Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kesuburan Tanah danPemupukan

KEASAMAN TANAH dan PENGAPURAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. MUSFIRA G11115350
2. APRILIA IHRAMI G11115506
3. NUR ANA SARI G11115516
4. NURUL HIDAYAH G11115526

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul keasamantanahdanpengapuran. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah kesuburantanahdanpemupukan.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi
kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan.
Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun makalah ini, penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah
ini bisa menjadi lebih baik.Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis
berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, 6 November 2016

Kelompok 11

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Tanaman membutuhkan unsur hara untuk mendukung keberlangsungan
hidupnya. Unsur hara banyak tersedia dalam tanah. Ketersediaan unsur hara
dalam tanah dipengaruhi oleh derajat keasaman dalam tanah (pH). pH adalah
kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH larutan
menyatakan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan. Suatu zat asam yang di
masukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+)
dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH-). Sedangkan pada basa, akan
terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air akan mengakibatkan
bertambahnya ion hidroksida (OH-) dan berkurangnya ion hidrogen (H+).Jumlah
ion H+ dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk menentukan derajat
keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion
H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Sebaliknya semakin basa
suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak ion OH- di dalam
air.
Tanah bisa diibaratkan sebagai makanan, kelezatannya sangat tergantung
pada garam, walaupun makanan itu bergizi tinggi bila kekurangan atau kelebihan
garamtentunya membuat selera makan menurun, karena rasanya kurang lezat.
Demikian juga dengan tanah, walaupun mungkin telah diberikan pupuk yang
cukup tapikalau tanahnya terlalu asam atau terlalu basa maka pupukpun tidak
terserap dengan baik oleh tanaman, namun karena tanah di Indonesia kebanyakan
mendekati netral maka halini kurang diperhatikan. Sebelum melakukan
pengapuran sebaiknya kita lakukan terlebih dahulupengukuran terhadap keasaman
tanah yang kita budidayakan, pengukuran ini bisadilakukan dengan kertas lakmus,
soil tester, ataupun pH tester, namun alat yang terakhirini adalah alat yang paling
sering digunakan, karena alat ini termasuk alat yang sederhanadan cukup murah
harganya, hanya beberapa puluh ribu saja.

3
1.2 RumusanMasalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang
akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1) Apa pengertian dari PH tanah
2) Faktor-fakto rapa yang mempengaruhi keasama ntanah
3) Bagaimana Hubungan PH tanah dengan ketersediaan unsure hara dan
pertumbuhan tanaman
4) Apa pengertian dari pengapuran
5) Tujuan pengapuran
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, maka tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengertian dari PH tanah dan pengapuran
2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keasaman tanah
3) Untuk mengetahui hubungan PH tanah dengan ketersediaan unsure hara
dan pertumbuha ntanaman, serta tujuan pengapuran

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PH (keasaman tanah)

Reaksi tanah atau pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk


menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan
dalam tanah. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitasion hidrogen (H+) yang
terlarut. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia
tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung terhadap laju dekomposisi
mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung bahkan
pertumbuhan tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutan dan
ketersediaan hara tanaman. sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan
perubahan pH tanah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi bisa meracun bagi tanaman.
Keasaman tanah ditentukan dengan kepekatan ion hidrogen yan berada
dalam tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen dalam tanah tinggi, maka tanah
tersebutdisebut asam, bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah
tersebut dalam kondisi basa. Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai PH
kurang dari 5,5, baik berupa lahan kering maupun lahan basah, semakin rendah
pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya. Keasaman tanah ditentukan
oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalam tanah tersebut.Dalam kondisi ini
ion OH- lebih tinggi daripada H+.Namun secara sederhana angka pH berkisar
antara 1 sampai 14.untuk angka 1 tanah pada, tanah pada kepekatan ini sangat
asam, sementara untuk angka 14 menandakan kalau tanah dalam keadaan sangt
basa. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan
bereaksi asam, sebaliknya bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah
akan bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion
H+.Diantara kisaran1 samapi 14 tersebut ada reaksi yang bersifat netralatau
normal, nilai pH tersebut adalah 7. Oleh karena angka 7 ini disebut netral,
makasemakin kurang dari 7 semakin asam, dan semakin lebih dari 7 dikategorikan
semakinbasa.

5
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keasaman tanah
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keasman tanah yaitu sebagai berikut :
a. Air Hujan
Ada kekhawatiran tentang hujan asam, tetapi hampir semua hujan adalah
ber pH rendah (asam). Air Hujan murni yang tidak mengandung bahan pencemar
pada dasarnya adalah air distilasi. Air hujan ini yang dalam kesetimbangan
dengan atmosfer akan memiliki pH sekitar 5,6 karena pelarutan karbon dioksida
di dalam air.Ketika air hujan murni berada dalam kesetimbangan dengan karbon
dioksida, maka konsentrasi ion hidrogen yang dihasilkan menyebabkan pH 5,6.
b. Respirasi Akar
Tanaman juga menghasilkan karbon dioksida karena proses respirasi akar,
dan selama periode pertumbuhan aktif akar dapat menyebabkan karbon dioksida
di tanah yang konsentrasinya lebih tinggi beberapa kali dari di atmosfer, sehingga
terjadi peningkatan jumlah karbon dioksida terlarut dalam air tanah dan
menyebabkan peningkatan keasaman tanah atau pH menjadi lebih rendah.
c. Pupuk
Karbon dioksida bukan satu-satunya sumber ion hidrogen dalam tanah,
namun. Pada tanah yang dikelola, pupuk dapat menjadi sumber utama ion
hidrogen.
d. Bahan Organik
Berbagai macam Bahan Organik juga dapat menyebabkan pengasamkan
tanah. Kemampuan pengasamannya tergantung pada jenis tanaman sebagai
sumber bahan organik tersebut.Beberapa tanaman mengandung asam organik
dalam jumlah yang sangat berbeda dengan tanaman lainnya. Asam organik hasil
dekomposisi bahan organik menyebabkan pengasaman tanah. Bahan organik yang
berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa rendah juga menyebabkan
terjadinya sedikit pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman
dengan kandungan basa-basa kurang mencukupi kebutuhan mikrobia
pendekomposernya, menyebabkan mikrobia tersebut menyerap basa-basa
keperluannya dari sistem tanah, sehingga basa-basa tanah seperti kalsium dan
magnesium terkuras dari tanah maka menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.

6
e. Tanaman
Pertumbuhan tanaman juga berkontribusi dalam pengasaman tanah, proses
penyerapan hara utama (kalium, kalsium dan magnesium) disertai pertukaran
dengan ion hidrogen sehingga menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.Jenis
Tanaman tertentu juga mempengaruhi pengasaman tanah. Contohnya adalah
tanaman Legumninosa. Selama masa pertumbuhan tanaman Leguminosa terjadi
penyerapan anion dan kation dengan perbandingan yang tidak seimbang, sehingga
lebih mengasamkan tanah. Tanaman leguminosa menyerap hara nitrogen dari
hasil fiksasi mikrobia yang bersimbiosis dengannya. Tanaman non-leguminosa
menyerap nitrogen dari sistem tanah dan penyerapan ini dalam kondisi yang
seimbang dengan penyerapan kation-kation basa, sehingga lebih sedikit
pertukaran dengan ion hidrogen, maka sedikit menyebabkan pengasaman tanah.
f. Hujan Asam
Hujan asam juga memberikan kontribusi dalam proses pengasaman tanah.
Dalam sistem tanah kontribusi dari hujan asam relatif rendah dibandingkan
dengan pengaruh dari pasir sesquioxida yang bersifat sangat asam yang kapasitas
tukar kation sangat rendah. Akan tetapi banyak tanaman sangat peka terhadap
pengaruh dari hujan asam.

2.3 Hubungan PH tanah dengan pertumbuhan tanaman dan ketersediaan


unsure hara
Adapun pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada
umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH
tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.

2. Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang


bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur
alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga
tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur
mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ,5 7

7
jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh ditemukan unsur Na
(Natrium) dan Mo (Molibdenum)

3. Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam


tanah. Pada pH 5 dengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang
menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.

Adapun pengaruh lain dari tingkatan pH tanah terhadap tanaman adalah


sebagai berikut:

- pH dibawah 4.5 (terlalu asam), menyebabkan akar rusak sehingga kualitas dan
jumlah panen turun. Terlihat pada saat perubahan tanaman dari fase vegetatif ke
generatif.

- pH 5.5 sampai 6 (rata-rata tanah di Indonesia), Terdapat unsur hara yang


optimum untuk tanaman

- pH diatas 6, Pada tingkatan ini, tanaman akan terlalu vegetatif. Hal ini tidak
berpengaruh pada kualitas buah karena berada di musim yang tidak tepat.

- Menaikan atau menurunkan pH tanah juga berguna untuk pengendalian


penyakit, pH tanah diubah agar tidak sesuai dengan kebutuhan pathogen, biasanya
untuk tanaman umbi-umbian seperti kentang.

Adapun hubungan pH terhadapketersediaanunsurharayaitusebagaiberikut :

a. CadanMg:
Ketersediaanmaksimum: pH = 6 - 8.5
Ketersediaan minim padatanahdg : pH < 4.0
b. N, K dan S:
Ketersediaanmaksimum: pH > 6
Ketersediaan minim padatanahdg : pH < 4.0
c. Fosfat :
Ketersediaanmaksimum: pH = 6 - 7.5
Ketersediaan minim padatanahdg : pH < 4.0
d. Fe, Mn,Zn, Cu,Co :
Ketersediaanmaksimum: pH < 5.5

8
Ketersediaan minim padatanahdg : pH > 7.5
e. Mo: Ketersediaanmaksimumpd pH > 6.5
f. Bakteri&Aktinomisetes :
Ketersediaanmaksimum: pH > 5.5
Ketersediaan minim padatanahdg : pH < 4.0

2.4 Pengertian pengapuran


Pengapuran adalah pemberian kapur kedalam tanah yang pada umumnya
bukan karena kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh
karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap
tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan. Pengapuran dinyatakan sebagai
teknologi yang paling tepat dalam pemanfaatan tanah masam di dasarkan atas
beberapa pertimbangan. pertama, reaksi kapur sangat cepat dalam menaikkan pH
tanah dan menurunkan kelarutan Al yang meracun. Kedua, respons tanaman
sangat tinggi terhadap pemberian kapur pada tanah masam. Ketiga, efek sisa
kapur atau manfaat kapur dapat dinikmati selama 3 sampai 4 tahun berikutnya.
Keempat, bahan kapur cukup tersedia dan relatif murah, termasuk di
Indonesia.Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya
bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh
karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap
tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran dinyatakan sebagai teknologi yang paling tepat dalam
pemanfaatan tanah masam di dasarkan atas beberapa pertimbangan. pertama,
reaksi kapur sangat cepat dalam menaikkan pH tanah dan menurunkan kelarutan
Al yang meracun. Kedua, respons tanaman sangat tinggi terhadap pemberian
kapur pada tanah masam. Ketiga, efek sisa kapur atau manfaat kapur dapat
dinikmati selama 3 sampai 4 tahun berikutnya. Keempat, bahan kapur cukup
tersedia dan relatif murah, termasuk di Indonesia.
2.5 Tujuanpengapuran
Pengapuran merupakan upaya pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam
dengan tujuan untuk:

9
a) Menaikkan pH tanah

Nilai pH tanah dinaikkan sampai pada tingkat mana Al tidak bersifat racun lagi
bagi tanaman dan unsur hara tersedia dalam kondisi yang seimbang di dalam
tanah. Peningkatan pH tanah yang terjadi sebagai akibat dari pemberian kapur,
tidak dapat bertahan lama, karena tanah mempunyai sistem penyangga, yang
menyebabkan pH akan kembali ke nilai semula setelah beberapa waktu berselang.

b) Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK)

KTK meningkat sebagai akibat dari peningkatan pH tanah. Namun peningkatan


KTK ini juga bersifat tidak tetap, karena sistem penyangga pH tanah tersebut di
atas.

c) Menetralisir Al yang meracuni tanaman.

Karena unsur Ca bersifat tidak mudah bergerak, maka kapur harus dibenamkan
sampai mencapai kedalaman lapisan tanah yang mempunyai konsentrasi Al tinggi.
Hal ini agak sulit dilakukan di lapangan, karena dibutuhkan tenaga dalam jumlah
banyak dan menimbulkan masalah baru yaitu pemadatan tanah. Alternatif lain
adalah menambahkan dolomit (Ca, Mg(CO3)2) yang lebih mudah bergerak,
sehingga mampu mencapai lapisan tanah bawah dan menetralkan Al. Pemberian
kapur seperti ini memerlukan pertimbangan yang seksama mengingat pemberian
Ca dan Mg akan mengganggu keseimbangan unsur hara yang lain.

2.6 Kelebihan pemberian kapur

Penambahan kapur yg mengakibatkan meningkatan pH tanah melebihi yang


diperlukan untuk pertumbuhan optimum tanaman. Tanaman akan menderita,
terutam apa data hunpertamaaplikasikapurBiasanyaterjadipadatanahberpasir /
berdebu yg miskin bahan organik. Pengaruh buruk pengapuran yg berlebihanya
itu Kekurangan Fe, Mn, Cu dan Zn, Ketersediaan fosfat mungkin menurun karena
pembentukkan senyawa kompleks dan tidak larut, serapan fosfat dan
penggunaannya dalam metabolisme tanaman dapat terganggu.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reaksi tanah menunjukkan keasaman dan kebasaan tanah dan dinyatakan
sebagai pH. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen
yang beredar di dalam tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen (H+ ) di dalam
tanah tinggi maka tanah disebut asam Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen
terlalu rendah maka tanah disebut basa. Tanah masam karena kandungan H+ yang
tinggi dan banyak ion AL3+ yang bersifat masam karena dengan air ion tersebut

dapat menghasilkan H+. Di daerah rawa-rawa atau tanah gambut, tanah masam

umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi.


Pengapuran merupakan salah satu cara untuk memperbaiki tanah yang
bereaksi asam atau basa. Tujuan dari pengapuran adalah untuk menaikkan pH

tanah sehingga karenanya unsur-unsur hara menjadi lebih tersedia, memperbaiki

struktur tanahnya sehingga kehidupan organisme dalam tanah lebih giat, dan

menurunkan kelarutan zat-zat yang sifatnya meracuni tanaman dan unsur lain

tidak banyak terbuang.


3.2 Saran
Untuk penanaman tanaman perlu memperhatikan kondisi tanahnya, karena
tanah sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman itu sendiri, jika tanahnya
terlalu masam atau terlalu alkalis maka peetumbuhanya akan terhambat dan bisa
menyebabkan kematian akibat unsur hara tanaman dalam tanah sedikit atau
kurang.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno. 1987. IlmuPertanian. Yogyakarta.Kanisius.
Kuswandi, 1988. Pengapuran tanah pertanian. Yogyakarta.Kanisius.
Rahardis. 2007. TeknologiPengapuran. Jakarta. Erlangga.
Sukra. 1986. Kimia Tanah. Jakarta. Swadaya.

11
12

Anda mungkin juga menyukai