Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN DOSIS

BIOCHAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL


TANAMAN TERUNG HITAM (Solanum melongena L.)

SKRIPSI

OLEH :
PUTRI NADIA RIANA
NIM. 17130019

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2022
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN DOSIS
BIOCHAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN TERUNG HITAM (Solanum melongena L.)

SKRIPSI

OLEH :
PUTRI NADIA RIANA
NIM. 17130019

Skripsi Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu
(S1) Pada Program Studi Agroteknologi Universitas Abulyatama

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Dosis


Biochar terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Terung Hitam (Solanum melongena L.)

Nama Mahasiswa : Putri Nadia Riana

Nim : 17130019

Program Studi : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

Menyetujui,
Komisi Pembimbing,

Ketua Anggota

Savitri, S.P., M.P Bustami,S.P.,M.P


NIDN.0007067708 NIDN. 1316078401

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi


Universitas Abulyatama Agroteknologi

Elvrida Rosa, S.P., M.P Savitri, S.P., M.P


NIDN. 0114047806 NIDN.0007067708

i
RINGKASAN

PUTRI NADIA RIANA, 2022. “Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam


dan Dosis Biochar terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Hitam
(Solanum melongena L.)”. Di bimbing oleh : Savitri selaku pembimbing ketua
dan Bustami selaku pembimbing anggota. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Lamglumpang, kec. Kuta Baro, kab. Aceh Besar. Penelitian ini dilaksanakan
mulai bulan Mei sampai dengan bulan September 2021.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Dosis Pupuk Kandang
Ayam dan Dosis Biochar terhadap Pertumbuhan Hasil Tanaman Terung Hitam
(Solanum melongena L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) pola faktorial 4 x 4 dengan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang diteliti
terdiri dari 2 faktor yaitu dosis pupuk kandang ayam terdiri dari 4 taraf perlakuan
dan dosis biochar terdiri dari 4 taraf perlakuan, sehingga terdapat 16 kombinasi
perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 48 satuan percobaan.
Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam terdiri dari 4 taraf yaitu: A0 = 0
ton/ha ¿ (0 gr/polybag), A1= 10 ton/ha ¿ (75 gr/polybag), A2 = 20 ton/ha ¿ (150
gr/polybag), A3 = 30 ton/ha ¿ (225 gr/polybag) dan faktor kedua adalah dosis
biochar terdiri atas 4 taraf, yaitu: B0 = 0 ton/ha ¿ (0 gr/polybag), B1 = 5 ton/ha ¿
(37,5 gr/polybag), B2 = 10 ton/ha ¿ (75 gr/polybag), B3 = 15 ton/ha ¿ (112,5
gr/polybag). Data penelitian akan di analisis menggunakan rancangan acak
Lengkap (RAL). Model matematika dari rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Yijk = µ + Aj + Bk (AB) jk + εijk Apabila
analisis uji F menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda
nyata terkecil pada taraf peluang 5% (BNT0.05) untuk membandingkan rata - rata
perlakuan.
Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun,
jumlah buah, berat buah. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh dosis pupuk
kandang ayam yang diteliti berpengaruh sangat nyata pada pengamatan tinggi
tanaman (15, 30 dan 45 HST), lebar daun (15, 30 dan 45 HST), dan berat buah.
Berpengaruh nyata pada jumlah daun (45 HST), namun tidak berpengaruh nyata
pada jumlah buah. pengaruh dosis biochar yang diteliti berpengaruh sangat nyata
pada pengamatan tinggi tanaman (15, 30 dan 45 HST). Lebar daun (15, 30 dan 45
HST) dan jumlah buah berpengaruh nyata. Sedangkan jumlah daun dan berat buah
tidak berpengaruh nyata. terdapat interaksi yang nyata pada dosis pupuk kandang
ayam dan pupuk biochar terhadap tinggi tanaman umur 15 hari setelah tanam
(HST), jumlah buah dan berat buah. Perlakuan terbaik terdapat pada kombinasi
dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar A3B3 (pupuk kandang ayam 225
gr/polybag dan biochar 112,5 gr/polybag).

Kata Kunci : Pupuk Kandang Ayam, Biochar, Tanaman Terung Hitam

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu

wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam dan

Biochar terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Hitam (Solanum

melongena L). Shalawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Besar

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai pembawa Risalah Islam dan

Ilmu Pengetahuan untuk kebahagiaan umat di dunia dan akhirat. Penyusunan

Skripsi ini merupakan salah satu syarat kurikulum pada Fakultas Pertanian

Universitas Abulyatama, Aceh Besar.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ibu Elvrida Rosa, S.P., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Abulyatama.

2. Ibu Savitri, S.P., M.P selaku dosen pembimbing ketua, dan juga selaku

Ketua Program Studi Agroteknologi yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing penulis hingga selesai skripsi ini.

3. Bapak Bustami, S.P., M.P selaku pembimbing anggota yang telah

menyempatkan waktu dan sarannya demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Nazrian Sauri dan Ibu Fitriati beserta saudara-saudara tercinta atas

doa dan motivasi untuk penulis, sehingga selesai penulisan skripsi ini.

iii
5. Semua sahabat dan rekan-rekan khususnya angkatan 2017 dan seluruh

mahasiswa pertanian yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan baik dari

segi penyajian maupun materi pembahasan. Untuk itu penulis mengharapkan

kritikan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.

Amin yarabbal’alamin.

Aceh Besar, 07 Februari 2022


Penulis,

PUTRI NADIA RIANA


NIM : 17130019

iv
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam ke pangkuan nabi besar

Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati, penulis mengucapkan

terimakasih yang setulusnya kepada Ibu Savitri, S.P., M.P, selaku Pembimbing

ketua dan Bapak Bustami, S.P., M.P, selaku Pembimbing anggota.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

- Rektor Universitas Abulyatama Aceh yang telah memberikan fasilitas

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Sarjana pada

Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama Aceh. Juga seluruh staf dan

pegawai Universitas Abulyatama Aceh yang telah memberikan bantuan

kepada penulis.

- Dekan Fakultas Pertanian Ibu Elvrida Rosa, S.P., M.P

- Ketua Program Studi Agroteknologi Ibu Savitri, S.P., M.P, yang sekaligus

ketua komisi pembimbing yang telah banyak memberikan masukan

kepada penulis.

Akhirnya kepada semua yang terlibat dan membantu yang tidak mungkin

disebutkan satu persatu, penulis menghanturkan hormat dan terima kasih yang

setulusnya, sehingga apa yang penulis dapat dalam studi ini bermanfaat untuk

orang lain.

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................... i
RINGKASAN........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... vii
I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
1.4. Hipotesis ................................................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 7


2.1. Taksonomi Tanaman Terung ................................................... 7
2.2. Morfologi Tanaman Terung...................................................... 7
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Terung.............................................. 10
2.4. Peranan Pupuk Kandang Ayam terhadap Tanaman Terung
dan Tanah.................................................................................. 13
2.5. Peranan Biochar terhadap Tanaman Terung dan Sifat Fisik
Tanah......................................................................................... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 18


3.1. Tempat dan Waktu.................................................................... 18
3.2. Bahan dan Alat.......................................................................... 18
3.3. Rancangan Penelitian................................................................ 19
3.4. Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 20
3.5. Pengamatan............................................................................... 22
3.6. Analisis data.............................................................................. 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 25


4.1 Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam............................. 25
4.2 Pengaruh Pemberian Biochar..................................................... 32
4.3 Pengaruh Interaksi...................................................................... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 44


5.1 Kesimpulan................................................................................ 44
5.2 Saran........................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 45


DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... 51
DOKUMENTASI.................................................................................. 65

vi
DAFTAR TABEL

Nomor teks Halaman


1. Susunan kombinasi perlakuan antara pupuk kandang ayam dan
biochar.........................................................................................
.................................................................................................20

2. Rata-rata tinggi tanaman terung hitam pada umur 15, 30 dan


45 hari setelah tanam (HST) akibat pemberian pupuk kandang
ayam............................................................................................
.................................................................................................25

3. Rata-rata lebar daun tanaman terung hitam pada umur 15, 30


dan 45 hari setelah tanam (HST) akibat pemberian pupuk
kandang ayam..............................................................................
.................................................................................................27

4. Rata-rata jumlah daun tanaman terung hitam akibat pemberian


pupuk kandang ayam...................................................................
29

5. Rata-rata jumlah buah terung hitam akibat pemberian pupuk


kandang ayam..............................................................................
30

6. Rata-rata berat buah tanaman terung hitam akibat pemberian


pupuk kandang ayam...................................................................
.................................................................................................31

7. Rata-rata tinggi tanaman terung hitam umur 15, 30 dan 45


HST akibat pemberian biochar....................................................
.................................................................................................33

8. Rata-rata lebar daun tanaman terung hitam umur 15, 30 dan 45


HST akibat pemberian biochar...................................................
.................................................................................................34

9. Rata-rata jumlah daun tanaman terung hitam akibat pemberian


biochar.........................................................................................
.................................................................................................35

10. Rata-rata jumlah buah tanaman terung hitam akibat pemberian


biochar.........................................................................................
.................................................................................................36

11. Rata-rata berat buah tanaman terung hitaam akibat pemberian

vii
biochar.........................................................................................
.................................................................................................38

12. Rata-rata parameter tinggi tanaman 15 HST akibat pengaruh


interaksi perlakuan pupuk kandang ayam dan biochar...............
.................................................................................................39

13. Rata-rata jumlah buah akibat pengaruh interaksi perlakuan


pupuk kandang ayam dan biochar...............................................
.................................................................................................40

14. Rata-rata berat buah akibat pengaruh interaksi perlakuan


pupuk kandang ayam dan biochar...............................................
.................................................................................................42
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor teks Halaman

1. Data pengamatan tinggi tanaman terung hitam pada umur 15


hari setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis
pupuk kandang ayam dan biochar...............................................
.................................................................................................51

2. Analisis ragam tinggi tanaman terung hitam pada umur 15 hari


setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................51

3. Data pengamatan tinggi tanaman terung hitam pada umur 30


hari setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis
pupuk kandang ayam dan biochar...............................................
.................................................................................................52

4. Analisis ragam tinggi tanaman terung hitam pada umur 30 hari


setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................52

5. Data pengamatan tinggi tanaman terung hitam pada umur 45


hari setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis
pupuk kandang ayam dan biochar...............................................
.................................................................................................53

6. Analisis ragam tinggi tanaman terung hitam pada umur 45 hari


setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian pupuk

viii
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................53

7. Data pengamatan lebar daun terung hitam pada umur 15 hari


setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................54

8. Analisis ragam lebar daun terung hitam pada umur 15 hari


setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................54

9. Data pengamatan lebar daun terung hitam pada umur 30 hari


setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................55

10. Analisis ragam lebar daun terung hitam pada umur 30 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................55

11. Data pengamatan lebar daun terung hitam pada umur 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................56

12. Analisis ragam lebar daun terung hitam pada umur 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................56

13. Data pengamatan jumlah daun terung hitam pada umur 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................57

14. Analisis ragam jumlah daun terung hitam pada umur 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian pupuk
kandang ayam dan biochar..........................................................
.................................................................................................57

15. Data pengamatan jumlah buah terung hitam akibat pengaruh


pemberian dosis pupuk kandang ayam dan biochar....................
.................................................................................................58

ix
16. Analisis ragam jumlah buah terung hitam akibat pengaruh
pemberian pupuk kandang ayam dan biochar.............................
.................................................................................................58

17. Data pengamatan berat buah terung hitam akibat pengaruh


pemberian dosis pupuk kandang ayam dan biochar....................
.................................................................................................59

18. Analisis ragam berat buah terung hitam akibat pengaruh


pemberian pupuk kandang ayam dan biochar.............................
.................................................................................................59

19. Rekapitulasi hasil uji F analisis sidik ragam lampiran (2, 4, 6,


8, 10, 12, 14, 16 dan 18) akibat beberapa dosis Pupuk Kandang
Ayam dan Biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terung hitam.................................................................................
.................................................................................................60

20. Bagan Percobaan di Lapangan...................................................


.................................................................................................61

21. Jadwal Kegiatan Selama Penelitian.............................................


.................................................................................................62

22. Deskripsi Varietas Terung Hitam................................................


.................................................................................................63

23. Riwayat Hidup.............................................................................


.................................................................................................64

x
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terung (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayur-sayuran yang

ditanam untuk dimanfaatkan buahnya untuk dijadikan bahan makanan lalapan

segar maupun diolah menjadi berbagai jenis masakan karena cita rasanya yang

enak. Selain karena rasanya, buah terung memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Setiap 100 g bahan mentah terung mengandung 26 kalori, 1 g protein, 0,2 g hidrat

arang 25 IU vitamin A, 0,4 g vitamin B, dan 5 g vitamin C (Sunarjo, 2013). Buah

terung mengandung serat yang tinggi sehingga baik untuk pencernaan, memiliki

zat anti kanker, menekan kolestrol, dan kandungan fitonutriennya baik untuk

kinerja otak (Sahid et al., 2014).

Budidaya tanaman terung paling pesat perkembangannya di Asia Tenggara

termasuk Indonesia. Budidaya tanaman terung merupakan salah satu sayuran

didataran rendah. Sentral penanaman terung masih berpusat di pulau Jawa dan

Sumatera (Rukmana, 1994). Tanaman terung sudah lama dikenal penduduk

Indonesia dan diberbagai daerah memiliki tanaman setempat. Nama lain terung

adalah Treung (Aceh), Trong (Gayo), Terong atau cokrom (Sunda), Tiung

(Lampung), Reteng (Batak), Encong (Jawa), dan masih banyak lagi nama daerah

dari tanaman terung (Rukmana, 1994).

Salah satu pupuk organik yaitu pupuk kandang, pupuk kandang

merupakan produk buangan dari binatang peliharaan seperti ayam, kambing, sapi

dan kerbau yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik

dan biologi tanah. Kualitas pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap respon
2

tanaman. Pupuk kandang ayam secara umum mempunyai kelebihan dalam

kecepatan penyerapan hara, komposisi hara seperti N, P, K dan Ca dibandingkan

pupuk kandang sapi dan kambing (Widowati et al., 2004).

Permintaan terhadap terung meningkat sejalan dengan pertambahan

penduduk yang diikuti dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat manfaat

sayur-sayuran dalam memenuhi zat keluarga, sehingga produksi tanaman terung

dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk (Jumini dan Marliah, 2009). Salah

satu pupuk yang baik digunakan adalah pupuk kandang ayam. Menurut

Mutmainnah dan Masluki (2017) pupuk kandang ayam merupakan pupuk organik

yang dapat menambah tersedianya unsur hara bagi tanaman yang dapat diserap

dari dalam tanah. Selain itu pupuk kandang kotoran ayam mempunyai pengaruh

yang positif terhadap sifat fisik dan kimia tanah, serta mendorong perkembangan

jazad renik. Pupuk kandang ayam juga mampu meningkatkan pertumbuhan dan

produksi tanaman terung (Kahar et al., 2016).

Pupuk kandang ayam memiliki kandungan hara yang lengkap, menambah

kadar jumus tanah, dan dapat mendorong kehidupan mikroba pengurai tanah, serta

mengandung unsur N tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pupuk kandang

lainnya (Sitanggang et al., 2015). Kartika et al. (2017) menambahkan bahwa

kandungan unsur hara dalam pupuk kandang ayam paling tinggi karena bagian

cair (urin) tercampur dengan bagian padat. Selain itu pupuk kandang ayam

mempunyai kemampuan mengubah sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga

menjadi faktor yang menjamin kesuburan tanah (Sitanggang et al., 2015).

2
3

Selain pemakaian pupuk organik yaitu dengan menggunakan pupuk

kandang ayam yang dikomposkan, di Indonesia potensi penggunaan biochar juga

cukup besar, mengingat bahan baku yang cukup tersedia. Pembuatan arang cukup

dikenal masyarakat Indonesia, namun belum dimanfaatkan sebagai pembenah

tanah. Selama ini umumnya pembuatan arang dari limbah pertanian ditujukan

untuk ekspor. Penggunaan biochar sebagai bahan pembenah tanah berbahan baku

sisa-sisa hasil pertanian hasil pertanian yang sulit terdekomposisi merupakan salah

satu alternatif yang dapat ditempuh untuk peningkatan kualitas sifat fisik tanah

sehingga produksi tanaman dapat ditingkatkan (Lehmann, 2007 dalam marwina,

2013).

Biochar adalah arang hitam hasil dari proses pemanasan biomassa pada

keadaan oksigen terbatas atau tanpa oksigen. Biochar berperan sebagai penyedia

karbon dan sebagai pengganti bahan organik, dapat menjaga kelembaban tanah

dan membantu menyerap air dan menyerap unsur hara. Biochar juga

meningkatkan ketersediaan hara mikro dan makro serta menjadi penyedia ekologi

bagi pertumbuhan mikroorganisme. Biochar tentu saja tidak dapat berperan

sendiri. Penggunanan biochar perlu diberi tambahan bahan organik berupa pupuk

kandang yang membantu menyediakan unsur hara mikroorganisme yang

terkandung di dalamnya.

Biochar merupakan bahan padatan kaya karbon yang terbentuk melalui

proses pembakaran bahan organik atau biomassa tanpa atau dengan sedikit

oksigen (pyrolysis) pada temperatur 250-500℃ . Berbeda dengan bahan organik,

biochar stabil selama ratusan hingga ribuan tahun bila dicampur ke dalam tanah

3
4

dan mampu mensekuestrasi karbon dalam tanah (Lehmann 2007; Renner 2007;

Fraser 2010;). Kualitas biochar sangat tergantung pada sifat kimia dan fisik

biochar yang ditentukan oleh jenis bahan baku (kayu lunak, kayu keras, sekam

padi, dll) dan metode karbonisasi (tipe alat pembakaran, temperature), dan bentuk

biochar (padat, serbuk, karbon aktif) (Ogawa 2006).

Dari kedua campuran pupuk tersebut mempunyai kandungan unsur hara

yang lengkap dengan proporsi yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain.

Pupuk kandang ayam yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang tinggi

dan biochar sebagai pembenah tanah yang bisa tersimpan dalam jangka waktu

yang lama dan juga sebagai sumber hara bagi tanaman terung hitam.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan interaksi

pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk NPK mutiara yaramila

berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun,

jumlah cabang produktif, jumlah buah per tanaman dan berat buah per

tanaman.perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 40

ton/ha dan pupuk NPK mutiara yaramila dengan dosis 300 kg/ha.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh pemberian dosis pupuk kandang ayam terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman terung hitam.

b. Bagaimana pengaruh pemberian dosis biochar terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman terung hitam.

4
5

c. Bagaimana pengaruh interaksi antara pemberian dosis pupuk kandang

ayam dan dosis biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung

hitam.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang ayam terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman terung hitam.

b. Untuk mengetahui pengaruh dosis biochar terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman terung hitam.

c. Untuk mengetahui pertumbuhan serta hasil tanaman terung hitam serta

interaksi keduanya.

1.4 Hipotesis

a. Diduga perlakuan dosis pupuk kandang ayam akan memberikan pengaruh

nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung hitam.

b. Diduga perlakuan dosis biochar akan memberi pengaruh yang nyata

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung hitam.

c. Diduga akan terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis pupuk

kandang ayam dengan biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

terung hitam.

5
6

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diberikan penulis pada penelitian ini, yaitu:

a. Memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian dosis pupuk

kandang ayam dan dosis biochar pada tanaman terung hitam kepada

masyarakat khususnya petani.

b. Sebagai bahan yang digunakan untuk keperluan belajar mahasiswa

khususnya yang mengambil studi tentang pertanian tanaman terung hitam.

c. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan informasi dan pembanding

untuk kepentingan penelitian dimasa yang akan datang.

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Taksonomi Tanaman Terung


Tanaman terung (Solanum melongena L.) adalah tanaman setahun berjenis

perdu, pohon dengan percabangan rendah dan tingginya dapat mencapai 1 m

diatas permukaan tanah. Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua macam,

yaitu batang utama (primer) dan percabangan (sekunder). Dalam perkembangan

batangnya batang sekunder ini akan mempunyai percabangan baru. Batang utama

merupakan penyangga berdirinya tanaman, sedangkan percabangan adalah bagian

tanaman yang akan mengeluarkan bunga (Soetasad dan Muryanti, 1999).

Menurut Prahasta (2009) klasifikasi tanaman terung (Solanum melongena

L.) sebagai berikut:

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum melongena L.

II.2 Morfologi Tanaman Terung

Menurut Rukmana (2002), terung termasuk tanaman setahun yang

berbentuk perdu. Adapun morfologi tanaman terung yaitu:


8

II.2.1 Batang

Batang terung ungu rendah (pendek), berkayu dan bercabang. Tinggi batang

tanaman bervariasi antara 50-150 cm tergantung pada jenis varietasnya.

Permukaan kulit batang, cabang, ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus.

Batang tanaman terung membentuk percabangan yang menggarpu

(dikotom) dan tidak beraturan. Percabangan ini merupakan bagian dari batang

yang akan menghasilkan buah. Batang utama tanaman terung memiliki ukuran

cukup besar dan agak keras, sedangkan percabangannya (batang sekunder)

memiliki ukuran yang lebih kecil. Fungsi batang selain sebagai tempat tumbuhnya

daun dan organ-organ lainnya, adalah untuk jalan pengangkutan zat hara

(makanan) dari akar ke daun dan sebagai jalan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi

ke seluruh bagian (Bambang, 2003).

2.2.2 Buah

Bentuk buah beragam yaitu silindris, lonjong, oval atau bulat. Warna kulit

ungu hingga ungu mengilap. Terung ungu merupakan buah sejati tunggal,

berdaging tebal, lunak, dan berair. Buah tergantung pada tangkai buah. Dalam

satu tangkai umumnya terdapat satu buah terung ungu, tetapi ada juga yang

memiliki lebih dari satu buah. Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar

didalam daging buah. Daun kelopak melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau

keunguan.

2.2.3 Bunga

Bunga terung merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga

berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina (benang

8
9

sari dan Putik), bunga seperti ini sering dinamakan bunga sempurna, perhiasan

bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan tangkai bunga.

Mahkota bunga berjumlah 5 - 8 buah dan akan digugurkan sewaktu buah

berkembang. Mahkota ini tersusun rapi yang membentuk bangun bintang. Benang

sari berjumlah 5 – 6 buah. Putik berjumlah 2 buah yang terletak dalam satu

lingkaran bunga yang letaknya menonjol di dasar bunga (Soetasad dan

Muryanti,1999).

2.2.4 Biji

Buah terung ungu menghasilkan biji yang ukurannya kecil-kecil berbentuk

pipih dan berwarna coklat muda. Biji ini merupakan alat reproduksi atau

perbanyakan secara generatif (Rukmana,2002).

2.2.5 Akar

Tanaman terung ungu memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar

yang dapat menembus kedalam tanah sekitar 80 - 100 cm. Akar-akar yang tumbuh

mendatar dapat menyebar pada radius 40 - 80 cm dari pangkal batang tergantung

dari umur tanaman dan kesuburan tanahnya (Rukmana, 2009).

2.2.6 Daun

Bentuk daun terung terdiri dari atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina). Daun seperti ini lazim dikenal dengan nama daun bertangkai. Tangkai

daun berbentuk silindris dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal,

panjangnya berkisar antara 5 – 8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang daun,

tulang cabang, dan urat-urat daun. Ibu tulang daun merupakan perpanjangan dari

tangkai daun yang makin mengecil kearah pucuk daun. Lebar helaian daun 7 – 9

9
10

cm atau lebih sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12 - 20 cm. Bagun daun

berupa belah ketupat hingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun

meruncing, dan sisi bertoreh (Soetasad dan Muryati, 1999).

II.3 Syarat Tumbuh Tanaman Terung

II.3.1 Iklim

Menurut Firmanto (2011), tanaman terung ungu dapat tumbuh dan

berproduksi baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah ±1.000 meter dari

permukaan laut. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang

pertumbuhannya. Selama pertumbuhannya, terung ungu menghendaki keadaan

suhu udara antara 22º C - 30º C, cuaca panas dan iklimnya kering, sehingga cocok

ditanam pada musim kemarau. Pada keadaan cuaca panas akan merangsang dan

mempercepat proses pembungaan atau pembuahan. Namun, bila suhu udara tinggi

pembungaan dan pembuahan terung ungu akan terganggu yakni bunga dan buah

akan berguguran.

Tanaman terung ungu tergolong tahan terhadap penyakit dan bakteri.

Meskipun demikian penanaman terung ungu di daerah yang curah hujannya tinggi

dapat mempengaruhi kepekaannya terhadap serangan penyakit dan bakteri. Untuk

mendapatkan produksi yang tinggi, tempat penanaman terung ungu harus terbuka

(mendapatkan sinar matahari) yang cukup. Di tempat yang terlindung,

pertumbuhan terung ungu akan kurus dan kurang produktif (Firmanto, 2011).

2.3.2 Tanah

Menurut Rukmana (2002), tanaman terung ungu dapat tumbuh hampir

semua jenis tanah. Keadaan tanah yang paling baik untuk tanaman terung ungu

10
11

adalah jenis lempung berpasir, subur, kaya akan bahan organik, aerasi dan

drainasenya baik, serta pada pH antara 6,8 - 7,3. Pada tanah yang bereaksi asam

(pH kurang dari 5) perlu dilakukan pengapuran. Bahan kapur untuk pertanian

pada umumnya berupa kalsit (CaCO3), dolomit atau kapur (CaO). Jumlah kapur

yang dibutuhkan untuk menaikan pH tanah, tergantung kepada jenis dan derajat

keasaman tanah itu sendiri. Pengapuran biasanya dilakukan sekitar dua minggu

sebelum tanam.

3.3.3 Curah Hujan dan Kelembaban

Rata-rata semua varietas terung tidak tahan curah hujan yang tinggi. Curah

hujan yang ideal untuk bertanam terung adalah antara 750 - 1.250 mm/tahun. Jika

curah hujan terlalu tinggi bisa merusak tanaman terung serta membuat lahan

penanaman becek dan kelembaban tinggi. Ini akan mengundang banyaknya hama

dan penyakit yang akan mengganggu tanaman terung. Sebaliknya jika curah hujan

yang terlalu rendah akan menyebabkan tanaman kekeringan sehingga

membutuhkan pengairan yang terkontrol.

Pemilihan musim tanam yang tepat pada saat menanam terung adalah

suatu keputusan yang terbaik agar dalam membudidayakan terung dapat berhasil.

Tanaman terung cocok hidup di daerah dengan kelembaban 70 - 80% terutama

saat pembentukan bunga dan buah. Kelembaban yang tinggi atau lebih dari 80%

memacu pertumbuhan cendawan yang berpotensi menyerang dan merusak

tanaman. Sedangkan iklim yang kering atau kelembaban kurang dari 70%

membuat tanaman terung kering dan dapat mengganggu pertumbuhan generatif,

terutama saat pembentukan bunga, penyerbukan buah (Antoni, 2008).

11
12

3.3.4 Suhu

Tinggi rendahnya suhu sangat berpengaruh pada pertumbuhan terung.

Pada suhu yang tinggi akan terjadi penguapan sehingga tanaman akan kekurangan

air. Oleh karena itu, persiapan air harus terjaga seperti pembuatan sumur. Suhu

rata-rata pada daerah pertanaman terung berada antara 21° - 28℃ pada siang hari

dan pada malam harinya antara 15° - 20℃ . Suhu yang ideal dan berpengaruh baik

terhadap warna buah terung adalah 21° - 28℃ dengan warna yang ungu merata.

3.3.5 Penyinaran Matahari

Tanaman terung baik jika ditanam di tempat yang terbuka. Jika ditanam di

tempat yang teduh seperti terlindungi dari pohon besar atau dibawah rumah kaca

yang atapnya gelap maka tanaman akan mudah terserang penyakit kapang daun

dan bunga sedikit. Lamanya penyinaran yang dibutuhkan oleh terung minimal 8

jam perhari. Walaupun demikian terung tidak tahan terhadap sinar matahari yang

berlebihan dan hujan yang lebat. Kekurangan sinar matahari akan mengakibatkan

pertumbuhan tanaman terung menjadi lemah pucat dan memanjang.

3.3.6 Ketinggian Tempat

Terung dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat. Mulai dari dataran

rendah sampai ke dataran tinggi, bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat

sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, pembentukan hasil buah dan masa

panen buah terung. Semakin tinggi letak geografis suatu tempat, keadaan suhu

rendah, dengan laju penurunan 0,5℃ untuk setiap kenaikan ketinggian sebesar

100 meter dari permukaan laut. Dengan demikian, semakin tinggi letak geografis

tanah, udara akan semakin dingin dan sejuk. Daerah yang sering menjadi sentra

12
13

produsen terung berada di dataran tinggi dengan ketinggian antara 900 - 1.100

meter dari permukaan laut (Antoni, 2008).

II.4 Peranan Pupuk Kandang Ayam terhadap Tanaman Terung dan Tanah

Pupuk organik merupakan bahan organik yang berasal dari tanaman dan

hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair, yang

dapat mensuplai atau menyediakan senyawa karbon dan sebagai sumber nitrogen

tanah yang utama, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia

dan biologi tanah dan mempunyai fungsi penting bagi tanah yaitu untuk

menggemburkan lapisan tanah permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad

renik tanah, mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang secara

keseluruhan akan meningkatkan kesuburan tanah. Satu diantara pupuk organik

yang digunakan yaitu pupuk kotoran ayam (Tarigan et al., 2014).

Tanda - tanda pupuk kandang ayam yang matang adalah tidak berbau

tajam (bau amoniak), berwarna coklat tua, tampak kering, tidak terasa panas bila

dipegang dan gembur bila diremas (Musnamar, 2007).

Kotoran ayam merupakan jenis pupuk kandang yang paling dominan

dipakai, karena kandungan haranya tinggi juga mudah didapat, hal ini disebabkan

oleh banyaknya pemelihara ayam sehingga kotorannya dapat dimanfaatkan

sebagai pupuk, sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Pupuk kandang ayam juga dapat menambah kadar humus tanah dan

dapat mempertahankan kelembaban tanah (Lingga dan Marsono, 1991).

Pupuk kandang dapat menyediakan unsur hara makro (N,P,K) dan mikro

(Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo). Daya ikat ionnya tinggi sehingga akan

13
14

mengefektifkan penggunaan pupuk organik dengan meminimalkan kehilangan

pupuk anorganik akibat penguapan atau tercuci oleh hujan. Selain itu pengunaan

pupuk kandang dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur tanah

sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki (Musnamar, 2007).

Budidaya tanaman terung dengan menggunakan pupuk kotoran ayam

menjadi alternatif yang baik mengingat potensi dari kotoran ayam sebagai bahan

organik dengan kandungan hara yang cukup lengkap yang dibutuhkan tanaman

untuk pertumbuhan dan berpengaruh terhadap respon tanaman.

Berdasarkan penelitian (Intara et al., 2011) memperlihatkan pemberian

pupuk organik dapat meningkatkan kadar air yang tersedia di dalam tanah

sehingga mengurangi besarnya penguapan. Tanah yang diberi pupuk kandang

ayam mampu meningkatkan kadar air yang tersedia di dalam tanah dibandingkan

tanah yang tidak diberikan pupuk kandang ayam. Hal ini diduga dengan

meningkatnya pupuk kandang ayam dalam tanah akan meningkatkan daya pegang

tanah terhadap air dan akan mengurangi laju evaporasi yang berarti meningkatkan

volume air yang terkandung didalam tanah.

Menurut Lingga dan Marsono (2007), dosis pupuk organik tergantung pada

jenis tanahnya, untuk tanah Indonesia diberikan sebanyak 10 - 20 ton/ha. Yadi et

al., (2012) Pemberian pupuk organik dengan dosis K2 20 ton/ha memberikan

pengaruh nyata terhadap panjang buah mentimun dengan rata - rata tertinggi yaitu

22,36 cm. Menurut Afriani (2010), pemberian perlakuan dengan pupuk kandang

kotoran ayam dengan pupuk kandang kotoran kerbau tidak berbeda nyata dimana

14
15

masing - masing perlakuan dapat dilihat tinggi tanaman antara 50,62 - 71,25 cm

pada tanaman terung.

Penambahan pupuk kandang ayam dalam budidaya tanaman terung akan

menambah jenis unsur hara makro maupun mikro. Kandungan unsur hara dalam

pupuk kandang ayam lebih tinggi (1% N, 0,8% P, 0,17% K) apabila dibandingkan

dengan pupuk kandang lainnya dalam unit yang sama (Prasetyo, 2014). Pada saat

mengaplikasikan pupuk kandang ayam ada hal yang perlu diperhatikan yaitu

dosisnya. Pada penelitian Hertos (2015) penggunaan dosis pupuk kandang ayam

40 ton ha-1 per tanaman terbukti mampu mengoptimalkan tinggi tanaman, jumlah

daun, jumlah cabang produktif, jumlah buah per tanaman, dan berat buah per

tanaman.

II.5 Peranan Biochar terhadap Tanaman Terung dan Sifat Fisik Tanah

Arang sekam padi merupakan bahan pembenah tanah yang berfungsi

untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dalam upaya rehabilitasi lahan dan

memperbaiki pertumbuhan tanaman (Supriyanto dan Fiona, 2010). Penambahan

arang sekam pada media tumbuh dapat memperbaiki porositas dan aerase tanah

dan dapat mengikat hara (Kolo dan Tri, 2016). Arang sekam dapat menyimpan

unsur hara sementara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air dan akan

dilepaskan ketika dibutuhkan atau diambil oleh akar tanaman (Oktaviani, 2017).

Biochar diperoleh dari hasil pembakaran arang di bawah kondisi oksigen

yang terbatas atau yang sering disebut pirolisis. Karakteristik biochar sangat

dipengaruhi oleh tingkat suhu saat pembakaran, proses persiapan dan bahan baku.

Proses pembakaran dengan suhu yang tinggi menghasilkan biochar yang

15
16

mempunyai kemapuan menyerap polutan lebih tinggi karena mempunyai luas

permukaan lebih luas. Bahan baku asal biochar akan berpengaruh terhadap luas

permukaan, porositas dan jumlah gugus fungsional dan efeknya (Than et al.,

2013).

Perlakuan sebelum dilakukan pembakaran bahan baku biochar dan suhu

pembakaran akan mempengaruhi ukuran partikelnya. Semakin tinggi suhu

pembakaran ukuran partikel yang dihasilkan juga akan semakin halus, demikian

juga ukuran biomasa yang lebih besar akan menghasilkan ukuran partikel yang

besar pula. Jumlah pori dan ukuran pori dari biochar akan berpengaruh terhadap

tingkat porisitas, tingkat absorbsi dan juga KTK.

Biochar mempunyai kemampuan memegang air cukup tinggi, sehingga

pemberiannnya ke dalam tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam

memegang air dengan demikian kemampuan tanah untuk menyediakan hara bagi

tanaman akan meningkat. Glaser et al., (2002) mengatakan bahwa kandungan air

tanah pada kapasitas lapang meningkat dengan pemberian biochar. Namun, hasil

penelitian Nurida et al., (2013) menunjukkan bahwa pemberian biochar pada

tanah masam dan non masam dari berbagai bahan baku tidak menunjukkan

pengaruh yang nyata terhadap beberepa sifat fisik seperti pori air tersedia, pori

drainase cepat, kadar air pF 2,54 dan kadar air pF 4,2. Hal ini senada dengan hasil

penelitian Muhidin, et al., (2017) pemberian biochar 10 ton/ha tidak memberikan

pengaruh yang berbeda terhadap pemberian pukan dengan dosis yang sama

demikian juga dengan kemantapan agregat tanah. Selanjutnya Kusuma et al.,

16
17

(2013) juga menyatakan bahwa pemberian biochar pada tanah liat belum

memberikan pengaruh terhadap permeabilitas dan porositas tanah.

17
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lamglumpang Kecamatan Kuta Baro

Kabupaten Aceh Besar. Mulai bulan Mei sampai dengan September 2021.

3.2 Bahan dan Alat


3.2.1 Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Benih

Benih terung hitam yang diperoleh dari toko online.

b. Pupuk kandang ayam

Pupuk kandang ayam yang digunakan adalah pupuk yang telah

terdekomposisi sempurna dan matang yang diperoleh dari kandang ayam

masyarakat.

c. Sekam padi
Sekam padi untuk pembuatan biochar yang diperoleh dari pabrik padi di

sekitar desa Lamglumpang.

d. Cara Pembuatan Biochar

a. Siapkan sekam padi yang kering.

b. Siapkan jaring kawat yang diberdirikan secara vertikal, lalu di bagian

bawahnya diberikan sekam padi hingga membentuk seperti gunung.

c. Masukkan ranting kayu ke dalam jaring kawat lalu di bakar.

d. Jika arang sudah terbakar, lalu dinginkan dengan di siram air, agar

arang yang sudah dibakar tidak berubah menjadi abu.


19

e. Pupuk Dasar

Pupuk dasar yang di gunakan adalah pupuk NPK mutiara (16:16:16)

sebagai pupuk dasar diperoleh dari toko UD Saprotan Tani, Desa Cot Cut

Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar.

f. Polybag

Polybag yang digunakan berukuran 15 kg.

3.2.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : cangkul, garu, alat

tulis, meteran, timbangan dan penggaris.

Alat untuk pembuatan biochar : jaring kawat, cangkul, alas untuk

pembakaran.

3.3 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola

faktorial 4 x 4 dengan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang diteliti terdiri dari 2

faktor yaitu dosis pupuk kandang ayam terdiri dari 4 taraf perlakuan dan dosis

biochar terdiri dari 4 taraf perlakuan, sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan

yang diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Adapun

rincian taraf perlakuan dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar adalah

sebagai berikut :

Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam terdiri dari 4 taraf yaitu:
A0 =0 ton/ha ¿ (0 gr/polybag)
A1 = 15 ton/ha ¿ (75 gr/polybag)
A2 = 30 ton/ha ¿ (150 gr/polybag)
A3 = 45 ton/ha ¿ (225 gr/polybag)

19
20

Faktor kedua adalah dosis biochar terdiri atas 4 taraf, yaitu:


B0 =0 ton/ha ¿ (0 gr/polybag)
B1 = 7,5 ton/ha ¿ (37,5 gr/polybag)
B2 = 15 ton/ha ¿ (75 gr/polybag)
B3 = 22,5 ton/ha ¿ (112,5 gr/polybag)

Susunan kombinasi perlakuan antara pupuk kandang ayam dan dosis

biochar dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Susunan kombinasi perlakuan antara pupuk kandang ayam dan biochar
No. Kombinasi Pupuk Kandang Ayam Biochar
Perlakuan ton/ha g/polybag ton/ha g/polybag
1 A0B0 0 0 0 0
2 A0B1 0 0 5 37,5
3 A0B2 0 0 10 75
4 A0B3 0 0 15 112,5
5 A1B0 10 75 0 0
6 A1B1 10 75 5 37,5
7 A1B2 10 75 10 75
8 A1B3 10 75 15 112,5
9 A2B0 20 150 0 0
10 A2B1 20 150 5 37,5
11 A2B2 20 150 10 75
12 A2B3 20 150 15 112,5
13 A3B0 30 225 0 0
14 A3B1 30 225 5 37,5
15 A3B2 30 225 10 75
16 A3B3 30 225 15 112,5

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lapisan

atas (top soil) yang telah di saring dan diaduk rata kemudian ditimbang dan

20
21

kemudian dimasukkan kedalam polybag berukuran 15 kg sebanyak 10 kg, dengan

jumlah polybag 48 polybag.

3.4.2 Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan benih pada masing-

masing polybag perlakuan secara langsung ke dalam lubang tanam sebanyak 1

benih per polybag.

3.4.3 Pengaplikasian Perlakuan

a. Pelaksanaan Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Ayam

Pemberian pupuk kandang ayam diberikan pada saat pengisian tanah ke

polybag. Dosis yang diberikan sesuai dengan perlakuan (0, 75, 150 dan 225

gram/polybag).

b. Pelaksanaan Perlakuan Dosis Biochar

Pemberian biochar diberikan sesuai dengan perlakuan (0, 37,5, 75 dan

112,5 gram/polybag) dengan 1 kali pemberian yaitu pada saat pengisian tanah ke

polybag.

3.4.4 Pemeliharaan

a. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian organisme penganggu tanaman pestisida sesuai dengan hama

dan penyakit yang menyerang tanaman terung hitam.

b. Penyiangan gulma dan pembumbunan

Penyiangan dilakukan ketika gulma terlihat mulai tumbuh yaitu dengan

mencabut secara manual tanaman penganggu yang ada dalam polybag perlakuan.

21
22

Pembumbunan dilakukan pada umur 20 HST dengan cara menggemburkan tanah

yang ada didalam polybag.

c. Penyulaman

Penyulaman dilakukan bila ada benih yang yang mati atau tidak tumbuh,

namun dalam penelitian ini tidak dilakukan penyulaman karena semua perlakuan

tumbuh semua.

d. Pemupukan dasar

Pupuk tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk NPK

Mutiara (16:16:16) dengan dosis 10 gr/polybag yang diberikan pada semua

polybag perlakuan. Pemberian pupuk dasar diberikan 5 gr/polybag setiap 2

minggu sekali. Aplikasi pupuk dasar dilakukan dengan menaburkan pupuk NPK

mutiara di pinggiran lubang tanam.

e. Penyiraman

Penyiraman dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga

kelembaban pada musim kemarau dilakukan penyiraman satu hari satu kali yaitu

pagi atau sore hari dan pada saat tanaman berbunga dilakukan penyiraman dengan

hati-hati karena dapat mengganggu penyerbukan.

3.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk semua tanaman pada setiap polybag

percobaan. Perubahan yang diamati dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)

22
23

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan mulai tanaman berumur 15, 30 dan

45 hari setelah tanam (HST). Pengukuran dilakukan diatas leher akar sampai

ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran dalam satuan cm.

3.5.2 Jumlah Daun (Helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan pada umur tanaman 45 Hari Setelah

Tanam (HST) dengan menghitung daun yang membuka sempurna sampai daun

segar (tidak menguning atau mati).

3.5.3 Lebar Daun (cm)

Pengamatan lebar daun dilakukan pada umur tanaman 15, 30 dan 45 Hari

Setelah Tanam (HST) dengan mengukur daun yang membuka sempurna.

3.5.4 Jumlah Buah (Buah)

Pengamatan jumlah buah dilakukan pada saat tanaman terung sudah

berbuah.

3.5.5 Berat Buah (Kg)

Pengamatan berat buah per polybag di timbang setelah panen, dari panen

pertama hingga akhir sampai buah kecil-kecil.

3.5 Analisis data

Analisis yang akan digunakan adalah rancangan acak Lengkap (RAL).

Model matematika dari rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: Yijk = µ + Aj + Bk (AB) jk + εijk

Dimana :

Yijk = Hasil pengamatan yang diproleh dari hasil pemberian Pupuk

23
24

Kandang Ayam dan biochar

µ = Nilai rata- rata umum atau nilai tengah

βi = Pengaruh ulangan ke- j ( i = 1, 2,)

Aj = Nilai Pengaruh Pupuk Kandang Ayam pada taraf ke- j (j = 0, 1, 2,)

Bk = Nilai pengaruh Biochar (B) pada taraf ke- k (k = 0, 1, 2,)

(AB) = Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Ayam (A) pada taraf ke –j dan

jk faktor Biochar (B) pada taraf ke- k.


εijk
= Galat percobaan

Apabila analisis uji F menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan

dengan uji beda nyata terkecil pada taraf peluang 5% (BNT0.05) untuk

membandingkan rata- rata perlakuan. Rumus BNT 0.05 adalah sebagai berikut:

BNT0,05 = t0,05 (dbg)


√ 2 KTg
r

keterangannya :

BNT 0.05 = Beda nyata terkecil pada taraf 5%

dbg = Derajat bebas galat

KTg = Kuadrat tengah galat

R = Ulangan

24
25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Ayam


4.1.1 Tinggi Tanaman
Data pengamatan tinggi tanaman terung hitam pada umur 15, 30 dan 45

hari setelah tanam (HST) akibat pemberian dosis pupuk kandang ayam dapat

dilihat pada lampiran 1,3 dan 5. Hasil uji F analisis sidik ragam (Lampiran 2,4 dan

6) menunjukkan bahwa pengaruh pemberian dosis pupuk kandang ayam yang

diteliti berpengaruh sangat nyata pada umur 15, 30, dan 45 HST. Rata-rata tinggi

tanaman terung hitam umur 15, 30 dan 45 HST akibat pemberian dosis pupuk

kandang ayam tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman terung hitam pada umur 15, 30 dan 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pemberian dosis pupuk kandang ayam.
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST
A0 = 0 gr/polybag 10,16 a 13,69 a 37,00 a
A1 = 75 gr/polybag 10,65 ab 14,60 a 43,13 b
A2 = 150 gr/polybag 11,38 b 16,73 b 48,64 c
A3 = 225 gr/polybag 15,18 c 19,29 c 56,21 d
BNT (0,5) 0,776 1,113 5,247
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf 5 %.

Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi pada umur 15 HST

dijumpai pada perlakuan A3 (225 gr/polybag) yang berbeda nyata dengan A2, A1

dan A0. Tanaman tertinggi pada umur 30 HST dijumpai pada perlakuan A3 (225

gr/polybag) yang berbeda nyata dengan A2, A1 dan A0. Tanaman tertinggi pada

25
26

umur 45 HST dijumpai pada perlakuan A3 (225 gr/polybag) yang berbeda nyata

dengan A2, A1 dan A0.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa pemberian pupuk

kandang ayam mampu mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang secara

keseluruhan mampu meningkatkan kesuburan tanah (Widowati, 2004), sehingga

akar lebih mudah menyerap unsur hara yang terkandung dalam tanah. Unsur hara

yang diserap oleh akar digunakan oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan

tinggi tanaman. Hal ini diduga karena pupuk kandang ayam mengandung unsur

hara N yang mempengaruhi tinggi tanaman terung. Menurut Sari et al., (2017),

proses pembelahan sel akan berjalan dengan cepat dengan adanya ketersediaan N

yang cukup. Unsur hara N berperan besar untuk merangsang pertumbuhan secara

keseluruhan dan khususnya pertumbuhan batang yang dapat memacu

pertumbuhan tinggi tanaman.

Pupuk kandang ayam dapat meningkatkan kesuburan dan memperbaiki

sifat fisik, kimia, dan meningkatkan aktivitas biologi tanah serta meningkatkan

ketersediaan hara bagi tanaman. Menurut Suryana (2008), suatu tanaman akan

tumbuh dan berkembang dengan subur apabila unsur hara yang di butuhkan ada

dan tersedia cukup serta ada dalam bentuk yang sesuai untuk diserap oleh bulu-

bulu akar. Respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat bila

menggunakan jenis pupuk, dosis, waktu dan cara pemberian yang tepat.

4.1.2 Lebar Daun

Data pengamatan lebar daun tanaman terung hitam pada umur 15, 30 dan

45 hari setelah tanam (HST) akibat pemberian dosis pupuk kandang ayam dapat

26
27

dilihat pada lampiran 7, 9 dan 11. Hasil uji F analisis sidik ragam (Lampiran 8,10

dan 12) menunjukkan bahwa pengaruh dosis pemberian pupuk kandang ayam

yang diteliti berpengaruh sangat nyata pada umur 15 dan 30 HST dan berpengaruh

nyata pada umur 45 HST. Rata-rata tinggi tanaman terung hitam umur 15, 30 dan

45 HST akibat pemberian dosis pupuk kandang ayam tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata lebar daun tanaman terung hitam pada umur 15, 30 dan 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pemberian dosis pupuk kandang ayam.
Lebar Daun (cm)
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST
A0 = 0 gr/polybag 3,99 a 8,64 a 11,82 a
A1 = 75 gr/polybag 4,52 ab 9,31 ab 13,41 ab
A2 = 150 gr/polybag 5,65 c 10,54 bc 14,68 bc
A3 = 225 gr/polybag 5,44 bc 10,78 c 14,79 c
BNT (0,5) 0,921 1,271 2,264
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf 5 %.

Tabel 3 menunjukkan bahwa lebar daun terlebar tanaman terung pada

umur 15 HST dijumpai pada perlakuan A2 (150 gr/polybag) yang berbeda nyata

dengan A1, A0 dan A3. Lebar daun terlebar tanaman terung pada umur 30 dan 45

HST dijumpai pada perlakuan A3 (225 gr/polybag), yang berbeda nyata dengan

A1, A0 dan A2.

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertambahan terdapat lebar

daun pada tanaman yang diaplikasikan dengan pupuk kandang ayam. Hal ini

diduga karena pada dosis tersebut telah mampu memacu aktivitas meristem lateral

yang memacu pertambahan lebar suatu organ. Mayun (2007) menyatakan bahwa

permukaan daun yang lebar meningkatkan penangkapan cahaya dan CO2 yang

27
28

lebih efektif, sehingga laju fotosintesis meningkat. Hasil fotosintesis

ditranslokasikan ke daerah pemanfaatan vegetatif yaitu akar, batang dan daun

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut (Lawlor and Young, 1989 dalam Patola, 2008) menyebutkan

bahwa daun yang memiliki kandungan klorofil tinggi lebih efisien dalam

menangkap energi cahaya matahari untuk fotosintesis. Novizan (2002)

berpendapat bahwa di dalam daun klorofil berperan sangat penting sebagai

penyerap cahaya untuk melangsungkan proses fotosintesis, semakin banyak

jumlah klorofil di dalam daun maka proses fotosintesis akan berjalan dengan baik

sehingga tanaman dapat menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang banyak.

Hasil ini sesuai dengan pernyataan Polii (2009) dalam penelitiannya yang

mengemukakan bahwa dengan meningkatnya jumlah daun tanaman maka akan

secara otomatis meningkatkan berat segar tanaman, karena daun merupakan sink

bagi tanaman.

4.1.3 Jumlah Daun

Data pengamatan jumlah daun akibat pemberian dosis pupuk kandang

ayam disajikan pada lampiran 13. Hasil uji F pada analisis sidik ragam (lampiran

14) menunjukkan bahwa akibat pemberian dosis pupuk kandang ayam tidak

berpengaruh nyata terhadap pengamatan jumlah daun tanaman terung hitam. Rata-

rata jumlah daun akibat pemberian dosis pupuk kandang ayam tertera pada Tabel

4.

28
29

Tabel 4. Rata-rata jumlah daun tanaman terung hitam akibat pemberian dosis
pupuk kandang ayam.
Jumlah Daun (Helai)
Perlakuan
45 HST
A0 = 0 gr/polybag 16,08 a
A1 = 75 gr/polybag 15,92 a
A2 = 150 gr/polybag 19,33 a
A3 = 225 gr/polybag 17,75 a
BNT (0,5) 3,733
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %.

Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kandang ayam pada

umur 45 HST tidak berbeda nyata pada semua perlakuan yang dicobakan. Hal ini

diduga bahwa perbedaan dosis pupuk kandang ayam tidak menambah jumlah

daun secara signifikan. Selain itu jumlah dan ukuran daun dipengaruhi juga oleh

genotip yang merupakan faktor internal dari tanaman dan lingkungan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sumaryo (1995), bahwa lingkungan tumbuh sangat

mempengaruhi varietas tanaman untuk mengekpresikan karakter atau sifat yang

dimilikinya.

Pupuk kandang ayam mampu menyediakan unsur hara yang cukup. Salah

satu unsur yang dibutuhkan yaitu N (nitrogen). Menurut Supriati dan Herliana

(2010) kandungan unsur hara pupuk kandang ayam terdapat N (1,5%), P (1,5%)

dan K (0,8%). Unsur hara Nitrogen ini sangatlah menunjang proses pertumbuhan

dan perkembangan daun. Menurut Lakitan, (2011) kadar unsur N yang cukup

tersedia bagi tanaman umumnya akan mampu menghasilkan cabang - cabang baru

29
30

sehingga muncul tunas daun yang lebih banyak dan seiring dengan perkembangan

tanaman maka daun akan memiliki ukuran yang lebih lebar.

4.1.4 Jumlah Buah

Data pengamatan jumlah buah pada tanaman terung hitam akibat

pemberian dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada lampiran 15. Hasil uji F

analisis sidik ragam (Lampiran 16) menunjukkan bahwa pengaruh pemberian

dosis pupuk kandang ayam pada tanaman terung hitam yang diteliti tidak

berpengaruh nyata pada jumlah buah terung hitam pertanaman. Rata-rata jumlah

buah terung pertanaman akibat dosis pupuk kandang ayam tertera pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata jumlah buah terung hitam akibat pemberian dosis pupuk
kandang ayam.
Perlakuan Jumlah Buah
A0 = 0 gr/polybag 2,17 a
A1 = 75 gr/polybag 1,75 a
A2 = 150 gr/polybag 1,83 a
A3 = 225 gr/polybag 3,00 a
BNT (0,5) 1,080
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf 5 %.

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah buah tanaman terung hitam terbanyak

dijumpai pada perlakuan A3 (225 gr/polybag) yang berbeda nyata dengan A1, A2,

dan A0. Perlakuan Pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata pada parameter

jumlah buah diduga disebabkan karena perlakuan pupuk kandang ayam yang

diberikan belum cukup untuk meningkatkan jumlah buah pada tanaman terung

hitam, selain itu faktor genetik tanaman memiliki peran yang penting dalam

pembentukan buah. Menurut Darjanto dan Satifah (1990) disamping faktor luar,

30
31

genetik juga menentukan apakah penyerbukan mengakibatkan pembuahan dan

apakah embrio yang terbentuk setelah pembuahan mempunyai kemampuan

berkembang terus. Adanya peningkatan suplai unsur hara yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan tanaman dapat menyebabkan produktivitas tanaman yang

optimal. Hasil tanaman dipengaruhi oleh unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium

yang diberikan. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur tersebut dapat

menurunkan hasil tanaman.

4.1.5 Berat Buah

Data pengamatan berat buah terung hitam akibat pemberian dosis pupuk

kandang ayam pada tanaman terung hitam dapat dilihat pada lampiran 17. Hasil

uji F analisis sidik ragam (Lampiran 18) menunjukkan bahwa pengaruh dosis

pupuk kandang ayam yang diteliti berpengaruh sangat nyata pada berat buah

terung hitam. Rata-rata berat buah pertanaman tanaman terung hitam akibat dosis

pupuk kandang ayam pada tanaman terung hitam tertera pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata berat buah tanaman terung hitam akibat pemberian dosis pupuk
kandang ayam
Perlakuan Berat Buah (gr)
A0 = 0 gr/polybag 149,0 a
A1 = 75 gr/polybag 160,4 ab
A2 = 150 gr/polybag 169,2 b
A3 = 225 gr/polybag 210,9 c
BNT (0,5) 23.32
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak berbeda nyata pada taraf 5 %.

Tabel 6 menunjukkan bahwa berat buah tanaman terung hitam terberat

terdapat pada perlakuan A3 (225 gr/polybag) yang berbeda nyata dengan A2, A1,

dan A0. Dari hasil penelitian terlihat bahwa berat buah terberat terdapat pada

31
32

perlakuan A3 (225 gr/polybag) yang berbeda nyata dengan semua perlakuan yang

dicobakan. Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi dosis pupuk kandang ayam

yang diberikan akan dapat meningkatkan jumlah buah terung. Pertumbuhan

tanaman yang baik membutuhkan hara yang lengkap, penggunaan hara yang tidak

lengkap akan mempengaruhi keseimbangan hara yang dapat diserap dan

mengurangi efektivitas serapan hara. Pupuk kandang dapat meningkatkan proses

fisiologi berakibat pada peningkatan produk yang dihasilkan yang pada tanaman

terung diekspresikan pada bagian generatif, yaitu buah, baik pada jumlah buah

yang dapat terbentuk maupun ukurannya.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Syamsudin et al (2010) dalam

Haruna dan Maruapey (2015), menjelaskan bahwa unsur fosfor berfungsi untuk

mengubah karbohidrat seperti perubahan tepung menjadi gula. Hasil perubahan

karbohidrat tersebut akan berperan dalam pembetukan buah yang baik ukuran dan

berat buah, jika ketersediaan unsur fosfor dalam tanah tersedia untuk tanaman

maka akan meningkatkan ukuran dan berat buah hasil panen.

4.2 Pengaruh Pemberian Dosis Biochar

4.2.1 Tinggi Tanaman

Data pengamatan tinggi tanaman terung hitam pada umur 15, 30, 45 hari

setelah tanam (HST) akibat pemberian dosis biochar dapat dilihat pada lampiran

1,3,dan 5. Hasil uji F analisis sidik ragam (Lampiran 2,4, dan 6) menunjukkan

bahwa pengaruh pemberian biochar yang diteliti berpengaruh sangat nyata pada

umur 15, 30 HST, dan berpengaruh nyata pada umur 45 HST.

32
33

Tabel 7. Rata-rata tinggi tanaman terung hitam umur 15, 30 dan 45 HST akibat
pemberian dosis biochar.
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST
B0 = 0 gr/polybag 11,98 bc 16,30 b 41,26 a
B1 = 37,5 gr/polybag 11,33 a 14,99 a 48,65 bc
B2 = 75 gr/polybag 11,39 a 15,56 ab 46,94 b
B3 = 112,5 gr/polybag 12,66 c 17,45 c 48,11 c
BNT (0,5) 0,776 1,113 5,247
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf 5 %.

Tabel 7 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi pada umur 15 HST

terdapat pada perlakuan B3 (112,5 gr/polybag) yang berbeda nyata dengan B1, B2

dan B0. Tanaman tertinggi pada umur 30 HST terdapat pada perlakuan B3 (112,5

gr/polybag) yang berbeda nyata dengan semua perlakuan yang dicobakan.

Sedangkan pada umur 45 HST tertinggi pada perlakuan B3 (112,5 gr/polybag)

yang berbeda nyata dengan B0, B2 dan B1.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa pemberian biochar pada

tanaman terung hitam diduga berkontribusi pada penyimpanan karbon dalam

tanah dan dapat bertindak sebagai pupuk. Setelah tanaman berkecambah dan

mulai muncul akar, akar bersinggungan dengan biochar dan menerima manfaat

biochar di dalam tanah. Biochar dapat mempengaruhi pertumbuhan akar untuk

menyerap unsur hara sehingga pertumbuhan lebih baik menurut Marris (2006).

33
34

Biochar tidak hanya sebagai sumber hara tetapi juga berpengaruh pada

ketersediaan hara. Menurut Karimi et al. (2020), biochar harus dikarakterisasi dari

bahan baku serta ukuran partikel karena dapat mempengaruhi ketersediaan nutrisi

Ca dan Mg.

4.2.2 Lebar Daun

Data pengamatan lebar daun perpolybag tanaman terung hitam akibat

pemberian dosis biochar pada tanaman terung hitam dapat dilihat pada lampiran 7,

9, dan 11. Hasil uji F analisis sidik ragam (Lampiran 8, 10, 12) menunjukkan

bahwa pengaruh dosis biochar yang diteliti tidak berpengaruh nyata pada umur

15, 30, dan 45 HST lebar daun tanaman terung hitam. Rata-rata lebar daun

tanaman perpolybag tanaman terung hitam akibat dosis biochar pada tanaman

terung hitam tertera pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata lebar daun pada umur 15, 30, dan 45 HST akibat pemberian
dosis biochar
Lebar Daun (cm)
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST
B0 = 0 gr/polybag 4,908 a 9,633 a 13,07 a
B1 = 37,5 gr/polybag 4,617 a 9,917 a 14,62 a
B2 = 75 gr/polybag 5,300 a 9,792 a 14,00 a
B3 = 112,5 gr/polybag 4,775 a 9,933 a 13,00 a
BNT (0,5) 0,921 1,271 2,264
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf 5 %.

Tabel 8 menunjukkan bahwa lebar daun tanaman terung hitam akibat

pemberian dosis biochar tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada semua

perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian pemberian biochar diduga belum cukup

34
35

untuk meningkatkan lebar daun. Daun merupakan organ utama tanaman karena

proses fotosintesis tanaman berlangsung pada daun. Kemampuan tanaman untuk

melakukan fotosintesis sangat ditentukan oleh luas daun tanaman karena semakin

besar luas daun semakin besar pula cahaya yang dapat ditangkap oleh tanaman.

Pertumbuhan daun pada penelitian ini baik yang ditunjukkan dengan luas daun

yang berbeda. Namun pigmen klorofil yang terbentuk sedikit sehingga fotosintat

yang dihasilkan sedikit. Sesuai dengan pernyataan Saiful (2007) yang menyatakan

bahwa jumlah klorofil dapat dipengaruhi oleh pigmen dan luas daun tanaman.

4.2.3 Jumlah Daun

Data pengamatan jumlah daun pertanaman terung hitam akibat pemberian

dosis biochar dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil uji F analisis sidik ragam

(Lampiran 14) menunjukkan bahwa pengaruh dosis biochar pada tanaman terung

hitam yang diteliti tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun pertanaman. Rata-

rata jumlah daun tanaman terung hitam akibat pemberian dosis biochar tertera

pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata jumlah daun tanaman terung hitam akibat pemberian dosis
biochar.
Jumlah Daun ( Helai )
Perlakuan
45 HST
B0 = 0 gr/polybag 17,25 a
B1 = 37,5 gr/polybag 16,83 a
B2 = 75 gr/polybag 19,50 a
B3 = 112,5 gr/polybag 15,50 a
BNT (0,5) 3,733
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %.

35
36

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman terung hitam terbanyak

pada umur 45 HST dijumpai pada perlakuan B2 (75 gr/polybag) yang tidak

berbeda nyata dengan B3, B1, dan B0. Hal ini diduga biochar memiliki kandungan

lignin, dimana jika pada suatu media mengandung unsur lignin yang tinggi akan

mengakibatkan kurangnya laju pembusukan dan mengakibatkan rendahnya

persediaan unsur hara dan pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik. Hal ini

dapat mengalami lambatnya pertumbuhan jumlah daun. Pernyataan ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan (Hali, A.S dan Albina, B.T, 2018) yang

menyatakan bahwa biochar memiliki banyak kandungan lignin, selulosa dan

hemiselulosa. Lignin merupakan senyawa organik sebagai sumber penyedia C

organik, dan lignin juga memiliki sifat yang sulit untuk terdekomposisi sehingga

belum bisa menyediakan kondisi lingkungan tumbuh yang berpengaruh pada

pertambahan jumlah daun.

4.2.4 Jumlah Buah

Data pengamatan jumlah buah pertanaman tanaman terung hitam akibat

berbagai pemberian dosis biochar dapat dilihat pada lampiran 15. Hasil uji F

analisis sidik ragam (Lampiran 16) menunjukkan bahwa pengaruh dosis biochar

pada tanaman terung hitam yang diteliti berpengaruh nyata pada jumlah buah

perpolybag. Rata-rata jumlah buah perpolybag tanaman terung hitam akibat

pemberian dosis biochar tertera pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata jumlah buah tanaman terung hitam akibat pemberian biochar.
Perlakuan Jumlah Buah
B0 = 0 gr/polybag 1,50 a
B1 = 37,5 gr/polybag 1,75 ab

36
37

B2 = 75 gr/polybag 3,00 b
B3 = 112,5 gr/polybag 2,50 a
BNT (0,5) 1,080
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %.
Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah buah tanaman terung hitam

terbanyak dijumpai pada perlakuan B2 (75 gr/polybag) yang berbeda nyata dengan

B0, B1 dan B3. Dari hasil penelitian bahwa biochar secara umum mempunyai fungsi

lebih persisten dalam tanah, sehingga semua manfaat yang berhubungan dengan

retensi hara dan kesuburan tanah dapat berjalan lebih lama dibandingkan bahan

organik lain. Hal ini sesuai dengan penelitian Rondon et al., (2007) yang

menyatakan bahwa penggunaan biochar dapat meningkatkan fiksasi nitrogen,

memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman.

Pemberian biochar diduga mampu memperbaiki sifat fisik tanah (tekstur,

struktur, aerase, drainase dan porositas) menyebabkan tanah menjadi gembur

sehingga pertumbuhan dan penyerapan hara tanaman menjadi lebih baik.

Bernadinus dan Wiryanta (2008) menjelaskan bahwa biochar memiliki kandungan

karbon (C) yang tinggi sehingga membuat tanah menjadi lebih gembur.

Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena

mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran.

4.2.5 Berat Buah

Data pengamatan berat buah perpolybag tanaman terung hitam akibat

berbagai pemberian dosis biochar dapat dilihat pada lampiran 17. Hasil uji F

analisis sidik ragam (Lampiran 18) menunjukkan bahwa pengaruh dosis biochar

pada tanaman terung hitam yang diteliti tidak berpengaruh nyata pada berat buah

37
38

perpolybag. Rata-rata jumlah berat buah perpolybag tanaman terung hitam akibat

pemberian dosis biochar tertera pada Tabel 11.

Tabel 11.Rata-rata berat buah tanaman terung hitam akibat pemberian dosis
biochar.
Perlakuan Berat Buah
B0 = 0 gr/polybag 17,205 a
B1 = 37,5 gr/polybag 16,068 a
B2 = 75 gr/polybag 17,616 a
B3 = 112,5 gr/polybag 18,063 a
BNT (0,5) 23,32
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf 5 %.

Tabel 11 menunjukkan bahwa berat buah tanaman terung hitam akibat

pemberian dosis biochar tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua

perlakuan. Hal ini diduga karena proses penguraiannya biochar kedalam tanah

membutuhkan waktu yang lama. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

(2009), biochar mengandung sekitar 50% karbon yang ada dalam bahan dasar.

Bahan organik yang terdekomposisi secara biologi biasanya mengandung karbon

kurang dari 20% setelah 5-10 tahun. jika dibakar bahan organik hanya

meninggalkan 3% karbon, dari karbon biochar yang tersisa hanya sedikit,

sehingga belum mampu meningkatkan berat buah tanaman terung hitam, serta

proses penguraiannya kedalam tanah membutuhkan waktu yang lama yaitu

sampai bertahun tahun.

38
39

4.3 Pengaruh Interaksi

4.3.1 Tinggi Tanaman

Hasil Uji F pada analisis ragam menunjukan bahwa terdapat interaksi yang

sangat berpengaruh nyata antara perlakuan pupuk kandang ayam dan biochar

terhadap parameter tinggi tanaman terung hitam pada umur 15 HST. Rata-rata

tinggi tanaman akibat beberapa dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar di

sajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-rata parameter tinggi tanaman 15 HST akibat pengaruh interaksi
perlakuan pupuk kandang ayam dan biochar.
Dosis Biochar
B0 B1 B2 B3
Dosis Pupuk
Kandang Ayam (0 (37,5 (75 (112,5
gr/polybag) gr/polybag) gr/polybag) gr/polybag)

9,40 a 10,43 b 10,00 a 10,79 a


A0 = 0
gr/polybag
A A A A

10,33 ab 10,19 ab 10,18 ab 11,90 ab


A1= 75
gr/polybag
A A A A

13,53 c 9,92 a 10,33 b 11,73 b


A2 = 150
gr/polybag
B A A A

14,67 c 14,78 c 15,06 c 16,22 c


A3 = 225
gr/polybag
B B B B

BNT AB 0,05 1,55

Keterangan : angka pada baris dan kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama pada lajur
yang sama menunjukan berbeda tidak nyata berdasakan uji BNT 5%. Huruf kecil
(horizontal) dan huruf besar (vertikal).

39
40

Tabel 12 menunjukan bahwa tinggi tanaman akibat kombinasi perlakuan

pemberian dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar dengan nilai tertinggi

dijumpai pada kombinasi perlakuan A3B3 (225 gr/polybag dan 112,5 gr/polybag)

yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Hal ini diduga akibat interaksi antara pupuk kandang ayam dan biochar

dapat meningkatkan hara didalam tanah. sehingga tanaman dapat menyerap unsur

hara tersebut pada saat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Menurut Syekhfani (2000) bahwa pupuk kandang ayam memiliki sifat

yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor,

kalium, dan belerang). Selain itu pupuk kandang juga berfungsi untuk

meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, kapasitas tukar

kation dan memperbaiki struktur tanah. Di samping itu pupuk kandang ayam

mengandung makro juga mengandung unsur hara mikro seperti Cu, Mn, Co dan

Bo yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman (Hakim et al, 2006).

4.3.2 Jumlah Buah

Hasil Uji F pada analisis ragam menunjukan bahwa terdapat interaksi yang

sangat berpengaruh nyata antara perlakuan pupuk kandang ayam dan biochar

jumlah buah terung hitam. Rata-rata jumlah buah akibat beberapa dosis pupuk

kandang ayam dan biochar di sajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-rata jumlah buah akibat pengaruh interaksi perlakuan pupuk
kandang ayam dan biochar.
Dosis Pupuk Dosis Biochar
Kandang Ayam B0 B1 B2 B3

40
41

(0 (37,5 (75 (112,5


gr/polybag) gr/polybag) gr/polybag) gr/polybag)

1,67 a 2,33 a 1,67 a 3,00 a


A0 = 0
gr/polybag
A A A A

1,33 a 1,67 a 2,00 ab 2,00 a


A1 = 75
gr/polybag
A A A A

1,67 a 1,00 a 1,67 b 3,00 a


A2 = 150
gr/polybag
A A A A

1,33 a 2,00 a 6,67 c 2,00 a


A3 = 225
gr/polybag
A A B A

BNT AB 0,05 2,16

Keterangan : angka pada baris dan kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama pada lajur
yang sama menunjukan berbeda tidak nyata berdasakan uji BNT 5%. Huruf kecil
(horizontal) dan huruf besar (vertikal).

Tabel 13 menunjukan bahwa jumlah buah akibat kombinasi perlakuan

pemberian dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar dengan nilai tertinggi

dijumpai pada kombinasi perlakuan A3B2 (225 gr/polybag dan 75 gr/polybag)

yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Sesuai dengan pendapat Sutanto (2002), menyatakan bahwa pupuk

kandang merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik. Setiawan (2005)

menyatakan bahwa, peran utama pupuk kandang adalah dapat memperbaiki sifat

fisik dan biologi tanah dan menambah unsur hara. Bahan organik memiliki peran

penting di dalam tanah karena membantu menahan air, sehingga ketersediaan air

lebih terjaga, meningkatkan kapasitas tukar ion atau ketersediaan hara, menambah

41
42

unsur hara terutama N, P dan K setelah bahan organik terdekomposisi sempurna,

membantu granulasi tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur atau remah, yang

akan memperbaiki aerasi tanah dan perkembangan sistem perakaran, serta

memacu pertumbuhan mikroorganisme tanah yang sangat membantu proses

dekomposisi bahan organik tanah.

Biochar dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah serta dapat

menjadi pembenah tanah dan memiliki KTK tinggi yang dapat merangsang

pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Gani (2009) yang

menyatakan bahwa penambahan biochar ke dalam tanah meningkatkan

ketersediaan kation utama dan P dan biochar dapat berperan sebagai pembenah

tanah yang memicu pertumbuhan tanaman dengan mensuplai dan menahan hara

disamping peran lainnya yang dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.

Menurut Balitbang (2013), biochar sekam padi memiliki KTK (kapasitas tukar

kation) tinggi sehingga mampu mengikat kation-kation tanah yang dapat

dimanfaatkan bagi pertumbuhan tanaman .

4.3.3 Berat Buah

Hasil Uji F pada analisis ragam menunjukan bahwa terdapat interaksi yang

berpengaruh nyata antara perlakuan pupuk kandang ayam dan biochar berat buah

terung hitam. Rata-rata berat buah umur 15 hari setelah tanam (HST) akibat

beberapa dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar di sajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Rata-rata berat buah akibat pengaruh interaksi perlakuan pupuk kandang
ayam dan biochar.
Dosis Pupuk Dosis Biochar
Kandang Ayam B0 B1 B2 B3

42
43

(0 (37,5 (75 (112,5


gr/polybag) gr/polybag) gr/polybag) gr/polybag)

13,35 a 15,64 a 16,27 a 14,34 a


A0 = 0
gr/polybag
A A A A

17,49 b 16,63 b 12,20 ab 17,85 ab


A1 = 75
gr/polybag
A A A A

19,45 b 12,23 b 19,47 b 16,53 b


A2 = 150
gr/polybag
B A A A

18,53 b 19,78 b 22,52 b 22,53 c


A3 = 225
gr/polybag
B A B B

BNT AB 0,05 4,66

Keterangan : angka pada baris dan kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang
sama menunjukan berbeda tidak nyata berdasakan uji BNT 5%. Huruf kecil
(horizontal) dan huruf besar (vertikal).

Tabel 14 menunjukan bahwa berat buah akibat kombinasi perlakuan

pemberian dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar dengan nilai tertinggi

dijumpai pada kombinasi perlakuan A3B3 (225 gr/polybag dan 112,5 gr/polybag)

yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Hasil penelitian Buckman dan Brady (Indah Megahwati, 2009), bahwa

pupuk kandang ayam merupakan bahan organik yang berkualitas tinggi dan cepat

terdekomposisi atau cepat tersedia bagi tanaman bila dibandingkan dengan pupuk

organik yang berasal dari sapi atau hewan lain. Selanjutnya Sutedjo (2008),

menyatakan bahwa pengunaan pupuk kandang ayam berfungsi untuk

memperbaiki struktur fisik dan biologi tanah, menaikan daya serap tanah terhadap

43
44

air. Pupuk kandang ayam memiliki jumlah unsur hara yang lebih banyak

dibandingkan dengan pupuk kompos dan pupuk kandang sapi, sehingga dengan

semakin meningkat jumlah pupuk yang diberikan, maka akan semakin banyak

unsur hara yang tersedia bagi tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif,

terutama dalam pembentukan jumlah buah dan berat buah tanaman. Sebagimana

dikemukan oleh Musnamar (2009) bahwa kandungan unsur hara pada pupuk

kandang ayam tiga kali lebih besar dari pupuk kandang lainnya.

Pemberian biochar dengan jumlah banyak membuat kondisi tanah dan

mikroorganisme bekerja dengan baik. Menurut Junita, et al. (2002) menyatakan

bahwa semakin banyak bahan organik yang diberikan pada tanah , akan diikuti

dengan kenaikan kemampuan tanah untuk mengikat air dan kenaikan nitrogen

total. Kebutuhan nitrogen yang cukup membuat pertumbuhan tanaman secara

keseluruhan tumbuh dengan baik.

44
45

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut:

1. Menunjukkan bahwa pengaruh dosis pupuk kandang ayam yang diteliti

berpengaruh sangat nyata pada pengamatan tinggi tanaman (15, 30 dan 45

HST), lebar daun (15, 30 dan 45 HST), dan berat buah. Berpengaruh nyata

pada jumlah daun (45 HST), namun tidak berpengaruh nyata pada jumlah

buah.

2. Menunjukkan bahwa pengaruh dosis biochar yang diteliti berpengaruh

sangat nyata pada pengamatan tinggi tanaman (15, 30 dan 45 HST). Lebar

daun (15, 30 dan 45 HST) dan jumlah buah berpengaruh nyata. Sedangkan

jumlah daun dan berat buah tidak berpengaruh nyata.

3. Terdapat interaksi yang berpengaruh sangat nyata pada dosis pupuk

kandang ayam dan dosis biochar terhadap tinggi tanaman umur 15 hari

setelah tanam (HST), jumlah buah berpengaruh sangat nyata dan berat

buah berpengaruh nyata. Perlakuan terbaik terdapat pada kombinasi dosis

pupuk kandang ayam dan biochar A3B3 (pupuk kandang ayam 225

gr/polybag dan biochar 112,5 gr/polybag).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut agar memperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman terung hitam yang

maksimal dengan menggunakan dosis pupuk kandang ayam dan biochar yang

45
46

sesuai, sehingga nantinya hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dapat

menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Afriani. 2010. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk urea
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum melongena
L.). Riau.

Antoni. 2008. Budidaya terung silila (Solanum melongena L.) untuk produksi
benih di cv.multi global agrindo (MGA) karangpandan. Surakarta.

Bambang. 2003. Pengaruh penyiangan gulma. Agroteknologi UMP.

Balai besar. 2009. Jurnal. Aplikasi biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.). Malang.

Bernadinus et al., 2008. Jurnal. Pengaruh pemberian biochar arang sekam padi
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang (Vigna sinensis
L.).

Darjanto et al., 1990. Pengaruh macam pupuk NPK dan macam varietas terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum melongena L.).
Surakarta.

Firmanto. 2011. Pengaruh penyiangan gulma. Agroteknologi UMP.

Fraser. 2010. Potensi Pemanfaatan Biochar untuk Rehabilitasi Lahan Kering di


Indonesia. Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl.
Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114; email: lelanurida@yahoo.com. ISSN
1907-0799.

Gardner et al., 1991. Skripsi. Pengaruh pemberian berbagai pupuk kandang


terhadap pertumbuhan dan produksi dua varietas bayam. Sumatera utara.

Gani. 2009. Skripsi. Respon pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.
Merril). Sumut.

46
47

Glaser et al., 2002. . Pemanfaatan Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas


Lahan Sub Optimal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Selatan, Palembang 30151.

Jumini et al., 2009. Skripsi. Pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum
melongena L.) yang diberi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
phospat. Indralaya.

Hakim et al, 2006. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran ayam
dan biochar terhadap pertumbuhan setek nilam (Pogostemon cablin Benth).
Banda Aceh.

Hali et al., 2018. Skripsi. Pengaruh komposisi media tanam arang sekam dan
pemberian pupuk KCI terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang
dayak (Eleutherine americana Merr.).Sumut.

Hertos. 2015. Jurnal. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Terung Gelatik (Solanum melongena
L.). 216 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 8 No. 2, Februari 2020: 216-225
ISSN: 2527-8452. Jawa Timur.

Intara et al., 2011. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum
melongena L.). Riau.

Indah. 2009. Skripsi. Pengaruh pemberian berbagai pupuk kandang terhadap


pertumbuhan dan produksi dua varietas bayam. Sumut.

Junita et al., 2002. Skripsi. Respon pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine
max (L. Merril). Sumut.

Jumini et al., 2009. Skripsi. Pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum
melongena L.) yang diberi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
phospat. Indralaya.

Kartika et al., 2017. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan arang
sekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Sumatera
selatan.

Kadir et al., 2016. Jurnal. Peningkatan Produktivitas Terung Ungu (Solanum


Melongena L.) Melalui Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Mulsa Ampas
Tebu. Aceh.

47
48

Karimi et al. 2020. Jurnal. Perbaikan pertumbuhan dan hasil kedelai hitam
(Glycine max (L.) merril) dengan biochar dan pupuk NPK di lahan kering.
Malang.
Kahar et al., 2016. Skripsi. Pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum
melongena L.) yang diberi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
phospat. Indralaya.

Kusuma et al., 2013. . Pemanfaatan Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas


Lahan Sub Optimal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Selatan, Palembang 30151.

Lawlor et al, 1989. Pengaruh frekuensi penyiraman dan dosis pupuk kandang
ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakchoy (Brassica rapa L.
var. chinensis). Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 5, Juli 2016: 342-351
ISSN: 2527-8452. Malang.

Lakitan. 2011. Jurnal. Pengaruh komposisi media tanam dan jenis pupuk kandang
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum melongena
L.). Jawa timur.

Lehmann. 2007. Skripsi. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah
(Capsicum annuum L.) terhadap pemberian biochar kulit jengkol dan pupuk
kandang ayam. Medan.

Lehmann, Renner. 2007. Potensi Pemanfaatan Biochar untuk Rehabilitasi Lahan


Kering di Indonesia. Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian
Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114; email:
lelanurida@yahoo.com. ISSN 1907-0799.

Lingga et al., 2007. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum
melongena L.). Riau.

Lingga et al., 1991. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum
melongena L.). Riau.

Marwina. 2013. Skripsi. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah
(Capsicum annuum L.) terhadap pemberian biochar kulit jengkol dan pupuk
kandang ayam. Medan.

Marris. 2006. Jurnal. Perbaikan pertumbuhan dan hasil kedelai hitam (Glycine
max (L.) merril) dengan biochar dan pupuk NPK di lahan kering. Malang.

48
49

Mayun. 2007. Jurnal. Pengaruh pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman kubis bunga (brassica oleracea Var. Bathytis L.) pada oxic
dystrudepts lembantongoa. Palu.

Mutmainnah et al., 2017. Skripsi. Pertumbuhan dan hasil tanaman terung


(Solanum melongena L.) yang diberi pupuk kandang kotoran ayam dan
pupuk phospat. Indralaya.

Muhidin et al., 2017. . Pemanfaatan Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas


Lahan Sub Optimal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Selatan, Palembang 30151.

Musnamar. 2007. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum
melongena L.). Riau.

Musnamar. 2009. Jurnal. Pengaruh jenis dan dosis pupuk organik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum melongena L.) varietas
Milano. 2020.

Nurida et al. 2013. . Pemanfaatan Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas


Lahan Sub Optimal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Selatan, Palembang 30151.

Novizan. 2002. Pengaruh frekuensi penyiraman dan dosis pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakchoy (Brassica rapa L. var.
chinensis). Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 5, Juli 2016: 342-351
ISSN: 2527-8452. Malang.

Ogawa. 2006. Potensi Pemanfaatan Biochar untuk Rehabilitasi Lahan Kering di


Indonesia. Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl.
Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114; email: lelanurida@yahoo.com. ISSN
1907-0799.

Prahasta. 2009. Pengaruh penyiangan gulma. Agroteknologi UMP.

Polii. 2009. Pengaruh frekuensi penyiraman dan dosis pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakchoy (Brassica rapa L. var.
chinensis). Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 5, Juli 2016: 342-351
ISSN: 2527-8452. Malang.

49
50

Rondon et al., 2007. Jurnal. Pengaruh pemberian biochar terhadap tanaman sawi
hijau (Brassica juncea L.) pada lahan yang tercemar limbah cair di subak
cuculan desa kepaon. Denpasar.

Rukmana. 1994. Skripsi. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman terung


(Solanum melongena L.) terhadap pemberian POC urin kelinci dan berbagai
media tanam. Medan.

Rukmana. 2002. Pengaruh penyiangan gulma. Agroteknologi UMP.

Rukmana. 2009. Pengaruh penyiangan gulma. Agroteknologi UMP.

Sahid et al., 2014. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan arang
sekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Sumatera
selatan.

Sari et al., 2017. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam petelur
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung hijau (solanum
melongena L.). Palopo.

Saiful. 2007. Skripsi. Pengaruh Berbagai Dosis Biochar Sekam Padi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Hijau Pada Tanah Podsolik Merah
Kuning. Pontianak.

Setiawan. 2005. Skripsi. Pengaruh pemberian berbagai pupuk kandang terhadap


pertumbuhan dan produksi dua varietas bayam. Sumut.

Sitanggang. 2015. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan arang
sekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Sumatera
selatan.

Siringoringo et al., 2011. Jurnal. Ketersediaan Hara Fosfor Akibat Pemberian


Biochar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Sapi pada Inceptisol Kuala
Bekala. Medan.

Soetasad et al., 1999. Pengaruh penyiangan gulma. Agroteknologi UMP.

Sunarjo, 2013. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan arang
sekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Sumatera
selatan.

Sumaryo. 1995. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan arang
sekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Sumatera
selatan.

50
51

Sutanto. 2002. Skripsi. Pengaruh pemberian berbagai pupuk kandang terhadap


pertumbuhan dan produksi dua varietas bayam. Sumut.

Suryana. 2008. Jurnal. Pengaruh pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman kubis bunga (brassica oleracea Var. Bathytis L.) pada oxic
dystrudepts lembantongoa. Palu.

Supriati et al., 2010. Jurnal. Pengaruh komposisi media tanam dan jenis pupuk
kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum
melongena L.). Jawa timur.

Sutedjo. 2008. Skripsi. Pengaruh pemberian berbagai pupuk kandang terhadap


pertumbuhan dan produksi dua varietas bayam. Sumut.

Syamsudin et al., 2010. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam


petelur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung hijau (solanum
melongena L.). Palopo.

Syekhfani. 2000. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan
biochar terhadap pertumbuhan setek nilam (Pogostemon cablin Benth).
Banda Aceh.

Tarigan et al., 2014. Skripsi. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan
pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum
melongena L.). Riau.

Than et al., 2013. Pemanfaatan Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan


Sub Optimal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan,
Palembang 30151.

Widowati et al., 2004. Skripsi. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman cabai
merah (Capsicum annuum L.) terhadap pemberian biochar kulit jengkol dan
pupuk kandang ayam. Medan.

Widowati. 2004. Jurnal. Pengaruh pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan


dan hasil tanaman kubis bunga (brassica oleracea Var. Bathytis L.) pada
oxic dystrudepts lembantongoa. Palu.

51
52

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pengamatan tinggi tanaman terung hitam pada umur 15 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan dosis biochar.
Perlakua Ulangan
Jumlah Rerata
n I II III
A0B0 9,00 9,00 10,20 28,20 9,40
A0B1 10,50 9,50 11,30 31,30 10,43
A0B2 10,00 11,00 9,00 30,00 10,00
A0B3 11,55 10,33 10,50 32,38 10,79
A1B0 9,00 12,00 10,00 31,00 10,33
A1B1 10,50 10,68 9,40 30,58 10,19
A1B2 10,00 9,00 11,55 30,55 10,18
A1B3 12,40 12,10 11,20 35,70 11,90
A2B0 15,00 12,00 13,60 40,60 13,53
A2B1 9,20 10,55 10,00 29,75 9,92
A2B2 10,00 10,00 11,00 31,00 10,33
A2B3 10,32 12,88 12,00 35,20 11,73
A3BO 14,00 14,60 15,40 44,00 14,67
A3B1 15,55 14,00 14,79 44,34 14,78
A3B2 14,40 15,00 15,77 45,17 15,06

52
53

A3B3 16,45 16,00 16,20 48,65 16,22


Jumlah 187,9 188,6 191,9 568,42 189,47
Y 11,84

Lampiran 2. Analisis ragam tinggi tanaman terung hitam pada umur 15 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan dosis biochar.
F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
Pukan Ayam (A) 3 187,34 62,45 71,68 ** 2,90 4,46
Biochar (B) 3 13,84 4,61 5,29 ** 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 24,20 2,69 3,09 ** 2,19 3,02
Galat 32 27,88 0,87
Total 47 253,26
Keterangan : KK = 7,88
tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata
Lampiran 3. Data pengamatan tinggi tanaman terung hitam pada umur 30 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan dosis biochar.

Perlakua Ulangan
Jumlah Rerata
n I II III
A0B0 15,78 13,90 16,27 45,95 15,32
A0B1 12,39 11,70 13,00 37,09 12,36
A0B2 12,90 14,00 13,00 39,90 13,30
A0B3 12,00 15,89 13,50 41,39 13,80
A1B0 14,90 13,50 15,00 43,40 14,47
A1B1 12,20 12,50 16,00 40,70 13,57
A1B2 13,10 16,50 14,50 44,10 14,70
A1B3 15,70 14,00 17,34 47,04 15,68
A2B0 17,00 15,00 18,76 50,76 16,92
A2B1 15,81 14,80 17,64 48,25 16,08
A2B2 14,77 15,88 16,00 46,65 15,55
A2B3 18,00 19,56 17,50 55,06 18,35
A3BO 17,20 19,40 18,97 55,57 18,52
A3B1 18,40 18,00 17,48 53,88 17,96
A3B2 18,55 17,77 19,79 56,11 18,70
A3B3 23,30 20,67 22,00 65,97 21,99

53
54

Jumlah 252,0 253,1 266,8 771,82 257,27


Y 16,08

Lampiran 4. Analisis ragam tinggi tanaman terung hitam pada umur 30 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan dosis biochar.

F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
Pukan Ayam (A) 3 223,46 74,49 41,60 ** 2,90 4,46
Biochar (B) 3 40,68 13,56 7,57 ** 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 23,23 2,58 1,44 tn 2,19 3,02
Galat 32 57,30 1,79
Total 47 344,67
Keterangan : KK = 8,32
tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 5. Data pengamatan tinggi tanaman terung hitam pada umur 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan dosis biochar.

Perlakua Ulangan
Jumlah Rerata
n I II III
A0B0 34,55 33,70 29,96 98,21 32,74
A0B1 30,63 35,43 54,41 12,47 40,16
A0B2 37,22 40,29 44,63 122,14 40,71
A0B3 37,59 34,60 30,98 103,17 34,39
A1B0 42,23 43,80 30,70 116,73 38,91
A1B1 48,76 52,80 50,18 151,74 50,58
A1B2 50,89 38,90 42,65 132,44 44,15
A1B3 31,38 40,00 45,32 116,70 38,90
A2B0 50,37 37,67 33,49 121,53 40,51
A2B1 49,90 37,55 54,90 142,35 47,45
A2B2 36,00 55,50 52,74 144,24 48,08
A2B3 55,00 62,57 57,94 175,51 58,50
A3BO 50,87 50,96 56,88 158,71 52,90
A3B1 57,90 56,72 54,62 169,24 56,41

54
55

A3B2 55,85 52,90 55,78 164,53 54,84


A3B3 58,33 60,76 62,91 182,00 60,67
Jumlah 727,5 734,2 758,1 2219,71 739,90
Y 46,24

Lampiran 6. Analisis ragam tinggi tanaman terung hitam pada umur 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan dosis biochar.

F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
Pukan Ayam (A) 3 2401,36 800,45 20,10 ** 2,90 4,46
Biochar (B) 3 414,87 138,29 3,47 * 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 601,52 66,84 1,68 tn 2,19 3,02
Galat 32 1274,09 39,82
Total 47 4691,85
Keterangan : KK = 13,64
tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 7. Data pengamatan lebar daun terung hitam pada umur 15 hari setelah
tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk kandang ayam
dan dosis biochar.

Perlakua Ulangan
Jumlah Rerata
n I II III
A0B0 4,00 4,30 5,00 13,30 4,43
A0B1 3,30 4,30 3,40 11,00 3,67
A0B2 5,00 4,00 4,60 13,60 4,53
A0B3 2,50 4,50 3,00 10,00 3,33
A1B0 4,60 5,40 4,80 14,80 4,93
A1B1 2,50 4,20 3,00 9,70 3,23
A1B2 6,30 4,40 4,20 14,90 4,97
A1B3 5,50 4,30 5,00 14,80 4,93
A2B0 4,50 4,30 6,50 15,30 5,10
A2B1 3,60 6,70 6,00 16,30 5,43
A2B2 5,80 5,80 7,50 19,10 6,37
A2B3 4,60 6,00 6,50 17,10 5,70
A3BO 5,40 6,60 3,50 15,50 5,17

55
56

A3B1 8,20 6,00 4,20 18,40 6,13


A3B2 5,00 7,00 4,00 16,00 5,33
A3B3 5,50 4,60 5,30 15,40 5,13
Jumlah 76,3 82,4 76,5 235,20 78,40
Y 4,90

Lampiran 8. Analisis ragam lebar daun terung hitam pada umur 15 hari setelah
tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk kandang
ayam dan dosis biochar.

F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
Pukan Ayam (A) 3 21,93 7,31 5,96 ** 2,90 4,46
Biochar (B) 3 3,07 1,02 0,84 tn 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 11,18 1,24 1,01 tn 2,19 3,02
Galat 32 39,23 1,23
Total 47 75,42
Keterangan : KK = 22,60
tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 9. Data pengamatan lebar daun terung hitam pada umur 30 hari setelah
tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk kandang ayam
dan dosis biochar.

Perlakua Ulangan
Jumlah Rerata
n I II III
A0B0 7,50 9,50 8,50 25,50 8,50
A0B1 7,00 11,00 9,20 27,20 9,07
A0B2 11,00 6,70 10,50 28,20 9,40
A0B3 6,50 9,00 7,30 22,80 7,60
A1B0 9,00 8,80 10,50 28,30 9,43
A1B1 6,30 8,40 9,00 23,70 7,90
A1B2 11,40 7,50 10,30 29,20 9.73
A1B3 11,00 9,50 10,00 30,50 10,17
A2B0 9,00 8,50 11,00 28,50 9,50
A2B1 9,10 10,90 13,00 33,00 11,00
A2B2 7,80 12,50 11,00 31,30 10,43
A2B3 11,00 11,50 11,20 33,70 11,23

56
57

A3BO 12,00 11,70 9,60 33,30 11,10


A3B1 12,50 12,00 10,60 35,10 11,70
A3B2 8,00 11,00 9,80 28,80 9,60
A3B3 10,50 9,70 12,00 32,20 10,73
Jumlah 149,6 158,2 163,5 471,30 157,10
Y 9,82

Lampiran 10. Analisis ragam lebar daun terung hitam pada umur 30 hari setelah
tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk kandang
ayam dan dosis biochar.

F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
Pukan Ayam (A) 3 37,19 12,40 5,31 ** 2,90 4,46
Biochar (B) 3 0,69 0,23 0,10 tn 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 26,02 2,89 1,24 tn 2,19 3,02
Galat 32 74,77 2,34
Total 47 138,67
Keterangan : KK = 15,57
tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 11. Data pengamatan lebar daun terung hitam pada umur 45 hari setelah
tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk kandang
ayam dan dosis biochar.

Perlakua
Ulangan Jumlah Rerata
n
I II III
A0B0 11,50 11,80 9,70 33,00 11,00
A0B1 11,00 18,00 14,50 43,50 14,50
A0B2 14,60 8,20 15,00 37,80 12,60
A0B3 7,00 10,50 10,00 27,50 9,17
A1B0 9,50 18,00 13,40 40,90 13,63
A1B1 11,50 13,00 13,50 38,00 12,67
A1B2 14,50 11,50 15,00 41,00 13,67
A1B3 13,00 13,00 15,00 41,00 13,67
A2B0 10,00 11,00 13,40 34,40 11,47
A2B1 14,50 15,00 18,50 48,00 16,00

57
58

A2B2 16,00 19,50 14,30 49,80 16,60


A2B3 16,00 16,00 12,00 44,00 14,67
A3BO 14,40 15,20 19,00 48,60 16,20
A3B1 17,50 12,00 16,50 46,00 15,33
A3B2 13,20 14,00 12,20 39,40 13,13
A3B3 11,00 12,00 20,50 43,50 14,50
Jumlah 205,2 218,7 232,5 656,40 218,80
Y 13,68

Lampiran 12. Analisis ragam lebar daun terung hitam pada umur 45 hari setelah
tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk kandang
ayam dan dosis biochar.

F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
PukanAyam (A) 3 69,46 23,15 3,12 * 2,90 4,46
Biochar (B) 3 21,89 7,30 0,98 tn 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 89,43 9,94 1,34 tn 2,19 3,02
237,2
Galat 32 8 7,42
418.0
Total 47 5
Keterangan : KK = 19,91
tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 13. Data pengamatan jumlah daun terung hitam pada umur 45 hari
setelah tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk
kandang ayam dan dosis biochar.

Perlakua Ulangan
Jumlah Rerata
n I II III
A0B0 15,00 14,00 18,00 47,00 15,67
A0B1 12,00 20,00 15,00 47,00 15,67
A0B2 20,00 15,00 23,00 58,00 19,33
A0B3 12,00 14,00 15,00 41,00 13,67
A1B0 14,00 15,00 15,00 44,00 14,67
A1B1 13,00 20,00 16,00 49,00 16,33
A1B2 18,00 15,00 14,00 47,00 15,67

58
59

A1B3 13,00 16,00 22,00 51,00 17,00


A2B0 32,00 15,00 14,00 61,00 20,33
A2B1 15,00 15,00 15,00 45,00 15,00
A2B2 30,00 13,00 25,00 68,00 22,67
A2B3 12,00 26,00 20,00 58,00 19,33
A3BO 17,00 22,00 16,00 55,00 18,33
A3B1 20,00 20,00 21,00 61,00 20,33
A3B2 20,00 23,00 18,00 61,00 20,33
A3B3 12,00 12,00 12,00 36,00 12,00
Jumlah 275,0 275,0 279,0 829,00 276,33
Y 17,27

Lampiran 14. Analisis ragam jumlah daun terung hitam pada umur 45 hari setelah
tanam (HST) akibat pengaruh pemberian dosis pupuk kandang
ayam dan dosis biochar.

F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
Pukan Ayam (A) 3 92,73 30,91 1,53 tn 2,90 4,46
Biochar (B) 3 99,56 33,19 1,65 tn 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 192,52 21,39 1,06 tn 2,19 3,02
Galat 32 644,67 20,15
Total 47 1029,48
Keterangan : KK = 25,99
tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 15. Data pengamatan jumlah buah terung hitam akibat pengaruh
pemberian dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar.

Perlakua Ulangan
Jumlah Rerata
n I II III
A0B0 2,00 1,00 2,00 5,00 1,67
A0B1 1,00 4,00 2,00 7,00 2,33
A0B2 1,00 1,00 3,00 5,00 1,67
A0B3 3,00 2,00 4,00 9,00 3,00
A1B0 1,00 1,00 2,00 4,00 1,33
A1B1 1,00 2,00 2,00 5,00 1,67

59
60

A1B2 3,00 1,00 2,00 6,00 2,00


A1B3 3,00 1,00 2,00 6,00 2,00
A2B0 2,00 2,00 1,00 5,00 1,67
A2B1 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
A2B2 2,00 1,00 2,00 5,00 1,67
A2B3 1,00 7,00 1,00 9,00 3,00
A3BO 1,00 2,00 1,00 4,00 1,33
A3B1 3,00 2,00 1,00 6,00 2,00
A3B2 5,00 9,00 6,00 20,00 6,67
A3B3 3,00 1,00 2,00 6,00 2,00
Jumlah 33,0 38,0 34,0 105,00 35,00
Y 2,19

Lampiran 16. Analisis ragam jumlah buah terung hitam akibat pengaruh
pemberian dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar.

F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
Pukan Ayam (A) 3 11,73 3,91 2,32 tn 2,90 4,46
Biochar (B) 3 17,06 5,69 3,37 * 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 48,52 5,39 3,19 ** 2,19 3,02
Galat 32 54,00 1,69
Total 47 131,31
Keterangan : KK = 59,38

tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 17. Data pengamatan berat buah terung hitam akibat pengaruh
pemberian dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar.

Perlakua Ulangan
Jumlah Rerata
n I II III
A0B0 14,15 12,33 13,57 40,05 13,35
A0B1 15,00 16,20 15,71 46,91 15,64
A0B2 23,13 10,68 15,01 48,82 16,27
A0B3 12,24 15,90 14,89 43,03 14,34
A1B0 20,55 15,60 16,32 52,47 17,49

60
61

A1B1 11,90 21,10 16,88 49,88 16,63


A1B2 12,37 10,46 13,77 36,60 12,20
A1B3 16,25 16,54 20,76 53,55 17,85
A2B0 22,86 19,40 16,10 58,36 19,45
A2B1 11,46 12,98 12,26 36,70 12,23
A2B2 23,43 16,88 18,10 58,41 19,47
A2B3 18,00 16,95 14,63 49,58 16,53
A3BO 18,23 16,76 20,59 55,58 18,53
A3B1 18,15 21,63 19,55 59,33 19,78
A3B2 20,97 25,00 21,59 67,56 22,52
A3B3 25,78 23,48 21,34 70,60 23,53
Jumlah 284,5 271,9 271,1 827,43 275,81
Y 17,24

Lampiran 18. Analisis ragam berat buah terung hitam akibat pengaruh pemberian
dosis pupuk kandang ayam dan dosis biochar.

F Tabel
SK DB JK KT F Hit P
0,05 0,01
Pukan Ayam (A) 3 261,91 87,30 11,10 ** 2,90 4,46
Biochar (B) 3 26,32 8,77 1,12 tn 2,90 4,46
Kombinasi (A x B) 9 204,56 22,73 2,89 * 2,19 3,02
Galat 32 251,59 7,86
Total 47 744,37
Keterangan : KK = 16,27

tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 19. Rekapitulasi hasil uji F analisis sidik ragam lampiran (2, 4, 6, 8, 10,
12, 14, 16 dan 18) akibat beberapa dosis pupuk kandang ayam dan
dosis biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung
hitam.

Pupuk Kandang Ayam dan Biochar


Parameter
No (Umur Tanam)
Yang Diamati
15 HST 30 HST 45 HST Panen

61
62

1 Tinggi Tanaman - - - -
a. Pupuk Kandang Ayam ** ** ** -
b. Biochar ** ** * -
c. Interaksi ** tn tn -
2 Lebar Daun - - - -
a. Pupuk Kandang Ayam ** ** * -
b. Biochar tn tn tn -
c. Interaksi tn tn tn -
3 Jumlah Daun - - -
a. Pupuk Kandang Ayam - - tn -
b. Biochar - - tn -
c. Interaksi - - tn -
4 Jumlah Buah - - - -
a. Pupuk Kandang Ayam - - - tn
b. Biochar - - - *
c. Interaksi - - - **
5 Berat Buah - - - -
a. Pupuk Kandang Ayam - - - **
b. Biochar - - - tn
c. Interaksi - - - *
Keterangan :

tn = tidak berpengaruh
* = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata

Lampiran 20. Bagan percobaan di lapangan U

B T

A0 B2 (III) A0 B3 (III) A0 B2 (II)

62
63

A2 B 0 (I) A1 B 1 (III) A3 B 1 (I)

A1 B 1 (II) A0 B1 (I) A2 B 3 (I)

A0 B2 (I) A3 B 2 (II) A2 B 2 (I)

A2 B 2 (III) A1 B 0 (III) A2 B 3 (III)

A0 B0 (II) A1 B 1 (I) A3 B 0 (III)

A2 B 1 (II) A0 B1 (II) A3 B 0 (I)

A2 B 1 (I) A0 B1 (III) A3 B 2 (III)

A1 B 0 (II) A1 B 2 (III) A1 B 3 (II)

A2 B 0 (III) A0 B3 (II) A3 B 1 (II)

A0 B3 (I) A1 B 3 (III) A2 B 1 (III)

A1 B 2 (II) A0 B0 (I) A3 B 1 (III)

A0 B0 (III) A1 B 0 (I) A3 B 2 (I)

A1 B 3 (I) A2 B 2 (II) A3 B 3 (I)

A1 B 2 (I) A2 B 3 (II) A3 B 0 (II)

A2 B 0 (II) A3 B 3 (III) A3 B 3 (II)

Lampiran 21. Jadwal Kegiatan Selama Penelitian


NO HARI/TANGGAL WAKTU KETERANGAN
(WIB)
1. Minggu, 06 - 06 - 2021 16 : 00 Pembersihan lahan
2. Senin, 14 - 06 – 2021 16 : 00 Memasukkan tanah kedalam

63
64

polybag
3. Senin, 14 - 06 – 2021 15 : 00 Pembakaran biochar
4. Senin, 14 - 06 – 2021 18 : 00 Semai benih terung
5. Selasa, 22 - 06 – 2021 17 : 00 Pemberian pupuk NPK
Mutiara tahap awal (2
minggu sebelum tanam)
6. Rabu, 30 - 06 – 2021 16 : 00 Pengaplikasian pupuk
kandang ayam dan biochar
7. Setiap hari 18 : 00 Penyiraman bibit terung
8. Selasa, 06 - 07 – 2021 16 : 30 Peminndahan bibit terung
kedalam polybag
9. Selasa, 20 - 07 – 2021 17 : 00 Pemberian pupuk NPK
Mutiara tahap kedua (2
minggu setelah tanam)
10. Setiap hari 07 : 00 - 18 : 00 Penyiraman pagi dan sore
11. Selasa, 20 - 07 – 2021 17 : 00 Pengamatan tinggi tanaman
terung umur 15 HST
12. Senin, 02 - 08 – 2021 07 : 00 Tanaman terung pada umur
28 hari berbunga
13. Rabu, 04 - 08 – 2021 17 : 00 Pengamatan tinggi tanaman
terung umur 30 HST
14. Minggu, 15 - 08 – 2021 07 : 00 Tanaman terung umur 62
hari berbuah
15. Kamis, 19 - 08 2021 17 : 00 Pengamatan tinggi tanaman,
diameter daun, jumlah daun
tanaman terung umur 45
HST
16. Jum’at, 20 - 08 – 2021 06 : 30 Penyemprotan hama
17. Senin, 06 - 09 – 2021 08 : 00 Pengamatan jumlah buah
18. Senin, 06 - 09 – 2021 18 : 00 Panen terung

Lampiran 23. Deskripsi varietas terung hitam

64
65

Nama Tanaman : Terung Hitam Aubergine

Nama Ilmiah (Spesies) : Solanum melongena

Nama Inggris : Aubergine Black Eggplant

Kelompok : Terung

Nomor Tanaman : 332

Dataran : Rendah - Tinggi

Muncul Tunas : 3 – 12 Hari

Panen Pertama : 65 – 80 HST (Hari Setelah Tanam)

Cara Menanam : Benih/biji terong hitam Aubergine perlu direndam


air hangat sekitar 55℃ selama 15 menit. Kemudian
langsung disemai di tempat teduh, selanjutnya
ditanam dan dirawat. Benih mengeluarkan tunas 3 –
12 hari. Panen pertama Terung Hitam Aubergine
mulai 65 – 80 HST.

RIWAYAT HIDUP

65
66

Putri Nadia Riana, dilahirkan pada tanggal 14 September 1999 di Banda


Aceh. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ayahanda
Nazrian Sauri dan Ibunda Fitriati.
Pendidikan yang telah ditempuh adalah sebagai berikut : Tahun 2011
menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) di MIN Ulee Kareng. Tahun 2014
menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 9 Banda Aceh.
Tahun 2017 menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 8
Banda Aceh. Tahun 2017 melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) dengan program
studi Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama Aceh Besar.
Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha.
Penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga
dengan penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif
bagi dunia pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikannya skripsi yang berjudul “Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam
dan Dosis Biochar terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Hitam
(Solanum melongena L.)”.

66
67

DOKUMENTASI

Gambar 1. Pembakaran Biochar

Gambar 2. Benih Terung Hitam

67
68

Gambar 3. Pengolahan Tanah / Masukkan Tanah ke dalam Polybag

Gambar 4. Penyemaian Benih Terung Hitam

68
69

Gambar 5. Bibit Terung umur 1 Minggu

Gambar 7. Penimbangan perlakuan

69
70

Gambar 8. Pemindahan Bibit Terung

Gambar 10. Pengukuran Tinggi Tanaman Terung umur 15 hari

70
71

Gambar 11. Pengukuran Tinggi Tanaman Terung umur 30 hari

Gambar 12. Pengukuran Tinggi Tanaman Terung umur 45 hari

71
72

Gambar 13. Panen Buah Terung

Gambar 14. Penimbangan Berat Buah terung

72
73

Gambar 15. Pamplet Penelitian Tanaman Terung Hitam

73

Anda mungkin juga menyukai