus. Penanaman
bawang merah di musim kemarau biasanya dilaksanakan pada lahan bekas padi
sawah atau tebu, sedangkan penanaman di musim hujan dilakukan pada lahan
tegalan. Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) dapat ditanam secara
tumpangsari, seperti dengan tanaman cabai merah (Sutarya dan Grubben, 1995).
Penyiapan Benih
suatu usahatani. Persyaratan benih bawang merah yang baik antara lain: umur
simpan benih telah memenuhi, yaitu sekitar 3-4 bulan, umur panen 70-85 hari,
ukuran benih 10-15 gram. Kebutuhan benih setiap hektar 1000-1200 kg. Umbi
benih berwarna merah cerah, padat, tidak keropos, tidak lunak, tidak terserang oleh
maka ujung umbi dipotongg 1/4 untuk mempercepat tumbuh tunas. Selain benih
umbi, juga bisa menggunakan biji botani (TSS = true shalot seed ). Keuntungan dari
penggunaan TSS antara lain penyimpanan dan biaya pengangkutan lebih murah,
kebutuhan benih lebih sedikit sekitar 2 kg per ha, dibandingkan benih umbi, dan
tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot menjadi embrio
kemudian menjadi individu dewasa (Suprapto dan H.A. Rasyid Marzuki, 2002)
(peningkatan jumlah) dan pembesaran sel (peningkatan ukuran). Kedua proses ini
dari zigot, pertambahan itu bukan hanya volume, tetapi juga dalam bobot, jumlah
akan membentuk berbagai macam organ. Organ tanaman dibedakan menjadi organ
vegetatif dan organ generatif. Akar, batang dan daun tergolong dalam organ
vegetatif. Bunga, buah dan biji termasuk dalam organ generatif. Organ-organ
generative.(Suparmuji,2013).
genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu,
air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor
cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut
perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun
bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika
terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif
secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal
semua perubahan yang sel, jaringan, organ, atau organisme menuju kedewasaan.
organ atau organisme, seperti transisi dari embrio ke bibit, dari primordial daun ke
daun sepenuhnya diperluas, atau dari produksi organ vegetatif untuk produksi
dan berkembang, seringkali menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur,
atau lebih kompleks, atau dapat pula dikatakan sebagai suatu seri perubahan pada
organisme yang terjadi selama daur hidupnya yang meliputi pertumbuhan dan
halnya pertumbuhan dapat terjadi tanpa perkembangan, tetapi kedua proses ini
dan luar dan penyesuaian diri antara geneti& dan lingkunga. Faktor lingkungan juga
kelembaban dan nutrisi mempunyai efek yang lebih halus, tetapi juga
Fase Pertumbuhan dan Perkembangan yaitu Proses atau fase pertumbuhan dan
a. Perkecambahan
menjadi batang dan radikula tumbuh menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledon saat
perkecambahan epigeal.
b. Pertumbuhan Primer
c. Pertumbuhan Sekunder
sekunder seperti pada jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan
Pertumbuhan sekunder ini tidak terjadi pada tumbuhan monokotil. Bagian yang
paling berperan dalam pertumbuhan sekunder ini adalah cambium. Sel-sel jaringan
kambium senantiasa membelah yaitu ke arah dalam membentuk xylem atau kayu
Baru , Pancur Batu, Deli Serdang , Sumatera Utara 20353 Indonesia 3⁰32'34",
98⁰39'14", 25,0 m, 224⁰ 25-37,5 mdpl yang dilakukan Pada tanggal Sabtu, 27
Februari 2021.
2. Pasir/ Biocar
3. Kompos
4. Topsoil
5. Pupuk
6. Polibag
1. Cangkul
2. Ember
3. Karung
4. Sekop
5. Label nama
6. Penggaris
7. Timbangan analitik
8. Pisau
Prosedur Percobaan
budidaya tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.) ialah sebagai berikut dengan
M1 = Top Soil
1. M1P0
2. M1P1
3. M2P0
4. M2P1
Langkah – langkah :
2. Disediakan benih bawang merah 2 biji yang sudah dipotong ¼ (P1) bagian
3. Disediakan media tanam hanya dengan Top Soil dan Top Soil : Kompos :
Pasir/Biochar 2 : 1 : 1
7. Dilakukan pemupukan ada umur 15-30 hst dengan pupuk unsur N dan S
untuk pembentukan daun, batang dan akar. Pupuk susulan kedua diberikan
Deskripsi Tanaman
No Deskripsi Tanaman
1 Asal
2 Umur
3 Tinggi tanaman
4 Banyak anakan
5 Banyak daun
6 Bentuk daun
7 Warna daun
8 Warna bunga
9 Bentuk bunga
10 Warna biji
11 Bentuk biji
12 Warna umbi
13 Bentuk umbi
14 Produksi umbi
Sifat Morfologi Dan Produksi Tanaman Dalam penelitian ini sifat
Bawang merah dapat dipanen setelah berumur cukup tua, yaitu pada umur
70 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda 60% batang
Tinggi tanaman diukur dari leher umbi sampai ujung tanaman tertinggi
berumur 60 hari.
Jumlah daun yang dihitung adalah jumlah helaian daun dalam satu rumpun
tanaman bawang merah. Daun yang dihitung adalah daun yang masih segar dan
daun yang telah dihitung diberi tanda sehingga untuk pengitungan helaian daun
➢ Warna Daun
dengan empat tingkatan warna yaitu warna hijau kekuningan, warna hijau muda,
Bentuk umbi yang akan diamati adalah bentul bulat, bentuk lonjong, dan
➢ Warna Umbi
tingkatan warna yaitu warna merah, merah tua dan merah kehitaman.
Bobot basah yang dihitung adalah bobot umbi per rumpun setelah
Bobot kering umbi ekonomi adalah bobot umbi yang telah dijemur dan siap
Hasil
A. Persentase Pertumbuhan
Persentase Pertumbuhan
B. Tanggal Bertunas
Perlakuan Bawang Merah Tanggal Bertunas
1 3 - 4,5 2,3 3 - 6 3 3
7 9 19,85 34 22,58 24 29 40 30 20
8 10 25 37 29 26 35 45 34 25
Tinggi tanaman merupakan peubah yang sering diamati baik sebagai indikator
Berdasarkan hasil rataan tinggi tanaman bawang merah diatas dapat kita peroleh
dimana :
Berdasarkan hasil rataan jumlah daun tanaman bawang merah diatas dapat kita
peroleh dimana :
D. Morfologi Tanaman
Deskripsi Amatan Gambar Keterangan
Bawang (M1P1) = 28 g
Bobot Basah
Bawang (M2P0) = 20 g
Bawang (M2P1) = 20 g
Produksi Bawang
Polibag
Pembahasan
Berkaitan dengan panen, maka dibutuhkan penentuan waktu panen yang tepat dan
bahwa panen yang dilakukan saat budidaya bisa didasarkan atas pendekatan umur,
Sunaryo (2019) Bawang Merah dapat di panen setelah 85 persen bagian daun
rebah pada umur tanaman berkisar 98-110 hari setelah tanam (hst),". Panen dapat
secepatnya dilakukan dengan cara mencabut tanaman secara hati-hati agar umbi
cukup tua, biasanya pada umur 60–70 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah
terlihat tanda-tanda berupa leher batang 60% lunak, tanaman rebah dan daun
menguning. Produksi umbi kering mencapai 6-25 ton/ha. Nah, berdasarkan hasil
pemanenan bawang merah diatas yang panen pada umur 64 HST (berdasarkan
jika dilihat dari segi umur namun dari segi pengamatan dan ciri-ciri panen bahwa
Tapi, berdasarkan (Sunaryo (2019) jika dilihat dari hasil bentuk tanaman bawang
tersebut memang dikatakan kurang umur untuk dilakukan pemanenan. Jadi, hasil
bawang diatas dapat kita tarik kesimpulan bawang tersebut memang belum bisa
dilakukan pemanenan karena kurang umur dan tidak memenuhi syrat unruk
dilakukan pemanenan.
Penyakit mantek atau kerdil “stunting” merupakan salah satu penyakit utama
tanaman bawang merah tumbuh kerdil.Bibit yang tidak berkualitas serta faktor
merah.Berikut ini beberapa penyebab tanaman bawang merah tumbuh kerdil atau
mantek:
pertumbuhan bawang merah lambat, daun menguning dan layu, ukuran daun kecil
bawang merah yang terserang mantek/kerdil terbentuk tidak sempurna, bahkan ada
vegetatif (telah membentuk umbi), mantek/kerdil atau stunting sangat sulit untuk
diatasi.
Berikut ini beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit
Bibit yang asal-asalan, misalnya usia belum cukup pertumbuhannya lambat dan
kerdil. Gunakan bibit bawang merah yang sesuai dengan ketinggian tempat dimana
Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menyebabkan tanaman bawang merah
saja.
Penggunaan herbisida dan pupuk kimia (anorganik) yang terus menerus dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan tanah, merusak kesuburan
tanah.
memperbaiki kesuburan tanah (aplikasi pupuk organik dan pembenah tanah untuk
Tanaman bawang merah yang tumbuh kerdil/mantek bisa juga diakibatkan oleh
serangan virus mosaik bawang (onion yellow dwarf virus). Penularan virus ini
paling umum melalui umbi yang telah terinfeksi. Virus yang juga disebut virus
kerdil kuning ini dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada sisa-sisa
mengalami pertumbuhan yang lambat dan kerdil. Nah berdasarkan hasil argumen
di atas dapat kita simpulkan yang terjadi pada tanaman M1P0 adalah :
1. Bibit yang digunakan kurang bagus karena bibit yang saya gunakan pada
dapur yang tidak tau asal usul bawang tersebutseperti varietas apakah
jadi tergenang namun seperti yang kita tahu bahwa tanaman bawang merah
3. Media tanam, pada perlakuan ini didapat hanya menggunakan media tanam
top soil dan ditanami bibit bawang merah yang tidak dipotong. Maka
tanaman tersebut kerdil karena perlakuan yang didapat kurang efektik dan
efisien
DIPOTONG
Salah satu teknologi budidaya yang belum diperhatikan petani adalah cara
dilakukan pemotongan pada ujung umbi. Menurut Jumini et al. (2010), pemotongan
ujung umbi bibit kira-kira 1/3 atau 1/4 bagian dari panjang umbi, bertujuan agar
anakan.
Seleksi umbi bibit merupakan langkah awal yang sangat menen-tukan keberhasilan
produksi. Bebe-rapa perlakuan perlu mendapat perhatian setelah umbi dipilih dan
siap untuk ditanam. Menurut Wibowo (2005), pemotongan ujung umbi bibit dengan
pisau bersih kira-kira 1/3 atau ¼ bagian dari panjang umbi, yang bertujuan agar
umbi bibit bawang merah pada bahagian ujung umbi dipotong sebe-sar 1/3 – ¼
Hasil penelitian Jumini, et. al., (2010) pada pemotongan bawang merah, bahwa
pemotongan umbi bibit bawang merah yang dicobakan, pertumbuhan dan hasil
bawang merah yang lebih baik dijumpai pada tingkat pemotongan umbi ¼ bagian,
yang ditunjukkan pada peubah jumlah anakan umur 30 HST, jumlah umbi per
rumpun dan bobot umbi basah per rumpun, akan tetapi nyata berbeda dengan
perlakuan tanpa pemotongan umbi bibit . Hal ini diduga pemotongan ¼ bagian umbi
tunas.
Berdasarkan hasil dari pemanenan bawang pada tabel 4 diatas dapat kita peroleh
yakni :
menghasilkan hasil panen yang cukup optimal jika media tanam yang digunakan
sesuai seperti top soil, kompos, biocar denganpengaplikasian yang tepat. Kita lihat
yang seurut dengan pernyataan dari Jumini, et. al., (2010) karena adanya beberapa
kita dapat mencampur media seperti yang di inginkan. Baik perbandingan jenis
belum termanfaatkan secara maksimal disekitar rumah, dalam perawatan akan lebih
menentukan dalam kegiatan bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik
berbeda dengan tanaman sayuran. Tanaman buah memerlukan media tanam yang
solid agar bisa menopang pertumbuhan tanaman yang relatif lebih besar, sementara
jenis tanaman sayuran daun lebih memerlukan media tanam yang gembur dan
permukaan. Bagian tanah ini bisa menjadi campuran media tanam yang bagus untuk
Keuntungan lain bagian tanah ini adalah bertekstur remah dan ringan sehingga bisa
Hasil pelapukan bahan organik ini yang umum dikenal masyarakat sebagai
kompos. Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang dikenal luas di
masyarakat. Kompos berasal dari hasil pelapukan dari bahan organik, baik secara
Sebelum digunakan, bagian tanah ini harus diayak terlebih dahulu agar tidak
tercampur dengan kerikil sehingga komposisi media tanam yang didapatkan dalam
Penting untuk mengetahui asal-usul tanah tersebut. Pastikan tanah tersebut terbebas
dari serangan hama dan tidak berjamur. Tanah yang berjamur dikhawatirkan dapat
Penggunaan media tanam harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang digunakan.
Tiap jenis tanaman memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum
memutuskan media tanam apa yang digunakan, perhatikan terlebih dahulu
Namun, pada umumnya tanaman sayuran bisa menggunakan media tanam top soil.
Tanaman sayur dapat tumbuh subur pada media tanam top soil yang dicampur
mendapatkan kriteria media tanam yang sesuai dengan kriteria tanaman. Oleh
karena itu, pencampuran media tanam tidak bisa dilakukan sembarangan. Pasalnya,
media tanam yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan pertumbuhan
Berdasarkan hasil dari pemanenan bawang pada tabel 4 diatas dapat kita peroleh
Nah, dapat diperoleh bahwa asil yang didapat lebih maksimal jika menggunakan
Manfaatnya yang kaya bagi kebugaran tubuh tak lepas dari banyaknya kandungan
yang berkhasiat di dalamnya, salah satu yang paling powerful adalah kayanya
antioksidan. Berikut kandungan yang terdapat dalam bawang merah dalam porsi
• Kalori = 32 kalori
• Karbohidrat = 7 g
• Serat = 1 g
• Gula = 3 g
• Vitamin B6
• Biotin
• Tembaga
1. Meningkatkan Sistem Imun
Sistem imun tentunya sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menyerang kuman, virus
maupun bakteri yang masuk dari luar tubuh. Kandungan selenium di bawang merah
2. Menyehatkan Jantung
Manfaat bawang merah yang sangat penting yaitu bisa menyehatkan jantung.
Kandungan sufida methylallyl dan asam amino sulfur yang ada di dalam bawang
merah dapat menurunkan kadar kolesterol jahat yang terkandung dalam tubuh.
Selain itu, bawang merah juga dapat mengontrol tekanan darah tinggi serta
3. Mengatasi Sembelit
Pernah merasakan susah buang air besar? Bawang merah adalah rempah yang tepat
untuk mengatasi masalah ini. Kandungan yang terdapat di bawang merah dapat
Pernah merasakan susah buang air besar? Bawang merah adalah rempah yang tepat
untuk mengatasi masalah ini. Kandungan yang terdapat di bawang merah dapat
membantu proses pembuangan racun oleh tubuh, sehingga pencernaan akan lebih
lancar.
5. Memperkuat Pengelihatan
Selain wortel, ternyata bawang merah juga baik untuk mata lho. Kandungan sulfur
pada bawang merah dapat merangsang produksi protein berupa glutathione yang
mempunyai antioksidan.
Kandungan vitamin E pada bawang merah juga sangat baik untuk kesehatan mata
kita.
kamu bisa tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Dengan begini, kamu akan bisa lebih
Jika kamu sedang ingin menurunkan berat badan, mungkin kamu bisa
Untuk mendapat khasiatnya, rutin lah mengonsumsi 3-4 siung bawang merah per
harinya.
8. Mencegah Kanker
Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang dapat berujung pada
kematian. Bawang merah bisa membantu kamu untuk terhindar dari penyakit
dalam bawang merah dapat menghambat sel kanker yang ada di dalam tubuh.
terhindar dari penyakit diabetes. Jika kamu memiliki kadar gula darah tinggi,
mungkin kamu harus mencoba untuk mengonsumsi bawang merah secara rutin.
Pasalnya, kandungan sulfur pada bawang merah dipercaya dapat menurunkan kadar
Tulang merupakan salah satu hal terpenting di dalam tubuh yang bertugas untuk
minuman yang kaya kalsium seperti susu, memakan bawang merah ternyata juga
Sariawan akibat infeksi jamur ini bisa disembuhkan dengan cara merebus bawang
merah yang ditambahkan belimbing sayur, daun saga dan adas pulosari. Air rebusan
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Benih bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) yang diimpor dari
tinggi, bawang merah juga berfungsi sebagai penyedap rasa dan dapat juga
digunakan ebagai bahan obat tradisional atau bahan baku farmasi lainnya.
3. Tanaman bawah merah merupakan tanaman yang mudah didapat dan sangat
luas.
4. Salah satu teknologi budidaya yang belum diperhatikan petani adalah cara
5. Cara tanam bawang merah dengan melakukan pemotongan 1/4 bagian ujung
daun dan berat basah umbi dan Pemotongan umbi dengan ukuran 1/4 bagian
parameter jumlah daun dan berat basah umbi sehingga media M2 dianggap
9. Bawang Merah dapat di panen setelah 85 persen bagian daun rebah pada
10. Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan
11. faktor utama yang menyebabkan tanaman bawang merah tumbuh lambat
12. Pada praktikum kali ini, hasil yang maksimal diperoleh pada M2P1 >
Saran
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, peneliti menyarankan bahwa untuk
dan menggunakan media tanam yang lengkap seperti top soil, biocar atau pasir
dengan memperhatikan juga kualitas benih yang kita gunakan agar hasil yang kita
Anonim, 2014. Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan dan Kesuburan Rambut.
Azmi, c., Hidayat, I., dan Wiguna, G., (2011), “Pengaruh Varietas Dan Ukuran
Kementerian Pertanian.
Estu, R., Berlian VA dan Nur. 2007. Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fitri, L. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium
Jakarta.
Gunadi, N. 2009. Kalium Sulfat dan Kalium Klorida sebagai Sumber Pupuk
Lembang. Bandung.
Latarang, B., A. Syakur. 2006. Pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium
265-269.
Nani, S., A. Hidayat. 2005. Budidaya Bawang Merah (Panduan Teknis). Balai
Bandung.
Purnawanto, A.M., G.P. Budi. 2008. Kajian pengembangan bawang merah pada
Simamora, T.J. L. 2006. Pengaruh Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam Terhadap
dan Serapan Hara NPK Tanaman Bawang Merah terhadap Berbagai dosis
Sayur.Bandung
Sumarni, N, dan Hidayat, A., 2005. Panduan Teknis Budidaya Bawang Merah.
Jakarta.
Waluyo Nurmalita dan Rismawita Sinaga. 2015. Bawang Merah yang di Rilis oleh
Balai Penelitian Sayuran. Iptek Tanaman Sayuran No. 004, Januari 2015.
Wibowo,s. 2005. Budidaya Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta. 212 Hlm