Anda di halaman 1dari 21

ASUAHAN KEPERAWATAN TUMOR WILMS

DOSEN PEMBIMBING

Ns. YADI PUTRA, S. Kep, M. Kep

DISUSUNOLEH

SUCI IRFADI

19176013

UNIVERSITAS ABULYATAMA FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

BANDA ACEH

TAHUN AJARAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “FRAKTUR”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. NAkhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
BAB I
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Tumor Wilms
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang ditemukan pada anak-anak.
Tumor wilms mreupakan tumor ginjal yang tubuh dari sel embrional primitive  di
ginjal. Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar dank eras sedangkan gambaran
histo patologinya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan
gambaran otot polos,otot serat lingkang, tulang rawan dan tulang. Tumor dapat
bermetastase terutama ke paru, ginjal dan jarang sekali ke tulang.
B. Etiologi
1. Secara pasti belum diketahui
2. Perdis posisi genetic
3. Dapat dikaitkan dengan congenital anomali; yang sering adalah spradik aniridia,
genitourinary anomali, hemyhypertrophy,microcephaly dan cryptorchidism.
C. Patofisiolgi
 Wilms tumor terjadi pada parenchyema renal. Tumor tersebut tumbuh dengan
cepat dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuha tumor tersebut
akan meluas atau menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa
glomelurus dan tubulus yang primitif atau abortif, dengan ruangan Bowman
yang tidak nyata, dan tubulus abortif dikelilingi stroma sel kumparan. Pertama
tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian diinvasi oleh
sel tumor.
 Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan
homogen, lunak dan encepaloid ( mempunyai jaringan otak ).
 Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatan
sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal saat dilakukan
palpasi.
 Munculnya tumor wilms sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh
dengan cepat setelah lahir.
 Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan
menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi
nekrosis, cystik dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait dengan
iskemik pada renal.
 Metastase tumor secara hematogen dan limfogen; paru, hati, otak dan bone
marrow.
D. Manifestasi klinis
 Ada massa pada abdominal
 Haematuri
 Hipertensi
 Nyeri abdomen
 Anemia
 Demam
 Metastase ke paru, nafas pendek, dyspnea, batuk, nyeri dada
 Pucat
   Lethargi
 Anorexia
E. Komplikasi
 Metastase ke par-paru, sum-sum tulang( anemia ), ginjal kontra lateral dan
hati.
 Komplikasi dari pembedahan
 Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi
F. Stadium pada tumor wilms
 Stadium 1 : tumor hanya terbatas pada gijal dan dapat di eksisi sempurna
 Stadium  2 : tumor meluas kelur ginjal dan dapat di eksisi sempurna
 Stadium  3 : Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari biopsi
atau ruptur yang terjadi sebelum atau selama operasI
 Stadium 4 : metastasis ke paru paru, tulang dan otak.
 Stadium 5 : terjadi lagi kanker setelah di terapi, terjadi di tempat pertama kali
terjadi atau pada organ lain.
G. Pemeriksaan diagnostik
 USG perut
 CT scan
 Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada )
 Pemeriksaan darah lengkap
 Biopsi
 Pielogram intravena
 Urinalisis (pemeriksaan air kemih,bisa menunjukan adanya darah atau protein
dalam air kemih)
H. Penatalaksanaan
Terapi pilihan adalah nefrektomi. Kemoterapi dan radioterapi dilakukan sesuai
stadium. Pada tumor bilateral dengan gambaran histopatologi ganas dilakukan
nefrektomi bilateral, kemoterapi, dan radioterapi, kemudian dialisis atau transplantasi
ginjal.Tindakan operasi merupakan tindakan terapi sekaligus penentuan stadium
tumor.
Neferktomi primer dikerjakan pada semua keadaan kecuali pada tumor unilateral yang
unrectestable, tumor bilateral dan tumor yang sudah berekstensi ke vena kava inferior
di atas vena hepatica. Tumor yang unresectable dinilai intra operatif. Diberikan
kemoterapi seperti pada stadium III dan pengangkatan tumor dilakukan setelah 6
minggu. Pada tumor bilateral, dilakukan biopsy untuk menentukan jenis tumor dan
diberikan kemoterapi biasanya dalam 8-10 minggu. Nefrektomi dilakukan pada kasus
tumor bilateral jika diberikn sisa parenkim ginjal setelah reseksi tumor masih lebih
dari 2/3. Hal penting dalam pembedahan meliputi insisi transperitoneal, eksplorasi
ginjal kontra lateral, dilakukan nefrektomi radikal, hindari tumpahan tumor, dan
biopsy kelenjar getah bening yang dicurigai.
Terapi lanjutan dengan kemoterapi atau radioterapi tergantung pada hasil staging dan
histology dari tumor.
Nefrektomi parsial pada pasien dengan tumor bilateral, solitary kidney, dan
insufisiensi renal. Pada kasus tumor wilms bilateral yang perlu dilakukan nefrektomi
bilateral, transpalasi dilakukan setelah 1 tahun setelah selesai pemberian kemoterapi.
I. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi.
 Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.
 Resti infeksi berhubungan dengan luka post operasi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Mei 2015 pukul 10.00 wib di Ruang Mawar
RSUP Sanglah Denpasar dengan teknik wawancara,observasi,pemeriksaan fisik dan
catatan medis pasien.
1. Identitas
Pasien
Nama :Tn.MYN
Umur :64 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Suku/bangsa :Indonesia
Status perkawinan :Menikah
Pendidikan :S1
Pekerjaan :Pensiunan TNI
Alamat :Jalan Satria Pendem Jembrana
Pembayaran :BPJS
No.RM :14.06.74.99
Tanggal MRS :21 November 2014
Diagnosa Medis :Tumor Wilms
Penanggung
Nama :Tn.WD
Umur :38 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Pekerjaan :Swasta
Hubungan dengan pasien :Anak kandung
2. Alasan masuk Rumah Sakit
1) Keluhan Utama.
Perut membuncit dan semakin membesar, pasien mengeluh nyeri kepala, pasien juga
mengeluh nyeri diluka operasi.
3. Riwayat kesehatan
1) Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan.
2) Riwayat kebiasaan pasien
Pasien rajin berolahraga semenjak menjadi tni.namun setelah pension pasien lebih
banyak beraktifitas di rumah.pasien suka makan daging dan suka minuman
bersoda.pasien mengatakan di rumah pola makan kurang terkontrol.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga tidak ada memiliki riwayat seperti pasien.
4) Riwayat penyakit terdahulu
Klien mengatakan bahwa baru pertama kali klien mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan fraktur.sebelumnya pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit.
4. Data bio-psiko-sosio-spiritual
a. Bernafas
Sebelum sakit : pasien bernafas dengan normal
Saat sakit : pasien mengatakan tidak mengalami sulit bernafas
b. Makan dan minum
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi besar. Pasien
mengatakan tidak ada kesulitan untuk makan.pasien mengatakan minum kira-
kira 1-2 botol aqua (1300ml) sehari.
Saat sakit:
Ketika masuk rumah sakit pasien mengatakan nafsu makan baik,pasien
menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan.pasien minum 1-2 botol aqua
(1300ml) sehari.
c. Eliminasi
Bab
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan bab dalam seminggu kira-kira 3-4 kali dengan konsistensi
padat berwarna kecoklatan dan berbau khas.
Setelah sakit:
Pasien selama dirawat di rumah sakit sudah dapat bab satu kali dengan konsistensi
keras dan berbau khas berwarna agak gelap serta sulit untuk bab.
Bak
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan dapat bak tidak disertai nyeri atau perdarahan.dengan
konsistensi pekat dan sedikit berbau.kira-kira 5 kali sehari pasien bak.
Saat sakit:
Pasien mengatakan bak dengan konsistensi encer dan banyak.pasien selama di
rawat bak sebanyak 6 kali.pasien tidak mengetahui berapa jumlah urin yang keluar
ketika bak.
d. Gerak dan aktifitas
Sebelum sakit pasien dapat bergerak dan beraktifitas secara mandiri.masih
dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri.saat pengkajian,pasien mengatakan
sulit untuk melakukan aktifitas sendiri seperti
mandi,toileting,berpakaian,mobilitas di tt maupun berpindah.pasien tampak
dibantu dalam melakukan aktifitas seperti makan,mandi,berpindah maupun
berpakaian,kesulitan dalam merubah posisi ketika tidur.
e. Istirahat tidur
Sebelum sakit
Pasien mengatakan sering kebiasaan tidur sekitar pukul 10 malamdan bangun
pada pukul 6 pagi.
Saat sakit:
Pasien mengatakan sering terbangun di malam hari karena nyeri pada kaki
kanannya dan kesulitan untuk merubah posisi.pasien tampak lemah,mata pasien
tampak sembab,sering mengantuk di siang hari.pasien dapat tidur sekitar 6 jam.
f. Pengaturan suhu
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan suhu selalu normal.
Saat sakit:
Suhu tubuh pasien 37°c 
g. Kebersihan diri
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan mandi 2x sehari atau sesuai dengan aktifitasnya.
Saat sakit:
Pasien mengatakan sudah mandi namun di bantu keluarga.pasien senang
menggunakan jaket bermotif tentara dan pasien sangat menjaga kebersihannya.
h. Rasa nyaman
Pasien mengatakan mengalami nyeri pada kaki bagian kanan dengan skala
nyeri 7(0-10).nyeri timbul saat bergerak maupun tidak.nyeri timbul di bagian kaki
kanan dengan sensasi terbakar atau seperti ditusuk-tusuk dan tertimpa beban
berat.pasien nampak meringis kesakitan.
i. Rasa aman
Pasien mengatakan tidak cemas.pasien hanya merindukan kehadiran istrinya yang
sudah meninggal.
j. Komunikasi
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik di lingkungan sekitarnya.
Saat sakit:
Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik.saat pengkajiaan pasien
mampu mendengar perkataan perawat dengan jelas.pasien berkomunikasi dengan
bahasa indonesia.
k. Rekreasi
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit beraktivitas untuk merawat keempat anaknya
setelah sang istri meninggal.
Saat sakit:
Pasien mengatakan rindu dengan istrinya.untuk menghibur diri selama di rawat di
rumah sakit pasien sering mendengarkan lagu karya ebiet g.a.d baik secara
langsung atau memakai headphone.
l. Produktivitas
Sebelum sakit:
Pasien memanfaatkan waktu untuk melatih anaknya sebagai tni.
Saat sakit:
Pasien mengatakan tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan melatih anak-
anaknya.
Pengetahuan
Saat pengkajian,pasien terlihat sudah mengerti mengenai penyakitnya.
m. Spiritual
Sebelum dan sesudah sakit pasien mengatakan rajin sembahyang dan berdoa.
5. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum
Kesan umum :lemah
Kesadaran :compos mentis
Bentuk tubuh :kurus
Warna kulit :sawo matang
Tb/bb :165/60
Risiko jatuh :8
b. Gejala kardinal
Tekanan darah :120/80 mmhg
Suhu : 37°c 
Nadi :94x/menit
Respirasi :20x/menit
c. Keadaan fisik
a) Kepala
1. Inspeksi :
Bentuk simetris.
Rambut pendek.
Warna rambut hitam.
Distribusi rambut jarang.
Kulit kepala bersih.
b) Mata
1. Inspeksi :
Mata nampak sembab.
Bentuk mata cekung.
Reflex mata baik.
Pupil ishokor.
Lapang pandang baik.
Konjungtiva merah muda.
2. Palpasi
Mata teraba keras.
Tidak ada nyeri tekan.
3. Pemeriksaan
 Hasil pemeriksaan nervus ii (optikus), klien dapat melihat objek
(jari) dengan jelas.
 Hasil pemeriksaan nervus iii (oculomotoris reflex cahaya),pupil
kiri atau kanan tidak isokor.
 Hasil pemeriksaan nervus iv (troclearis) pergerakan bola mata baik.
 Hasil pemeriksaan nervus vi (abdusen) pergerakan bola mata ke
kiri dan kanan baik.
 Hasil pemeriksaan nervus v (trigeminus) reflex kornea baik
ditandai dengan glaberal reflex positif : mengetuk dahi di antara
kedua mata.
c) Hidung
1. Inspeksi :
Bentuk simetris.
Tidak ada secret.
Tidak ada nafas cuping hidung.
2. Palpasi :
Tidak ada pembengkakan.
Tidak ada nyeri tekan.
3. Pemeriksaan
d) Telinga
1. Inspeksi :
Bentuk simetris.
Tidak ada secret.
Pendengaran baik.
Tidak ada lesi.
2. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada massa.
3. Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan tes nervus viii (acustikus),klien dapat mendengar
bisikan.
Dapat mendengarkan garpu tala (tes rinne,weber)
e) Mulut dan gigi
1. Inspeksi :
Mukosa bibir lembab.
Keadaan gigi bersih dan lengkap.
Lidah simetris.
Warna lidah merah muda.
Tidak ada lesi.
2. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada massa.
Tidak ada pembengkakan.
3. Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan nervus x (vagus) ovula terangkat saat mengatakan “ah”.
f) Wajah
1. Inspeksi :
Wajah terlihat pucat dan lemas.
Bentuk simetris.
Tidak ada lesi.
2. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada pembengkakan.
Tidak ada massa.
g) Leher
1. Inspeksi :
Bentuk simetris
Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Arteri karotis teraba.
Tidak ada pembesaran vena jugularis.
2. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan.
Arterikarotis teraba.
Tidak ada massa
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
h) Thorax
1. Inspeksi :
Bentuk simetris.
Pergerakan dada simetris.
2. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada massa.
Pernafasan torokal ves+/+,wh-/-,rh-/-
Vibrasi/getaran bicara terasa.
3. Perkusi :
Bunyi ketukan terdengar dan terasa.
4. Auskultasi :
Tidak terdengar sumbatan aliran udara.
Suara nafas terdengar.
Nafas teratur
i) Abdomen : bentuk normal,tidak ada nyeri tekan,tidak ada lesi.
1. Inspeksi :
Bentuk normal,pergerakan baik.
2. Auskulasi :
Terdengar suara bising usus.
Suara pembuluh darah terdengar.
3. Perkusi :
Bunyi ketukan terasa dan terdengar.
Tidak ada massa.
Tidak ada nyeri tekan.
j) Ekstremitas
1. Atas :
Bentuk normal,jari-jari lengkap,infuse dipasang pada tangan sebelah kiri
pasien.kekuatan otot pada tangan kanan (5,5,5) kekuatan otot pada tangan
kiri (5,5,5).
2. Bawah :
Bentuk normal,jari kaki lengkap,kaki sebelah kanan terdapat fraktur,tidak
terdapat lesi di sekitar fraktur.refleks babinsky positif kiri refleks chaddok
positif kiri . Kekuatan otot pada kaki kanan (4,2,4). Kekuatan otot pada
kaki kiri (5,5,5).
k) Genetalia
Tidak terobservasi.
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DATA STANDAR NORMAL MASALAH


KEPERAWATAN
1. DS: 1. Pasien Nyeri akut
Pasien menyatakan melaporkan nyeri
pasien dengan merasa berkurang
tidak keadaannya dengan skala 1-3
nyaman karena nyeri 2. Ekspresi wajah
yang dirasakan pada kaki tengang
kanannya, dengan skala 3. TTV dalam
nyeri 7 (0-10). Nyeri rentang normal.
timbul saat bergerak
maupun tidak. Nyeri
timbul di bagian kaki
kanan dengan sensasi
terbakar atau seperti
ditusuk-tusuk dan
tertimpa beban berat.
DO:
Wajah pasien tampak
meringis kesakitan,
Nadi 94 x/menit,
RR; 20x/menit,
TD:120/80 mmHg,
Suhu 37 C
2. DS: 1. Pasien mampu Gangguan mobilitas
fisik
Pasien mengatakan sulit melakukan
untuk melakukan aktivitas secara
aktivitas sendiri seperti mndirin
mandi, toileting, (peningkatan).
berpakaian, mobilitas di 2. Pasien tidak
TT maupun berpindah. mengalami
DO: kesulitan dalam
Pasien tampak dibantu merubah posisi
dalam melakukan tidur.
aktivitas seperti mandi,
toileting, berpakaian,
mobilitas di TT maupun
berpindah, dan kesulitan
dalam merubah posisi
ketika tidur.

B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Pain nyeri a. Kaji nyeri secara
Pain nyeri komprehensif
Comport pain termasuk lokasi,
Setelah dilakukan karakteristik,
Asuhan keperawatan 1 x durasi, frekuensi,
24 jam d tingkat kualitas dan
kenyamanan klien faktor presipitasi.
meningkat, tingkat nyeri b. Observasi reaksi
terkontrol dengan nonverbal dari
kriterial hasil: ketidak
1. Klien nyamanan.
melaporkan nyeri c. Gunakan teknik
berkurang dg f. komunikasi
skala 1-3. terapeutik untuk
2. Ekspresi Tenang mengetahui
wajah pengalaman nyeri
3. Klien dapat klien sebelumnya.
istirahath dan d. Control factor
tidur lingkungan yang
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
e. Kurangi faktor
presipitasi nyeri.
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologis/non
farmakologis).
f. Ajarkan teknik
non farmakologis
(relaksasi,
distraksi dll)
untuk mengetasi
nyeri. Berikan
analgetik untuk
mengurangi nyeri.
g. Evaluasi tindakan
pengurang
nyeri/control
nyeri
h. Kolaborasi
dengan dokter
bila ada komplain
tentang
pemberian
analgetik tidak
berhasil.
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan askep Terapi ambulasi
fisik
2 x 24 peningkatan jam a. Kaji kemampuan
terjadi Ambulasi pasien dalam
mobilisasi, Perawatan melakukan
diri dengan: ambulasi
Tingkat kriteria hasil : b. Kolaborasi dg
a. Peningkatan fisioterapi untuk
aktivitas fisik. perencanaan
ambulasi
c. Latih pasien
ROM pasif-aktif
sesuai
kemampuan
d. Ajarkan pasien
berpindah tempat
secara bertahap
e. Evaluasi pasien
dalam
kemampuan
ambulasi
Pendidikan kesehatan
a. Edukasi pada
pasien dan
keluarga

pentingnya
ambulasi dini
b. Edukasi pada
pasien dan
keluarga tahap
ambulasi
c. Berikan
reinforcement
positip usaha
yang dilakukan
pasien.

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL/ NO IMPLEMENTASI EVALUASI
WAKTU DX
1 Senin, 25 mei 2015 1,2 Mengkaji TTV Tekanan darah: 120/80
pukil 10.00 wita dan keadaan mmhg
umum pasien Suhu: 37⁰ C
Nadi: 94 x/mnt
Respirasi: 20 x /mnt Kesan
keadaan umum: lemah
1 Mengkaji nyeri Pasien mengatakan merasa
pasien nyeri pada kaki kanannya,
dengan skala nyeri 7 (0-10).
Nyeri timbul saat bergerak
maupun tidak. Nyeri timbul
di bagian kaki kanan dengan
sensasi terbakar atau seperti
ditusuk-tusuk dan tertimpa
beban berat. Wajah pasien
tampak meringis kesakitan
2 Mengkaji Pasien mengatakan sulit
kemampuan untuk melakukan aktivitas
pasien dalam sendiri seperti mandi,
melakukan toileting, berpakaian,
ambulasi mobilitas di TT maupun
berpindah. Pasien tampak
dibantu dalam melakukan
aktivitas seperti mandi,
toileting, berpakaian,
mobilitas di TT maupun
berpindah, dan kesulitan
dalam merubah posisi
ketika tidur.

D. EVALUASI
NO HARI/TGL/WAKTU NO EVALUASI
DX
1. Kamis, 28 mei 2015 1 S:
pukul 10.00 wita Pasien menyatakan rasa nyeri pada perutnya
sudah berkurang dan nyeri sudah dapat
terkontrol dengan skala nyeri 3 (0-10). Nyeri
terasa seperti rasa perih.
O:
Wajah pasien nampak lebih tenang Tanda-
tanda vital pasien
TD: 120/80 mmhg
Suhu: 36,6⁰ C
Nadi: 82 x / mnt
Respirasi: 20 x /mnt
A:
Tujuan tercapai.
P:
Pertahankan kondisi pasien.
2. Kamis, 28 mei 2015 2 S:
pukul 10.00 wita Pasien mengatakan masih sulit untuk
melakukan aktivitas sendiri seperti mandi,
toileting, berpakaian, mobilitas di TT maupun
berpindah. Pasien mengatakan sudah mampu
dalam merubah posisi ketika tidur, namun
masih dibantu keluarga.
O:
Pasien masih tampak dibantu untuk
melakukan aktifitas sehari-hari seperti mandi,
toileting, berpakaian, mobilitas di TT maupun
berpindah.
A:
Tujuan belum tercapai.
P:
Lanjutkan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., &Dotcherman, J.M. 2008. Nursing Interventions


Classification, 5th ed. St. Louis: Mosby-Year Book.

T. Heater Herdman, dkk. NANDA nursing diagnoses: definitions and classification 2015-
2017. Philadelphia: NANDA International.

Nurarif, A.H., & Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa
Medis, NANDA, dan N0C-NIC Jilid 1. Yogyakarta: MediAction.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. 2008. Nursing Outcomes
Classification, 4 th edition. Mosby Elsevier.

Smeltzer, Suzanna C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddartedisi
8 volume 1, 2, 3. Jakarta: EGC.

Sjamsuhidajat, R, Jong, W.D.(2005). Soft Tissue Tumor dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
2. Jakarta : EGC

Nurarif A, H, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda NIC-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction Jogja.

Anda mungkin juga menyukai