Mangga merupakan tanaman pendatang dari India, Srilanka, dan Pakistan, kemudian
menyebar ke seluruh dunia. Namun, kebembem (kweni) Mangifera odorata diduga asli dari
Kalimantan Timur. Ada dua tipe mangga, yaitu monoembrioni (satu biji tumbuh satu tunas) dan
poliembrioni (satu biji tumbuh lebih dari dua tunas). Mangga poliembrioni umumnya berasal
dari Asia Tenggara (Sunarjono, 2010).
Sifat Botani
Mangga merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 30 m. Semua bagian tanaman
bergetah agak kental. Tanaman mangga lebih senang tumbuh di tempat terbuka.
Akar. Tanaman mangga berakar tunggang dan berakar serabut (akar cabang). Akar
tunggang tanaman mangga sangat kokoh dan sangat panjang, tumbuh sangat dalam ke dalam
tanah hingga mencapai 6 m. Akar serabut tumbuh secara horizontal di bawah permukaan tanah
hingga ke dalam 70 cm atau lebih (Cahyono, 2010).
Batang. Batang tanaman mangga merupakan batang sejati. Pohon berkayu agak keras.
Pohon tanaman mangga bedahan, bercabang, dan beranting banyak. Cabang dan ranting tumbuh
membentuk oval, memanjang, atau kubah de-
ngan ditumbuhi daun-daun yang lebat. Pada umumnya dahan, cabang, dan ranting tumbuh
menyudut (Cahyono, 2010).
Daun. Daun tanaman mangga tergolong daun tunggal yang tumbuh berselang-seling
mengelilingi ranting. Daun mangga memiliki tangkai daun yang panjangnya bervariasi,
tergantung dari varietas. Ukuran dan bentuk daun juga bervariasi. Pada umumnya daun mangga
berbentuk bulat lonjong dengan bagian ujung runcing sampai membulat (Cahyono, 2010).
Bunga. Bunga mangga dapat melakukan penyerbukan sendiri, karena tepung sari yang
jatuh pada putik berasal dari pohon itu sendiri, sehingga mangga disebut juga tanaman berumah
satu. Menurut susunan secara lengkap, bunga mangga terdiri dari bagian-bagian dasar bunga,
kelopak, daun bunga, benang sari atau benang serbuk dan beberapa buah putik. Kelopak dan
daun bunga dinamakan perhiasan bunga, sedangkan benang sari dan putik terdiri dari bakal buah
dan tangkai tampuk (Cahyono, 2010).
Buah. Buah mangga tergolong buah batu berdaging dan berair. Bentuk dan ukuran buah
beragam, ada yang berbentuk bulat, bulat panjang, bulat telur, pipih, dan lain sebagainya.
Mangga Gedong Gincu agak kecil kulitnya berwarna kuning kemerah-merahan dan kesemak
serta dagingnya sangat berair dan agak berserat. Warna daging sama dengan warna kulit. Bijinya
agak besar dan sebagian dari daging cenderung melekat pada biji. Berat buah mangga Gedong
rata-rata 0,3 kg. (Cahyono, 2010).
Syarat Tumbuh
Tanaman mangga cocok hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa
kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman
mangga mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga atau buah jika bunga
muncul pada saat hujan.
Tanah yang baik untuk budidaya tanaman mangga adalah gembur me-ngandung pasir dan
lempung dalam jumlah yang seimbang. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah
5,5 - 7,5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya diberi kapur dolomit. Mangga yang ditanam di
dataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih
bermutu dan jumlahnya lebih banyak daripada di dataran tinggi (Sunarjono, 2010).
Teknik Budidaya Tanaman Mangga Gedong Gincu
Pembibitan Mangga
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit mangga yaitu, varietas bibit
bermutu, berlabel, dan varietas yang sudah dilepas dengan spesifikasi tinggi. Ukuran bibit antara
80-100 cm dan diameter 1 - 1,5 cm. Warna batang hijau tua kecoklatan, bentuk batang lurus,
tidak bercabang, warna daun hijau mengkilap, dan telah membentuk 3 flush. Bibit yang dipilih
sebaiknya telah berumur enam bulan atau lebih. Bibit bebas dari serangan hama dan penyakit,
serta berasal dari perbanyakan vegetatif (okulasi atau sambung pucuk).
Sumber benih dan bibit harus jelas, berasal dari penangkar benih yang terdaftar dan
bersertifikat, berasal dari Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) yang jelas serta mempunyai
batang bawah yang kuat dan tahan terhadap penyakit. Jaminan mutu dan produk
(label/sertifikat) harus dicatat dan disimpan. Ke-butuhan bibit sesuai dengan luas lahan (100
tanaman/ha) ditambah 2-5 % cadangan untuk penyulaman. Bibit mangga diperbanyak secara
vegetatif dengan cara okulasi, sambung pucuk, dan cangkok, dapat pula diperbanyak secara
generatif yaitu dengan menggunakan biji (Redaksi AgroMedia, 2009).
Perencanaan Kebun
Perencanaan kebun dimulai dari pembuatan sketsa kebun atau rencana tata letak kebun
yang terdiri dari arah barisan, sumber air, jalan usaha tani dan tempat penampungan hasil
sementara. Persiapan lahan untuk digunakan sebagai media tumbuh tanaman agar dapat tumbuh
optimal dan berproduksi dengan baik. Perencanaan kebun dimulai dari pemetaan dan pengukuran
luas kebun, kemudian membuat kapling setiap blok lokasi kebun setelah itu menentukan lokasi
sumber air atau irigasi, bak penampungan air, jalan masuk dan keluar kebun, gedung tempat
pengumpulan buah atau hasil panen. Lahan dibersihkan dari tanaman pengganggu, untuk lahan
yang memiliki lahan dengan kemiringan 10 % dibuat teras. Lubang tanam dibuat dengan jarak
antar lubang 10 x 10 m dan lubang tanam berukuran 70 x 70 x 70 cm untuk tanah gembur, untuk
tanah liat dan berbatu dibuat dengan ukuran 100 x 100 x 100 cm, tanah bagian atas dipisahkan
(kedalaman 0-30 cm) dengan tanah bagian bawah (kedalaman 30-70 cm) dalam kisaran pH tanah
5,5–7,0. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama kurang lebih dua minggu sebelum penanaman,
kemudian campur tanah bagian atas dengan pupuk kandang 20-30 kg/lubang (Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten Indramayu, 2008).
Penanaman
Penanaman merupakan rangkaian kegiatan menanam benih atau bibit tanaman mangga
secara baik dan benar hingga tanaman berdiri tegak dan siap tumbuh subur di lapangan. Bibit
mangga Gedong Gincu ditanam pada saat awal musim hujan. Pupuk kandang diberikan
sebanyak 20-30 kg/lubang tanam dan pupuk SP-36 sebanyak 20-40 kg/ha. Polybag bibit mangga
yang akan ditanam disobek dari bawah sampai samping dengan hati–hati. Bibit ditanam secara
tegak lurus. Bibit okulasi dihadapkan ke arah datangnya angin agar tunas tempelan tidak patah
dan bibit sambung pucuk ditanam tegak lurus dengan arah angin. Bibit ditanam lebih dari 5 cm
di atas pangkal batang dan lebih dari 25 cm di bawah okulasi kemudian lubang tanaman ditutup
dengan tanah galian dan tekan sedikit di samping tanah bekas polybag. Ajir ditancapkan di sisi
tanaman agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus ke atas, kemudian ajir diikat dengan tali.
Pemasangan naungan yang terbuat dari daun kelapa, jerami padi, rumput kering atau anyaman
bambu sebagai pelindung tanaman selama 1-2 bulan (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Indramayu, 2008).
Pemangkasan
Pemangkasan tanaman mangga dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Pemangkasan bentuk
Memangkas cabang ranting tanaman yang tidak produktif dan pembentukan kanopi.
Kanopi tanaman terbentuk dengan pola (1-3-9-27), yakni 1 batang utama, 3 cabang primer, 9
cabang sekunder dan 27 cabang tersier.
2. Pemangkasan pemeliharaan atau produksi
Membuang cabang atau ranting yang tidak bermanfaat. Merangsang munculnya tunas
vegetatif pada ranting-ranting yang sebelumnya berbuah, sekaligus mengendalikan pertumbuhan
tanaman yang berlebihan dan mendukung kontinuitas produksi.
Pemupukan
Pemupukan pada tanaman mangga dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan (fase juvenil).
Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar kondisi unsur hara dalam tanah yang
dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi. Pemupukan tanaman belum menghasilkan dilakukan dua
kali setahun dan pupuk organik diberikan satu kali setahun pada awal musim hujan sebanyak 20-
40 kg/tanaman. Alur dibuat melingkar selebar tajuk tanaman kemudian pupuk ditaburkan pada
alur yang sudah dibuat dan timbun dengan tanah. Jenis dan dosis pupuk untuk tanaman mangga
Gedong Gincu yang belum menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pedoman Perkiraan Pemupukan Mangga (Gedong Gincu) Belum Menghasilkan Setiap
Tanaman
Umur
Pupuk organik Urea SP-36 KCl/Za
(tahun
(blek) (g) (g) (g)
)
1 0,5 250 100 250
2 1 300 150 350
3 2 350 200 350
4 2 400 250 400
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Tahun 2008.
Catatan : 1 blek = 20 kg
Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman bertujuan agar kondisi unsur hara dalam
tanah yang dibutuhkan tanaman dapat memenuhi kebutuhan. Pemupukan dilakukan pada saat
setelah panen dan pemangkasan dengan dosis pupuk 450 g Urea, 300 g SP-36, 450 g KCl , dan
pupuk organik atau kandang 20 kg per tanaman. Pemupukan menjelang berbunga diberikan
dengan dosis 150 g Urea, 150 g SP-36, 100 g KCl per tanaman. Pemupukan pada saat buah
sebesar kelereng diberikan dengan dosis 198 g Urea, 132 g SP-36, 198 g KCl per ta-naman.
Pupuk organik diberikan setiap tahun pada awal musim hujan sebanyak 2-10 bakul per tanaman
(20-100 kg). Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lingkaran parit di bawah kanopi
kemudian taburkan pupuk dan timbun, khusus untuk pupuk organik diberikan di bawah lingkar
luar kanopi. Jenis dan dosis pupuk untuk tanaman mangga Gedong Gincu yang sudah
menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pedoman Perkiraan Dosis Pemupukan Mangga yang Sudah Menghasilkan Setiap Tanaman.
Umur
Pupuk organik Urea SP-36 KCl/Za
(tahun
(bakul) (g) (g) (g)
)
5 2,5 450 300 450
6-8 3,5 500 350 500
>8 > 4,5 > 600 400 600
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Tahun 2008.
Catatan : 1 bakul = 10 kg
Penyiangan
Kebun mangga dibersihkan dari rumput-rumput atau gulma yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan produksi tanaman mangga. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut atau
memotong rumput serta mencangkul gulma yang tumbuh di bawah tajuk tanaman mangga
sampai bersih. Gulma yang di luar kanopi dibiarkan tumbuh supaya dapat mengurangi
penguapan terutama pada musim kemarau.
Pengairan
Pengairan dilakukan untuk memberikan air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan sesuai
fase pertumbuhan. Pengairan sangat dibutuhkan dalam proses produksi tanaman terutama pada
saat pembesaran buah. Pengairan tanaman mangga disesuaikan dengan musim, umur tanaman
(lebar tajuk) dan fase pertumbuhan tanaman. Tanaman muda di bawah 5-6 tahun membutuhkan
sebanyak 40 liter/hari/tanaman, sedangkan tanaman yang sudah menghasilkan diberikan
pengairan sebanyak 100 liter/hari/tanaman. Pengairan pada saat buah sebesar bola pingpong
yaitu 70-100 liter/tanaman/hari dan penyiraman dilakukan pada sore hari agar tidak terjadi
penguapan. Pengairan dikurangi secara perlahan-lahan dua minggu sebelum panen dengan
volume 40 liter per tanaman. Menjelang buah tua pengairan tidak diberikan untuk membentuk
mutu buah yang diinginkan (rasa manis dan kematangan), pada saat setelah panen tanaman
mangga memerlukan banyak air untuk memulihkan diri dari keadaan stres ke keadaan normal.
Panen
Kegiatan panen dibagi menjadi dua bagian :
1. Waktu dan Kriteria Panen
Buah tanaman mangga yang siap panen memiliki kriteria yaitu, bekas tangkai buah yang
rontok kelihatan mengering seluruhnya, lekukan ujung buah rata dan hampir hilang, warna kulit
buah hijau kemerahan, pori-pori merata dan lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah,
dan buah tidak berbunyi nyaring bila disentil. Buah mangga yang siap dipanen berumur 95-115
hari setelah bunga mekar dan waktu petik dilakukan pada jam 09:00-16:00 WIB.
2. Cara panen
Alat yang digunakan untuk panen yaitu, gunting pangkas, galah berjaring dan dilengkapi
keranjang atau kantong. Buah mangga dipanen dengan meng-gunakan gunting pangkas dan
sisahkan tangkai buah sepanjang kurang lebih 5-10 cm (untuk mencegah agar buah tidak terkena
getah). Buah mangga diletakkan di dalam keranjang buah dengan menggunakan alas daun pisang
kering dan diletak-kan dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah sampai getah habis.
Pasca Panen
Pasca panen merupakan rangkaian kegiatan penanganan buah sejak dipa-nen hingga buah
siap didistribusikan ke konsumen adapun kegiatan dalam pasca panen yaitu :
1. Pengumpulan
Pengumpulan buah mangga dilakukan setelah panen sebelum buah diproses lebih lanjut.
Buah mangga dikumpulkan dan disimpan dalam gudang penyimpan-an yang sudah dibersihkan.
Gudang penyimpanan harus memiliki sirkulasi yang baik. Keranjang buah ditumpuk secara hati-
hati maksimum delapan tumpuk dan diberi pembatas antara keranjang.
2. Sortasi
Sortasi merupakan kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah antara yang baik dan jelek.
Buah mangga yang baik dengan buah yang tidak baik dipisahkan, kemudian tangkai buah
dipotong. Buah mangga yang matang dipilih dengan cara dimasukkan ke dalam bak penampung
berisi air, bila buah tenggelam artinya buah telah matang 90-100%. Buah melayang artinya buah
belum begitu matang 80-85%. Buah yang tenggelam dengan buah yang melayang
dikelompokkan dan diletakkan di keranjang beralas kertas koran maksimal delapan tumpukan,
dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah.
3. Grading
Grading merupakan kegiatan memilih atau mengelompokkan berdasarkan kriteria bentuk buah,
tingkat kematanganan, dan keseragaman buah. Buah ditimbang dan dipisahkan sesuai dengan
kelasnya. Standar nilai kualitas berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut :
A : > 450 – 550 g per buah
B : 350 - < 450 g per buah
C : 250 - < 350 g per buah
1. Pengemasan
Kegiatan pengemasan atau penyusunan buah dalam suatu wadah kemasan yang sesuai
kelas atau grade buah yang diinginkan, peletakan buah dalam kemas-an dengan posisi punggung
buah menghadap ke bawah. Buah mangga dilengkapi dengan partisi dan irisan kertas atau jaring
buah yang terbuat dari styrofoam.
2. Penyimpanan
Buah yang sudah dikemas dalam kardus disimpan di dalam gudang penyim-panan
bersirkulasi baik. Kardus ditumpuk maksimal empat tumpukan, untuk lama penyimpanan selama
dua hari.
Penyerbukan Tanaman
Penyerbukan, atau polinasi adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Pada sebagian
besar bunga, peristiwa ini berarti jatuhnya butir serbuk sari pada bagian kepala putik.
Penyerbukan merupakan bagian penting dalam keberhasilan dari proses reproduksi buah dan biji.
Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki
saluran putik menuju bakal biji. Di bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya, yaitu proses
pembuahan.
Proses penyerbukan ada dua macam yaitu, menyerbuk sendiri(selfing) dan menyerbuk
silang(crossing). Selfing pollination atau menyerbuk sendiri adalah proses penyerbukan dimana
pollen berasal dari bunga yang sama atau bunga yang beda pada tanaman yang sama, biasanya
terjadi ketika bunga belum mekar. Sedangkan penyerbukan silang atau crossing pollination
adalah penyerbukan dimana pollen berasal dari bunga yang berbeda tanaman yang berbeda,
biasanya terjadi pada bunga yang mekar.(Idjah,1982). Pada umunya penyerbukan silang terjadi
akibat adanya bantuan dari angin dan serangga yang dengan tidak sengaja membantu proses
penyerbukan pada bunga. Hal ini, disebut dengan penyerbukan alami, akan tetapi untuk
meningkatkan keragaman genetik pemuliaan tanaman dilakukan hibridisasi atau penyerbukan
buatan antar genotip yaitu proses menyilangkan secara langsung dua tetua yang memiliki sifat
unggul tertentu guna memperbaiki potensi hasil dan kualitas tanaman.
Sistem penyerbukan tanaman dapat ditentukan dengan mempelajari struktur bunga, waktu masak
putik atau benang sari, ada tidaknya sterilitas dan kompatibilitas antara putik dan benang sari.
Berdasarkan strukturnya bunga dapat dikelompokkan menjadi:
Bunga Lengkap : bunga yang memiliki 2 organ seks(benang sari & putik) dan 2 perhiasan
bunga(klopak dan mahkota).
Bunga Tidak Lengkap: bunga yang tidak memiliki 1 dari bagian keempat bagian bunga lengkap.
Sedangkan berdasarkan kelengkapan organ seksualnya, bunga dapat dikelompokkan menjadi:
Bunga Sempurna: bunga yang memiliki organ seksual lengkap(benang sari dan putik), disebut
juga bunga hermaprodit.
Bunga Tidak Sempurna: bunga yang tidak memiliki salah satu dari organ seksual.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap struktur bunga, diperoleh beberapa tipe bunga, antara
lain sebagai berikut:
Tanaman yang memiliki bunga lengkap:
Ubi jalar, Kacang tanah, Singkong karet, Cabai, Kembang sepatu, Mangga, Jambu biji, Kakao
dan Kapas
Tanaman yang memiliki bungan tidak lengkap:
Padi, Sorgum, Pepaya betina
Tanaman yang memiliki bunga sempurna:
Padi, Ubi jalar, Kacang tanah, Singkong karet, Cabai, Kembang sepatu, Mangga, Jambu
biji, Kakao dan Kapas
Tanaman yang memiliki bunga tidak sempurna:
Papaya betina
Tanaman yang secara alami menyerbuk sendiri:
Padi
Kacang tanah
Sorgum
Jambu biji
Kapas
Cabai
Proses penyerbukan tanaman tidak terlepas dari struktur bunga yang dimiliki. Ada tanaman yang
memiliki bunga yang organ seksualnya sempurna yaitu, memiliki putik(sebagai organ kelamin
betina) dan benang sari(sebagai organ kelamin jantan) dalam satu bunga. Namun, beberapa
bunga hanya memiliki satu organ seksual yaitu, putik saja atau benang sari saja. Ada juga
kelompok bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkapa adalah bunga yang memiiki
2 organ seksual(pistil dan stamen) dan 2 macam perhiasan bunga(kelopak dan mahkota) yang
berfungsi untuk menarik perhatian serangga sehingga nantinya dapat membantu dalam proses
penyerbukan. Pada praktikum kali ini pengamatan terhadap beberapa jenis bunga yaitu 5
komoditas bunga tanaman hortikultura dan 5 komoditas bunga tanaman pangan serta 2
komoditas tanaman perkebunan Dari pengamatan bunga tersbut mengasilkan berberapa data
yang bias dibahas.
Padi adalah contoh jenis tanaman pangan yang memiliki struktur bunga tidak lengkap(tidak
memiliki mahkota), bunga sempurna dan merupakan tipe bunga dengan penyerbukan sendiri
karena bunga padi tidak membuka sehingga kecil kemungkinan untuk melakukukan
penyerbukan silang. Padi memiliki 5 stamen, 1 pistil, patea, petal dan pedicel. Tanaman pangan
lainya adalah ubi jalar yaitu memiliki sepal, 4 stamen, 1 pistil petal dan pedicel sehingga dapat
dikatakan sebagai kelompok bunga lengkap dan sempurna. Tanaman ini melakukan penyerbukan
silang. Tanaman pangan yang melakukan penyerbukan sendiri lainya adalah sorgum. Tanaman
ini struktur bunganya hamper mirip dengan bunga padi yaitu tertutup. Sorgum merupakan
kelompok sempurna namun, masuk ke dalam bunga tidak lengkap karena tidak memiliki
mahkota. Beda halnya dengan bunga kacang tanah yang masuk ke dalam bunga lengkap dan
bunga sempurna. Tetapi tanaman ini juga melakukan penyerbukan sendiri karena bentuk
bunganya tertutup. Berbeda dengan yang terjadi pada tanaman singkong karet yang melakukan
penyebukan silang dalam proses reproduksinya, karena bentuk bunganya yang terbuka selain
sebagai bunga lengkap dan sempurna.
Pada tanaman hortikultura, tanaman cabai dan jambu biji adalah tanam yang sama melakukan
proses penyerbukan sendiri dalam proses reproduksinya walaupun kemungkinan penyerbukan
terjadi dengan bantuan serangga atau pun angin, namun sebagian besar yang terjadi adlah proses
penyerbukan sendiri bila di tinjau dari bentuk bunga dan kompatibilitas antara putik dan benang
sari pada bunga tersebut. Bunga cabai dan bunga jambu juga merupakan kelompok bunga
lengkap dan bunga sempurna. Walaupun bunga kembang sepatu dan bunga mangga juga
merupakan kelompok bunga sempurna dan bunga lengkap, namun kedua bunga tersebut tidak
seperti bunga cabai dan bunga jambu biji yang melakukan penyerbukan sendiri. Tanaman
kembang sepatu dan mangga cenderung melakukan proses penyerbukan silang atau cross
pollination.
Kakau dan kapas adalah tanaman perkebunan yang sama-sama masuk dalam kelompok bunga
lengkap dan kelompok bunga sempurna. Namun, tanaman ini berbeda dalam melakukan proses
penyerbukannya. Kakau termasuk dalam tanaman dengan tipe penyerbukan silang. Sedangkan,
kapas masuk ke dalam tipe penyerbukan sendiri.
BUDIDAYA BUAH MANGGA PEMELIHARAAN DAN
PANEN YANG MERAUP UNTUNG
yaitu buah dengan daging yang sangat lezat ini ternyata memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan. Tanaman mangga yang mempunyai rasa manis setelah matang ini banyak di temukan
di Indonesia. Buah mangga yang masih mentahpun banyak dicari untuk makanan rujak, atau
sering dicari ibu hamil yang ngidam. Perawatan pohon mangga sendiri tidak membutuhkan
perawatan yang intens, namun tumbuhan ini akan tumbuh dengan baik.
Budidaya buah mangga pemeliharaan dan hasil panen yang meraup untung ini jelas akan
menghasilkan. Di Indonesiapun banyak buah mangga yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.
Mangga di Indonesia banyak macamnya antara lain : mangga indramayu, arum manis, kweni,
mangga apel, mangga manalagi, mangga madu, dan masih banyak yang lainnya. Buah mangga
bisa dijumpai dimana saja, dan harganya pun relatif terjangkau. Cara menanam mangga agar
cepat berbuah, biasanya paling sering dilakukan dengan menggunakan bibit cangkokan. Berikut
di bawah ini hal-hal mengenai buah mangga, bibit, dan pohon mangga :
1. Asal-usul
Budidaya buah mangga pemeliharaan sampai panen hasil. Mangga merupakan tanaman
pendatang dari India, Srilanka, dan Pakistan, kemudian menyebar ke seluruh dunia. Namun,
kebembem atau kweni (Mangifera odorata) diduga asli dari Kalimantan Timur.
Ada dua tipe mangga, yaitu monoembrioni (satu biji tumbuh satu tunas) dan poliembrioni (satu
biji tumbuh lebih dari dua tunas). Mangga poliembrioni umumnya berasal dari Asia Tenggara.
2. Sifat botani
Budidaya buah mangga pemeliharaan dan hasil panen yang meraup untung bisa di peroleh di
pekarangan rumah, namun sebetulnya mangga merupakan tanaman hutan yang tingginya
mencapai 30 m. https://id.wikipedia.org/wiki/Mangga Semua bagian tanaman bergetah agak
kental. Tanaman mangga lebih senang tumbuh di tempat terbuka.
1. Daun dan batang
Daunnya panjang lebar hingga panjang kecil dengan ujung meruncing serta sedikit bergetah.
Letak daun terkumpul pada ujung ranting. Pohon bercabang banyak dengan arah cenderung
mendatar hingga ke atas. Kayunya bergetah.
2. Bunga
Tanaman menyerbuk silang melalui serangga lebah madu (Apis mellifera). Umumnya, bunga
terdapat dalam tandan atau rangkaian. Setiap tandan dapat mempunyai lebih dari 1000 kuntuk
bunga. Bunga pada pangkal pada umumnya jantan, jumlahnya lebih dari 92% dari jumlah bunga
per tandan.Sementara itu, bungapada ujung tandan adalah bunga sempurna (hermafrodit) yang
jumlahnya kurang dari 8%.
Sel kelamin betina (sel telur) dari bunga sempurna biasanya tidak subur. Sel kelaminbetina yang
subur (fertil) hanya berkisar antara 5-10%. Sel kelamin jantan dari bunga sempurna dan bunga
jantan adalah lemah. Kemampuan tumbuh tepung sari tersebut hanya 1-2%. Hal inilah yang
menyebabkan hasil buahnya sedikit.
Tandan bunga muncul pada ujung cabang atau ranting. Umumnya, tanaman ini hanya berbunga
setahun sekali yang jatuh pada musim kemarau (setelah mengalami musim kering lebih dari
empat bulan).
3. Buah
Buah mangga relatif besar, bentuknya bulat hingga panjang. Bijinva besar, gepeng, diliputi oleh
daging yang tebal dan lunak serta enak dimakan. Bijinya berkulit tebal dun liat, tetapi tidak tahan
disimpan lama. Buah yang matang berwarna merah, kuning, atau hiiau kebiruan, dan beraroma
harum. Rasanya asam hingga manis, tergantung, varietasnya. Daging buah lembek, berair, dan
berserat halus sekali hingga berserat kasar. Budidaya buah mangga pemeliharaan dengan intens
akan menghasilkan panen yang luar biasa dan meraup untung.
4. Akar
Pohonnya bisa besar. Memiliki akar tunggang dan akar samping yang dalam dan kuat.
3. Agroekologi
Tanaman mangga hidup baik di datara , rendah hingga ketinggian 300 m dpl. Tipe iklimnya
kering, curah hujan 1.000 – 2.000 mm/tahun dengan 4 – 7 bulan musim kering. Tanah yang
dikehendaki adalah aluvial atau tanah lempung berpasir.Tanah yang paling cocok dengan
komposisi 30% pasir, 35% debu dan 35% liat, tidak terdapat cadas, serta pH tanah 5,5-6,5.
Tanaman manqga tumbuh baik pada tanah Iatosol. Tanaman tahan terhadap kekerinqan.
Tips Budidaya Buah Mangga Pemeliharaan Dan Panen Yang Meraup Untung!
Suhu udara optimum 25-27o C. Dataran tinggi hingga 1200 m dpl atau suhu udara rendah dapat
merangsang pembungaan, tetapi kurang baik untuk perkembangan buah. Di daerah beriklim
basah dan musim keringnya kurang dari tiga bulan, pembuahannya rendah. Selain tanaman
mudah terserang penyakit blendok (Diploidia sp.) dan mati pucuk (Gloeosporium mangifera),
serta rasa buahnya agak asam. Namun, pada daerah yang banyak hujan, tanaman tumbuh subur.
4. Varietas unggul
Kultivar mangga yang telah dilepas oleh pemerintah adalah arum manis 143, manalagi 69, golek
31, gadung 21, dan gedong gincu. Varietas unggul yang belum dilepas adalah indramayu,
gedong 185, dan manalagi 21. Varietas yang berpotensi, tetapi belum mendapat perhatian adalah
kisingsto (mangga australia) dan beberapa varietas Thailand (nam dok mae).
Simak Artikel Ini : https://bobisanjaya.wordpress.com/2017/02/12/budidaya-nangka-cara-
pemeliharaan-dan-hasil-panen-yang-menguntungkan/
Di pasaran Eropa, jenis mangga yang disenangi adalah karabau dari Filipina. Namun, di
Indonesia mangga karabau tidak berkembang. Jenis manqga lain yanq termasuk famili
Anacardiaceae adalah kweni (Mangifera odorata), bacang (M. foetida), kemang atau
wanyi (M.caesia). Kweni dan bacang rasanya manis asam, agak gatal dan berserat kasar, serta
baik untuk dibuatjus. Sementara itu, kemang, biasanya untuk jus atau sambal (rasanya asam
manls). Daun kemang yang masih muda enak dilalap.
5. Perbanyakan tanaman
Umumnya, tanaman mangga diperbanyak dengan okulasi, walaupun dapat pula dengan sambung
pucuk dan cangkok. Sebagai batang bawah digunakan semai mangga madu, cengkir
(indramayu), dan batang. Penggunaan bibit dari biji tidak dibenarkan, kecuali untuk batang
bawah. Batang bawah yang tidak serasi (inkompatibel) berpengaruh kurang baik terhadang
pertumbuhan dan pembuahan (produksi buah bentuk buah, dan rasa daging buah) batang atas.
Pembuatan bibit (semaian dan okulasi) biasanya langsung dilakukan di kebun. Selanjutnya,
dipindahkan ke polibag setelah tinggi tunas sekitar 20 cm.
6. Budi daya tanaman
Bibit ditanam dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm dengan jarak tanam 8-
12 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 1-2 blek bekas minyak tanah
atau 20 kg. Bibit okulasi ditanam di lahan setelah mencapai ketinggian lebih dari 75 cm. Pupuk
buatan yang diberikan berupa campuran 200 kg urea, 500 kg TSP (667 kg SP-36), dan 150 kg
KCl/ha atau 200 g urea, 500 g TSP, dan 150 g KCl/ tanaman.