DI SUSUN OLEH :
AUDY
2102405036
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Proposal
yang berjudul “Pengaruh Abu Sekam Padi dan Pupuk Kandang Ayam terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Bawang daun (Allium fistulosum L.)”.
Audy
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
2.4 Hipotesis...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
III
1
BAB I
PENDAHULUAN
bawang daun memiliki daya adaptasi yang relatif luas terhadap daerah lingkungan
tempat tumbuhnya (Alfiana, 2018).
Media tumbuh dapat menunjang pertumbuhan tanaman karena sebagian
besar unsur hara yang dibtuhkan tanaman dipasok melalui media tumbuh,
kemudian diserap akar tanaman (Syam dkk., 217). Campuran beberapa bahan
untuk media tanam harus menghasilkan struktur yang sesuai karena setiap jenis
media mempunyai pengaruh yang berbeda bagi tanaman (Augustien dan
Suhardjono, 2016). Penggunaan pupuk organik ini dapat meningkatkan efesiensi
pemakain pupuk anorganik dan juga memanfaatkan bahan-bahan organik yang
ada disekitar lingkungan tempat tinggal. Media tanam dari bahan organik yang
dapat digunakan yaitu abu sekam padi dan pupuk kandang ayam.
Abu hasil pembakaran limbah pertanian berpotensi untuk digunakan
sebagai sumber pupuk alternatif yang murah sehingga dapat mengurangi biaya
produksi dan menguntungkan petani. Abu sekam padi mengandung unsur hara N
1 % dan K 2 %. Abu sekam padi banyak mengandung unsur hara kalium yang
dibutuhkan oleh tanaman (Mulyono, 2014).
Abu sekam padi bakar memiliki kandungan silika yang cukup tinggi, yaitu
sebesar 87-97% berat kering setelah mengalami pembakaran sempurna
(Handayani dkk, 2014). Pemberian bahan silika memberikan peran yang sangat
nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini diduga karena silika mampu
menguatkan batang dan daun lebih tegak serta resistensi terhadap serangan hama
dan penyakit (Yohana dkk, 2013).
Pupuk kandang ayam memiliki kandungan hara yang lengkap, menambah
kadar humus tanah, dan dapat mendorong kehidupan mikroba pengurai tanah,
serta mengandung unsur N tiga kali lebih banyak dibandingkan pupuk kandang
lainnya (Sitanggang dkk, 2015). Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang
ayam paling tinggi karena bagian cair (urin) tercampur dengan bagian padat
(Kartina dkk., 2017). Selain itu, pupuk kandang ayam mempunyai kemampuan
mengubah sifat fisik, kima, dan biologi tanah sehingga menjadi faktor yang
menjamin kesuburan tanah (Sitanggang dkk., 2015).
Pupuk kandang ayam dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah, mengikat air dan dapat
3
1. Bagaimana pengaruh pemberian abu sekam padi dan pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang daun?
2. Berapa komposisi pemberian abu sekam padi dan pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang daun yang terbaik ?
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian abu sekam padi dan pupuk kandang
ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang daun.
2. Untuk mengetahui komposisi terbaik pemberian abu sekam padi dan pupuk
kandang ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang
daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Genus : Allium
terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Bila seludang telah membuka, akan
tampak kuncup-kuncup bunga beserta tangkainya. Dalam setiap tandan bunga
terdapat 68-83 kuntum bunga. (Jumadi., 2014). Panjang tangkai tandan bunga
dapat mencapai 50 cm atau lebih, sedangkan panjang tangkai bunga berkisar
antara 0,8-1,8 cm. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang
karena tangkai-tangkai bunga hampir sama panjangnya.
Bunga bawang daun mekar dari luar kearah pusat. Bunga bawang daun
terdiri atas 6 buah mahkota bunga, 6 buah benang sari, 1 buah plasenta, tangkai
bunga, kelopak bunga, dan bakal buah. Bakal buah terdiri atas 3 daun buah
(carpel) yang membentuk 3 buah ruang (ovarium) dan tiap ruang mengandung 2
bakal biji (Jumadi., 2014). Mahkota bunga bawang daun berwarna putih. Benang
sari memiliki tangkai yang panjangnya 0,5 cm. Penyerbukan antar bunga dalam
satu tandan atau antar bunga dari tandan yang berbeda (penyerbukan silang) dan
berlangsung dengan bantuan lebah atau lalat hijau ataupun manusia. Bunga
bawang daun juga dapat menyerbuk sendiri. Bunga yang telah mengalami
penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji yang berukuran sangat kecil
(Jumadi, 2014).
e. Buah
Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran
kecil berwarna hijau muda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji yang
berukuran sangat kecil. Dalam satu tandan terdapat sekitar 61-74 buah (Jumadi,
2014)
f. Biji
Bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna
hitam, berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan berkeping satu. Biji
Bawang daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman
secara generatif. Bawang daun tidak memiliki masa dormansi terhadap panjang
hari seperti bawang bombay, sehingga pertumbuhan vegetatif bawang daun
berlangsung secara terus menerus dan tidak membentuk umbi nyata (Jumadi.,
2014). Bawang daun yang telah umum dibudidayakan terdiri atas dua jenis, yaitu:
bawang bakung atau bawang semprong atau sibolatau. Dengan ciri-ciri daunnya
berbentuk bulat panjang dan berongga menyerupai pipa,daun berwarna hijau tua
7
dan berukuran lebar 1-2 cm, tanaman dapat membentuk umbi ukuran kecil, dan
dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai tinggi, dan bawang Prei atau “leek”
atau Allium porum L. dengan ciri-ciri bentuk daun panjang-pipih, berpelepah
panjang dan liat serta tidak berumbi.
Sedangkan menurut Jumadi (2014), ada 3 jenis bawang daun yaitu:
bawang bakung, bawang kucai, dan bawang sop atau prei. Bawang bakung
dengan ciri-ciri daunnya berbentuk bulat panjang dan berongga menyerupai pipa,
daun berwarna hijau tua dan berukuran lebar 1-2 cm, tanaman dapat membentuk
umbi, membentuk sedikit anakan, dan dapat tumbuh baik di dataran rendah
sampai tinggi. Bawang kucai dengan ciri-ciri daun berbentuk seperti jarum dan
memipih, tidak berongga menyerupai rumput, berukuran kecil seperti rumput teki
dengan tinggi tanaman 28 cm, dan diameter batang sebesar 4 mm, ukuran panjang
16-23 dan lebar 3- mm, tanaman membentuk umbi dan siung berangkai-rangkai.
Bawang sop atau prei dengan ciri-ciri batang semu berukuran besar berwarna
putih, daun berbentuk panjang tidak berongga seperti pita, berpelepah panjang,
liat, warna daun hijau, daun lebih besar dari pada bawang merah, aroma cukup
harum dan sedap, pertumbuhan tanaman lambat sehingga umur panen mencapai
enam bulan, dan tanaman tidak membentuk umbi.
4. Syarat Tumbuh Bawang daun
Syarat tumbuh tanaman bawang daun menurut (Cahyono, 2005 dalam
Jumadi, 2014) harus memperhatikan keadaan iklim dan tanahnya, yaitu :
1. Keadaan Iklim
Keadaan iklim yang harus diperhatikan adalah suhu udara, kelembaban udara,
curah hujan dan penyinaran cahaya matahari. Suhu udara Bawang daun berkisar
antara 190 C-240 C. Suhu udara yang melebihi batas maksimal menyebabkan
proses fotosintesis tidak dapat berjalan sempurna atau bahkan terhenti. Suhu udara
yang rendah dapat menimbulkan kematian. Kelembaban udara yang optimal bagi
pertumbuhan bawang daun berkisar antara 80%-90% dan curah hujan yang cocok
bagi bawang daun adalah sekitar 1.500 mm/tahun-2.000 mm/tahun.
2. Keadaan Tanah
Keadaan tanah yang harus diperhatikan adalah sifat fisik tanah, sifat kimia
tanah, sifat biologis, dan ketinggian tempat. Sifat fisik tanah yang paling baik
8
untuk tanaman bawang daun adalah tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, tata air dan udara dalam tanah (drainase dan aerasi)
baik. Di daerah produsen bawang daun, jenis tanah yang relatif baik untuk
pertumbuhan tanaman ini adalah Andosol, Latosol, Regosol dan sebagian kecil
pada tanah Mediteran dan Aluvial.
Kondisi kimia tanah yang cocok untuk bawang daun adalah tanah dengan pH
6,5-7,5 dan sifat biologis tanah yang baik adalah tanah yang banyak mengandung
bahan organik (humus), unsur-unsur hara dan organisme tanah yang menguraikan
bahan organik tanah. Daerah dataran tinggi (pegunungan) dengan ketinggian 900
m dpl-1.700 m dpl sangat cocok (ideal) untuk penanaman bawang daun. Dan juga
tanaman ini tumbuh di daerah dengan ketinggian 250-1500 mdpl yang mana bisa
dikatakan bahwa tanaman ini bisa hidup di dataran rendah maupun dataran tinggi,
serta curah hujannya 150- 200 mm/tahun (Lestari, 2017).
5. Media Tanam
a. Abu Sekam Padi
Abu sekam padi mengandung Si yang cukup tinggi yaitu diatas 60%.
Selain itu dalam redaksi yang sama, selain mengandung Si yang berperan sebagai
unsur hara mikro bagi tanaman, pemberian abu sekam padi diketahui dapat
menurunkan ion Al dan meningkatkan pH di tanah ultisol. Unsur Si memiliki
keterkaitan erat terhadap ketahanan tanaman dengan berperan meningkatkan
penyerapan unsur hara nitrogen dan fosfor sehingga pertumbuhan tanaman akan
meningkat (Nurlaili dkk., 2020).
Peningkatan pH tanah menurut Rachman (2021) dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara makro di dalam tanah dan meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Dan abu sekam padi banyak mengandung unsur hara kalium yang
dibutuhkan oleh tanaman (Mulyono, 2014).
Jerami padi yang melalui proses pembakaran akan menghasilkan abu
organik, abu organik kaya akan mineral alkali terutama kalium dan narium, bila
dimanfaatkan akan dapat menggantikan senyawa alkali anorganik. Abu sekam
bakar juga mengandung alkali yang cukup besar guna mempermudah dalam
penyerapan mineral. Dan senyawa nirogen sangat penting bagi pertumbuhan
9
tanaman yang bisa didapatkan dari pupuk organik seperti abu sekam padi
(Hernaman dkk., 2017).
Abu sekam padi merupakan sumber alkali yang cukup banyak tersedia di
lingkungan pertanian, hal ini menunjukkan adanya potensial mineral kalium pada
tanaman padi (Kriskenda dkk, 2016). Abu sekam padi mengandung mineral K
0,58-2,5%; Na 0-1,75%; Ca 0,2-1,5% dan Mg 0,12-1,96% (Hernaman dkk, 2018).
b. Pupuk Kandang Ayam
Di lingkungan kita banyak terdapat kotoran ayam, untuk mendapatkan
kotoran tersebut sangat mudah dan murah. Kotoran ayam memiliki unsur hara
yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan
fosfor lebih tinggi. Namun, manfaat utama pupuk kandang ayam adalah
mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar tanaman dapat tumbuh secara
baik. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro
dan mempunyai daya ikat ion yang lebih tinggi sehingga akan mengefektifkan
bahan-bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu
pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman
bisa optimal (Helmi, 2017). Dibawah ini kandungan unsur hara makro dan mikro
pada pupuk kandang ayam terdiri dari : N (1,72%), P (1,82%), K (2,18%), Ca
(9,23%), Mg (0,86%), Mn (610%), Fe (3475%), Cu (160%), Zn (501%) (Helmi,
2017).
1. Maisa & Yetti, (2018) dalam penelitiannya “Pemberian Berbagai Dosis Pupuk
Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang daun (
Allium fistulosum L.)”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam nyata meningkatkan tinggi
10
tanaman, jumlah anakan, berat segar, dan berat per rumpun tetapi tidak untuk
berat layak konsumsi dan volume akar.
2. Lorensius, dkk. (2018) “Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascolanicum L.) pada
Tanah Gambut”. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan, pemberian pupuk
kandang ayam memberikan pertumbuhan dan hasil yang baik terhadap
tanaman bawang merah pada tanah gambut. Dan pemberian pupuk kotoran
ayam sebanyak 120 g/polybag memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan
dan hasil tanaman bawang merah
3. Hasnia, dkk. (2017) “Pengaruh Pemberian Abu Sekam Padi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum
L.)”. Berdasarkan hasil penelitiannya dapat dismpulkan bahwa Konsentrasi abu
sekam padi yang tetinggi untuk mempercepat fase vegetatif dan fase generatif
adalah konsentrasi 60 gram tanaman tomat.
Bawang daun
(Allium fistulosum L.)
Permintaan Tinggi
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah pada latar belakang maka :
1. Terdapat pengaruh pemberian abu sekam padi dan pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bawang daun.
2. Tidak terdapat pengaruh pemberian abu sekam padi dan pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bawang daun.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Diawali dengan bibit yang diambil dari petani, dengan ketentuan bibit
sehat dan segar, tidak ada gejala adanya hama dan penyakit. Bibit bawang daun
13
tempat peternakan ayam atau kantor UPTD dinas pertanian kota palopo. Pupuk
kandang ayam sudah siap untuk digunakan sebagai media tanam karena sudah
dikomposkan, dimana kotoran ayam yang digunakan yaitu ayam golden, ayam
kapas, ayam arab, ayam marawang dan ayam kub dan campurannya sekam padi.
Aplikasi pupuk dilakukan dengan interval pemberian 2 minggu sekali
yaitu pada umur 14 HST, HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dengan cara
menaburkan abu sekam padi dan pupuk kandang ayam kedalam polybag yang
telah berisi tanah sesuai dengan dosis perlakuan.
7. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman bawang daun dilakukan dengan melihat kondisi
tanaman terlebih dahulu, pemeliharaan tanaman meliputi :
a) Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan dua kali sehari yakni pagi dan sore hari.
Penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca. Jika tanah sudah lembab, tanaman
tidak perlu disiram. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, ketika
penyiraman harus dengan hati-hati agar tanaman tidak roboh.
b) Penyiangan
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] . 2020. Data panen tanaman palawija dan sayuran Dusun Cemangal
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. 2020. Perkembangan Luas
Panen, Produksi dan Produktivitas bawang daun. Jawa Tengah.
Semarang.
Anni, I. A., Saptiningsih, E., & Haryanti, S. (2013). Pengaruh Naungan Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Daun Bawang (Allium Fistulosum
L.) Di Bandungan, Jawa Tengah. Jurnal Akademika Biologi, 2(3), 31–40.
Ariani, E., Yoseva, S., F., Rau, M. J., Pertanian, F., Riau, U., Agroteknologi, J.,
Pertanian, F., Riau, U., Percobaan, K., Pertanian, F., Riau, U., Rimbo, D.,
& Kecamatan, P (2017). Pengaruh Pemberian Arang Sekam Padi dan
Kompos Trichoazolla Terhadap Pertumbuhan Hasil Tanaman Padi Gogo
(Oryza Sativa L.) Dilahan Gambut The Effect Of Rice Husk Charcoal And
Trchazolla Compost Growth And Rice Producton Gogo Rice ( Oryza Sat.
5, 1-15).
Fajri, M., Agroteknologi, P.S., Pertanian, F., Teuku, U., 7 Barat, A. (2014)
Meulaboh, Aceh Barat.
Fitriadi, S., Triatmoko, E., & Putri, R. A. S. (2017). Kontribusi Tenaga Kerja
dalam Keluarga Terhadap Pendapatan Usahatani Daun Bawang (Allium
fistulosum L.) di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kota Banjarbaru.
ZIRAA’AH, 42 (3), 193-199.
Handayani, A.P., N. Eko., dan P.R. Wara Dyah. 2015. Pemanfaatan Limbah
Sekam Padi Menjadi Silika Gel. Jurnal Bahan Alam Terbarukan (JBAT),
4(2) : 55-59.
Ira, M., Zuraida, T,M., & Ahmad, K. (2020). Pengaruh Pemberian Kapur
Dolomit dan pupuk daun terhadap pertumbuhan daun bawang (Allium
fistulosum L.) pada tanah gambut. Agroekotek View, 3(1). 45-54.
Kartina, AM., Hermita, N., Agustin, E. C. 2017. Pengaruh Ukuran Bibit dan Jenis
Pupuk Organik terhadap Hasil Umbi Tanaman Talas Beneng
(Xanthosoma undipes K. Koch). Jurnal Agroekotek, 9 (21): 171- 180.
Kusuma, A., Izzati, M., Septianingsih, E. 2013. Pengaruh Penambahan Arang dan
Abu Sekam dengan Proporsi yang Berbeda terhadap Permeabilitas dan
Porositas Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L.).
Buletin Anatomi dan Fisiologi, XXI (1): 1-9.
Manik, S. E. (2020). Pengaruh Pemberian Pupuk Abu Sekam Padi Dan Kalium
(KCL) Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah
(Allium Ascolanicum L.) AGRILAND.8(2), 251-260
Mulyono, 2014. Membuat Mol dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga.
Jakarta: Agro Media Pustaka.
Pauly, D. (2015, April 30). Alberta, agriculture and foresty. Retrieved Oktober
11, 2015, from Anhydrous Ammonia and Urea fertilization: Myths and
Facts-Frequently Asked Questions.
18
Qibtiah, M., Pertanian, F., & Pertanian, D. F. (2016). Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Bawang Daun ( Allium fistulosum L.) pada Pemotongan Bibit
Anakan dan Pemberian Pupuk Kandang Sapi dengan Sistem Vertikultur.
Jurnal AGRIFOR, XV, 249–258.
Studi, P., & Orene, B. (2013). Artikel Ilmiah Jurusan Budidaya Pertanian
Universitas Tanjungpura Pontianak. 1–12.
Subkhi, M., Jaenuddin, A., Setya, L., Atmaja, W., & Pendahuluan, A. (2021).
Respon Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Kultivar Tanaman Bawang
Merah (Allium Ascalonicum L.) Akibata Pemberian Pupuk Kandang
Ayam. 9 (1), 36-46.
Tufaila, M., Laksana, D. D., dan Alam, S. 2014. Aplikasi Kompos Kotoran Ayam
Untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Di
Tanah Masam. Jurnal Agroteknos. 4(2) : 120-127.