sehingga tanaman dapat hidup dan tumbuh. Berdasarkan fakta tersebut, maka
tanah didefenisikan sebagai bahan atau massa yang terdiri dari mineral dan bahan
organik yang mendukung pertumbuhan tanaman di permukaan bumi. Tanah terdiri
dari partikel-partikel batuan, bahan organik, mahluk hidup, udara dan air. Tanah
yang terbentuk dari berbagai proses fisik, kimia dan biologi menghasilkan
lapisan-lapisan yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya baik sifat fisik,
kimia maupun sifat biologinya (Mustafa, dkk., 2012).
1. PENGERTIAN KESUBURAN TANAH
Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan
unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan
tanaman, baik fisik, kimia dan biologi tanah (Syarif, 1995).
Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam
(kedalaman yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH
6-6,5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan
unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat
pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2002).
Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor
pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: Bahan induk, Iklim,
Relief, Organisme, atau Waktu.
Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika, kimia dan biologi tanah
sebagai berikut :
1. Sifat Fisika
Terdapat beberapa sifat fisik tanah yang perlu untuk ditelaah dengan baik
antara lain:
a. Warna
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah oleh karena warna
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah. Adapun
penyebab perbedaan warna tanah umumnya adalah akibat perbedaaan kandungan
bahan organik; semakin banyak kandungan bahan organik tanah tersebut maka
warnanya akan semakin gelap. Sebagian tanah warnanya disebabkan oleh warna
mineral tanah itu sendiri.
b. Tekstur
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara fraksi tanah baik
pasir, debu, dan liat. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya
berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang
lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah
yang bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas
permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan
unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia
daripada tanah bertekstur kasar.
c. Struktur
Struktur tanah merupakan tersusunnya butiran tanah, atau gumpalan kecil
dari butir-butir tanah; yang sering juga disebut agregat. Pembentukan agregat
dipengaruhi oleh:
-
erat.
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang
mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-
celah.
Organisme tanah dapat mcmpercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga
mampu berperan langsung dengan membuat !ubang dan menggemburkna
tanaman
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama
waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin
mantap.
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan,
pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
pembentukan agregat tanah.
2. Sifat Kimia
a. pH, untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap
tanaman. Pada umumnya hara tanaman akan lebih mudah untuk diserap pada
kisaran pH netral (Gambar 1) oleh karena pada kisaran pH tersebut kebanyakan
unsur hara larut dalam air. Pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap tanaman
karena diikat oleh Al sedangkan pada tanah alkalis, P sulit diserap tanaman karena
difiksasi oleh Ca.
terlalu banyak. Unsur mikro Mo dapat menjadi racun kalau pH tanah terlalu
alkalis.
pH mempengaruhi perkembangan mikroorganisme antara lain,
-
Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna tanah
(khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan Algae), interaksi
Kapasitas Absorbsi
Kapasitas Absorbsi dihitung dengan milli equivalent, adalah kemampuan
tanah untuk mengikat/ menarik suatu kation oleh partikel-partikel kolloid tanah
(partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini secara langsung
mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam
bentuk kation. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan
kesuburannya semakin baik, yang biasanya susunan kationnya didominasi oleh
unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah
normal (berkisar 6,5).
2.
Kandungan Liat
Kandungan liat, merupakan ukuran kandungan partikel kolloid tanah.
Partikel dengan ukuran ini (kolloid) akan mempunyai luas permukaan dan ruang
pori tinggi sehingga mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti
kemampuan saling tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Kemampuan
absorbsi ini bisa untuk air maupun zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan
kesuburan tanah. Namun jika kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi
menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan tanah. Kandungan liat
yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi
lebih rendah sehingga menyulitkan peredaran air dan udara.
4.
kondisi tanah agar tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan dalam pengolahan
tanah. Berkaitan dengan pengolahan tanah, penambahan bahan organik akan
meningkatkan kemampuannya untuk diolah pada lengas yang rendah. Di samping
itu, penambahan bahan organik akan memperluas kisaran kadar lengas untuk
dapat diolah dengan alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi
akibat perubahan kelekatan tanah terhadap alat. Pada tanah yang bertekstur halus
(lempungan), pada saat basah mempunyai kelekatan dan keliatan yang tinggi,
sehingga sukar diolah (tanah berat), dengan tambahan bahan organik dapat
meringankan pengolahan tanah. Pada tanah ini sering terjadi retak-retak yang
berbahaya bagi perkembangan akar, maka dengan tambahan bahan organik
kemudahan retak akan berkurang. Pada tanah pasiran yang semula tidak lekat,
tidak liat, pada saat basah, dan gembur pada saat lembab dan kering, dengan
tambahan bahan organik dapat menjadi agak lekat dan liat serta sedikit teguh,
sehingga mudah diolah.
Kandungan BO merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci
dinamika kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi,
yaitu mampu merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu
bahan organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang
ditimbulkan dari dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim
(katalisator reaksi-reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan
Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari bahan organik).
Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi
fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur
oleh adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah semakin
baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari
kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.
Demikian pula bila kondisi sebaliknya, yaitu kondisi tanah yang lepas
(sangat berpasir), maka fisik tanah dapat dibuat menjadi kompak, karena agregasi
meningkat oleh adanya bahan organik. Ruang pori tanah juga meningkat,
akibatnya kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyediakan ruang udara
kolloid,
dan
hanya
satu-satunya
yang
mempunyai
kemampuan
2. Pupuk anorganik atau pupuk mineral: mengandung satu atau lebih senyawa
anorganik.
Klasifikasi berdasarkan menurut jumlah unsur hara
1. Pupuk tunggal: pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara
essensial.
2. Pupuk majemuk: pupuk yang mengandung beberapa unsur hara, contoh pupuk
NPK.
Klasifikasi menurut jumlah yang dibutuhkan
1. Pupuk hara makro (major nutrient fertilizers): pupuk yang mengandung unsur
hara makro, yaitu: N,P,K, Ca, Mg, S dan diberikan dalam jumlah yang lebih
besar dibandingkan pupuk mikro.
2. Pupuk hara mikro: pupuk yang mengandung unsur mikro serta dibutuhkan
dalam jumlah kecil.
Klasifikasi menurut keadaan fisik
1. Pupuk padat, contohnya: urea, TSP, KCl dan lain-lain.
2. Pupuk cair
3. Pupuk gas; amoniak dan gas belerang
Pupuk Organik
Usaha lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah
dengan pemberian pupuk organik atau pupuk kandang. Kandungan unsur hara
dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai
keistimewaan lain yaitu dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah seperti
permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kationkation tanah dsb.
Pupuk kandang
Hal penting yang diperhatikan dari pupuk kandang yaitu sifat-sifat pupuk kandang
oleh karena tiap jenis hewan yang dipelihara menghasilkan pupuk kandang
dengan sifat yang berbeda-beda. Kandungan unsur hara pakan juga ditentukan
oleh makanan ternak/hewan yang diberikan.
Pupuk hijau
Pupuk hijau dapat diartikan sebagai hijauan muda dan dapat sebagai penambah N
dan unsur-unsur lain, atau sisa-sisa tanaman yang dikembalikan ke tanah. Pupuk
hijau sebagai pengganti pupuk kandang apabila pupuk kandang sedikit, sedangkan
tanah sangat memerlukan pupuk organik. Pupuk hijau umumnya berupa tanaman
leguminosa dan sering ditanam sebagai tanaman sela atau sebagai tanaman rotassi
untuk memanfaatkan waktu sehingga tanah tidak diberakan. Tanaman pupuk hijau
harus memenuhi syarat-syarat sbb:
1. Cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijauan
2. Sukulen, tidak banyak mengandung kayu
3. Banyak mengandung N
4. Tahan kekeringan
5. Bila sebagai tanaman sela maka dipilih jenis yang tidak merambat
Kompos
Selain pukan dan pupuk hijau, dalam penyedian pupuk organik dapat digunakan
kompos. Kompos adalah bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat yang
terlindung dari matahari dan hujan, diatur kelembabannya dengan menyiram air
bila terlalu kering.
Pupuk organik buatan
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang dibuat dengan teknologi tinggi
sehingga dihasilkan pupuk yang bersifat organik tetapi dengan bentuk fisik dan
cara kerja seperti pupuk kimia (anorganik). Pupuk ini dapat memperbaiki sifat
fisik tanah dan biologi tanah dan dapat menyediakan unsur hara lebih cepat dan
lebih efektif seperti pupuk kimia.
Pupuk daun
Pupuk daun adalah pupuk anorganik yang cara pemberiannya dilakukan dengan
penyemprotan ke daun. Kelebihan pupuk daun dibandingkan dengan pupuk akar
adalah penyerapan hara melalui mulut daun (stomata) berjalan cepat, sehingga
perbaikan tanaman cepat terlihat. Unsur hara itu, unsur hara yang diberikan lewat
daun hampir seluruhnya dapat diambil tanaman dan tidak menyebabkan kelelahan
atau kerusakan tanah. Kekurangan pupuk yang diberikan lewat daun adalah bila
dosis yang diberikan terlalu besar, maka daun akan rusak. Kecuali itu, pupuk daun
tidak dapat diberikan pada tanaman yang dikonsumsi daunnya (misalnya sayuran)
atau buah yang berkulit tipis (tomat). Harga pupuk daun lebih mahal daripada
pupuk akar dan pemeberiannya memerlukan alat khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, M., Asmita A., Ansar, M., Syafiuddin, M., 2012. Buku Ajar Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Universitas Hassanudin, Makassar.
Syarif, Effendi., 1995. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa,
Jakarta.