Anda di halaman 1dari 14

ASSALAMUALAIKUM WR WB

N U R A N A S A R I ( G 111 1 5 5 1 6 )

Jun Akizaki The Power of PowerPoint


PENGELOLAAN HAMA LALAT BUAH (Bactrocera cucurbitae) PADA TANAMAN
CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) SECARA TERPADU DENGAN
MENGGUNAKAN MUSUH ALAMI DAN PERANGKAP ATRAKTAN METYL
AUGENOL
PENDAHULUAN

Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan komoditas


sayuran yang banyak di gunakan dalam bentuk segar maupun
olahan untuk konsumsi rumah tangga, rumah makan dll.
Pada tanaman cabai rawit, seringkali ditemukan buah
yang rontok dan membusuk, baik sebelum masak maupun yang
sudah masak, kadang kala buah berwarna cokelat kehitaman
atau agak menguning dan pada bagian tertentu dari kulit buah
cabai ditemukan bintik hitam yang berukuran sangat kecil. Hal ini
menandakan bahwa buah cabai tersebut telah terserang oleh
hama lalat buah.
Di Indonesia bagian barat, terdapat 89 spesies lalat buah
yang termasuk jenis lokal (indigenous) tetapi hanya delapan jenis
yang termasuk hama penting yaitu Bactrocera albistrigata
(Meijere), B. dorsalis Hendel, B. carambolae Drew & Hancock, B.
papayae Drew and Hancock, B. umbrosa (Fabricius), B. caudata
(Fabricius), B. tau (Walker), B. cucurbitae (Coquillett), dan Dacus
(Callantra) longicornis (Wiedemann). Jenis lalat buah yang
menyerang cabai rawit ialah Bactrocera cucurbitae
KERUSAKAN BUAH AKIBAT HAMA LALAT BUAH

Cabai rawit yang Belatung lalat buah


terserang lalat di dalam buah
buah, akan menjadi cabai rawit
busuk
Karakteristik Lalat Buah (Bactrocera sp.)

Lalat Buah Bactrocera sp. termasuk ke dalam


famili Tephritidae yang merupakan famili dengan jumlah
terbesar dari ordo Diptera. Famili ini terdiri dari 4000
spesies yang terbagi dalam 500 genus.
Lalat buah Bactrocera sp.ini biasa ditemukan
pada daerah tropis maupun subtropis dan hidup
kosmopolitan hampir di seluruh belahan dunia kecuali
Antartika. Lalat buah Bactrocera sp. banyak dijumpai di
Indonesia (Jawa, Sumatera, dan Timor), Malaysia,
Thailand, dan bagian Asia lainnya seperti Myanmar dan
Srilangka. Daur hidup lalat buah secara umum
bervariasi pada tiap spesies dengan tanaman inang
yang berbeda-beda
PENGENDALIAN LALAT BUAH SECARA TERPADU

Sanitasi lahan. Sanitasi lahan bertujuan untuk memutuskan


KULTUR TEKNIS daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah
dapat ditekan.

Gunakan perangkap atraktan metyl eugenol/cue lure yang


FISIK/ MEKANIS dipasang atau digantung di dalam perangkap yang terbuat dari
bekas air mineral untuk menangkap lalat jantan.

Pengendalian lalat buah secara biologi dapat dilakukan dengan


BIOLOGIS cara menghasilkan lalat buah jantan mandul. Memanfaatkan
musuh alami baik parasitoid, predator atau patogen.
PENGENDALIAN SECARA TERPADU

SANITASI LAHAN
Sanitasi lahan bertujuan untuk memutuskan daur
hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah
dapat ditekan. Sanitasi dilakukan dengan cara
mengumpulkan buah yang jatuh atau busuk kemudian
dimusnahkan dan dibakar atau dibenamkan di dalam
tanah dengan cara membuat lobang berukuran 1 x 0,5
m atau 1 x 1 m sampah/ serasah di sekitar tanaman
juga harus dikumpulkan dan dibakar atau dipendam
dalam tanah. Pastikan ke dalam tanah tidak
memungkinkan larva dapat berkembang menjadi pupa.
Sanitasi lahan. Meliputi pengendalian
gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan
sehingga tidak muncul genangan tanaman cabai
terserang hama penyakit disingkirkan dari area
penanaman
PENGENDALIAN SECARA TERPADU
Perangkap Atraktan Metyl Eugenol/ Cue Lure
Atraktan dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat
buah dalam 3 cara, yaitu : (a) mendeteksi atau memonitor
populasi lalat buah, (b) menarik lalat buah untuk kemudian
dibunuh dengan perangkap dan (c) mengacaukan lalat buah
dalam melakukan perkawinan, berkumpul ataupun tingkah laku
makan.
Di alam, lalat jantan mengkonsumsi metil eugenol untuk
kemudian setelah diproses dalam tubuhnya melalui suatu
metabolisme akan menghasilkan zatpenarik (sex pheromone) bagi
lalat betina yang sangat diperlukan pada proses perkawinan.
Atraktan berbahan aktif metil eugenol ini tergolong kepada
Food lure artinya lalat jantan akan datang tertarik untuk
keperluan makan (Food), bukan untuk keperluan sexual secara
langsung. Lalat jantan akan berusaha keras untuk mendapatkan
metil eugenol sebelum melakukan perkawinan Dari sifat atraktan
inilah pengendalian lalat buah dilakukan dengan cara menekan
populasi lalat jantan, sehingga diharapkan seiring dengan waktu
populasi lalat buah di alam akan menurun, karena betina tidak
dapat dibuahi oleh jantan.
PENGENDALIAN SECARA TERPADU
Perangkap Atraktan Metyl Eugenol/ Cue Lure

Metil Eugenol merupakan atraktan


yang sering digunakan untuk
mengendalikan lalat buah Bactrocera sp.
Metil Eugenol sangat dibutuhkan oleh lalat Keefektifan metal eugenol bergantung
jantan untuk dikonsumsi. Zat ini bersifat pada kondisi peletakan perangkap, semakin
volatile atau menguap dan melepaskan ternaungi sinar matahari semakin tahan lama
aroma wangi dengan radius mencapai 20- dan sebaliknya semakin terbuka terhadap
100m, tetapi jika dibantu oleh angin sinar matahari maka semakin cepat habisnya.
jangkauan bisa mencapai 3 km. Atraktan Kandungan Metil Eugenol mencapai
sintetik sudah banyak beredar dipasaran puncaknya pada pagi hari, dan mulai
tetapi harganya cukup mahal, dapat menurun sekitar jam 12-14, kemudian
menimbulkan iritasi pada kulit, dan belum menghilang setelah jam 14 (Tan et al., 2002).
tentu berhasil dalam pengaplikasiannya. Makin lama kandungan senyawa metal
Selain dari bahan kimia sintetik, metil eugenol makin menipis karena terbawa
eugenol juga dapat dibuat secara langsung angin.
dari beberapa tanaman seperti tanaman
cengkeh, kayu putih, daun wangi, dan
selasih (Kardinan, 2003).
Beberapa Penelitian
Perangkap Atraktan Metyl Eugenol/ Cue Lure

Chornelius Karo-
Karo, dkk (2014) Sunarno (2011) Gustilin (2008)

Perangkap bentuk bulat Ketertarikan serangga Aktivitas lalat buah dalam


dengan ketinggian 150 cm pada warna menunjukkan menemukan tanaman inang
lebih efektif memerangkap bahwa serangga lebih ditentukan oleh warna dan
lalat buah jantan dan betina banyak terperangkap pada aroma dari buah. Serangga
dibandingkan bentuk lain. perangkap yang diberi dapat membedakan warna-
warna kuning. Perangkap warna kemungkinan karena
papan warna kuning dapat adanya perbedaan pada sel-
menangkap lalat buah paling sel retina pada mata
banyak sebesar 236 ekor serangga.
PENGENDALIAN SECARA TERPADU

Agen kontrol biologis pada serangga dapat


merupakan parasit, parasitoid, predator, dan
mikroorganisme patogen. Penggunaan musuh alami
seperti parasit dan predator dapat mengontrol lalat
buah secara signifikan di alam. Keuntungan
melepaskan musuh alami seperti parasitoid secara
masal dibandingkan melepaskan lalat buah jantan steril
dapat mengurangi efek radiasi yang dapat berbahaya.

Indonesia belum banyak diterapkan. Jenis


parasitoid yang banyak ditemukan adalah Biosteres sp.
dan Opius sp (Braconidae). Predator lalat buah yang
umum adalah semut, laba-laba, kumbang stafilinid dan
cocopet (Dermaptera). Jenis patogen yang banyak
menyerang pupa lalat buah adalah Beauveria sp.
PENGENDALIAN SECARA TERPADU
Konsep penggunaan parasitoid

Pengembangan Pelepasan
ISOLASI Parasitoid
PARASITOID Parasitoid ke Alam

Isolasi parasitoid dapat Untuk mengembangkan Parasitoid dewasa Dengan demikian, parasitoid
dilakukan dengan mengambil parasitotid, dapat dilakukan kemudian dipelihara dengan yang telah dilepas ini akan
atau mengumpulkan buah dengan memasukkan buah memberikan air dan madu memparasiti lalat buah, sehingga
yang sudah masak yang yang telah mengandung Setelah parasitoid akan berdampak pada
mengandung telur dan larva telur atau larva lalat buah didapatkan, maka parasitoid penurunan populasi lalat buah
lalat buah Bactrocera, Pupa ke dalam kandang yang diperoleh dilepaskan dan akhirnya kerusakan buah
yang tidak diparasiti akan parasitoid, maka akan ke alam atau ke kebun yang berkurang.
menjadi lalat buah dewasa, didapatkan buah yang telah berdasarkan hasil
sementara yang diparasiti mengandung parasitoid. monitoring di lahan tesebut
oleh parasitoid akan menjadi terdapat lalat buah dengan
parasitoid dewasa. kemelimpahan tinggi.
KESIMPULAN

Hama lalat buah dapat dikendalikan secara terpadu dengan menggunakan musuh alami,

1 seperti Eurytomide ataupun menggunakan perangkap Atraktan Metil Eugenol (ME)


dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam yang terbukti dapat mengendalikan
populasi Lalat buah (Bactrocera dorsalis).

Komponen-komponen pengendalian hama/ penyakit yang dapat dipadukan dalam

2 penerapan PHT pada tanaman cabai rawit adalah pemanfaatan pengendalian alami
dengan mengurangi tindakan-tindakan yang dapat merugikan atau mematikan
perkembangan musuh alami dan pengendalian dengan cara bercocok tanam.

Pemanfaatan pengendalian alami dapat mengurangi tindakan-tindakan yang dapat

3 merugikan atau mematikan perkembangan musuh alami


THANK YOU!

Jun Akizaki The Power of PowerPoint


Used Font: Crimson Text

Anda mungkin juga menyukai